Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGARUH PDRB, PENGANGGURAN, TINGKAT

PENDIDIKAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP


TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN TIMOR TENGAH
SELATAN

(PERIODE 2012-2022)

DISUSUN OLEH:

Eveline Pingkan Luntungan 31120018


Angelina Trisnawati Veno 31120019
Maria Helena Karmadina 31120020
Alexander Chandra Putra Lesu 31120024

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2023
ABSTRAK

Pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju kea rah yang lebih baik dan terus
menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan,
berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga setiap tahap semakin mendekati tujuan.
Tujuan pembangunan Indonesia sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, salah
satunya adalah taraf hidup masyarakat yang layak dan berkeadilan. Pembangunan daerah
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing
daerah dengan akar dan sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui
pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. Oleh karena itu, salah satu indikator utama
keberhasilan pembangunan nasional adalah laju penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas
dalam menurunkan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih
strategi atau instrument pembangunan. Hal ini berarti salah satu kriteria utama pemilihan sektor
titik berat atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan jumlah
penduduk miskin.

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju kea rah yang lebih baik dan terus
menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan,
berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga setiap tahap semakin mendekati tujuan.
Tujuan pembangunan Indonesia sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, salah
satunya adalah taraf hidup masyarakat yang layak dan berkeadilan. Pembangunan daerah
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing
daerah dengan akar dan sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui
pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. Oleh karena itu, salah satu indikator utama
keberhasilan pembangunan nasional adalah laju penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas
dalam menurunkan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih
strategi atau instrument pembangunan. Hal ini berarti salah satu kriteria utama pemilihan sektor

1
titik berat atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan jumlah
penduduk miskin.

Kemiskinan adalah ancaman bagi kelangsungan hidup dan pembangunan manusia. Menurut
Kuncoro (1997), kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum.
Kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi tersebut meliputi pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan ukuran pendapatan, yaitu
kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Apabila dilihat berdasarkan pada pola waktu,
kemiskinan dapat dibedakan menjadi empat, meliputi (1) persistent poverty, yaitu kemiskinan
yang telah kronis atau turun menurun; (2) cyclical poverty, merupakan kemiskinan yang
mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan; (3) seasonal poverty, merupakan kemiskinan
musiman yang sering dijumpai pada kasus nelayan dan pertanian; (4) accident poverty,
merupakan kemiskinan yang tercipta karena adanya bencana alam, konflik, dan kekerasan atau
bahkan dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat (Sastraatmadja, dalam Permana, 2012).

Kemiskinan selalu menjadi masalah di dalam perekonomian. Kemiskinan dapat menyebabkan


rendahnya taraf hidup penduduk sehingga kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari menjadi
terbatas. Tidak sedikit penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak sedikit pula
penduduk hidup di bawah pendapatan yang rendah. Banyak program-program bantuan
pemerintah yang telah dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan, tetapi kurang tepatnya
bantuan yang diberikan sehingga menjad penghalang dalam mengurangi angka kemiskinan.

Banyak sekali penyebab yang dapat menimbulkan kemiskinan, seperti kondisi geografis yang
mempengaruhinya bahkan faktor kultural masyarakat setempat dan berbagai masalah lainnya. Di
sisi lain timbulnya kemiskinan sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk sehingga
menimbulkan penduduk miskin baru yang juga memiliki keterkaitan dengan tingkat pendidikan
dan juga tingkat pengangguran.

Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi di Tenggara Indonesia dengan wilayah
administratif 21 kabupaten dan 1 kota yang merupakan hasil pemecahan dari Provinsi Sunda
Kecil bersama Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat. Hingga saat ini Provinsi Nusa Tenggara
Timur masih mengalami masalah kemiskinan dengan tingkat kemiskinan sebesar 20,23% dan
berada di peringkat ke 3 sebagai Provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi setelah Provinsi

2
Papua dan Papua Barat (BPS, 2022). Salah satu kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara
Timur yang mengalami kemiskinan ekstrem adalah kabupaten Timor Tengah Selatan.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan data di atas penelitian ini menggunakan data sekunder yang di ambil dari BPS
Nasional, BPS NTT, dan BPS TTS.

PEMBAHASAN

Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Subandi (2011) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan GDP/GNP


tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Pertumbuhan ekonomi
yang pesat secara terus-menerus memungkinkan negara-negara industri maju memberikan segala
sesuatu yang lebih kepada warga negaranya dimana sumber daya yang lebih banyak untuk
perawatan kesehatan dan pengendalian polusi, pendidikan secara universal untuk anak-anak, dan
pension publik.

Menurut Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah perkembangan


kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu yang menyebabkan pendapatan nasional riil berubah.
Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada
suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya.
Menurut Jhingan (2004), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan
penyesuaian kelembagaan serta ideologis yang diperlukan.

Menurut tokoh ekonomi klasik dalam Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
empat faktor utama dalam sistem produksi suatu negara, yaitu:

1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan
produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai
batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian.

3
2. Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses
pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan
kebutuhan akan tenaga kerja.
3. Luas tanah yang dapat dipergunakan dalam proses produksi.
4. Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan
output.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Pendapatan
nasional ini mengarah kepada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu nilai barang atau
jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-
faktor produksi milik warga negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya
dinilai berdasarkan harga pasar dan dapat pula didasarkan pada harga yang berlaku dan harga
tetap.

PDRB merupakan total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah atau regional tertentu
dan dalam kurun waktu tertentu biasanya satu tahun. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi
yang ditunjukkan dengan tingginya nilai PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami
kemajuan dalam perekonomian. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan
harga pada setiap tahunnya sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga konstan menunjukkan pada nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga pada tahun tertentu.

Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan paling asasi (dasar) bagi semua orang karena masyarakat
yang berpendidikan setidaknya dapat memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dari
kemiskinan.

4
Menurut Ihsan (2011) tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang bekelanjutan, yang
ditetapkan berdasarkan perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan
cara menyajikan bahan pengajaran. Tingkat pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat
kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin baik pula
kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan sebagai faktor terpenting yang dapat membuat
seseorang keluar dari kemiskinan. Keterkaitan kemiskinan dan pendidikan sangat besar karena
pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan
keterampilan (Suryawati, 2005).

Manfaat Pendidikan

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan memiliki sifat-sifat yang berbeda
dengan makhluk lain yang hidup di dunia ini. Jika kita berbicara tentang pendidikan, manusia
adalah sasaran pendidikan sekaligus subyek pendidikan.

Pendidikan membantu manusia dalam menumbuhkembangkan potensipotensi kemanusian


yang ada dalam dirinya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk mengembangkan
seseorang menjadi manusia seutuhnya. (Nurihsan, 2007).

Tingkat pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi pendapatan dan
kemiskinan. Psacharopoulos dalam Kokila (2000), telah menekankan peranan pendidikan di
dalam pengurangan ketimpangan dan kemiskinan. Hal ini sejalan dengan Dejanvry dan Sadoulet
dalam Kokila (2000) yang menyatakan bahwa pendidikan mengurangi ketimpangan dan
kemiskinan secara langsung, yaitu: dengan meningkatkan produktivitas bagi golongan miskin,
memperbaiki kesempatan mereka untuk memperoleh pekerjaan dengan upah yang lebih baik.

Teori-Teori Tentang Pendidikan (Nurihsan, 2007)

1. Behaviorisme
Asumsi filosofis dari Behaviorisme adalah nature of human being, yakni manusia
tumbuh secara alami. Menurut faham ini, pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari

5
pengalaman. Aliran Behaviorisme berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat
diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha menerangkan dalam pembelajaran bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku
dalam belajar akan bertambah jika ada stimulasus dan respon. Stimulus dapat berupa
perilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respon berupa perubahan tingkah laku
yang terjadi pada siswa. Jadi menurut teori Behaviorisme, pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan. Tokoh aliran ini antara lain: Pavlov, Watson.

2. Kognitivisme
Teori pendidikan kognitivisme ini didasarkan atas rasional. Pengetahuan didapat dari
pemikiran yang rasional. Menurut aliran ini kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita
dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Oleh karena
itu teori kognitivisme lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri. Tokoh aliran ini antara lain: Piaget, Bruner, dan Ausebel.

3. Konstruktivisme
Menurut teori ini yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan karena
keaktivan siswa itu sendiri. Menurut teori kosntruktivisme, konsep pembelajaran adalah
suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru dan pengetahuan baru berdasarkan data.

4. Konsep Pembelajaran
Dalam keseluruhan konsep pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas
yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan mencapai tujuan pendidikan banyak
bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Institusi pendidikan harus dapat menyelenggarakan proses pembelajaran berlangsung
dengan efektif. Menurut UNESCO proses pembelajaran yang efektif itu bertumpu pada
empat pilar, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, learning to live
together.

6
Pengangguran

Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan


suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau bahkan sudah mempunyai
pekerjaan tetapi belum mulai melakukan pekerjaan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
adalag angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran terhadap 100 penduduk yang masuk
dalam kategori angkatan kerja.

Tingkat pengangguran memiliki hubungan yang erat dengan laju pertubuhan penduduk. Laju
pertumbuhan yang tinggi akan meningkatkan jumlah angkatan kerja (penduduk usia kerja),
besarnya angkatan kerja ini dapat menekan ketersediaan lapangan kerja di pasar kerja. Angkatan
kerja terdiri dari dua komponen yaitu orang yang menganggur dan orang yang bekerja. Tingkat
pengangguran terbuka di perkotaan hanya menunjukkan aspek-aspek yang tampak dari masalah
kesempatan kerja di negara yang sedang berkembang. Apabila mereka tidak bekerja maka
konsekuensinya adalah mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan baik dimana kondisi
seperti ini memberikan dampak bagi terciptanya dan bertambahnya jumlah kemiskinan yang ada.

Kemiskinan

Garis kemiskinan adalah suatu ukuran yang menyatakan besarnya pengeluaran untuk me-
menuhi kebutuhan. Garis kemiskinan yang digunakan setiap negara berbeda-beda, sehingga
tidakada satu garis kemiskinan yang berlaku umum. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
lokasi dan standar kebutuhan hidup. Dalam arti sempit, kemiskinan dipahami sebagai keadaan
kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Robert Chambers (2010)
menyatakan bahwa kemiskinan adalah suatu konsep terintegrasi yang memiliki lima dimensi,
yaitu:

1. Kemiskinan (proper);
2. Ketidakberdayaan (powerless);
3. Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency);
4. Ketergantungan (dependence); dan
5. Keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis.

7
Ada banyak penjelasan mengenai penyebab kemiskinan, salah satunya adalah adanya
keterbelakangan perekonomian pada suatu wilayah. Penduduk negara tersebut tergolong miskin
karena menggantungkan diri pada sektor pertanian yang subsisten, metode produksi tradisional,
serta sikap apatis terhadap lingkungan (Kuncoro, 2006).

Untuk mengukur kemiskinan, Badan Pusat Statistik menggunakan konsep kemampuan


memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

1. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlaha dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai
penduduk miskin.
2. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak,
dll).
3. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non
makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

Kemiskinan adalah suatu masalah yang sangat sulit dihadapi oleh para pembuat kebijakan.
Keluarga-keluarga yang tergolong miskin mempunyai kemungkinan lebih besar menjadi
tunawisma, ketergantungan obat, kekerasan dalam rumah tangga, masalah kesehatan, kehamilan
remaja, buta huruf, pengangguran, dan pendidikan rendah dibandingkan dengan keseluruhan
populasi. Anggota keluarga miskin mempunyai kemungkinan lebih besar untuk melakukan
kejahatan dan menjadi korban kejahatan.

Menurut Kuncoro (2000), kemiskinan dapat disebabkan oleh:

1. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dan modal.


2. Kemiskinan muncul akibat rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga akan
memberikan pengaruh terhadap produktivitas dan pendapatan yang diperoleh.

8
Kuncoro (2000), jika dianalisis secara makro maka kemiskinan muncul akibat ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya sehingga akan menyebabkan distribusi pendapatan yang timpang.
Kuncoro (2000), berdasarkan penyebab terjadinya kemiskinan maka akan bermuara pada teori
lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penulisan penelitian diatas pengaruh PDRB, Pendidikan, Pengangguran dan


Jumlah penduduk terhadap kemiskinan di kabupaten TTS dari tahun 2012-2022. Empat varuabel
bebas berpengaruh terhadap satu variabel terikat. Kemiskinan yang terjadi di kabupaten TTS
sangatlah serius bagi para pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kemiskinan tersebut.
Pengaruh PDRB, Pendidikan, Pengangguran dan Jumlah penduduk terhadap kemiskinan di
kabupaten TTS dari tahun 2012-2022, maka dari itu pendidikan, pengangguran dan jumlah
penduduk sangat berpengaruh sedangkan PDRB belum dapat dipastikan.

Saran

Bagi para pemerintah daerah baik pemerintah Provinsi NTT maupun penerintah daerah
Kabupaten TTS harus lebih memperhatikan masalah yang terjadi agar tingkat kemiskinan lebih
berkurang lagi untuk tahun ini (2023). Tidak hanya itu para masyarakat Kabupaten TTS juga
lebih memperhatikan lagi masalah yang terjadi agar tidak menjadi lebih parah, sebab masalah
kemiskinan ini dapat dicegah jika para pihak pemerintah dan masyarakat bersama-sama
mencegah masalah kemiskinan ini, sehingga perekonomian daerah kabupaten TTS dapat
meningkat lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai