Oleh
ELZA NOVILYANSA
NPM 1425011015
0
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................3
1
IV. PEMBAHASAN POTENSI WISATA DI PANTAI GUNUNG KUNYIT ...16
V. KESIMPULAN ...............................................................................................20
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selayaknya menjadi contoh bagi ibukota kabupaten lain yang ada di Propinsi
tersebut. Sebelah timur Kota Bandar Lampung berbatasan langsung dengan laut
Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya
wilayah ini merupakan suatu wilayah yang unik secara geologis, ekologis, dan
Potensi pariwisata pantai yang dimiliki oleh Propinsi Lampung belum seluruhnya
dikembangkan dengan optimal, salah satunya adalah potensi pariwisata yang ada
yang berbatasan langsung dengan laut yang terletak di pinggir jalan besar.
Wilayah pesisir unik dari segi ekonomi karena wilayah ini menyediakan ruang
bagi aktivitas manusia yang menghasilkan manfaat ekonomi yang besar. Selain
itu, wilayah pesisir merupakan susunan dari ekosistem dan sumberdaya yang
sangat beragam, sehingga pesisir merupakan wilayah yang strategis bagi kondisi
Robert, 1998).
3
Meningkatnya jumlah pemukiman di kawasan pesisir Kota Bandar Lampung tidak
Hal ini terlihat dari banyaknya penduduk khususnya yang bermukim diwilayah
pesisir yang membuang air besar sembarangan (BABS) hal ini terjadi dikarenakan
yang sehat ataupun septictank yang kedap sesuai SNI. Kondisi tersebut secara
dan timbulnya berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh sistem sanitasi
yang buruk.
Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu yang mampu menampung air limbah baik
grey water maupun black water pada skala kelurahan yang ada di sekitar lokasi
dalam hal ini adalah lokasi Gunung Kunyit Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar
Lampung. IPAL terpadu sudah banyak dilakukan di beberapa propinsi lain namun
IPAL ini dibangun sedikit berbeda karena di atas lahan IPAL tersebut dibangun
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan kebun tanaman hidroponik (sayur dan buah)
dengan memanfaatkan hasil olahan air Limbah kemudian di dalam kebun tersebut
terdapat arena bermain, perpustakaan dan jogging track serta sarana lainnya yang
dapat mendukung aktifitas manusia sehingga dapat saling berinteraksi dan yang
akan menjadi lebih menarik lagi lokasi IPAL dan RTH tersebut berada di pinggi
laut sehingga akan menimbulkan pemandangan yang berbeda dari RTH lainnya.
Sistem instalasi penerangan dan mesin penggerak untuk pengairan pada IPAL
tersebut dibuat dengan bantuan listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya (Bio
Solar)
4
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan
pembangunan IPAL dan RTH di wilayah pesisir ditinjau dari sektor ekonomi,
pemerintah dalam menciptakan Kota yang bersih, indah, sehat dan nyaman.
C. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah tersususnnya sebuah studi tentang kelayakan atas
pembangun infrastruktur IPAl yang segaligus berfung sebagai RTH yang dapat
D. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang kita dapat jika ide ini dapat diterapkan khususnya di wilayah rawan
1. Menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Pesisir Kota Bandar
Lampung
4. Sebagai tempat ruang publik sebagai tempat sosialisasi bagi warga sekitar.
5
II. METODE PENELITIAN
Data yang dikumpulkan di lapangan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yang diambil adalah data kondisi fisik pantai seperti kemiringan pantai,
kecepatan arus, dan pasang surut. Data sekunder yang diambil adalah melalui
literatur/studi pustaka, jurnal penelitian di lokasi lain dan buku-buku yang terkait
dengan penelitian ini. Pengambilan data juga dilakukan dengan cara wawancara,
masyarakat sekitar.
B. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
arus, dan lain sebagainya sehingga dapat diketahui apakah pantai tersebut
6
2. Analisis kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi
4. Analisis SWOT
7
Analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan Analisis SWOT (Strength,
dan eksternal (peluang dan ancaman) yang ada. Empat macam strategi
tersebut adalah :
mendapatkan peluang.
(opportunity).
ancaman (threath).
8
III. HASIL STUDI KELAYAKAN
1. Potensi alam
Pantai Gunung Kunyit memiliki keindahan alam yang menarik yaitu pasir
pantai yang berwarna putih kecoklatan, air laut yang jernih dan sejuk,
hari dan pelangi yang indah sehingga pengunjung banyak yang berminat
dan pantai ini terletak di Kelurahan Bumi Waras Teluk Betung Kota
Bandar Lampung. Pantai Gunung Kunyit ini bisa terjangkau oleh para
hal ini didukung oleh pendapat masyarakat sekitar dan pengunjung yang
9
Wisata (IKW). Analisis kesesuaian diukur dengan memberikan bobot dan skor
pada parameter (faktor pembatas). Nilai kesesuaian wisata Pantai Gunung Kunyit
termasuk pada kriteria S2 yaitu sesuai. Hasil perhitungan IKW Pantai Gunung
Kunyit yang diperoleh yaitu 80,95 %. Tetapi Pantai Gunung Kunyit ini belum
tentu layak untuk dijadikan sebagai kawasan wisata jika dilihat dari hasil
C. Suhu udara
Suhu udara merupakan parameter yang dapat mempengaruhi cuaca. Suhu udara
tersebut dapat mengetahui seberapa kering ataupun basah dari suatu wilayah.
Suhu udara rata-rata di Kota Bandar lampung yaitu 26,14 0C per tahun, suhu
udara rata-rata minimum terjadi pada bulan November yaitu 25,7 0C, dan suhu
udara rata-rata maksimum terjadi pada bulan Januari, Mei, dan Juni yaitu 26,4
0
C.
D. Kecepatan angin
Dilihat dari dinamika pantai, angin mempunyai pengaruh yang penting terhadap
Kecepatan angin rata-rata dalam setahun di Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 6
10
E. Karakteristik pengunjung Pantai Gunung Kunyit
responden dibagi menjadi lima kelompok umur yaitu kelompok umur 12-16
tahun, umur 17-21 tahun, umur 22-26 tahun, umur 27-31 tahun, dan umur 32-
terdiri dari empat kelompok yaitu tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD),
responden terdiri dari enam kelompok yaitu tidak bekerja, wiraswasta, mahasiswa,
lain kurang dari Rp. 500.000, antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 1.000.000
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Pantai Gunung Kunyit adalah
menangkap ikan dengan menggunakan jala, jaring, pukat pantai, pancing dan lain-
lain. Ikan hasil tangkapan tersebut digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari dan
11
Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di Pantai Gunung Kunyit yaitu melihat
kepiting yang bersembunyi di lubang-lubang pasir, siput pasir, bintang laut, dan
juga kerang.
Budaya masyarakat dapat berfungsi sebagai atraksi wisata, baik untuk menambah
dan juga didukung oleh sarana dan prasarana sebagai penunjang pengelolaan
Gunung Kunyit yaitu toilet, arena bermain anak-anak, tempat penginapan (hotel),
rumah makan, tempat ibadah (aula), pondok, tempat sampah, kios souvenir, kios
makanan dan minuman, tempat parkir dan lain- lain. Persepsi yang dikemukakan
oleh masyarakat sekitar adalah sama terhadap sarana dan prasarana di Pantai
Gunung Kunyit yaitu tidak ada. Hal ini disebabkan karena Pantai Gunung Kunyit
tersebut masih alami (masih belum dibangun sarana dan prasarana) untuk
kegiatan wisata sehingga diperlukan bantuan dari pemerintah daerah dan instansi
12
terkait lainnya untuk membangun sarana dan prasarana jika Pantai Gunung
Kelurahan Bumi Waras terletak memiliki luas wilayah 7,16 km2 dan memiliki
sebanyak 1824 orang dan jumlah penduduk perempuan 1746 orang dan terdiri
Karakteristik sosial ekonomi penduduk Kelurahan Bumi Waras juga dapat dilihat
masyarakat sekitar Pantai Gunung Kunyit yang menjadi responden terdiri dari
kelompok umur 28-32 tahun, 33-37 tahun, 38-42 tahun, 43-47 tahun, 48-52 tahun
dan 53-57 tahun. Tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi responden terdiri
dari tamat Sekolah Dasar (SD), tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tamat
Sekolah Menengah Atas (SMA), dan tamat Perguruan Tinggi (PT). Mata
penghasilan per bulan masyarakat yang menjadi responden terdiri dari empat
13
J. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan PotensiWisata di Pantai
Gunung Kunyit
datang dan juga membersihkan sampah yang ada di sekitar Pantai Gunung
Kunyit tersebut.
14
kelemahan dan kelebihan dari perencanaan yang ada untuk perbaikan tahap
pelaksanaan selanjutnya. Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan, peran serta
masyarakat dalam tahap monitoring dan evaluasi belum dapat dilakukan karena
Kunyit.
Dari hasil kuisioner, tingkat keamanan Pantai Gunung Kunyit jika dikembangkan
sebagai kawasan wisata termasuk dalam kategori aman. Hal ini dibuktikan oleh
pendapat masyarakat sekitar yang merasa tidak terganggu jika Pantai Gunung
ada juga masyarakat sekitar yang merasa terganggu jika Pantai Gunung Kunyit
Gunung Kunyit sebagai kawasan wisata akan memberikan dampak positif secara
15
IV. PEMBAHASAN POTENSI WISATA DI PANTAI
GUNUNG KUNYIT
A. Potensi alam
menarik bagi pengunjung yang datang. Potensi wisata adalah semua objek baik
objek alam, budaya dan buatan yang memerlukan banyak penanganan agar dapat
memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan (Damanik dan Weber, 2006).Potensi
wisata dengan memperhatikan sumber daya alam yang ada di wilayah pesisir
tersebut. Hal ini mengacu pada Dahuri, dkk. (2004) yang menyatakan bahwa
sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih
(renewable resources) dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih (unrenewable
resources).
Potensi ekologi adalah keadaan dan jenis flora (tumbuhan) maupun fauna
(hewan) suatu daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, danau,
waduk, dan lain-lain (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang
melihat jumlah masyarakat yang dapat dilibatkan. Hal ini mengacu kepada Atta,
dkk (2013) yang menyatakan bahwa konsep ekowisata lebih baik jika
17
C. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan PotensiWisata di Pantai
Gunung Kunyit
18
D. Strategi kebijakan dalam pengembangan potensi wisata di Pantai
Gunung Kunyit
SWOT.
19
V. KESIMPULAN
Dari pembahsan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Lokasi Pantai gunung Kunyit sangat layak untuk dijasikan lokasi wisata
hasil pengolahan air limnah yang ada di bawah area tersebut dan menjadi
3. Wisata pantai ini akan memberikan income yang besar bagi pemerintahan
20
DAFTAR PUSTAKA
Atta, M., Hakim, M., Yanuwiadi. 2013 Analisis dan Potensi dan arahan strategis
Kebijakan Pengembangan Desa Ekowisata Di Kecamatan Bumiaji-Kota
Batu. Journal Of Indonesia Tourism and Development Studies.
Volume 1, No. 2, Hal 68-78.
Cincin-Sain B., and Robert W.B. 1998. Integrated Coastal and Ocean
Management. Concepts and Practices. Island Press Washington, DC.
Covello,California.
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan ke dua.
Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta.
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan ke tiga.
Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta.
21