Anda di halaman 1dari 6

Studi Tinjau Ulang Sistranas pada Tatrawil Provinsi DIY 2012 1.

PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem


transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang
berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan
sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta
jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah, peningkatan
hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara.

MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun
2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan
melengkapi dokumen perencanaan.

Di sisi lain, tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk
diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap
terhadap perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan
Asia Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk
mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang
dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.

Pembangunan Indonesia tidak lepas dari posisi Indonesia dalam dinamika regional dan global.
Secara geografis Indonesia terletak di jantung pertumbuhan ekonomi dunia. Kawasan Timur Asia
memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata kawasan lain di dunia.

Indonesia sebagai pusat gravitasi perekonomian global, Kawasan Asia (termasuk Asia Tenggara)
memiliki jumlah penduduk sekitar 50 persen dari penduduk dunia. Cina memiliki sekitar 1,3 miliar
penduduk, sementara India menyumbang sekitar 1,2 miliar, dan ASEAN dihuni oleh sekitar 600 juta
jiwa. Secara geografis, kedudukan Indonesia berada di tengah-tengah Kawasan Timur Asia yang
mempunyai potensi ekonomi sangat besar.

Laporan Akhir
Studi Tinjau Ulang Sistranas pada Tatrawil Provinsi DIY 2012 1.2

Dalam aspek perdagangan global, dewasa ini perdagangan South to South, termasuk transaksi
antara India-Cina-Indonesia, menunjukkan peningkatan yang cepat. Sejak 2008, pertumbuhan
ekspor negara berkembang yang didorong oleh permintaan negara berkembang lainnya meningkat
secara signifikan (kontribusinya mencapai 54 persen). Hal ini berbeda jauh dengan kondisi tahun
1998 yang kontribusinya hanya 12 persen. Pertumbuhan yang kuat dari Cina, baik ekspor maupun
impor memberikan dampak yang sangat penting bagi perkembangan perdagangan regional dan
global. Impor Cina meningkat tajam selama dan setelah krisis ekonomi global 2008. Di samping itu,
konsumsi Cina yang besar dapat menyerap ekspor yang besar dari negara-negara di sekitarnya
termasuk Indonesia. Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah
“Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.

Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan
Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar
antara USD 14.250-USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0-4,5
triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4-7,5 persen pada
periode 2011-2014, dan sekitar 8,0-9,0 persen pada periode 2015-2025. Pertumbuhan ekonomi
tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011-2014
menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan
karakteristik negara maju.

Sebagai unsur pendorong, Tatrawil berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk
menghubungkan daerah terisolasi dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya,
sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis.

Penyusunan Tatrawil harus mengangkat isu-isu strategis pengembangan wilayah dan jaringan
transportasi baik pada tataran nasional, provinsi, maupun lokal. Isu tersebut diperleh dari berbagai
dokumen antara lain:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) DIY 2009, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau Kabupaten (RTRWK) Yogyakarta,
Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul.
b. Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Provinsi DIY 2009
c. Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dan Tataran Transportasi Nasional (Tatranas)
d. Rencana Umum Jaringan Jalan 2005-2025
e. Review Masterplan Transportasi Darat
f. PM No. 43 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
g. Tatanan Kebandarudaraan Nasional
h. Perpres No.26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Sistem Logistik Nasional
i. Peraturan Menhub No. KM. 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Transportasi
Antarmoda/Multimoda
j. PP No. 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda

Laporan Akhir
Studi Tinjau Ulang Sistranas pada Tatrawil Provinsi DIY 2012 1.3

k. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)


l. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI)
m. Statistik Nasional, Provinsi: DIY Dalam Angka 2011, dan Kota/Kabupaten, misalnya Gunung
Kidul Dalam Angka 2011
n. Peraturan Presiden R.I Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca,
o. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
p. PP No. 40 tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Bandara
q. Tatanan Kepelabuhan Nasional
r. KM No. 6 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Pengembangan Transportasi Penyeberangan
s. Konsep Cetak Biru Angkutan Sungai dan Danau

Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya merupakan suatu Konsep Pembinaan
Transportasi dalam pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi
upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk secara
berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baik
langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baik pada tataran Nasional
maupun tataran Wilayah.

Terkait dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembanguan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Undang-Undang (UU) yang baru Tata
Ruang UU No.26 Tahun 2007 dan UU di Bidang Transportasi, UU No. 23 Tahun 2007, UU No.17
Tahun 2008 tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 tentang Angkutan Udara, dan UU No. 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam kaitan hal tersebut Sistranas diwujudkan
dalam Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) dibuat oleh pemerintah, Tataran Transportasi
Wilayah (TATRAWIL) dibuat oleh pemerintah propinsi dan Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK)
dibuat oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterkaitan ketiga tataran tersebut tidak dapat dipisahkan
yang pada akhirnya akan menjadi acuan bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan
transportasi untuk perwujudan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien baik pada tatanan
lokal, wilayah maupun nasional.

Penyempurnaan perwujudan Tatrawil dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan trasportasi


baik keandalan maupun kelaikan sarana dan prasarana transportasi, serta peningkatan keterpaduan
antar dan intramoda transportasi, disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan
teknologi, kebijakan tata ruang, dan lingkungan.

1.2 Maksud dan Tujuan Studi

Maksud dari studi ini adalah mengevaluasi Tataran Transportasi Wilayah sejalan dengan
perkembangan dinamika lingkungan ekonomi, sebagai pedoman pengaturan dan pembangunan
transportasi wilayah.

Laporan Akhir
Studi Tinjau Ulang Sistranas pada Tatrawil Provinsi DIY 2012 1.4

Tujuannya dari studi ini adalah agar dicapai penyelenggaraan transportasi nasional yang efektif dan
efisien sesuai dengan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
yang juga tersinergikan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di
Indonesia (MP3KI).

1.3 Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup kegiatan STUDI TINJAU ULANG TATRAWIL PROPINSI DI YOGYAKARTA DALAM
MENDUKUNG PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI KORIDOR II JAWA adalah sebagai
berikut:
a. Mempelajari dokumen tata ruang nasional dan wilayah;
b. Mempelajari jaringan transportasi nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-
2025;
c. Mempelajari rencana umum pengembangan perhubungan dalam Sistranas;
d. Mempelajari rencana teknis pengembangan perhubungan dalam Tatranas dan Tatralok;
e. Mempelajari sistem perencanaan pembangunan perhubungan;
f. Evaluasi Tatrawil saat ini;
g. Analisis kekuatan dan kelemahan kebijakan dalam Tatrawil saat ini;
h. Merumuskan kebijakan dan strategi Tatrawil di masa yang akan datang;
i. Merumuskan arah pengembangan dan program jaringan pelayanan dan jaringan prasarana
Tatrawil.
j. Merumuskan Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub) Provinsi DI. Yogyakarta

1.4 Batasan Kegiatan

Kegiatan penelitan ini dibatasi hanya dalam lingkup penyempurnaan Tataran Transportasi Wilayah
Propinsi DI Yogyakarta dalam rangka percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia pada
koridor II Jawa, percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan di Indonesia, dan pengurangan
emisi gas rumah kaca.

Kegiatan ini diakhiri dengan usulan Peraturan Gubernur atau Peraturan Daerah Provinsi DI.
Yogyakarta.

Laporan Akhir
Studi Tinjau Ulang Sistranas pada Tatrawil Provinsi DIY 2012 1.5

1.5 Hasil Akhir dan Laporan

Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah berupa kegiatan STUDI TINJAU ULANG
TATRAWIL PROPINSI DI YOGYAKARTA DALAM MENDUKUNG PERCEPATAN PEMBANGUNAN
EKONOMI DI KORIDOR II JAWA yang dituangkan dalam laporan yang terdiri atas:
1. Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari kerangka acuan yang meliputi
metodologi dan pendekatan atau teori yang akan diterapkan, rencana kerja dan jadwal kegiatan
serta daftar kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahapan Laporan Antara (Interim Report)
Peyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan data serta penjelasan metode
pengolahan/analisis serta penyusunan langkah selanjutnya analisis lengkap.
3. Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)
Penyusunan rancangan laporan akhir berisi pengolahan data, analisis dan evaluasi dari hasil
pengumpulan data pada laporan antara serta draft rekomendasi.
4. Tahapan Laporan Akhir (Final Report)
Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Rancangan
Laporan Akhir setelah melalui serangkaian diskusi dan pembahasan.

1.6 Sistematika Laporan

Sistematika Draft Laporan Akhir ini disusun sebagai berikut:


1. BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang studi, maksud dan tujuan, ruang lingkup
pekerjaan, hasil yang diharapkan, dan sistematika penulisan laporan.
2. BAB II. PENDEKATAN STUDI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep dan model pengembangan jaringan transportasi,
metodologi studi, dan pengumpulan data serta desain kuesioner.
3. BAB III. KONDISI WILAYAH dan JARINGAN TRANSPORTASI SAAT INI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kondisi sosio ekonomi nasional dan wilayah, kondisi pola
aktivitas, dan kondisi transportasi nasional dan wilayah.
4. BAB IV. PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
Pada bab ini akan diuraikan mengenai struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah, pola
aktivitas di masa mendatang, bangkitan dan distribusi arus/penumpang, model pengembangan
jaringan transportasi, alternative pengembangan jaringan transportasi wilayah, dan prioritas
pengembangan jaringan transportasi.
5. BAB V. ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN
Pada bab ini diuraikan mengenai arah pengembangan jaringan transportasi dan kebijakan
pengembangan jaringan transportasi.

Laporan Akhir
Studi Tinjau Ulang Sistranas pada Tatrawil Provinsi DIY 2012 1.6

6. BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pada bab ini akan diuraikan hasil dari studi pada bab-bab sebelumnya mencakup permasalahan
transportasi dan usulan penyelesaiannya.
7. LAMPIRAN
Lampiran di dalam Laporan Akhir terdiri dari:
- Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Provinsi
- Rencana Pembangunan Koridor Ekonomi
- Data Produksi dan Operasi Jaringan dan Simpul Tranportasi
- Peta Sebaran Kawasan Tertinggal, Terisolir dan Perbatasan
- Peta Jaringan Pelayanan dan Prasarana Transportasi Wilayah Saat ini
- Peta Rencana Pengembangan Jaringan Pelayanan dan Prasarana Transportasi Wilayah

Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai