OLEH
KABUPATEN NGANJUK
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai jumlah
penduduk salah satu yang terbesar di dunia. Luas wilayah Indonesia yang luas terbentang dari
sabang sampai merauke empunyai banyak ciri dan kulturnya masing masing. Selain itupun
banyak permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh negara ini. Baik dari skala mikro
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau, beraneka suku
bangsa dan adat istiadat namun satu tujuandan satu cita-cita bernegara sebagaimana tertuang
dalam Pancasiladan UUD 1945.Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-
citatersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkret mengenai
sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 dalam bentuk
visi, misi dan arah pembangunan nasional. Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat
visioner dan hanyamemuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup
bidang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini berada pada angka 6,3% merupakan
pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Apabila dibandingkan dengan negara negara lain yang
kisarannya hanya berada pada angka 1 – 3 % saja. Hal ini tidak lepas dari perencanaan
dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RPJPN (Rencana
Pembangunan jangka Panjang Nasional). Perencanaan memang sangat dibutuhkan baik untuk
jangka pendek jangka menengah maupun jangka panjang. Oleh karena dalam makalah ini akan
Indonesia?
Indonesia?
PEMBAHASAN
pembangunan yang disusun untuk jangka waktu lima tahun dan merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program Presiden terpilih dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional selama 20 tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Besar Haluan Negara (GBHN) dan mulai berlaku sejak tahun 2005 berdasarkan amanat dari
Undang-Undang.
Sejak 2005 hingga kini terdapat empat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) yang telah disusun, berdasarkan masa kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden hasil
pemilihan umum.
1. RPJM Nasional I Tahun 2004–2009, dikenal sebagai Indonesia Sehat, era Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
2. RPJM Nasional II Tahun 2010–2014, dikenal sebagai Indonesia Smart, era Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
3. RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dikenal sebagai Nawacita, era Presiden Joko Widodo
Perencanaan jangka panjang dan jangka menengah nasional bagi suatu negara sangat penting,
karena mempunyai banyak manfaat dan keperluan yang melatar belakanginya. Manfaat dan
1. Terkait dengan karakteristik atau perilaku dari para pelaku pembangunan, khususnya pihak
lainya sekitar lebih dari 60 % dari keseluruhan pembangunan, menjadisangat perlu sekali
adanya satu kepastian. Kepastian tersebut salah satunya berupa kejelasan dan kepastian arah
atau rumusan masadepan nasional yang di formalkan baik dalam bentuk dokumen Rencana
Tata Ruang ataupun Visi Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menegah.
2. Pihak Swasta baik dalam maupun luar negeri yang mampu mendukung pertumbuhan melalui
investasi di negara tersebut, pada umumnya bersifat jangka panjang. Berbagai perhitungan
BEP (break even point) untuk satu kegiatan investasi industri misalnya menuntut adanya
perhitungan waktu yang lebih dari 5 atau 10 tahun. Untuk itu, keberadaan satu Visi
pembangunan nasional jangka panjang dan jangka menengah yang tertuang dalam dokumen
RPJPN dan RPJMN secara signifikan akan memberikan rasa amandan kepastian
bagi berbagai kegiatan investasi besar (jangka panjang).Tanpa kepastian jangka panjang dan
dengan dinamika politik yang tinggi atau setiaplima tahun terjadi perubahan arah karena
keberadaan visi hasil PEMILU, jelasmemberikan atmosfer yang tidak mendukung atau
3. Implikasi lanjutan dari rasa aman dan kepastian diatas akan muncul satu peluang yangakan
4. Arah pembangunan jangka panjang nasional yang dimaksud diatas setidaknya akan terdiri dari
(a) visi, (b) misi dan (c) agenda pembangunan yang terbagi dalam 5 tahunan.
Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) atau rencana lima tahunan terdiri atas
rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan rencana pembangunan jangka
menengah daerah atau RPJMD. Rencana pembangunan jangka menengah sering disebut sebagai
agenda pembangunan karena menyatu dengan agenda Pemerintah yang berkuasa. Agenda
pembangunan lima tahunan memuat program-program, kebijakan, dan pengaturan yang diperlukan
yang masing-masing dilengkapi dengan ukuran outcome? atau hasil yang akan dicapai. Selain itu,
daerah yang merupakan gambaran RPJM berdasarkan sektor atau bidang pembangunan yang
ditangani.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sedangkan RPJM Daerah merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada
RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah,
strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah,
lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Selanjutnya Renstra Kementerian dan Lembaga memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang
disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Sedangkan Renstra
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Visi Indonesia 2014 dalam RPJMN 2010-2014 adalah “Terwujudnya Indonesia yang
Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”. Selama dua setengah tahun pelaksanaan RPJMN banyak
hal telah dicapai melalui pembangunan di segala bidang untuk mendukung pencapaian visi
Indonesia 2014 tersebut. Indikator-indikator pembangunan menunjukkan saat ini Indonesia lebih
sejahtera dan demokratis dibandingkan kondisi awal pelaksanaan RPJMN 2010-2014. Namun
demikian, terdapat indikasi kesenjangan yang sedikit melebar. Di samping itu, penegakan hukum
Konsekuensinya adalah dalam sisa sekitar dua tahun pelaksanaan RPJMN ke depan perlu
upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak untuk merumuskan kebijakan dan program
pembangunan yang inklusif dan mendukung pemerataan pendapatan dan keadilan, disertai kerja
dalam peningkatan kesejahteraan dan proses demokratisasi akan dinikmati oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
Untuk mengetahui pencapaian visi dan misi Presiden secara menyeluruh, dilakukan evaluasi
dengan kerangka analisis seperti gambar dibawah ini. Dari kerangka analisis ini dapat dilihat
bahwa pencapaian visi merupakan hasil dari pencapaian kinerja misi-misi yang mendukungnya.
Pencapaian misi ditentukan dari hasil pencapaian kinerja agenda-agenda, sedangkan pencapaian
Dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, melalui tahapan sebagai
berikut:
Untuk lebih jelasnya, proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah adalah
sebagai berikut:
Dari diagram diatas seperti halnya rencana penyusunan jangka panjang, melalui usulan
pemerintah daerah namun disini yang diusulkan adalah masalah yang urgent.
Rencana pembangunan Indonesia jangka menengah dan jangka panjang sudah tersusun
dengan baik, namun tentu banyak masalah yang menghambat dalam pencapaian rencana
pembangunan tersebut. Didalam banyaknya rencana pembangunan tersebut yang disoroti dalam
makalah ini adalah masalah ekonominya. Permasalahan ekonomi dalam cakupannya bukan hanya
meliputi masalah-masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli dan eksternalitas yang
memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga ada di dalam ruang lingkup
1. Masalah Kemiskinan
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut
Angka kemiskinan di Indonesia selalu mengalami fluktuasi alias naik turun. Berikut
Program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan usai
penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas. Namun
kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka
kemiskinan. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di Indonesia. Negara wajib
Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin
untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain
berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Beberapa
Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan
masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan
perkotaan
Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi
Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III
rumah sakit;
miskin.
menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh
pemerintah seperti :
• Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban
bencana sosial.
• Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang
(PKH).
• Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi
persyaratan
Masyarakat (PNPM)
Yudhoyono pada November 2007. KUR ditujukan bagi pengusaha mikro dan kecil
yang tidak memiliki agunan tambahan dengan plafon maksimal Rp 500 juta. Bank
Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara
berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya,
rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum,
tingkat pendidikan formal, kurang modal, kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya
meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi
sesuatu yang baru (inovasi) atau menemukan teknologi sebagai basis untuk mengembangkan
usahanya. Dengan ini, para lulusan perguruan tinggi tidak usah menjadi agen-agen perusahaan
asing. Selain itu perlu dibangun Technology Park, suatu kawasan untuk menghasilkan produk,
Masalah lain yang dihadapi Indonesia dalan pembangunan di bidang ekonomi adalah
masalah lapangan kerja dan pengangguran. Masalah ini saling berhubungan satu sama lain.
Masalah pengangguran timbul karena terjadi ketimpangan antara jumlah angkatan kerja yang
tersedia.
1. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
2. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
Untuk mengatasi pengangguran dengan kriteria ini, ada beberapa cara yakni:
jalanraya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bagi sebuah negara sangatlah
2. Proses penyusunan RPJMN dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan banyak pihak
(aspirasi daerah, masyarkat) melalui suatu proses yang telah diatur dalam UU 17 tahun 2010
3. Hambatan dalam proses pencaipaian RPJPN dan RPJMN terdiri banyak masalah yaitu:
a. Kemiskinan
B. SARAN
panjang dan menengah dengan baik maka kelompok kami memberikan masukan kepada
pemerintah untuk:
masyarakat, utamanya masyarakat miskin yang berada di daerah dan daerah terpencil
sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya dan berbagai sumber daya di daerahnya
sehingga mereka mampu mengolah sumber daya tersebut untuk kesejahteraannya dan juga
berbagai efek dan keadaan yang terburuk yang dapat terjadi baik bagi pemerintah maupun
masyarakat sebagai akibat dari renca pembangunan jangka menengah dan rencana jangka
panjang nasional.