Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM)”

OLEH

NAMA : KADIS SUSANTO

NIP. : 19700311 199007 1 001

JABATAN : PRAMU KEBERSIHAN

PERANGKAT DAERAH : DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN NGANJUK

TEMA MAKALAH : RPJM

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS DAN PERSYARATAN

DALAM MENGIKUTI UJIAN DINAS TINGKAT I

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai jumlah

penduduk salah satu yang terbesar di dunia. Luas wilayah Indonesia yang luas terbentang dari

sabang sampai merauke empunyai banyak ciri dan kulturnya masing masing. Selain itupun

banyak permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh negara ini. Baik dari skala mikro

maupun skala makro mulai dari kemiskinan,pengangguran, ketersediaan lapangan pekerjaan,

bencana alam dan lain sebagainya.

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau, beraneka suku

bangsa dan adat istiadat namun satu tujuandan satu cita-cita bernegara sebagaimana tertuang

dalam Pancasiladan UUD 1945.Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-

citatersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkret mengenai

pencapaian dari tujuan bernegara tersebut.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional disusun

sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 dalam bentuk

visi, misi dan arah pembangunan nasional. Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat

visioner dan hanyamemuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup

bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya.

Dewasa ini Indonesia menunjukan pembangunan yang cukup signifikan diberbagai

bidang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini berada pada angka 6,3% merupakan

pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Apabila dibandingkan dengan negara negara lain yang

kisarannya hanya berada pada angka 1 – 3 % saja. Hal ini tidak lepas dari perencanaan

perencanaan pembangunan yang diterapkan oleh pemerintah. Perencanaan tersebut tertuang

dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RPJPN (Rencana

Pembangunan jangka Panjang Nasional). Perencanaan memang sangat dibutuhkan baik untuk

jangka pendek jangka menengah maupun jangka panjang. Oleh karena dalam makalah ini akan

dibahas mengenai gambaran serta analisis RPJMN Indonesia.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana arti penting penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Indonesia?

2. Bagaimana rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia?

3. Bagaimana proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di

Indonesia?

4. Bagaimana hambatan dan solusi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Penting Penyusunan RPJMN di Indonesia

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah dokumen perencanaan

pembangunan yang disusun untuk jangka waktu lima tahun dan merupakan penjabaran dari visi,

misi, dan program Presiden terpilih dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Nasional selama 20 tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pengganti dari Garis-Garis

Besar Haluan Negara (GBHN) dan mulai berlaku sejak tahun 2005 berdasarkan amanat dari

Undang-Undang.

Sejak 2005 hingga kini terdapat empat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) yang telah disusun, berdasarkan masa kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden hasil

pemilihan umum.

1. RPJM Nasional I Tahun 2004–2009, dikenal sebagai Indonesia Sehat, era Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono.

2. RPJM Nasional II Tahun 2010–2014, dikenal sebagai Indonesia Smart, era Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono.

3. RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dikenal sebagai Nawacita, era Presiden Joko Widodo

4. RPJM Nasional IV Tahun 2020–2024, era Presiden Joko Widodo.

Perencanaan jangka panjang dan jangka menengah nasional bagi suatu negara sangat penting,

karena mempunyai banyak manfaat dan keperluan yang melatar belakanginya. Manfaat dan

keperluan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terkait dengan karakteristik atau perilaku dari para pelaku pembangunan, khususnya pihak

swasta yang notabene berkontribusi terhadap pembangunan baik perumahan,industri atau

lainya sekitar lebih dari 60 % dari keseluruhan pembangunan, menjadisangat perlu sekali

adanya satu kepastian. Kepastian tersebut salah satunya berupa kejelasan dan kepastian arah

atau rumusan masadepan nasional yang di formalkan baik dalam bentuk dokumen Rencana

Tata Ruang ataupun Visi Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menegah.

2. Pihak Swasta baik dalam maupun luar negeri yang mampu mendukung pertumbuhan melalui

investasi di negara tersebut, pada umumnya bersifat jangka panjang. Berbagai perhitungan
BEP (break even point) untuk satu kegiatan investasi industri misalnya menuntut adanya

perhitungan waktu yang lebih dari 5 atau 10 tahun. Untuk itu, keberadaan satu Visi

pembangunan nasional jangka panjang dan jangka menengah yang tertuang dalam dokumen

RPJPN dan RPJMN secara signifikan akan memberikan rasa amandan kepastian

(predictable)yang selanjutnya akan mampu mendorong terbangunya atmosfer yang kondusif

bagi berbagai kegiatan investasi besar (jangka panjang).Tanpa kepastian jangka panjang dan

dengan dinamika politik yang tinggi atau setiaplima tahun terjadi perubahan arah karena

keberadaan visi hasil PEMILU, jelasmemberikan atmosfer yang tidak mendukung atau

kondusif terhadap perkembangan investasi nasional.

3. Implikasi lanjutan dari rasa aman dan kepastian diatas akan muncul satu peluang yangakan

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

4. Arah pembangunan jangka panjang nasional yang dimaksud diatas setidaknya akan terdiri dari

(a) visi, (b) misi dan (c) agenda pembangunan yang terbagi dalam 5 tahunan.

B. Rancangan RPJMN di Indonesia

Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) atau rencana lima tahunan terdiri atas

rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana pembangunan jangka

menengah daerah atau RPJMD. Rencana pembangunan jangka menengah sering disebut sebagai

agenda pembangunan karena menyatu dengan agenda Pemerintah yang berkuasa. Agenda

pembangunan lima tahunan memuat program-program, kebijakan, dan pengaturan yang diperlukan

yang masing-masing dilengkapi dengan ukuran outcome? atau hasil yang akan dicapai. Selain itu,

secara sektoral terdapat pula Rencana Strategis atau Renstra di masing-masing

kementerian/departemen atau lembaga pemerintahan nondepartemen serta renstra pemerintahan

daerah yang merupakan gambaran RPJM berdasarkan sektor atau bidang pembangunan yang

ditangani.

RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang

penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,

kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan

dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian

secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sedangkan RPJM Daerah merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada

RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah,

strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah,

lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana

kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Selanjutnya Renstra Kementerian dan Lembaga memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang

disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Sedangkan Renstra

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program,

dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat

Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

Visi Indonesia 2014 dalam RPJMN 2010-2014 adalah “Terwujudnya Indonesia yang

Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”. Selama dua setengah tahun pelaksanaan RPJMN banyak

hal telah dicapai melalui pembangunan di segala bidang untuk mendukung pencapaian visi

Indonesia 2014 tersebut. Indikator-indikator pembangunan menunjukkan saat ini Indonesia lebih

sejahtera dan demokratis dibandingkan kondisi awal pelaksanaan RPJMN 2010-2014. Namun

demikian, terdapat indikasi kesenjangan yang sedikit melebar. Di samping itu, penegakan hukum

dan pemberantasan korupsimasih menghadapi kendala dalam pencapaian targetnya.

Konsekuensinya adalah dalam sisa sekitar dua tahun pelaksanaan RPJMN ke depan perlu

upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak untuk merumuskan kebijakan dan program

pembangunan yang inklusif dan mendukung pemerataan pendapatan dan keadilan, disertai kerja

keras dalam pelaksanaan program-program prioritas nasional.Dengan demikian keberhasilan

dalam peningkatan kesejahteraan dan proses demokratisasi akan dinikmati oleh seluruh masyarakat

Indonesia.

Untuk mengetahui pencapaian visi dan misi Presiden secara menyeluruh, dilakukan evaluasi

dengan kerangka analisis seperti gambar dibawah ini. Dari kerangka analisis ini dapat dilihat

bahwa pencapaian visi merupakan hasil dari pencapaian kinerja misi-misi yang mendukungnya.

Pencapaian misi ditentukan dari hasil pencapaian kinerja agenda-agenda, sedangkan pencapaian

agenda merupakan resultan dari kinerja program-program kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan

ke dalam 14 prioritas nasional.


C. Proses Penyusunan RPJMN di Indonesia

Dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan

2. Penyiapan rancangan rencana kerja

3. Musyawarah perencanaan pembangunan

4. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan

Untuk lebih jelasnya, proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah adalah

sebagai berikut:

Dari diagram diatas seperti halnya rencana penyusunan jangka panjang, melalui usulan

pemerintah daerah namun disini yang diusulkan adalah masalah yang urgent.

D. Hambatan dan Solusi RPJMN

Rencana pembangunan Indonesia jangka menengah dan jangka panjang sudah tersusun

dengan baik, namun tentu banyak masalah yang menghambat dalam pencapaian rencana

pembangunan tersebut. Didalam banyaknya rencana pembangunan tersebut yang disoroti dalam

makalah ini adalah masalah ekonominya. Permasalahan ekonomi dalam cakupannya bukan hanya

meliputi masalah-masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli dan eksternalitas yang

memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga ada di dalam ruang lingkup

ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah.

Berikut ini merupakan masalah-masalah yang menghambat pencapaian rencana pembangunan

jangka menengah dan jangka panjang di Indonesia.

1. Masalah Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.

Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya

melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut

ilmiah yang telah mapan.

Angka kemiskinan di Indonesia selalu mengalami fluktuasi alias naik turun. Berikut

cara-cara pemerintah untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia sedikit demi sedikit:

a. Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan usai

penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas. Namun

kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka

kemiskinan. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di Indonesia. Negara wajib

menyediakan jaminan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh

Undang-undang Dasar 1945.

b. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok

Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin

untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain

beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :

 Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton

 Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer

c. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin

Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan

berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Beberapa

program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain:

 Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan

pola bagi hasil/syariah dan konvensional.

 Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga Keuangan

Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

 Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro

d. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis

masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan

masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan

dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang

berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :

 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan

perkotaan

 Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah

 Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.

e. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.

Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi

kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang

berkaitan dengan fokus ini antara lain :

 Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di

Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);

 Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;

 Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III

rumah sakit;

f. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat

miskin.

Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan

menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh

pemerintah seperti :

• Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban

bencana sosial.

• Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang

memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan pemeriksaan

rutin BALITA, dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial

kepada keluarga miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga Harapan

(PKH).
• Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi

persyaratan

g. Membangun Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM)

KUR merupakan kredit program yang diluncurkan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono pada November 2007. KUR ditujukan bagi pengusaha mikro dan kecil

yang tidak memiliki agunan tambahan dengan plafon maksimal Rp 500 juta. Bank

bersedia menyalurkan KUR karena kreditnya dijamin oleh pemerintah.

2. Masalah Keterbelakangan Sarana, Prasarana dan Teknologi

Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara

berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya,

rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum,

rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendah tingkat keterampilan penduduk, rendahnya

tingkat pendidikan formal, kurang modal, kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya

tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi keterbelakangan ini, pemerintah berupaya

meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi

dari negara-negara maju.

Cara terbaru mengatasi Teknopreneurship perlu digalakkan pada mahasiswa di universitas

teknologi. Teknopreneur adalah pengusaha yang memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan

sesuatu yang baru (inovasi) atau menemukan teknologi sebagai basis untuk mengembangkan

usahanya. Dengan ini, para lulusan perguruan tinggi tidak usah menjadi agen-agen perusahaan

asing. Selain itu perlu dibangun Technology Park, suatu kawasan untuk menghasilkan produk,

perawatan, inovasi dan transfer teknologi.

3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja

Masalah lain yang dihadapi Indonesia dalan pembangunan di bidang ekonomi adalah

masalah lapangan kerja dan pengangguran. Masalah ini saling berhubungan satu sama lain.

Masalah pengangguran timbul karena terjadi ketimpangan antara jumlah angkatan kerja yang

tersedia.

Terdapat bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang

disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yakni :


a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

1. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke

tempatdan sektor ekonomi yang kekurangan

2. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja

yang kosong, dan Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami

pengangguran.

b. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran dengan kriteria ini, ada beberapa cara yakni:

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama

yangbersifat padat karya

2. Menggalakkan pengembangan sektor Informal, seperti home industry

3. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan,

jalanraya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara

langsungmaupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

c. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.

Pengangguran jenis ini bisa dibantu dengan cara :

1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain

2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika

menunggu musim tertentu.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bagi sebuah negara sangatlah

penting karena sebagai patokan dan petunjuk arah pembangunan.

2. Proses penyusunan RPJMN dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan banyak pihak

(aspirasi daerah, masyarkat) melalui suatu proses yang telah diatur dalam UU 17 tahun 2010

tentang penyusunan RPJPN.

3. Hambatan dalam proses pencaipaian RPJPN dan RPJMN terdiri banyak masalah yaitu:

a. Kemiskinan

b. Masalah Keterbelakangan Sarana, Prasarana dan Teknologi

c. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja

B. SARAN

Berdasarkan kondisi riil Indonesia untuk mencapai rencana pembangunan jangka

panjang dan menengah dengan baik maka kelompok kami memberikan masukan kepada

pemerintah untuk:

1. Pemerintah perlu memperluas jangkauan peningkatan kapasitas (capacity building)

masyarakat, utamanya masyarakat miskin yang berada di daerah dan daerah terpencil

sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya dan berbagai sumber daya di daerahnya

sehingga mereka mampu mengolah sumber daya tersebut untuk kesejahteraannya dan juga

untuk masyarakat sekitarnya.

2. Sebaiknya pemerintah dan para pemangku kepentingan memproyeksikan sejak dini

berbagai efek dan keadaan yang terburuk yang dapat terjadi baik bagi pemerintah maupun

masyarakat sebagai akibat dari renca pembangunan jangka menengah dan rencana jangka

panjang nasional.

Anda mungkin juga menyukai