Secara umum Perencanaan Pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam proses pembangunan sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang maju,
makmur dan sejahtera.
Literatur ilmiah yang tesedia memberikan beberapa pengertian dari para ahli tentang
perencanaan pembangunan. Berikut penjelasannya.
Perencanaan Jangka Panjang biasanya mencakup jangka waktu 10-25 tahun. Pada era orde baru,
pembangunan jangka panjang mencakup angka waktu 25 tahun sebagaimana ditetapkan dalam
Garis Garis Besar Haluan Negara. Sedangkan dewasa ini, rencana pembangunan Jangka Panjang,
baik nasional maupun daerah mencakup waktu 20 tahun.
Perencanaan Jangka Menengah biasanya mencakup waktu 4-5 tahun, tergantung dari masa
jabatan Presiden atau kepala daerah. Di Indonesia, perencanaan jangka menengah mempunyai
jangka waktu 5 tahun yang disusun baik oleh pemerintah nasional maupun pemerintah daerah.
Perencanaan jangka menengah pada dasarnya merupakan jabaran dari perencanaan jangka
panjang sehingga bersifat lebih operasional. Selain itu, perencanaan jangka menengah memuat
juga sasaran dan target pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif supaya besar perencanaan
tersebut menjadi lebih terukur dan mudah dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan monitoring dan evaluasi.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan pemerintah daerah, evaluasi harus dilakukan dengan dengan menggunakan
metode evaluasi kinerja yang paling kurang didasarkan atas 3 unsur utama yaitu: unsur masukan
(input) terutama dana, keluaran (output), dan hasil (outcome). Disamping itu, evaluasi ini juga
mencakup faktor-faktor utama yang menyebabkan berhasilnya atau kendala yang menyebabkan
kurangnya manfaat yang dapat dihasilkan oleh objek dan kegiatan pembangunan tersebut.