Elza Novilyansa, ST
1425011015
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu prasarana perhubungan dalam kehidupan bangsa, kedudukan dan
peranan jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak serta
mengendalikan struktur pengembangan wilayah pada tingkat nasional, terutama
menyangkut perwujudan/perkembangan antar daerah yang seimbang dan
pemerataan hasil-hasil pembangunan serta peningkatan pertahanan dan keamanan
negara dalam rangka menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan mengamanatkan bahwasanya
jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan
dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antardaerah, membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan
nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.
Menurut studi yang dilakukan oleh Danareksa, melalui pemanfaatan tabel input-
output menyebutkan bahwa setiap pembangunan 100 kilometer jalan akan
memberikan tambahan 0,20 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan 69.000 lapangan kerja baru (Purbayu dan Edwin S, 2004). Sementara
hasil kajian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Kebijakan Sekjen Kimpraswil
tersimpulkan bahwa peningkatan penghematan biaya perjalanan sebesar 1 persen
akibat meningkatnya kualitas jalan dapat meningkatkan PDRB rata-rata sebesar
0,99 persen (Puska, 2004).
B. Tujuan
4. Menuju Kedewasaan
Setelah lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke
depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut. Pendapatan asional
selalu di investasikan kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi
persoalan pertambahan penduduk.
e. Teori Sektor
Untuk lebih menggambarkan tentang disparitas terdapat beberapa studi kasus yaitu :
Penelitian ini dilakukan oleh Sudaryadi pada tahun 2007. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan
(JJLS) terhadap output sektor produksi dan pendapatan rumah tangga Jawa
Tengah. Data yang digunakan untuk melakukan analisis adalah Sistem Necara
Sosial Ekonomi (SNSE) Jawa Tengah 2004. Metode simulasi yang dilakukan
adalah menggunakan biaya pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan sebagai
injeksi (shock) terhadap matriks angka pengganda neraca (Ma).
Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan
(JJLS) memberikan dampak bagi : (1) peningkatan output yang relatif lebih
besar bagi sektor produksi pertambangan, industri pengolahan kecuali
makanan, listrik, gas dan air minum serta pertanian tanaman pangan,
peternakan, perikanan, industri makanan. (2) peningkatan pendapatan yang
relatif besar bagi kelompok rumah tangga menengah atas dan rumah tangga
perkotaan.
Peningkatan output sektor produksi dan peningkatan pendapatan rumah tangga
yang diakibatkan adanya pembangunan JJLS tidak menimbulkan pengaruh
pada peningkatan tingkat kesenjangan pendapatan rumah tangga Jawa Tengah.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Perekonomian provinsi Jawa Tengah berdasarkan data SNSE tahun 2004
memperlihatkan adanya : (1) keterkaitan antara sektor produksi terhadap faktor
produksi dan, (2) keterkaitan antara sektor institusi terhadap faktor produksi.
Dengan demikian jika pada faktor produksi terjadi perubahan, perubahan ini
akan memberikan tekanan yang signifikan pada sektor produksi dan sektor
institusi. Berdasarkan data SNSE Jawa Tengah tahun 2004, struktur faktor
produksi di Jawa Tengah 64,8% di antaranya adalah faktor produksi tenaga
kerja.
Kemudian berdasarkan hasil simulasi yaitu melakukan injeksi atas pembiayaan
pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan terhadap Ma (Multiplier Accounting),
menunjukkan beberapa temuan bahwa :
a. Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan Jawa Tengah akan memberikan
dampak peningkatan output yang relatif lebih besar nilainya pada sektor
produksi : (1) Pertambangan, industri pengolahan kecuali makanan, listrik,
gas dan air minum. (2) Pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan,
industri makanan.
b. Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan Jawa Tengah akan memberikan
dampak peningkatan pendapatan yang relatif lebih besar pada : (1) rumah
tangga pengusaha tani. (2) rumah tangga golongan atas perkotaan.
c. Dampak ekonomi Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan Jawa Tengah
lebih banyak dinikmati oleh kelompok rumah tangga menengah ke atas
dan kelompok rumah tangga perkotaan.
Penelitian ini dilakukan oleh Hengki Purwoto, SE, M.A dan Dwi Ardianta
Kurniawan, ST keduanya merupakan peneliti di Pusat Studi Transportasi dan
Logistik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Penilaian pasca konstruksi pembangunan infrastruktur jalan belum diberi
perhatian yang proporsional. Ini menciptakan kurangnya informasi mengenai
efektivitas investasi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan analisis
mengenai dampak pembangunan infrastruktur jalan menggunakan indikator
pembangunan daerah. Hal ini juga bertujuan untuk menghasilkan analisis
kinerja dukungan berdasarkan Sistem Manajemen Jalan Terpadu (IRMS) yang
mencerminkan dampak investasi jalan jangka pendek. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan Computable General Equilibrium (CGE) yang
berdasarkan keseimbangan antara modal dan tenaga kerja di satu sisi dan
pembangunan komponen ekonomi di sisi lain. Sebuah analisis regresi
dilakukan untuk meninjau hubungan antara jenis investasi jalan, yaitu,
konstruksi, perbaikan, dan pemeliharaan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi pengukuran unit investasi jalan dan Biaya Operasi
Kendaraan (VOC) sebagai indikator masukan, pertumbuhan ekonomi, rasio
manfaat investasi, dan penyerapan tenaga kerja digunakan sebagai indikator
output. Penelitian ini menggunakan data time series antara 1998-2003.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa investasi jalan di Jawa benar-benar
memberikan dampak terbesar pada pembangunan ekonomi, yaitu sebanyak
1,460 (0,942 pemeliharaan dan 0,518 perbaikan). Itu berarti bahwa setiap
rupiah dari investasi jalan akan memberikan sebanyak 1,460 rupiah nilai
tambah bagi ekonomi pembangunan. Di Sumatera, investasi jalan memberikan
dampak 0,765 pada perekonomian daerah, dan di Bali-NT 0,309. Kalimantan
peringkat di tingkat berikutnya, memiliki sosok 0,215, diikuti oleh Sulawesi
0,54. Terkecil dampak diidentifikasi di Maluku-Papua, yang mencapai 0,081.
Lebih lanjut, analisis menunjukkan bahwa setiap manajemen investasi jenis
jalan memiliki dampak yang berbeda terhadap perekonomian daerah di
berbagai daerah. Di Sumatera, yang investasi untuk pemeliharaan jalan
memberikan lebih dari dua kali lipat dari dampak peningkatan (0,535
dibandingkan dengan 0,230). Jenis serupa terjadi di Jawa di mana
pemeliharaan memberikan 0,942 dampak dibandingkan dengan perbaikan,
yang 0,518. Di Kalimantan, pembangunan jalan memberikan dampak yang
signifikan sebesar 0,215, sedangkan di Bali-NT dan Sulawesi dampak
signifikan diberikan oleh perbaikan jalan, sebesar 0,309 dan 0,514 masing-
masing.
Di Maluku dan Papua, konstruksi jalan memberikan kontribusi sedikit lebih
besar dari perbaikan jalan, sebesar 0,081 dibandingkan dengan 0.098. Studi ini
merekomendasikan kebutuhan belanja secara terpisah untuk konstruksi dan
untuk perbaikan, karena keduanya memberikan dampak berbeda.
Lebih lanjut penelitian harus diarahkan untuk perbaikan metode dengan
meninjau indikator terkait lainnya yang tidak termasuk di penelitian ini
misalnya studi dari pengentasan kemiskinan.
IV. KESIMPULAN