Disusun Oleh:
Adinda Zahrina
Fiki Fadhilah
Karina Decinta Mega
Nazwa Delia Sari
Riki Adi Setia
Rizka Olga Ananta
Yogi Ramadhani
XII IPS 3
SMA Negeri 7 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran Geografi, dengan judul “Tujuan
Pembangunan Wilayah”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan
Latar Belakang
Tujuan pembangunan wilayah menurut Bagdja Muljarijadi antara lain sebagai berikut.
a) Membentuk “institusi” baru yang mendukung perekonomian daerah.
b) Mengembangkan industri alternatif.
c) Meningkatkan kapasitas pekerja untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
d) Mencari pasar yang lebih luas.
e) Ada transfer teknologi.
f) Membuka peluang investasi bagi para pengusaha.
Menurut Nugroho dan Dahuri, tujuan pelaksanaan pembangunan wilayah antara lain sebagai
berikut.
a) Memberi perlindungan sosial dan ekonomi bagi keadaan sebagai akibat dari
kemiskinan dan ketimpangan; serta sumber daya alam yang mengalami tekanan.
b) Menyediakan media bagi beroperasinya mekanisme pasar secara efisien dan adil serta
memperbaiki kualitas aliran beragam sumber daya secara berkelanjutan (sustainable).
c) Menyediakan perangkat bagi aspek perencanaan pembangunan.
d) Membangun sistem kelembagaan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pembangunan.
Menurut Rancangan Awal RPJMN 2015-2019, isu utama pembangunan wilayah nasional
adalah masih besarnya kesenjangan antarwilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Itulah sebabnya arah
kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pengurangan
kesenjangan pembangunan antar wilayah.
Ada 7 (tujuh) wilayah pembangunan di Indonesia yang didasarkan pada potensi dan
keunggulan daerah, serta lokasi geografis yang strategis di masing-masing wilayah. Adapun
tema pengembangan wilayah di setiap wilayah adalah sebagai berikut.
a) Pembangunan Wilayah Pulau Papua sebagai “lumbung pangan melalui pengembangan
industri berbasis komoditas tanaman pangan serta pengembangan peternakan dan tanaman
nonpangan; percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan pariwisata bahari; serta lumbung energi di Kawasan Timur Indonesia melalui
pengembangan minyak, gas bumi, dan tembaga”.
b) Pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku sebagai “produsen makanan laut dan
lumbung ikan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim
(kelautan) melalui pengembangan industri berbasis komoditas perikanan; serta pengembangan
industri pengolahan berbasis nikel dan tembaga".
c) Pembangunan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara sebagai “pintu gerbang pariwisata
ekologis; penopang pangan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis
maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut;
pengembangan industri berbasis peternakan; serta pengembangan industri mangan dan tembaga".
d) Pembangunan Wilayah Pulau Sulawesi sebagai “salah satu pintu gerbang Indonesia
dalam perdagangan internasional dan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia dengan
pengembangan industri berbasis logistik; serta lumbung pangan nasional dengan pengembangan
industri berbasis kakao, padi, jagung; dan pengembangan industri berbasis rotan, aspal, nikel,
dan bijih besi; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari”.
e) Pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan sebagai “salah satu paru- paru dunia dengan
mempertahankan luasan hutan Kalimantan; dan lumbung energi nasional dengan pengembangan
hilirisasi komoditas batu bara; serta pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit,
karet, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa, serta pengembangan food
estate".
f) Pembangunan Wilayah Pulau Jawa-Bali sebagai “lumbung pangan nasional dan
pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan-minuman,
tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, alumina, dan besi baja; salah satu pintu gerbang
destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta percepatan
pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perkapalan
dan pariwisata bahari”.
g) Pembangunan Wilayah Pulau Sumatra sebagai “salah satu pintu gerbang Indonesia
dalam perdagangan internasional dan lumbung energi nasional, diarahkan untuk pengembangan
hilirisasi komoditas batu bara, serta industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah,
bauksit, dan kaolin”.
suatu pembangunan haruslah merata, baik di pusat pertumbuhan dan daerah sekitarnya.
Pembangunan wilayah sebagai wujud aplikasi dari penataan ruang adalah sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat dan wilayah dalam mengoptimalkan fungsi dan potensi
wilayah yang ada.