Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH GEOGRAFI

Tujuan Pembangunan Wilayah


KELOMPOK: 3 (TIGA)

Disusun Oleh:
Adinda Zahrina
Fiki Fadhilah
Karina Decinta Mega
Nazwa Delia Sari
Riki Adi Setia
Rizka Olga Ananta
Yogi Ramadhani

XII IPS 3
SMA Negeri 7 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran Geografi, dengan judul “Tujuan
Pembangunan Wilayah”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan

Bandar Lampung, Agustus 2022


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance


development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang yaitu tidak
mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar daerah (equally developed),
juga tidak menuntut pencapaian tingkat industrialisasi wilayah atau daerah yang seragam,
juga bentuk-bentuk keseragaman pola dan struktur ekonomi daerah, atau juga tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar (self sufficiency) setiap wilayah atau daerah. Pembangunan
yang berimbang adalah terpenuhinya potensi potensi pembangunan sesuai dengan
kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam (Murry, 2000).

Dalam proses pembangunan ekonomi nasional, tidak terlepas dari pembangunan


ekonomi daerah atau regional. Pembangunan ekonomi daerah adalah proses yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengelola sumberdaya yang ada dan
membentuk pola kemitraan pemerintah daerah dan sektor swasta dalam menciptakan
lapangan kerja baru dan perangsang pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi oleh keunggulan komparatif suatu daerah,
spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut (Arsyad,
1999).

Istilah pola keruangan erat kaitannya dengan istilah-istilah seperti pemusatan,


penyebaran, pencampuran dan keterkaitan, serta posisi atau lokasi dan lain-lain. Istilah
pola pemanfaatan ruang berkaitan dengan aspek-aspek distribusi spasial sumberdaya dan
aktivitas pemanfatannya menurut lokasi, setiap jenis aktivitas menyebar dengan luas yang
berbeda-beda dan tingkat penyebaran yang berbeda-beda pula. Dalam cara pandang yang
lain, sumberdaya dan aktivitas manusia yang memanfaatkannya terkonsentrasi dengan
tingkat yang berbeda beda. Secara formal, ekspresi pola pemanfaatan ruang umumnya
digambarkan dalam berbagai bentuk peta (Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, Dyah R.
2009).

Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah atau negara sangat tergantung


dari keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi di wilayahnya. Nilai strategis
setiap sektor di dalam memacu menjadi pendorong utama (prime mover) pertumbuhan
ekonomi wilayah berbeda-beda. Sektor ekonomi suatu wilayah dapat dibagi dalam dua
golongan yaitu sektor basis dimana kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses
pemenuhan kebutuhan tersebut menyebabkan terjadinya mekanisme ekspor dan impor
antar wilayah. Artinya industri basis ini akan menghasilkan barang dan jasa, baik untuk
pasar domestik daerah maupun pasar luar wilayah atau daerah. Sedangkan sektor non-
basis adalah sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar di daerahnya
sendiri dan kapasitas ekspor daerah belum berkembang.

Pengembangan wilayah memandang pentingnya keterpaduan sektoral, spasial,


serta keterpaduan antar pelaku (institutions) pembangunan di dalam dan antar wilayah.
Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional yang sinergis antar sektor
pembangunan, sehingga setiap kegiatan pembangunan dalam kelembagaan sektoral
dilaksanakan dalam kerangka pembangunan wilayah. Wilayah yang berkembang
ditunjukkan oleh adanya keterkaitan anatara sektor ekonomi wilayah, dalam arti terjadi
transfer input dan output barang dan jasa antar sektor yang sangat dinamis (Ernan
Rustiadi,Sunsun Saefulhakim dan Dyah R. 2009)
Tujuan Pembangunan Wilayah

Pengertian Pembangunan Wilayah adalah Upaya mencapai pembangunan berimbang


(balance development), seperti terpenuhinya potensi-potensi pembangunan sesuai dengan
kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam.
Pembangunan sangat penting bagi suatu bangsa, pembangunaan sebagai upaya sadar dari
manusia yang ada dalam suatu negara untuk memanfaatkan apa yang ada di lingkungan mereka
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.Dengan adanya pembangunan,
kehidupan dan kesejahteraan manusia dalam suatu negara dapat terangkat menjadi lebih baik.
Pembangunan di negara kita, Negara Republik Indonesia sangat diperlukan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa kita yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi "berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.

Tujuan pembangunan wilayah menurut Bagdja Muljarijadi antara lain sebagai berikut.
a) Membentuk “institusi” baru yang mendukung perekonomian daerah.
b) Mengembangkan industri alternatif.
c) Meningkatkan kapasitas pekerja untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
d) Mencari pasar yang lebih luas.
e) Ada transfer teknologi.
f) Membuka peluang investasi bagi para pengusaha.
Menurut Nugroho dan Dahuri, tujuan pelaksanaan pembangunan wilayah antara lain sebagai
berikut.
a) Memberi perlindungan sosial dan ekonomi bagi keadaan sebagai akibat dari
kemiskinan dan ketimpangan; serta sumber daya alam yang mengalami tekanan.
b) Menyediakan media bagi beroperasinya mekanisme pasar secara efisien dan adil serta
memperbaiki kualitas aliran beragam sumber daya secara berkelanjutan (sustainable).
c) Menyediakan perangkat bagi aspek perencanaan pembangunan.
d) Membangun sistem kelembagaan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pembangunan.

Menurut Rancangan Awal RPJMN 2015-2019, isu utama pembangunan wilayah nasional
adalah masih besarnya kesenjangan antarwilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Itulah sebabnya arah
kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pengurangan
kesenjangan pembangunan antar wilayah.
Ada 7 (tujuh) wilayah pembangunan di Indonesia yang didasarkan pada potensi dan
keunggulan daerah, serta lokasi geografis yang strategis di masing-masing wilayah. Adapun
tema pengembangan wilayah di setiap wilayah adalah sebagai berikut.
a) Pembangunan Wilayah Pulau Papua sebagai “lumbung pangan melalui pengembangan
industri berbasis komoditas tanaman pangan serta pengembangan peternakan dan tanaman
nonpangan; percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan pariwisata bahari; serta lumbung energi di Kawasan Timur Indonesia melalui
pengembangan minyak, gas bumi, dan tembaga”.
b) Pembangunan Wilayah Kepulauan Maluku sebagai “produsen makanan laut dan
lumbung ikan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim
(kelautan) melalui pengembangan industri berbasis komoditas perikanan; serta pengembangan
industri pengolahan berbasis nikel dan tembaga".
c) Pembangunan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara sebagai “pintu gerbang pariwisata
ekologis; penopang pangan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis
maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut;
pengembangan industri berbasis peternakan; serta pengembangan industri mangan dan tembaga".
d) Pembangunan Wilayah Pulau Sulawesi sebagai “salah satu pintu gerbang Indonesia
dalam perdagangan internasional dan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia dengan
pengembangan industri berbasis logistik; serta lumbung pangan nasional dengan pengembangan
industri berbasis kakao, padi, jagung; dan pengembangan industri berbasis rotan, aspal, nikel,
dan bijih besi; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari”.
e) Pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan sebagai “salah satu paru- paru dunia dengan
mempertahankan luasan hutan Kalimantan; dan lumbung energi nasional dengan pengembangan
hilirisasi komoditas batu bara; serta pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit,
karet, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa, serta pengembangan food
estate".
f) Pembangunan Wilayah Pulau Jawa-Bali sebagai “lumbung pangan nasional dan
pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan-minuman,
tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, alumina, dan besi baja; salah satu pintu gerbang
destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta percepatan
pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perkapalan
dan pariwisata bahari”.
g) Pembangunan Wilayah Pulau Sumatra sebagai “salah satu pintu gerbang Indonesia
dalam perdagangan internasional dan lumbung energi nasional, diarahkan untuk pengembangan
hilirisasi komoditas batu bara, serta industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah,
bauksit, dan kaolin”.

Pembangunan berkelanjutan diasumsikan sebagai pembangunan yang memenuhi


kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri” istilah ini diperkenalkan oleh Komisi Lingkungan dan Pembangunan
Dunia (The World Commission on Environment and Development [WCED]) pada tahun 1987.
Komisi ini menganggap pembangunan berkelanjutan sebagai pilihan untuk meminimalkan risiko
penciptaan masalah baru atau memperburuk masalah yang sudah ada.

Pertumbuhan wilayah dapat didefinisikan sebagai laju pertumbuhan ekonomi suatu


wilayah dalam kurun waktu tertentu. Pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang
pertumbuhannya sangat pesat. Dari pusat-pusat pertumbuhan ini, diharapkan pertumbuhan akan
menyebar ke wilayah- wilayah yang lain.
Kesimpulan

suatu pembangunan haruslah merata, baik di pusat pertumbuhan dan daerah sekitarnya.
Pembangunan wilayah sebagai wujud aplikasi dari penataan ruang adalah sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat dan wilayah dalam mengoptimalkan fungsi dan potensi
wilayah yang ada.

Anda mungkin juga menyukai