Perubahan struktur ekonomi secara sederhana pada dasarnya diartikan sebagai pergeseran kontribusi (sumbangan) masing-masing sektor terhadap pembentukkan Produk Domestik Bruto (PDB). Pengertian ini secara positif diperlihatkan pada menurunnya peran sektor primer (dalam hal ini sektor pertanian dan pertambangan) terhadap PDB dan dalam waktu yang bersamaan, peran sektor sekunder (khususnya manufaktur) dan peran sektor tersier (jasa-jasa) mengalami Peningkatan secara signifikan. Bagi negara berkembang perubahan struktur ekonomi sangat diperlukan dalam rangka untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (the sustainability rate of economic growth) dan dalam upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan perkapita. Kedua komponen ini merupakan prasyarat utama untuk memperkuat landasan struktur perekonomian domestik dalam upaya mempersiapkan proses modernisasi ekonomi Dalam pengertian yang lebih luas, perubahan struktur ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang saling terkait satu dengan yang lain dalam komposisi permintaan aggregat (AD), penawaran aggregat (AS), penggunaan faktor-faktor produksi, pola perdagangan internasional yang sejalan dengan upaya untuk menciptakan laju pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan peningkatan laju pertumbuhan pendapatan perkapita. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Chenery dan Syrquin. Ada beberapa faktor penentu yang sangat mempengaruhi proses perubahan struktur perekonomian antara lain : kondisi awal suatu perekonomian, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan perkapita, kekuatan pasar domestik, pola dan distribusi pendapatan, ketersediaan sumberdaya alam, kebijakan industrialisasi, pola dan kebijakan perdagangan luar negeri, kapasitas dan kapabilitas institusi, kualitas sumberdaya manusia, penguasaan teknologi, dan dinamika globalisasi TUJUAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI 1. untuk menciptakan dan memperkuat landasan ekonomi domestik guna menuju proses industrialisasi dan modernisasi ekonomi 2. untuk memperkuat daya saing ekonomi domestik dalam konteks persaingan dan kompetisi global 3. untuk meningkatkan dan mengoptimalisasikan kapasitas produksi dalam negeri yang berbarengan dengan ketersediaan sumberdaya alam 4. untuk menjamin terciptanya keseimbangan pembangunan ekonomi dan sosial 5. untuk menjamin terciptanya laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 6. untuk menumbuh kembangkan dinamika dan etos kerja transformatif dan membentuk entrepreneurical societies 7. untuk meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan sebagai awal dari pengembangan dan penguasaan teknologi 8. untuk memperbaiki posisi ekonomi Indonesia dalam percaturan dan dinamika ekonomi global Ada 4 proses yang harus mengikuti dinamika transformasi struktural diantaranya : 1. proses alokasi (allocation process), 2.proses akumulasi (accumulation process), 3.proses distribusi (distribution process), 4.proses demografi (demographic process) Proses alokasi ditandai dengan semakin banyaknya kapasitas produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi (inputs) terutama yang terkait dengan penggunaan modal fisik dan input teknologi, serta kualitas sumberdaya manusia. Sementara itu dalam proses akumulasi, biasanya ditandai dengan peningkatan alokasi anggaran untuk sektor- sektor yang menjadi leading sectors perekonomian, struktur anggaran negara akan lebih berpihak pada pengembangan dan pembangunan sektor dimaksud. Proses distribusi biasanya ditandai dengan semakin Mantapnya alokasi GDP dan pendapatan perkapita dalam perekonomian. Ini biasanya ditandai dengan menurunnya angka gini ratio dan tingkat kemiskinan struktural. Distribusi dan pemerataan pembangunan telah menjadi bagian terpenting dari pembangunan ekonomi domestik. Untuk proses demografi, biasanya ditandai dengan semakin menurunnya porsi angkatan kerja yang bekerja pada sektor primer, dilain pihak sektor sekunder dan tersier telah lebih banyak menyediakan kesempatan kerja, kadangkala hal ini diikuti pula oleh menurunnya Arus urbanisasi sehingga pada gilirannya akan menciptakan stable population antara wilayah urban (kota) dan perdesaan (rural), sekaligus akan mengurangi tekanan kelebihan jumlah penduduk atas pembangunan ekonomi. Tantangan yang dihadapi dalam transformasi struktur perekonomian di negara sedang berkembang biasanya dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. adanya lack of technology absorption, 2. adanya lack of physical capital,and natural resources allocation, 3.adanya rural – urban economic development bias, 4. adanya the decrease of environment quality, 5. adanya low trust society, 6. adanya lack of institutional capacity, character and capabilty, 7. adanya lack of capital formation, 8. adanya high cost economy, 9. adanya lack of economic policy in interregional development, 10. adanya international economic disparity sebagai implikasi globalisasi. Perubahan struktur ekonomi dapat dilihat dari pergeseran kontribusi sektoral terhadap Pembentukkan PDB sebagaimana yang diperlihatkan pada tabel berikut ini : No. Sektor Kontribusi kontribusi 1967 (%) 1991 (%) 1. primer 56 34 2. sekunder 10 27 3. tersier 34 39 ---- ---- 100 100 Indikator perubahan struktur ekonomi Dapat dilihat pada : a.terjadinya perubahan dalam distribusi sektoral terhadap PDB secara berkelanjutan dalam jangka panjang b.terjadinya perubahan dalam alokasi penggunaan faktor – faktor produksi dalam proses produksi untuk menghasilkan output total c.terjadinya perubahan dalam komposisi ekspor terutama sektor industri manufaktur d.terjadinya pergeseran dalam distribusi output total (GDP) e.terjadinya pergeseran dalam alokasi anggaran pembangunan secara substansial dalam jangka panjang f.terjadinya penurunan dalam jumlah penduduk miskin dalam jangka panjang g.terjadinya peningkatan daya saing perekonomian h.terjadinya peningkatan dalam indeks pembangunan manusia secara substansial i.meningkatnya akses terhadap penguasaan teknologi dan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia j.terjadinya peningkatan dalam kapasitas pembelanjaan untuk infrastruktur dan suprastruktur pembangunan k.menurunnya disparitas (kesenjangan) pembangunan antar wilayah l.tumbuh dan berkembangnya kawasan-kawasan ekonomi khusus yang berperan sangat signifikan untuk mendorong ekspor m.tumbuh dan berkembangnya wawasan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksi n. Semakin meningkatnya pelayanan pada masyarakat n.terbentuknya wahana demokratisasi dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial Perubahan struktur ekonomi merupakan pintu gerbang untuk masuk dalam era modernisasi dan proses industrialisasi, oleh karena itu desain perubahan struktur ekonomi harus dilakukan secara sistematis, terencana, dan harus dijadikan sebagai bagian terpenting dalam implementasi strategi pembangunan. Perubahan struktur ekonomi harus berakar dan bermula dari pembangunan dan pemberdayaan leading sector yang akan dijadikan sebagai engine of growth ekonomi nasional. Kesimpulan : Proses perubahan struktur ekonomi dilakukan dalam konteks untuk memberikan dukungan terhadap proses percepatan pembangunan ekonomi nasonal, dilakukan dengan memadukan strategi pembanganunan dan pemantapan leading sector dalam konteks pencapaian pertumbuhan ekonomi yang optimal dan peningkatan pendapatan perkapita dalam jangka panjang, dan pada gilirannya akan membawa perekonomian menuju proses modernisasi dan industrialisasi. Tabel/Table 3.4 Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha, 2009– Semester I-2013 GDP Structure by Industrial Origin, 2009–Semester I-2013(persen/percent) Lapangan Usaha/Industrial Origin 2009 2010 2011 2012 Smt I-2013 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Livestock, Forestry, and Fishery 15,29 15,29 14,70 14,44 15,01 2. Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 10,56 11,16 11,85 11,78 10,90 3. Industri Pengolahan/Manufacturing Industry 26,36 24,80 24,33 23,94 23,71 4. Listrik Gas, dan Air Bersih/Electricity, Gas, and Water 0,83 0,76 0,77 0,79 0,83 5. Konstruksi/Construction 9,90 10,25 10,16 10,45 10,25 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran Trade, Hotel, and Restaurant 13,28 13,69 13,80 13,90 14,26 7. 7. Pengangkutan dan Komunikasi Transportation and Communication 6,31 6,56 6,62 6,66 6,84 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan/Finance, Real Estate, and Business Services 7,23 7,24 7,21 7,26 7,56 9. Jasa-jasa/Services 10,24 10,24 10,56 10,78 10,64 PDB/GDP 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDB Tanpa Migas GDP Without Oil and Gas 91,71 92,17 91,58 92,27 92,77
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro
Pendekatan sederhana terhadap krisis ekonomi di Yunani: Sebuah perjalanan untuk menemukan krisis ekonomi Yunani yang dimulai pada tahun 2008 dan menggemparkan dunia. Penyebab dan implikasinya