Anda di halaman 1dari 4

Keterkaitan Gagasan Pembangunan Milenium dan Proyek Tol Laut Indonesia

Kelompok 6
Moch. Rizal Sobirin 071911233013
Fauzan Ali 071911233014
Ida Bagus Dama Wisnumurti P 071911233092

Kompleksitas pembangunan di segala bidang dan dimensi kehidupan manusia modern telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat (Adisasmita, 2013). Konseptualisasi yang direalisasikan secara
nyata dalam bentuk aktualisasi telah memberikan signifikansi peningkatan parameter kualitas kehidupan
manusia modern. Namun perlu untuk diingat dan dimengerti bahwa berbagai perkembangan pembangunan
yang terjadi sekarang ini tidak lepas dari adanya landasan teori pembangunan yang berkelanjutan di
dalamnya. Pemikiran cemerlang tentang pertumbuhan pembangunan yang difokuskan pada peningkatan
kesejahteraan sosial (Boediono, 1999). Melalui motor pergerakan roda ekonomi menjadikan salah satu
argumen kuat bahwa aktualisasi teori pembangunan pada kehidupan manusia perlu untuk terus dilanjutkan
dan ditingkatkan. Pemahaman kuat teori pembangunan modern sebenarnya berada pada ide dan pemikiran
akan adanya sebuah kehidupan yang berkelanjutan dan berkemajuan (Peet & Hartwick, 2009). Manusia
seiring dengan berjalannya waktu dan peradaban menjadi semakin cerdas menuangkan berbagai inspirasi
demi kesejahteraan manusia.
Di masa ini pembangunan dilakukan di berbagai sektor demi mencapai kemajuan dan pemerataan.
Parameter kemajuan sebuah bangsa ditentukan dari seberapa jauh kapabilitas pembangunan dan
perkembangan individu di dalamnya (Boediono, 1999). Hal ini menjadi sebuah realita yang harus dijalankan
oleh setiap negara jika menginginkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya terwujud. Gelombang
dinamika pembangunan akan terus terjadi seiring dengan semakin kompleksnya tugas dan tanggung jawab
yang dimiliki negara seperti yang sedang terjadi di berbagai negara berkembang sekarang ini yang saling
berlomba dan membuktikan bahwa negaranya layak untuk menjadi negara maju. Tidak hanya kesejahteraan
yang diharapkan untuk dapat meningkat tetapi juga kualitas perekonomian negara akan menjadi lebih baik.
Indonesia sebagai salah satu negara berdaulat sudah dari awal kemerdekaannya merancang dan
merealisasikan harapan-harapan serta tujuannya dalam meningkatkan pembangunan di negaranya. Tali
estafet pembangunan ini seolah-olah diturunkan dari satu pemimpin ke pemimpin selanjutnya yang telah
dipercaya untuk mengemban tugas dan amanah.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang kemaritiman.
Selain itu, Indonesia berada pada daerah ekuator antara benua Asia dan benua Australia serta terletak di
antara dua samudera, yakni Samudera Pasifik dan Hindia. Posisi Indonesia secara langsung menjadi
penghubung dengan negara lainnya termasuk negara maju, salah satunya di bidang ekonomi. Hal ini
tentunya memberikan keunggulan tertentu dalam kemaritiman sehingga muncul gagasan mengenai
rancangan pembangunan ekonomi nasional melalui Poros Maritim Dunia. Ide mengenai Poros Maritim
Dunia memberikan harapan terhadap perbaikan kualitas dan kuantitas pelabuhan. Pelabuhan memiliki
peranan penting dalam menciptakan pertumbuhan sektor ekonomi, seperti perdagangan, industri, dan
pariwisata sehingga mendorong peningkatan pendapatan suatu negara (Syahrin, 2018)
Implementasi gagasan Poros Maritim Dunia melalui Perpres No. 16 tahun 2017 tentang Kebijakan
Kelautan Indonesia. Pembangunan Poros Maritim, meliputi pembangunan budaya maritim Indonesia,
menjaga laut dan sumber daya laut, memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas
maritim, memperkuat diplomasi maritim, membangun kekuatan pertahanan maritim. Oleh karena itu,
pemahaman mengenai Poros Maritim merupakan suatu ajang promosi dalam meningkatkan ekonomi
maritim dan pembangunan kelautan nasional. Gagasan ini diimplementasikan melalui program Tol Laut
yang diharapkan dapat menciptakan keterhubungan dari wilayah barat sampai timur Indonesia
Tol laut menjadi kunci utama dalam melakukan peningkatan dan pengembangan ekonomi kawasan
sehingga dibutuhkannya dukungan infrastruktur lainnya untuk menunjang kemajuan dan perkembangan.
Saat ini sekitar 90% perdagangan domestik maupun internasional menggunakan jalur transportasi laut, maka
pengembangan pelabuhan dalam segi kapasitas dan konektivitas harus dilakukan sebagai upaya penurunan
biaya logistik dan pertumbuhan ekonomi nasional merata. Tol Laut direalisasikan dengan menetapkan 24
pelabuhan sebagai jalur pelayarannya, seperti pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Pelabuhan
Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur, Pelabuhan Makassar di Sulawesi Selatan
dan Pelabuhan Blitung di Sulawesi Utara serta 19 pelabuhan feeder lainnya. Selain pelabuhan, gagasan Tol
Laut juga didukung oleh kesiapan pembangunan kapal. Tercatat tahun 2015 terdapat pengadaan 3 kapal Tol
Laut, tahun 2019 terdapat 158 kapa dan sebanyak 80% beroperasi di wilayah Indonesia Timur. Gagasan
mengenai Tol Laut merupakan salah satu program pembangunan andalan pemerintah untuk memperkuat
jalur pelayaran yang dititikberatkan pada Indonesia bagian timur sehingga keterbukaan akses akan
mendatangkan negara-negara regional menuju Indonesia bagian timur (Sinaga et al, 2020).
Gagasan mengenai pembangunan memiliki makna yang cukup berbeda dan bervariasi dari masa ke
masa. Menurut Pieterse (2010) makna, arah, dan tujuan utama pembangunan memiliki setidaknya 11 makna
yang beragam dari berbagai masa, mulai dari era tahun 1800-an yang dengan perspektif ekonomi politik
klasik yang makna pembangunan diartikan sebagai usaha – usaha dalam mengejar ketertinggalan, hingga di
era tahun 2000-an yang dengan konsep Millennium Development Goals atau MDG yang memfokuskan
pembangunan dengan melakukan reformasi struktural dalam sektor ekonomi melalui berbagai kerjasama
dan usaha negara – negara untuk mempermudah akses kerjasama ekonomi dan pembangunan. Terdapat 8
poin dari MDG yang direncanakan sebagai tujuan pembangunan di tahun 2000-an yaitu, menghapuskan
kemiskinan dan kelaparan, menjamin pendidikan, kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan,
mengurangi kematian anak – anak, menjamin dan meningkatkan keselamatan kehamilan, melawan berbagai
penyakit seperti salah satu yang utama adalah HIV/AIDS dan malaria, memastikan pembangunan
lingkungan yang berkelanjutan, dan mengembangkan kerjasama pembangunan yang bersifat global (World
Health Organization, 2018). Naiknya ekonomi Tiongkok dan dimulainya proses supremasi Asia juga
menjadi salah satu pengaruh yang memiliki andil besar di dalam pembangunan era 2000-an, dan mendorong
juga negara – negara dunia ketiga lainnya untuk mulai memasuki ekonomi global, yang memiliki gagasan
pembangunan terfokuskan pada memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia (Rapley, 2007).
Dari studi kasus yang diambil, Tol Laut dapat dilihat bentuk – bentuk dari gagasan pembangunan menurut
Pieterse (2010) yaitu adanya MDG yang berfokus pada reformasi struktural dan gagasan pembangunan
untuk meningkatkan serta memperbaiki daerah tertinggal di Indonesia, dengan membangun konektivitas
distribusi barang, dan bahan.
Melalui pembangunan infrastruktur dan penganggaran yang besar di dalam proyek Tol Laut,
Indonesia di masa kepresidenan Joko Widodo mulai melihat pentingnya sumber daya dan konektivitas laut.
Adanya konektivitas akan melancarkan distribusi yang pada akhirnya diharapkan akan terjadi penurunan
harga di daerah yang tertinggal, daerah terpencil, daerah terluar, dan daerah perbatasan. Karena selama ini
terjadi disparitas harga pada beberapa barang kebutuhan pokok di wilayah-wilayah yang berbeda. Dengan
menjamin konektivitas and kelancaran distribusi bahan, pembangunan dapat terjadi dengan signifikan,
melihat dari geografi Indonesia yang berbentuk kepulauan. Tol Laut juga dicanangkan sebagai usaha dalam
mengeluarkan Indonesia dari stagnasi ekonomi dengan efektivitas transportasi, serta tercapainya angka
pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, yang sesuai dengan MDG yang berusaha untuk memperbaiki dan
menjamin kehidupan masyarakat. Berbagai sifat positif dari proyek ini dapat dilihat dari poin gagasan
pembangunan MDG yang dapat dilihat dari proyek Tol Laut ini yaitu penghapusan kemiskinan dan
kelaparan, memastikan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan, dan upaya pengembangan kerjasama
pembangunan global. Dari Tol Laut, usaha untuk menghapuskan kemiskinan adalah dengan memastikan
kelancaran distribusi barang dan memajukan industri di daerah tertinggal melalui pembangunan berbagai
infrastruktur transportasi laut. Selain itu, pembangunan lingkungan yang berkelanjutan juga menjadi salah
satu tema di dalam Tol Laut, hal ini ditunjukkan dengan memulai konsep Blue Economy di dalam ekonomi
Indonesia yang berarti bentuk perekonomian berbasis laut yang berkelanjutan, aktivitas ekonomi dapat
berjalan seimbang dengan kapasitas jangka panjang ekosistem laut dalam mendukung kegiatan
perekonomian serta tetap terjaga (Smith-Godrey, 2016). Dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi jalur
distribusi, pengurangan bahan bakar dan polusi akan semakin berkurang di lautan, dan semakin
meningkatkan bentuk – bentuk keberlanjutan.
Pengembangan kerjasama pembangunan global juga terlihat di dalam proyek ini, berbagai reformasi
struktural dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan melakukan deregulasi dan memudahkan investasi
untuk pembangunan berbagai infrastruktur, kerjasama dengan berbagai negara lain juga terjalin sebagai
penyokong investasi pembangunan di dalam proyek ini. Mengikuti perkembangan ekonomi negara – negara
di Asia, Indonesia mulai berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya untuk mengimbangi dan
melewati beberapa negara dunia ketiga lainnya. Hal ini sesuai dengan fenomena pembangunan menurut
Rapley (2007) yang mengatakan bahwa perpindahan fokus pembangunan dunia mulai berpindah ke Asia
dan Indonesia juga terdampak akibat banyaknya investasi infrastruktur dari Tiongkok dan Jepang. Tol Laut
pada jangka panjang akan memiliki keterkaitan dengan proyek Belt and Road Initiatives dari Tiongkok
untuk memfokuskan ekonomi dunia ke arah Asia, melalui konektivitas Indonesia dari bagian Timur ke
Barat, memudahkan pengiriman barang dan pemajuan ekonomi Indonesia.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan pembangunan merupakan hal yang perlu
dimiliki untuk menjadikan arah pembangunan semakin jelas. Berbagai era di sejarah dunia memiliki gagasan
pembangunannya tersendiri, menyesuaikan dengan kondisi negara – negara, dan negara hegemon yang
memimpin pembangunan di suatu masa. Pada era 2000-an, gagasan pembangunan yang menjadi fokus
adalah MDG, dan salah satu negara yang memimpin dengan mencolok pembangunan dunia adalah
Tiongkok yang membawa ulang fokus Asia di dalam ekonomi global, dan memiliki tujuan utama dalam
peningkatan kondisi kehidupan dan sumber daya manusia. Proyek Tol Laut merupakan gagasan dari
Presiden Joko Widodo yang berusaha untuk membangun efektivitas distribusi barang dan bahan industri.
Dengan adanya Tol Laut, Indonesia memiliki visi yang selaras dengan visi pembangunan negara – negara
lainnya, yaitu MDG dan perbaikan serta peningkatan kualitas hidup manusia. Konektivitas perairan dan
pelancaran distribusi menjadi langkah Indonesia untuk membangkitkan ekonomi dan mempercepat
pembangunan.

Referensi :
Adisasmita, Raharjo. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan
Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Boediono. (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Peet, R., & Hartwick, E. 2009. Theories of Developement: Contentions, Arguments, Alternatives. The
Guilford Press.
Pieterse, J. N. 2010. Development Theory. SAGE Publication, Inc.
Rapley, J. 2007. Understanding Development: Theory and Practice in the Third World. Lynne Reinner
Publishers.

Sinaga, Mithun et al., 2008. Maritime infrastruvcture development to support sea toll programs in realizing
the global mairitime fullcrum (GMF), dalam Jurnal Keamanan Maritim, Vol 6, No. 1.

Smith-Godfrey, S. 2016. “Defining the blue economy”. Maritime affairs: Journal of the national maritime
foundation of India.

Syahrin, M. Najeri Al., 2018. “Kebijakan Poros Maritim Jokowi Dan Sinergitas Strategi Ekonomi Dan
Keamanan Laut Indonesia”, Indonesian Perspective. Vol. 3, No. 1.

World Health Organizations. 2018. Millennium Development Goals (MDGs). Online pada laman,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/millennium-development-goals-(mdgs), diakses
pada 28 Februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai