Anda di halaman 1dari 22

STUDI KELAYAKAN WISATA PANTAI GUNUNG KUNYIT

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh
ELZA NOVILYANSA
NPM 1425011015

MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

0
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ............................................................................................3

A. Latar Belakang ...........................................................................................3


B. Maksud dan Tujuan Kegiatan ....................................................................5
C. Sasaran Kegiatan ........................................................................................5
D. Manfaat Kegiatan .......................................................................................5

II. METODE PENELITIAN .................................................................................6

A. Metode Pengambilan Data .........................................................................6


B. Analisis Data ..............................................................................................6

III. HASIL STUDI KELAYAKAN ........................................................................9

A. Potensi Wisata di Pantai Gunung Kunyit ...................................................9


B. Analisis kesesuaian untuk kegiatan wisata pantai .....................................9
C. Suhu udara................................................................................................10
D. Kecepatan angin .......................................................................................10
E. Karakteristik pengunjung Pantai Gunung Kunyit ....................................11
F. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan pengunjung Pantai
Gunung Kunyit .........................................................................................11
G. Potensi ekologi dan potensi budaya .........................................................12
H. Sarana dan prasarana pendukung yang ada di Pantai Gunung Kunyit .....12
I. Karakteristik Sosial Ekonomi ..................................................................13
J. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan PotensiWisata di Pantai
Gunung Kunyit .........................................................................................14
K. Peran serta dalam monitoring dan evaluasi .............................................14
L. Persepsi masyarakat sekitar tentang tingkat keamanan Pantai Gunung
Kunyit jika dikembangkan sebagai kawasan ekowisata ..........................15

1
IV. PEMBAHASAN POTENSI WISATA DI PANTAI GUNUNG KUNYIT ...16

A. Potensi alam .............................................................................................16


B. Potensi ekologi dan potensi budaya .........................................................16
C. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan PotensiWisata di Pantai
Gunung Kunyit .........................................................................................18
D. Strategi kebijakan dalam pengembangan potensi wisata di Pantai Gunung
Kunyit .......................................................................................................19

V. KESIMPULAN ...............................................................................................20

2
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung yang sudah

selayaknya menjadi contoh bagi ibukota kabupaten lain yang ada di Propinsi

tersebut. Sebelah timur Kota Bandar Lampung berbatasan langsung dengan laut

jawa yang merupakan teluk lampung sehingga banyak terdapat permukiman di

wilayah pesisir pantai.

Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya

wilayah ini merupakan suatu wilayah yang unik secara geologis, ekologis, dan

merupakan wilayah biologis yang sangat penting bagi banyak kehidupan di

daratan dan di perairan, termasuk manusia.

Potensi pariwisata pantai yang dimiliki oleh Propinsi Lampung belum seluruhnya

dikembangkan dengan optimal, salah satunya adalah potensi pariwisata yang ada

di Kota Bandar Lampung yaitu tepatnya di daerah permukiman Gunung Kunyit

yang berbatasan langsung dengan laut yang terletak di pinggir jalan besar.

Wilayah pesisir unik dari segi ekonomi karena wilayah ini menyediakan ruang

bagi aktivitas manusia yang menghasilkan manfaat ekonomi yang besar. Selain

itu, wilayah pesisir merupakan susunan dari ekosistem dan sumberdaya yang

sangat beragam, sehingga pesisir merupakan wilayah yang strategis bagi kondisi

ekonomi dan kesejahteraan sosial serta pembangunan negara (Cincin-Sain dan

Robert, 1998).

3
Meningkatnya jumlah pemukiman di kawasan pesisir Kota Bandar Lampung tidak

seiring dengan peningkatan pembangunan sistem sanitasi permukiman yang baik.

Hal ini terlihat dari banyaknya penduduk khususnya yang bermukim diwilayah

pesisir yang membuang air besar sembarangan (BABS) hal ini terjadi dikarenakan

sebagian besar penduduk di wilayah pesisir tersebut belum mempunyai jamban

yang sehat ataupun septictank yang kedap sesuai SNI. Kondisi tersebut secara

otomatis akan menciptakan permukiman kumuh, terjadinya pencemaran air laut

dan timbulnya berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh sistem sanitasi

yang buruk.

Untuk meminimalisir kondisi di atas sangat dibutuhkan pembangunan Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu yang mampu menampung air limbah baik

grey water maupun black water pada skala kelurahan yang ada di sekitar lokasi

dalam hal ini adalah lokasi Gunung Kunyit Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar

Lampung. IPAL terpadu sudah banyak dilakukan di beberapa propinsi lain namun

IPAL ini dibangun sedikit berbeda karena di atas lahan IPAL tersebut dibangun

Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan kebun tanaman hidroponik (sayur dan buah)

dengan memanfaatkan hasil olahan air Limbah kemudian di dalam kebun tersebut

terdapat arena bermain, perpustakaan dan jogging track serta sarana lainnya yang

dapat mendukung aktifitas manusia sehingga dapat saling berinteraksi dan yang

akan menjadi lebih menarik lagi lokasi IPAL dan RTH tersebut berada di pinggi

laut sehingga akan menimbulkan pemandangan yang berbeda dari RTH lainnya.

Sistem instalasi penerangan dan mesin penggerak untuk pengairan pada IPAL

tersebut dibuat dengan bantuan listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya (Bio

Solar)

4
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan

pembangunan IPAL dan RTH di wilayah pesisir ditinjau dari sektor ekonomi,

sosial, budaya dan sebagainya.

Sedangkan Tujuannya adalah untuk memberikan masukkan dan mendorong

pemerintah dalam menciptakan Kota yang bersih, indah, sehat dan nyaman.

C. Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersususnnya sebuah studi tentang kelayakan atas

pembangun infrastruktur IPAl yang segaligus berfung sebagai RTH yang dapat

dijadikan lokasi wisata di Kota Bandar Lampung

D. Manfaat Kegiatan

Manfaat yang kita dapat jika ide ini dapat diterapkan khususnya di wilayah rawan

kumuh seperti di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung yaitu :

1. Menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Pesisir Kota Bandar

Lampung

2. Menambah PAD Kota Bandar Lampung

3. Berkurangnya permukiman kumuh Kota Bandar Lampung dan

meningkatkan kesahatan masyarakat

4. Sebagai tempat ruang publik sebagai tempat sosialisasi bagi warga sekitar.

5
II. METODE PENELITIAN

A. Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan di lapangan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer yang diambil adalah data kondisi fisik pantai seperti kemiringan pantai,

kecepatan arus, dan pasang surut. Data sekunder yang diambil adalah melalui

wawancara kepada Dinas/Instansi pemerintahan yang terkait, melalui studi

literatur/studi pustaka, jurnal penelitian di lokasi lain dan buku-buku yang terkait

dengan penelitian ini. Pengambilan data juga dilakukan dengan cara wawancara,

observasi/pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuisioner oleh

masyarakat sekitar.

B. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan salah satu metode analisis data yang

sederhana dan mampu memberikan informasi-informasi penting dari suatu

penelitian. Analisis deskriptif dilakukan dengan observasi langsung di

lapangan. Data yang diambil yaitu data primer mengenai karakteristik

wilayah pesisir tersebut seperti lebar pantai, kemiringan pantai, kecepatan

arus, dan lain sebagainya sehingga dapat diketahui apakah pantai tersebut

layak untuk dijadikan sebagai kawasan wisata pantai.

6
2. Analisis kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi

Matriks kesesuaian disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter

untuk mendukung kegiatan pada wilayah pantai. Kesesuaian lahan untuk

wisata pantai kategori rekreasi mempertimbangkan 10 parameter, yaitu

kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan,

kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota

berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Hasil persentase kesesuaian yang

diperoleh dari perhitungan dikategorikan menjadi 4 klasifikasi penilaian,

yaitu kategori S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai bersyarat),

kategori N (tidak sesuai).

3. Analisis peran serta masyarakat pesisir

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi peran serta masyarakat

pesisir dalam pengembangan potensi wisata di Pantai Gunung Kunyit

adalah dengan wawancara secara langsung kepada masyarakat sekitar

Pantai Gunung Kunyit tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

dalam mengembangkan potensi wisata yaitu wisata pantai di Pantai

Gunung Kunyit tersebut.

4. Analisis SWOT

Peran serta pemerintah daerah setempat sangat diperlukan untuk

mengembangkan potensi wisata sumberdaya alam di wilayah pesisir. Oleh

karena itu, masyarakat di sekitar pantai tersebut bersama pemerintah

daerah setempat bekerjasama untuk melakukan analisis kebijakan dalam

pengembangan potensi wisata di Pantai Gunung Kunyittersebut.

7
Analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan Analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, dan Threath). AnalisisSWOT merupakan alat

analisis yang penting untuk membantu mengembangkan 4 tipe strategi

dengan menggunakan semua faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

dan eksternal (peluang dan ancaman) yang ada. Empat macam strategi

tersebut adalah :

1). Strategi S-O, memanfaatkan kekuatan secara maksimal untuk

mendapatkan peluang.

2). Strategi S-T, memanfaatkan kekuatan secara maksimal untuk

mengantisipasi ancaman, dan berusaha menjadikannya sebagai peluang

(opportunity).

3). Strategi W-O, meminimumkan kelemahan untuk meraih peluang.

4). Strategi W-T, meminimumkan kelemahan untuk menghindar dari

ancaman (threath).

8
III. HASIL STUDI KELAYAKAN

A. Potensi Wisata di Pantai Gunung Kunyit

1. Potensi alam

Pantai Gunung Kunyit memiliki keindahan alam yang menarik yaitu pasir

pantai yang berwarna putih kecoklatan, air laut yang jernih dan sejuk,

pemandangan alam yang indah, panorama matahari terbenam di sore

hari dan pelangi yang indah sehingga pengunjung banyak yang berminat

untuk datang ke pantai tersebut. Pantai Gunung Kunyit berbentuk teluk

dan pantai ini terletak di Kelurahan Bumi Waras Teluk Betung Kota

Bandar Lampung. Pantai Gunung Kunyit ini bisa terjangkau oleh para

wisatawan domestik dan mancanegara baik dengan menggunakan sepeda

motor maupun dengan menggunakan mobil karena pantai ini lokasinya

dekat dengan jalan raya.

Secara umum, responden masyarakat sekitar dan pengunjung menyatakan

bahwa keindahan Pantai Gunung Kunyit termasuk dalam kategori baik,

hal ini didukung oleh pendapat masyarakat sekitar dan pengunjung yang

menjadi responden yaitu sebanyak 46,67 % dan 36,67 % .

B. Analisis kesesuaian untuk kegiatan wisata pantai

Analisis kesesuaian wilayah digunakan untuk mengetahui kesesuaian peruntukan

wilayah sebagai kawasan wisata pantai dengan menggunakan Indeks Kesesuaian

9
Wisata (IKW). Analisis kesesuaian diukur dengan memberikan bobot dan skor

pada parameter (faktor pembatas). Nilai kesesuaian wisata Pantai Gunung Kunyit

termasuk pada kriteria S2 yaitu sesuai. Hasil perhitungan IKW Pantai Gunung

Kunyit yang diperoleh yaitu 80,95 %. Tetapi Pantai Gunung Kunyit ini belum

tentu layak untuk dijadikan sebagai kawasan wisata jika dilihat dari hasil

perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata pantai tersebut.

C. Suhu udara

Suhu udara merupakan parameter yang dapat mempengaruhi cuaca. Suhu udara

tersebut dapat mengetahui seberapa kering ataupun basah dari suatu wilayah.

Suhu udara rata-rata di Kota Bandar lampung yaitu 26,14 0C per tahun, suhu

udara rata-rata minimum terjadi pada bulan November yaitu 25,7 0C, dan suhu

udara rata-rata maksimum terjadi pada bulan Januari, Mei, dan Juni yaitu 26,4

0
C.

D. Kecepatan angin

Dilihat dari dinamika pantai, angin mempunyai pengaruh yang penting terhadap

pembentukan gelombang, arus air, perpindahan pasir, dan pembentukan gumuk

pasir. Perubahan musim menyebabkan perubahan arah dan kecepatan angin.

Kecepatan angin rata-rata dalam setahun di Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 6

knot/jam. Kecepatan angin maksimum bisa mencapai 14 knot/jam dengan arah

angin terbanyak berasal dari utara.

10
E. Karakteristik pengunjung Pantai Gunung Kunyit

Karakteristik pengunjung Pantai Gunung Kunyit yang menjadi pekerjaan, dan

pendapatan per bulan. Berdasarkan kelompok umur, pengunjung yang menjadi

responden dibagi menjadi lima kelompok umur yaitu kelompok umur 12-16

tahun, umur 17-21 tahun, umur 22-26 tahun, umur 27-31 tahun, dan umur 32-

36 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung yang menjadi responden

terdiri dari empat kelompok yaitu tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Perguruan Tinggi (S1).

Berdasarkan pekerjaan, pengunjung Pantai Gunung Kunyit yang menjadi

responden terdiri dari enam kelompok yaitu tidak bekerja, wiraswasta, mahasiswa,

pelajar, guru, dan penjahit. Berdasarkan tingkat pendapatan, pengunjung yang

datang ke Pantai Gunung Kunyit memiliki penghasilan yang berbeda-beda, antara

lain kurang dari Rp. 500.000, antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 1.000.000

dan tidak berpenghasilan.

F. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan pengunjung


Pantai Gunung Kunyit

Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Pantai Gunung Kunyit adalah

menangkap ikan dengan menggunakan jala, jaring, pukat pantai, pancing dan lain-

lain. Ikan hasil tangkapan tersebut digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari dan

ada juga yang langsung dijual ke pasar.

11
Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di Pantai Gunung Kunyit yaitu melihat

pemandangan, berenang, memancing, jalan-jalan menikmati panorama,

berolahraga seperti bermain, dan lain-lain.

G. Potensi ekologi dan potensi budaya

Berbagai biota/organisme juga ditemukan di Pantai Gunung Kunyit seperti

kepiting yang bersembunyi di lubang-lubang pasir, siput pasir, bintang laut, dan

juga kerang.

Budaya masyarakat dapat berfungsi sebagai atraksi wisata, baik untuk menambah

waktu tinggal pengunjung atau memberikan kepuasan dan pengalaman yang

menarik bagi pengunjung.

H. Sarana dan prasarana pendukung yang ada di Pantai Gunung Kunyit

Perkembangan wilayah pesisir sangat ditentukan oleh potensiyang dimilikinya

dan juga didukung oleh sarana dan prasarana sebagai penunjang pengelolaan

potensi tersebut. Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan di Pantai

Gunung Kunyit yaitu toilet, arena bermain anak-anak, tempat penginapan (hotel),

rumah makan, tempat ibadah (aula), pondok, tempat sampah, kios souvenir, kios

makanan dan minuman, tempat parkir dan lain- lain. Persepsi yang dikemukakan

oleh masyarakat sekitar adalah sama terhadap sarana dan prasarana di Pantai

Gunung Kunyit yaitu tidak ada. Hal ini disebabkan karena Pantai Gunung Kunyit

tersebut masih alami (masih belum dibangun sarana dan prasarana) untuk

kegiatan wisata sehingga diperlukan bantuan dari pemerintah daerah dan instansi

12
terkait lainnya untuk membangun sarana dan prasarana jika Pantai Gunung

Kunyit tersebut dijadikan sebagai kawasan wisata.

I. Karakteristik Sosial Ekonomi

Kelurahan Bumi Waras terletak memiliki luas wilayah 7,16 km2 dan memiliki

jumlah penduduk sebanyak 3570 orang dengan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 1824 orang dan jumlah penduduk perempuan 1746 orang dan terdiri

dari 32 RT (Rukun Tetangga), 14 RW (Rukun Warga). (asumsi)

Karakteristik sosial ekonomi penduduk Kelurahan Bumi Waras juga dapat dilihat

dari kelompok umur, tingkat pendidikan masyarakat, mata pencaharian, dan

jumlah penghasilan per bulan. Berdasarkan hasil kuisioner, kelompok umur

masyarakat sekitar Pantai Gunung Kunyit yang menjadi responden terdiri dari

kelompok umur 28-32 tahun, 33-37 tahun, 38-42 tahun, 43-47 tahun, 48-52 tahun

dan 53-57 tahun. Tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi responden terdiri

dari tamat Sekolah Dasar (SD), tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tamat

Sekolah Menengah Atas (SMA), dan tamat Perguruan Tinggi (PT). Mata

pencaharian masyarakat yang menjadi responden antara lain petani, wiraswasta,

PNS (Pegawai Negeri Sipil), Rohaniawan, dan Penyuluh Pertanian. Jumlah

penghasilan per bulan masyarakat yang menjadi responden terdiri dari empat

kelompok yaitu berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000, berpenghasilan antara

Rp. 500.000 Rp. 1.000.000, berpenghasilan antara Rp. 1.000.000 Rp.

2.000.000 dan berpenghasilan lebih dari Rp. 2.000.000.

13
J. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan PotensiWisata di Pantai
Gunung Kunyit

a). Peran serta dalam perencanaan dan pelaksanaan

Peran serta masyarakat dalam perencanaan pengembangan potensi wisata

di Pantai Gunung Kunyit dapat diketahui melalui wawancara langsung

kepada tokoh masyarakat maupun pemilik lahan di sekitar Pantai Gunung

Kunyit. Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan, masyarakat sekitar

sudah memiliki perencanaan dalam pengembangan potensi wisata di

Pantai Gunung Kunyit tetapi perencanaan tersebut tidak dapat terlaksana

karena adanya beberapa kendala, yaitu kurangnya dana/biaya yang

dibutuhkan dalam pengembangan potensi wisata di Pantai Gunung

Kunyit, kurangnya Sumber Daya Manusia/tenaga ahli dan kurangnya

pemahaman masyarakat tentang ekowisata. Masyarakat sekitar memiliki

keterlibatan/peran serta yang cukup tinggi dalam pengembangan potensi

wisata di Pantai Gunung Kunyit yaitu dengan menjual makanan dan

minuman tanpa membuka kios pada waktu pengunjung banyak yang

datang dan juga membersihkan sampah yang ada di sekitar Pantai Gunung

Kunyit tersebut.

K. Peran serta dalam monitoring dan evaluasi

Monitoring memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas kegiatan dan

permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan. Monitoring dilakukan

dengan melibatkan seluruh pihak yang ada. Setelah dilakukan monitoring,

kemudian dilakukan evaluasi bersama secara terpadu dengan melibatkan seluruh

pihak yang berkepentingan (stakeholders). Melalui evaluasi ini akan diketahui

14
kelemahan dan kelebihan dari perencanaan yang ada untuk perbaikan tahap

pelaksanaan selanjutnya. Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan, peran serta

masyarakat dalam tahap monitoring dan evaluasi belum dapat dilakukan karena

peran serta masyarakat dalam tahap perencanaan belum dilaksanakan. Tahap

monitoring dan evaluasi dapat dilakukan jika tahap perencanaan sudah

dilaksanakan dalam pengembangan potensi wisata yang ada di Pantai Gunung

Kunyit.

L. Persepsi masyarakat sekitar tentang tingkat keamanan Pantai Gunung


Kunyit jika dikembangkan sebagai kawasan ekowisata

Dari hasil kuisioner, tingkat keamanan Pantai Gunung Kunyit jika dikembangkan

sebagai kawasan wisata termasuk dalam kategori aman. Hal ini dibuktikan oleh

pendapat masyarakat sekitar yang merasa tidak terganggu jika Pantai Gunung

Kunyit dikembangkan sebagai kawasan wisata yaitu sebanyak 93,33 %. Tetapi

ada juga masyarakat sekitar yang merasa terganggu jika Pantai Gunung Kunyit

dikembangkan sebagai kawasan ekowisata yaitu sebanyak 6,67 %.

Masyarakat yang terganggu merasa bahwa dengan dijadikannya Pantai Gunung

Kunyit sebagai kawasan ekowisata akan merusak lahan perkebunan milik

masyarakat yang biasanya mereka jadikan sebagai sumber mata pencaharian.

Masyarakat yang tidak terganggu merasa bahwa dengan dijadikannya Pantai

Gunung Kunyit sebagai kawasan wisata akan memberikan dampak positif secara

tidak langsung terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

15
IV. PEMBAHASAN POTENSI WISATA DI PANTAI

GUNUNG KUNYIT

A. Potensi alam

Potensi alam di Pantai Gunung Kunyit memberikan perhatian yang cukup

menarik bagi pengunjung yang datang. Potensi wisata adalah semua objek baik

objek alam, budaya dan buatan yang memerlukan banyak penanganan agar dapat

memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan (Damanik dan Weber, 2006).Potensi

alam di Pantai Gunung Kunyit dapat dikembangkan menjadi kawasan/objek

wisata dengan memperhatikan sumber daya alam yang ada di wilayah pesisir

tersebut. Hal ini mengacu pada Dahuri, dkk. (2004) yang menyatakan bahwa

sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih

(renewable resources) dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih (unrenewable

resources).

B. Potensi ekologi dan potensi budaya

Potensi ekologi adalah keadaan dan jenis flora (tumbuhan) maupun fauna

(hewan) suatu daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, danau,

waduk, dan lain-lain (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang

dimiliki oleh alam jika dikembangkan secara berkelanjutan harus memperhatikan

keadaan lingkungan (keadaan ekologi) di sekitar daerah tersebut sehingga akan

dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah/objek wisatatersebut. Hal

ini mengacu pada Tuwo (2011) yang menyatakan bahwa pendekatan


berkelanjutan harus dapat menjamin kelestarian lingkungan yaitu: (1) menjaga

tetap berlangsungnya proses ekologis yang mendukung sistem kehidupan; (2)

melindungi keanekaragaman hayati; dan (3) menjamin kelestarian dan

memanfaatkan jenis organisme dan ekosistemnya untuk mengimplementasi,

mengidentifikasi target serta mendapatkan tujuan pada rencana tersebut. Tujuan

masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pengembangan pariwisata adalah untuk

menggali permasalahan dan potensi pariwisata yang ada di masyarakat, menggali

tantangan, serta peluang yang dihadapi dengan menggunakan sumberdaya lokal

atas prinsip pemberdayaan masyarakat adalah potensi pengembangan pariwisata

dengan memperhatikan karakteristik sosial ekonomi masyarakat sekitar Pantai

Gunung Kunyit. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat tersebut dapat

dimanfaatkan dalam pengembangan pariwisata, salah satunya yaitu dengan

melihat jumlah masyarakat yang dapat dilibatkan. Hal ini mengacu kepada Atta,

dkk (2013) yang menyatakan bahwa konsep ekowisata lebih baik jika

dikembangkan lagi dengan konsep ekowisata berbasis masyarakat atau

Community Based Ecotourism (CBE). Ekowisata berbasis masyarakatadalah pola

pengembangan ekowisata yangmendukung dan memungkinkan keterlibatan

penuhmasyarakat setempat dalamperencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan

usaha ekowisata dan segala keuntunganyang diperoleh.

17
C. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan PotensiWisata di Pantai
Gunung Kunyit

1). Peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

Perencanaan adalah kegiatan merencanakan sesuatu yang bergunapihak

yang terkait di dalamnya, seperti masyarakat itu sendiri, tenaga

pendamping lapangan dan pihak lainnya. Selain itu juga diperlukan

koordinasi dan keterpaduan antar sektor dan stakeholderyang ada

sehingga tidak terjadi tumpang tindih kepentingan dan ego sektoral.Peran

serta masyarakat dalam pelaksanaan ini bertujuan agar masyarakat tidak

hanya menikmati hasil yang diperoleh tetapi juga berperan dalam

pengembangan potensi pariwisata tersebut sehingga masyarakat dapat

menikmati keuntungan yang optimal dari pengembangan pariwisata dan

juga dapat menambah sumber pendapatan masyarakat.

2). Peran serta masyarakat dalam monitoring dan evaluasi

Peran serta masyarakat dalam monitoring dan evaluasi bertujuan untuk

mengetahui sudah sejauh mana peran serta masyarakat dalam pelaksanaan

pengembangan potensi wisata yang ada di Pantai Gunung Kunyit. Peran

serta dalam monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melibatkan seluruh

pihak yang berkepentingan (stakeholders) seperti pemerintah daerah,

masyarakat lokal, investor/swasta, instansi sektoral, perguruan tinggi dan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Zamani dan Darmawan, 2000).

18
D. Strategi kebijakan dalam pengembangan potensi wisata di Pantai
Gunung Kunyit

Strategi kebijakan dalam pengembangan potensi wisata di Pantai Gunung

Kunyit dilakukan melalui analisis SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity, dan Threath). Beberapa hal yang dilakukan dalam analisis

SWOT adalah mengidentifikasi beberapa variabel yang termasuk faktor

internal dan factor eksternal kemudian dimasukkan ke dalam matriks

SWOT.

19
V. KESIMPULAN

Dari pembahsan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Lokasi Pantai gunung Kunyit sangat layak untuk dijasikan lokasi wisata

pantai sekaligus tempat area untuk sosialisai masyarakat sekitar dengan

menyediakan beberapa sarana dan prasarana penunjang yang tepat.

2. Lokasi ini dapat menyuplai Oksigen dengan dibuatnya taman hidroponik

hasil pengolahan air limnah yang ada di bawah area tersebut dan menjadi

tempat yang nyaman bagi wisatawan untuk relaksasi.

3. Wisata pantai ini akan memberikan income yang besar bagi pemerintahan

Kota Bandar Lampung dikarenakan wisata ini akan mengundang banya

wisatawan baik lokal maupun mancanegara sehingga secara tidak

langsung perekonomian masyarakat sekitar akan ikut berkembang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Atta, M., Hakim, M., Yanuwiadi. 2013 Analisis dan Potensi dan arahan strategis
Kebijakan Pengembangan Desa Ekowisata Di Kecamatan Bumiaji-Kota
Batu. Journal Of Indonesia Tourism and Development Studies.
Volume 1, No. 2, Hal 68-78.

Cincin-Sain B., and Robert W.B. 1998. Integrated Coastal and Ocean
Management. Concepts and Practices. Island Press Washington, DC.
Covello,California.

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan ke dua.
Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta.

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan ke tiga.
Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta.

Damanik, J. dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi


Pariwisata (PUSPAR) UGM dan ANDI. Yogyakarta.

Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. PT. (Persero) Perhutani


dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogjakarta.

Fandeli, C dan Muchlison. 2000. Pengantar Ekowisata. Fakultas


KehutananUniversitas Gadjah Mada. Jogjakara. Kuncoro, Mudrajad.
2004. Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir Dan Laut;Pendekatan Ekologi,


Sosial-Ekonomi, Kelembagaan, dan Sarana Wilayah. Brilian
Internasional (International Brilliant). Surabaya. Wulandari, F.R. 2012.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pantai dalam Pengembangan
Pariwisata dan Kelestarian Lingkungan Hayati Daerah Pantai. Jurnal
Universitas Terbuka, Jakarta.

Zamani, N.P. dan Darmawan, 2000. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu


Berbasis Masyarakat. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan
(PKSDPL) IPB, Bogor.

21

Anda mungkin juga menyukai