BAB I
PENDAHULUAN
mengolah potensi ekonomi menjadi bentuk riil. Hal ini dilakukan melalui lima
merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara
hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor
primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari
sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan
oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta (BPS, 2014).
atau daerah adalah melalui pencapaian tingkat Produk Domestik Bruto (PDB)
untuk tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk
tingkat daerah setiap tahun (Boediono, 1999). Provinsi Jawa Tengah secara
geografis terletak diantara dua provinsi besar yaitu jawa barat dan jawa timur, dan
secara ekonomis Jawa Tengah ialah sebagai jalur perdangan nasional serta
daya saing investasi, serta memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan
pembangunan perlu didukung oleh berbagai faktor baik ekonomi maupun faktor
non-ekonomi, dimana dalam hal ini yang sangat mendukung dan mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan
fiskal, berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja.
publik dan misi pembangunan nasional yang mana sebagian besar pendanaannya
negara baik dari sudut perekonomian maupun dari sudut sosial, politik,
manusia. Terdapat hubungan erat antara transportasi dengan jangkauan dan lokasi
kegiatan manusia, barang-barang dan jasa. Fungsi dari transportasi sendiri yaitu
melayani mobilitas orang, barang dan jasa baik lokal, regional maupun
manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh karena itu
(derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa
lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila
merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda
pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang
serta barang dari dan keseluruh pelosok tanah air, bahkan dari dalam negeri dan
terhadap sektor yang lainnya, percepatan ekonomi suatu daerah juga tergantung
akan sarana transportasi yang memadai hal ini akan memudahkan mobilitas suatu
tidak terpenuhi dengan baik hal ini akan memberikan dampak yang signifikan
transportasi nasional secara terpadu. Dalam hal ini, transportasi tidak hanya
atau sebaliknya desa dengan kota. Perbedaannya adalah terletak pada intensitas,
kebutuhan pelayanan yang aman, nyaman, cepat, tepat, teratur, dan dengan biaya
kaitannya dengan jenis dan volume yang diangkut serta jarak tempuh yang harus
alat angkut yang digunakan untuk perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat
yang lain. Kemajuan dalam bidang transportasi menyebabkan jarak antara satu
daerah dengan daerah lainnya dirasakan menjadi lebih dekat. Selain itu arus
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya menjadi lebih lancar dan dapat
atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran
pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan
angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir.
dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau
1. Angkutan rel
3. Angkutan laut
5. Angkutan udara
manusia sehari- hari. Jalan raya berfungsi untuk melewatkan lalu lintas diatasnya
transportasi yang terbesar dan yang paling mendapat perhatian. Hal ini terutama
hari, juga sebagai jawaban atas tantangan perkembangan teknologi maju yang
mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya
Tabel. I.1.
PDRB Sub Sektor Angkutan, PDRB Sektor Transportasi, dan peran
Sub Angkutan Jalan Raya Terhadap PDRB Sektor Transportasi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000-2014
Berdasarkan data pada table 1, sub sektor transportasi angkutan jalan raya
memiliki peran serta dalam pembentukan PDRB sektor transportasi pada tahun
transportasi dari ke- enam sub sektor, yakni sektor angkutan rel, angkutan jalan
raya, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyebrangan, angkutan udara,
jasa penunjang.
10
Tabel I.2.
PDRB Provinsi Jawa Tengah, PDRB Sektor Transportasi, Peran PDRB
Sektor transportasi terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun
2000-2014
serta dalan pembenttukan PDRB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2000-
Tabel I.3.
PDRB Sub Sektor Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya, Angkutan
Laut, angkutan Sungai, Danau dan penyebrangan, angkutan udara,
jasa penunjang, transportasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000-2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (BPS) Oalahan Data
follow the trade and trade follow the ship. Kata ship follow the trade
kemanjuan aktivitas perdagangan dan kata trade follow the ship berarti pula
Tabel I.4.
Jumlah Kendaraan Bermotor dan Pertumbuhan Jumlah Kendaraan
Bermotor Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000-2014
Tahun Jumlah Pertumbuhan
Kendaraan kendaraan
Bermotor (Unit) Bermotor (Persen)
2000 2,832,903 -
2001 2,963,244 7.63
2002 3,343,107 5.30
2003 3,564,130 5.91
2004 4,488,686 4.67
2005 5,055,628 7.34
2006 5,826,438 6.63
2007 6,515,252 8.07
2008 7,399,020 6.57
2009 8,593,911 7.12
2010 9,318,749 6.66
2011 10,481,143 8.56
2012 11,521,288 7.90
2013 12,683,723 6.55
2014 13,842,639 7.58
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah (BPS) Oalahan Data
9,318,749 unit dan pada tahun 2014 brtambah menjadi 13,842,639 unit. Terlihat
dari table diatas terjadi pertumbuhan yang sangat pesat bagi kendaraan bermotor,
dalam kurun waktu 4 tahun pertumbuhan sebesar 4,523,890 unit, dalam hal ini
Jawa Tengah.
Hal ini mengindikasikan bawah sektor transportasi ini tidak boleh dilepas
Jawa Tengah.
13
raya terhadap PDRB sektor transportasi, peneliti tertarik untuk meneliti seberapa
besar peranan sub sektor tersebut dari prasarana dan pemanfaatan jasa sub sektor
tersebut. peneliti juga ingin melihat besarnya kontribusi sub sektor transportasi
angkutan jalan raya terhadap PDRB sektor transportasi. Dan peneliti menjadikan
Provinsi Jawa Tengah sebagai lokasi penelitian, maka dari itu peneliti mengambil
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
jalan.
E. Metode Penelitian
pengumpulan data kuantitatif dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder. Data ini diperoleh dari dari perpustakaan, website, jurnal
atau laporan-laporan penelitian terdahulu dan dari lembaga atau instansi yang
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang
(PDRB) Provinsi Jawa Tengah, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor
dari tahun 2000-2015 di Provinsi Jawa Tengah, yang diperoleh dari Badan Pusat
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
analisis data.
pengolahan data.
BAB V Penutup
yang dilakukan.