Anda di halaman 1dari 24

TRANSFORMASI STRUKTUAL

PEREKONOMIAN INDONESIA
Aggota Kelompok :
1. Farrah Dina Azzahra Husna 20150008
2. Komang Heni Puspita Dewi 20150029
3. M. verry Yasirudin 20150044
4. Novita Sari
20150034
Transformasi Struktual Perekonomian

Secara umum transformasi struktural berarti suatu proses perubahan


struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa
dengan relasi positif antara pertumbuhan output dan produktivitas yang
dinamis sebagai moto utama penggerak pertumbuhan ekonomi, dimana
masing-masing sektor akan mengalami proses transformasi yang
berbeda-beda. Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per
kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi
faktor-faktor penentu lain seperti SDM, bahan baku dan teknologi
tersedia untuk mendukung proses tersebut. Proses perubahan struktur
ekonomi terkadang diartikan sebagai proses industrialisasi atau
modernisasi. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana pembangunan ekonomi
itu terbentuk dalam suatu negara.
A. Teori Utama Dalam Transformasi Struktur Perekonomian

1. Teori Arthur Lewis (1960)

Teori dari Arthur Lewis disebut juga teori migrasi dimana Lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional dipedesaan
yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern diperkotaan dengan industri sebagai sektor
utama yang tingkat produktivitasnya tinggi.

2. Teori Hollins Chenery (1975)

Teori Hollis Chenery dan Moises Syrquin menyatakan bahwa pembangunan dapat
dipandang sebagai suatu proses transisi multidimensi yang mencerminkan hubungan antar berbagai
proses perubahan didalam suatu negara. Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam
tahapan proses perubahan ekonomi di suatu negara yang mengalami transformasi dari pertanian
tradisional ke sektor industri.

3. Teori Clark - Fisher (1951)

Pemikiran Clark – Fisher mengenai transformasi struktural adalah pergeseran tenaga kerja
dan investasi dari sektor primer ke sektor sekunder dan kemudian ke sektor tersier. Clark – Fisher
berpendapat bahwa ingin makin tinggi pendapatan suatu negara, maka makin kecil pangsa relatif
sektor primer. Clark menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan transformasi
dapat dicapai dengan cara meningkatkan produktivitas pada setiap sektor.
4. Teori Kuznets

Simon Kuznets mendukung teori Clark mengenai tahap perkembangan ekonomi.


Kuznets meninjau transformasi struktural dari segi peningkatan pendapatan. Perubahan
struktur ekonomi menunjukkan bahwa sektor pertanian produksinya mengalami
perkembangan yang lebih lamban dari perkembangan produksi nasional dibandingkan
tingkat pertumbuhan sektor industri di Indonesia. Sel

Didalam kelompok negara – negara sedang berkembang, banyak negara yang


juga mengalami transisi ekonomis yang pesat walaupun pola dan prosesnya berbeda antar
negara. Varias ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam jumlah faktor internal
sebagai berikut :

a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri,


b. Pola distribusi pendapatan,
c. Karakteristik dari industrialisasi,
d. Keberadaan sumber daya alam,
e. Kebijakan perdagangan luar negeri,
B. Faktor – Faktor Penyebab Transformasi Struktural
Perekonomian

1. Faktor Internal:

a. Dari sisi permintaan agregat, faktor yang sangat dominan adalah


peningkatan tingkat pendapatan rata – rata masyarakat yang
perubahannya mengakibatkan perubahan dalam selera dan
komposisi barang – barang yang dikonsumsi

b. Dari sisi penawaran agregat, faktor utamanya adalah perubahan


teknologi dan penemuan bahan baku atau material baru untuk
berproduksi, yang memungkinkan untuk membuat barang – barang
baru dan akibat relokasi dana investasi serta sumber daya utama
lainnya.
2. Faktor Eksternal

a. Kemajuan teknologi yang mempertinggi produktivitas kegiatan – kegiatan


ekonomi

b. Perubahan struktur perdagangan global yang antara lain disebabkan oleh


peningkatan pendapatn dunia dan dampak dari kebijakan mengenai
perdagangan regional dan internasional.

3. Faktor Lain – lain

a. Peningkatan dalam taraf pendapatan dan taraf hidup penduduk

b. Intervensi pemerintah,

c. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi).


C. Manfaat Tranformasi Struktural Perekonomian

Manfaat transformasi struktural perekonomian antara lain :

a. Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil


pembangunan nasional.
b. Pendapatan perkapitanya digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran
penduduk,
c. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional
d. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian pembangunan nasional.
e. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis
D. Sektor – Sektor Dalam Transformasi Struktural Perekonomian

Menurut World Bank(2004), sektor perekonomian terdiri dari 10 sektor yaitu :

sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri, sektor energi, sektor


gas dan air, sektor kontruksi, sektor perdagangan, sektor transpostasi dan komunikasi,
sektor keuangan, sektor jasa administrasi. Sukirno (2006) menjelaskan bahwa,
berdasarkan lapangan usaha maka sektor – sektor ekonomi dalam perekonomian
Indonesia dibedakan dalam tiga kelompok utama yaitu :

a. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan,
pertambangan dan penggalian.
b. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan listrik, gas dan air, bangunan.
c. Sektor tersier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa – jasa lain(termasuk pemerintahan).
E. Sumber Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan


agregat atau pertumbuhan penawaran agregat. Dari sisi permintaan
agregat, peningkatan didalam ekonomi itu bisa terjadi karena
perusahaan negara, yang terjadi atas permintaan
masyarakat(konsumen), perusahaan dan pemerintah meningkat.
Yang terdiri dari empat komponen : konsumsi rumah tangga,
investasi(termasuk perubahan stock), konsumsi/ pengeluaran
pemerintah, dan ekspor netto. Dari sisi penawaran agregat,
pertumbuhan output bisa disebabkan oleh peningkatan volume dari
faktor – faktor produksi yang digunakan.
Transformasi Struktural Perekonomian Di Indonesia

 Dari awal era pemerintahan orde baru hingga sekarang, dapat dikatakan
bahwa proses perubahan struktur ekonomi Indonesia cukup pesat. Akan tetapi
pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi tidak disertai dengan perubahan
struktur tenaga kerja yang berimbang. Hal ini yang dikhawatirkan akan
mengakibatkan terjadinya proses kemiskinan dan eksploitasi sumber daya
manusia pada sektor primer. Proses pembangunan ekonomi yang cukup lama
dan telah menghasilkan suatu perubahan mendasar dalam struktur
ekonominya. Proses perubahan struktur perekonomian di Indonesia ditandai
dengan :
 A. Merosotnya pangsa sektor primer (pertanian)
 B. Meningkatnya pangsa sektor sektor sekunder ( Industri)
 C. Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya akan
meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
A. Pembangunan Perekonomian
Indonesia
Todaro dan Smith menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara
ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu :
 a. Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya atau
sustence
 b. Meningkatnya rasa harga diri atau self esteem masyarakat sebagai manusia
 c. Meningkatnya kemampuan masyarakt untuk memilih (freedom for servitude) yang
merupakan salah satu hak asasi manusia.

Unsur – unsur pokok dalam pembangunan ekonomi :


 a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus – menerus
 b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita
 c. Peningkatan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
 d. Perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang
B. Pertumbuhan Perekonomian Indonesia

 Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian


yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi
hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang
lebih menekan kan pada peningktan output agregat khususnya output agregat
perkapita. 5 faktor utama yang mempengaruhi pertumbuihan ekonomi suatu
negara :
 a. Sumber Daya Manusia
 b. Sumber Daya Alama.
 c. Akumulasi modal termasuk semua investasi baru yang berwujud
peralatan
 d. Sumber daya institusi atau sistem kelembagaan
 e. Kemajuan IPTEK,
C. Tahap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
 1. Era Orde Lama (1945 – 1966)
 Ketidakstabilan politik dan seringnya kabinet berganti membuat
perekonomian pun kurang berkembang dengan baik. Pertumbuhan ekonomi
mengalami kemunduran yang drastis dari 6,9 5 pada periode 1952 – 1958
menjadi hanya 1,9% saat periode 1960n – 1965. Ketika itu harga – harga terus
menerus naik karena terjadinya defisit anggaran belanja pemerinta yang terus
meningkat setiap tahunnya yang kemudian dibiayai dengn mencetak uang
baru. Hingga pada akhir kekuasaan pada tahun 1966 laju inflasi terus
meningkat hingga 650 %.
 2. Era Orde Baru (1966 – 1997)
 Pada masa ini, perekonomian Indonesai ini masih tidak menentu.Dari segi
ekonomi saja banyak sekali masalah pelik yang diwariskan oleh orde lama
kepada orde baru. Untuk membuat perekonomian lebih baik pemerintah
membagi dalam program jangka pendek dan jangka panjang. Dimana dalam
program jangka pendek ditempuh dalam dua tahun dengn empat tahap
penyelamatan. Setelah dua tahun dilanjutkan dengan program dengan jangka
panjang atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
 3. Masa Reformasi (1998 – sekarang)
 Krisis moneter berlanjut dengan krisis ekonomia masih belum bisa dipisahkan
pada masa reformasi ini. Walaupun ada pertumbuhan sekitar 6% untuk tahun
1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 namun belum menunjukkan tanda – tanda
pemulihan karena laju inflasi sekitar 10%. Sejak tahun 1999 hingga sekarang,
pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin menunjukkan kearah yang lebih
baik. Kamar Dagang dan Industri Indonesia menargetkan pertumbuhan
ekonomi tahun 2010 – 2014 sekitar 6,3% sampai 6,9% dengan pertumbuhan di
tahun 2010 sebesar 7% - 7,2%. Namun semuanta itu bergantung pada fluktuasi
stabilitas sosial, politik, dan keamanan negara.
D. Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
 Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia
sacara umum :
 a. Faktor Produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja
yang ada, dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal
mungkin
 b. Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang
tidak rumit dan berpihak pada pasar
 c. Faktor perdagangan Luar Negeri dan Neraca Pembayaran, harus
surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilakn
nilai rupiah
 d. Faktor Kebijakan Moneter dan Inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai
tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus antisipasif dan dapat
diterima pasar.
 e. Faktor keuangan Negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang
kontruktif dan mampu untuk membiayai pengeluaran pemerintah (atau tidak
defisit)
E. Proses Transformasi Struktural Perekonomian
Indonesia
 Perkembangan ekonomi Indonesia selama masa 25 tahun berselang di lihat dari
sudut pandang tentang pembangunan ekonomi sebagai proses transisi yang dalam
perjalanan waktu ditandai oleh transformasi multidimensional dan menyangkut
perubahan pasa struktur ekonomi (Soemitro Djojohadikusumo, 1993).
Perkembangan transformasi struktural perekonomian Indonesia terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
 A. Proses Akumulasi Sumber Daya
 B. Proses Alokasi Sumber Daya Produksi
 C. Proses Distribusi Pendapatan
 D. Proses Perubahan Institusional atau Kelembagaan
 Kesenjangan mengandung dimensi ekonomis-sosiologis dan dimensi ekonomis-
regional :
 1. Dimensi Ekonomis – Sosiologis
 2. Dimensi Ekonomis Regional
F. Kebijakan Transformasi Struktural
Perekonomian Indonesia
 Program penyesuaian ekonomi struktural dan reformasi ekonomi yang dilakukan
pemerintah Indonesia sejak anjloknya harga minyak di pasar dunia pada pertengahan
tahun 1980-an mencakup empat kategori besar, yaitu :
 1. Kebijakan Pengaturan Nilai Tukar Rupiah
 Dalam tahun 1986 – 1987 pemerintah tetap menganut sistem devisa bebas yang
diperlukan guna mendorong kegiatan invstasi yang diperlukann guna mendorong
kegiatan investasi, produksi dalam negeri dan ekspor.
 2. Kebijakan Fiskal dan Keuangan Negara
 Dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam negeri yang sekaligus dapat
mendorong kegaitan dunia usaha, tahun 1983 – 1984 pemerintah memperbarui sistem
perpajakan yang berlaku, sistem yang perpajakan yang baru tersebut terdiri dari :
 a. UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( UU No. 6 tahun
1983)
 b. UU tentang Pajak Penghasila( UU No. 7 tahun 1983)
 c. UU tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
ata Barang Mewah ( UU no. 8 tahun 1983).
 3. Kebijakan Keuangan dan Moneter atau Perbankan
 Tanggal 1 Juni 1983 pemerintah mengambil serangkaian kebijaksanaan yang
mendasar yang dikenal “Kebijaksanaan Moneter 1 Juni 1983”. Kebijaksanaan
moneter tersebut dimaksudkan untuk meletakkan landasan-landasan yang
kokoh bagi perkembangan perbankan yang lebih sehat di masa mendatang.
Ciri pokok kebijaksanaan tersebut:
 A. Bank-bank pemerintah diberi kebebasan penentuan sendiri suku
bunga depositi maupun bunga pinjaman (kecuali kredit berprioritas tinggi).
Disamping itu, pungutan pajak atas bunga, deviden dan royalty (PBDR) atas
penerimaan bunga deposito valas dihapuskan.
 B. Bantuan kredit likuiditas Bank Indonesia mulai dikurangi.
 C. Pagu kredit dan sebagian besar ketentuan pemberian pinjaman
dihapus
 D. Sejak 1 Februari 1984 Bank Indonesia menerbitkan SBI (Sertifikat
Bank Indonesia) dan menyediakan fasilitas diskonto.
 4. Kebijakan Perdagangan dan Deregulasi Sektor Riil dan Moneter
 a. Kebijakan Perdagangan
 i. Sejak 19 Desember 1984, APE (Angka Pengenal Ekspor, atau APES
(Angka Pengenal Ekspor Sementara) dapat digunakan untuk melaksanakan
ekspor dari seluruh wilayah RI yang sebellumnya hanya terbatas pada wilayah-
wilayah tertentu saja.
 ii. Bulan April 1985 dikeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985
(dikenal Inpres No. 4 / 1985) tentang penyederhanaan arus barang di
pelabuhan untuk menunjang kegiatan ekonomi khususnya untuk mendorong
peningkatan ekspor non-migas. Kebijaksanaan ini merupakan awal deregulasi
di bidang perdagangan yang menyangkut perombakan dan penyederahanaan
tata laksana ekspor, pelayaran antar pulau, pengurusan barang dan dokumen,
keagenan umum perusahaan pelayaran, dan tata laksana operasional.
 iii. Untuk mendorong ekspor non migas pada tahun-tahun berikutnya,
pemerintah menetapkan serangkaian kebijaksanaan penyelematan, antara
lain paket 6 mei 1986 (dikenal Pakem 1986) yang intinya untuk meningkatkan
penerimaan devisa negara dari ekspor nonn-migas dan beberapa kemudahan
dalam penanaman modal asing. (Rustian Kamaluddin, 1989)
 b. Deregulasi Sektor Riil dan Moneter
 Dibidang ekonomi riil (produksi, pengangkutan, pemasaran) masih dialami banyak
hambatan dan rintangan karena adanya berbagai peraturan dan ketentuan
administratif yang berbelit-belit dan sering tumpang tindih. Hal itu menjadi sumber
distorsi dalam proses perekonomian dan belakangan ada ketentuan-ketentuan baru
yang berakibat bertambahnya berbagai rupa monopoli. Pengaturan niaga yang
menciptakan monopoli kini juga dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah.
 I. Saluran transformasi struktural perekonomian Indonesia
 Saluran transformasi struktural perekonomian di Indonesia dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
 1. Pendidikan
 Pendidikan merupakan salah satu penggerak utama dalam proses transformasi
struktural ekonomi di Indonesia. Pemerintah harus mampu menutup kekurangan
keterampilan di Indonesia yang akan meningkatkan mutu pendidikan disemua
tingkatan, serta memperluasdan meningkatkan mutu pusat – pusat pelatihan . Para
lulusan lembaga pendidikan dan tenaga kerja perlu dibekali dengan ketrampilan
teknis dan perilaku yang tepat. Semua program peningkatan taraf pendidikan yang
dicanangkan pemerintah merupakan prioritas uatam dari pembangunan pendidikan
di Indonesia
 2. Migrasi tenaga kerja
 Supply tenaga kerja disektor pertanian meningkat menyebabkan tingkat upah
yang rendah. Untuk itu peralihan tenaga kerja disektor pertanian ke sektor
industri manufaktur atau jasa akan membuat tingkat upah lebih tinggi.

 3. Sistem Pemerintahan
 Dalam pemerintahan Orde Baru yang memiliki sistem pola pikir totaliter
dengan adanya transformasi struktural ekonomi berubah menajdi
pemerintahan yang demokrasi. Dimana hal ini dapat dilihat dalam
implementasinya bahwa kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat.
 2.3.Transformasi Struktural Dunia

 A.Transformasi Struktural di Negara Maju


 Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau
kualitas hidup yang tinggi. Contoh negara maju yaitu : Amerika Serikat, Perancis,
Jepang, Korea Selatan, dll. Negara-negara maju ini mengalami proses pertumbuhan
yang panjang dalam perekonomiannya terutama terkait dengan pertumbuhan PDB-nya.
 Ciri-ciri Negara Maju :
 • Aktivitas perekonomian menggunakan sarana dan prasarana modern.
 • Perkembangan IPTEK yang menunjang industrialisasi berkembang cepat.
 • Pendapatan per kapita penduduk tinggi dan pertumbuhan pendapatannya
cepat.
 • Pemerataan pendapatan.
 • Pendidikan dan keterampilan penduduk cukup tinggi
 • Tingkat pertumbuhan penduduk rendah.
 • Angka harapan hidup tinggi.
 Kuznets (1975) menemukan bahwa proses transformasi struktural negara maju cenderung seragam antara satu
negara dengan negara lain, dimana proses tersebut terdiri dari 2 tahap :
 1. Pada awalnya sumber-sumber daya ekonomi sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian, yang
kemudian seiring dengan pertumbuhan ekonomi alokasi ekonomi bertransformasi ke sektor industri dan jasa.
 2. Alokasi sumber-sumber daya ekonomi kembali bertransformasi dari sektor pertanian dan industri ke sektor
jasa.

 B.Transformasi Struktural di Negara Berkembang

 Negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang
atau dalam perkembangan.
 Ciri-ciri Negara Berkembang :
 • Pada umumnya aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana tradisional.
 • Perkembangan IPTEK berdasarkan pengalaman dan berjalan lamban.
 • Pendapatan relatif rendah dan pertumbuhannya berlangsung lamban.
 • Kurangnya pemerataan pendapatan.
 • Pendidikan penduduknya rata-rata rendah.
 • Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi.
 • Angka harapan hidup rendah.
 Hill (1996) menguraikan transformasi struktural Indonesia pada periode 1966-
1992 menunjukkan bahwa proses transformasi struktural di Indonesia pada
saat itu berlangsung sangat cepat. Hal ini ditandai dengan sumbangan sektor
pertanian terhadap PDB telah menyusut hingga kurang dari setengahnya sejak
tahun 1966 dan pada tahun 1992 sumbangannya hanya tinggal 36%. Penurunan
ini ternyata diikuti dengan kenaikan sumbangan sektor industri. Terjadinya
perubahan struktural ekonomi tersebut karena didukung oleh kebijakan
pemerintah yang langsung atau tidak langsung mendorong sektor industri
manufaktur yang tercermin pada GBHN 1993.

Anda mungkin juga menyukai