2. Beberapa fakta beserta dampak negatif tujuh kecenderungan masalah menurut Hagget
(1966) dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
Jumlah penduduk dunia akan terus bertambah, hal tersebut mengakibatkan
tingginya angka kelahiran dan kematian yang nantinya mempengaruhi tingkat
lapangan pekerjaan serta tingginya angka pengangguran.
Dampak gabungan dari no 1 dan 2 akan cenderung mengakibatkan peningkatan
tekanan terhadap lingkungan alam baik lokal maupun global.
Usaha penambangan sumberdaya alam ke wilayah lepas pantai terus-menerus
dapat menciptakan tipe masalah gangguan internasional baru.
Dunia akan semakin mengecil dan semakin berkurangnya waktu untuk
perjalanan karena kemajuan transportasi dan komunikasi.
Jika rata-rata kebutuhan energi dan sumberdaya alam di negara ketiga meningkat
dan melebihi rata-rata, maka kebutuhan energi dan sumberdaya alam secara
global barangkali akan meningkat 3 kali lipat pada tahun 2025.
Melemahnya struktur lama hierarki menimbulkan implikasi melemahnya
kekuatan geopolitik, revolusi elektronika dan globaliasasi ekonomi mampu
melemahkan kekuatan bangsa Adijaya
Revolusi elektronika bertambah kuat yang mengakibatkan timbulnya dampak
negatif.
3. Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini tentu menjadi sebuah peluang dan
tantangan bagi Indonesia dan Masyarakat Indonesia pada khususnya. Hal ini tidak mudah
mengingat Indonesia harus bersaing keras dengan negara anggota ASEAN lainnya.
Indonesia bisa dikatakan masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara anggota
ASEAN lainnya seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Konsekuensi atas
kesepakatan MEA yang berupa aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil
dan modal dapat berakibat positif atau negatif bagi perekonomian Indonesia.
Peluang Indonesia dalam menghadapi MEA yaitu dapat memperluas pangsa pasar
Indonesia dimana Indonesia dapat menjajakan barang produksi dalam negeri untuk
dieskpor keluar Indonesia terutama ke negara-negara anggota MEA. Selain itu,
mendorong kerjasama Iptek dimana kerjasama ini dapat menghasilkan transfer teknologi
dari negara-negara anggota MEA. Dan yang terakhir memperluas lapangan pekerjaan
yang mana Indonesia dengan penduduk terbesar dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainnya berpeluang untuk mengirimkan tenaga kerjanya dengan mempersiapkan
peningkatan kualitas dan keterampilan (hard skill dan soft skill). SDM yang berkualitas
akan mampu bersaing dan kuat menghadapi tantangan.
Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana
strategis pemerintah untuk menghadapi MEA / AEC, antara lain :
4. Perbaikan Infrastruktur
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah
berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan,
perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan
informatika, serta ketenagalistrikan :
4. Budaya konsumtif yang mendarah daging khususnya di Indonesia pada saat ini
bisa jadi merupakan dampak jangka panjang dari kebiasaan-kebiasaan hedonistik yang
dimiliki oleh generasi sebelum kita, atau mungkin juga terjadi akibat kurangnya rasa
peduli sebagian besar masyarakat terhadap akibat negatif yang ditimbulkan dari budaya
tersebut. Dampak negatif dari mendarah dagingnya budaya konsumtif bisa dikatakan
bercabang dan ikut mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat.
Hubungan antara perilaku konsumtif yang membudaya dan dampaknya terhadap
perekonomian merupakan hubungan yang saling mempengaruhi. Budaya konsumtif
dalam suatu masyarakat dapat menjadi penyebab perekonomian masyarakat tersebut
memburuk, dan sebaliknya, perekonomian yang baik (atau bahkan sangat baik) di
kalangan menengah ke atas dapat memicu perilaku konsumtif dalam kelompok
masyarakat tersebut.
Adapun fakta bahwa masyarakat indonesia merupakan masyarakat konsumtif yakni :
- Persepsi jangka pendek, yakni tidak memikirkan efek kedepannya, biasanya lihat,
suka membeli barang-barang yang tidak terlalu diperlukan.
- Kebiasaan berkelompok, jika pada kelompoknya memiliki barang akhirnya yang
lain juga ikut-ikutan.
- Kurang kesadaran akan lingkungan, suka membuang sampah bekas belanja, malas
membersihkan lingkungan sekitarnya
- Terpengaruh dengan endors yang disampaikan oleh influencer , yang menyebabkan
seseorang membeli tanpa memikirkan apakah barang tersebut dibutuhkan atau tidak
sama sekali.
- Bergantung pada teknologi, banyak promo yang ditawarkakan melalui teknologi
menjadikan masyarakat tertarik.