Anda di halaman 1dari 40

Program Perencanaan Nasional

Regional
Dr. Sri Hartini Jatmikowati, dra, MSi

Pendahuluan

Perencanaan pembangunan dapat dibedakan


menjadi beberapa tingkatan, yakni:

rencana yang terkait dengan ekonomi sebagai


suatu keseluruhan dibagi dalam sector-sektor
utama (perencanaan sektoral) dan dapat terjadi
dalam wilayah-wilayah (perencanaan regional)
program yang terkait dengan penentuan secara
lebih detail yaitu berupa tujuan-tujuan khusus
yang harus dicapai dalam berbagai sector atau
wilayah
proyek merupakan komponen-komponen
individual yang dapat bersama-sama menjadikan
suatu program.

Pendahuluan
Di negara-negara yang sangat miskin yang
sangat bergantung kepada pertanian untuk
mencukupi kebutuhan sendiri dengan ekonomi
uang yang belum begitu
berkembang/dikembangkan dan sumbersumber alam atau keuangannya terbatas, kecil
kemungkinan untuk dapat merumuskan
rencana multisektoral yang kompleks.
Sebaliknya bagi negara-negara yang kaya
dan makmur dengan perdagangan yang
berkembang baik ekonomi, pertanian dan
pertambangan, mungkin dapat diharapkan
untuk memulai perubahan pada
industrialisasi dengan mengembangakan
ketrampilan-ketrampilan serta
sumbersumber yang diperlukan untuk
realisasinya. (Dickenson, cs, 1992: 288).

Definisi

Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasionaladalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan
dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah.
Sistem ini adalah pengganti dariGBHNdan
mulai berlaku sejak tahun 2005.

Definisi

Rencana pembangunan regional ialah


Suatu program untuk strategi pemerintah
nasional dalam menjalankan campur tangan
pemerintah untuk mempengaruhi jalannnya
proses pembangunan di daerah-daerah
sebagai bagian dari daerah nasional supaya
terjadi perkembangan kearah yang
dikehendaki.

Definisi
Pembangunan

regional adalah usaha


meningkatkan kualitas kehidupan maupun
kualitas lingkungan, sektor dan jangkauannya
sangat luas. (Sumaatmaja, 1989: 49)
Menurut sumber lain, pembangunan regional
ialah strategi pemerintah nasional dalam
menjalankan campur tangan pemerintah
untuk mempengaruhi jalannnya proses
pembangunan di daerah-daerah sebagai
bagian dari daerah nasional supaya terjadi
perkembangan kearah yang dikehendaki.

Landasan Filosofi

Cita-cita Nasional :
Pembukaan UUD 45
Tujuan Nasional:

Sejahtera
Cerdas
Tertib

Tugas Pokok setelah kemerdekaan:

Mengisi
pembangunan
Bertahap
Kontinu

Kegiatan Pembangunan

Efektif
Efisien
Bersasaran

Landasan Pembangunan Regional

Landasan-landasan geografi yang perlu


diperhatikan sesuai dengan kondisi regional
setempat,:

Lokasi
Kondisi demografi
Prasarana dan sarana
Potensi sumber daya
Sosial budaya setempat
Kesuburan tanah
Hidrologi
Topografi region masing-masing.

Landasan Pembangunan Regional

Lokasi :

Perbatasan dengan negara tetangga,


Pegunungan
Dataran rendah
Pedalaman
Pantai
Aliran sungai dan lain-lainnya.
Lokasi memberikan landasan bagi
pembangunan setempat apakah akan daerah
pelabuhan, kawasan industri, kawasan
pertanian, daerah pariwisata, kota dan
perkampungan pelajar dan mahasiswa,
kawasan perdagangan dan lain-lain.

Landasan Pembangunan Regional

Landasan kependudukan yang wajib


diperhatikan bagi pembangunan juga
berkenaan dengan kualitas kehidupannya,
tingkat pendidikan, kombinasi berdasarkan
umur, penyebarannya dalam ruang, keadaan
sosial budaya, dan lain-lain.
Bagi kepentingan pembangunan, jika region
tersebut penduduknya sangat rengang, berarti perlu
mendatangkan penduduk dari wilayah lain, jika
kesuburan tanah, dan keadaan hidrologi memadai,
bahkan region tersebut dapat dibangun sebagai
daerah trasmigrasi.
Selain menambah sumber daya manusia bagi
ketenagakerjaan juga dapat dibina integrasi
nasional.

Landasan Pembangunan Regional

Tingkat pendidikan penduduk dan


kebutuhan akan pendidikan

Memberi landasan tentang perencanaan,


pengembangan dan pembangunan
pendidikan region yang bersangkutan. aspirasi,
jumlah, penyebaran dan tingkat penduduk,
menggambarkan lapangan pekerjaan yang
bagaimana cocok pada region tersebut agar
nantinya ada relevannya.

Landasan Pembangunan Regional


Potensi

Landasan Pembangunan Regional


Morfologi

Ruang Lingkup Perencanaan


Nasional

Daerah

RPJP

RPJP

RPJM

RPJM

RENSTRA Kementrian/Lembaga

RENSTRA SKPD

RENJA Pemerintah

RENJA Pemda

RENJA Kementrian/ Lembaga

RENJA SKPD

KONSEP WILAYAH (region)

Suatu unit geografi yang dibatasi oleh krieria


tertentu yang bagian-bagiannya tergantung
secara internal.
Wilayah dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

KONSEP WILAYAH (region)


Homogen

KONSEP WILAYAH (region)


Wilayah perencanaan harus memiliki ciri sebagai berikut:
a.

Cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan


investasi berskala ekonomi

b.

Mampu mengubah industri sendiri dengan tenaga kerja


yang ada

c.

Mempunyai struktur ekonomi yang homogen

d.

Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan

e.

Menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan


pembangunan

f.

Masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran


bersama terhadap persoalan-persoalannya.
Budiharsono, 2001:14-16

Proses Perencanaan

Proses Politik : Pemilihan langsung


Proses Teknokratik : Perencana Profesional
Proses Partisipatif: stake holder
Proses Bottom up dan Top Down : hierarki
pemerintahan

Tahapan Perencanaan

Masalah Pembangunan Region

Pertumbuhan geografi modern dimulai dalam


pereode pasca perang dengan fokus pada
diferensiasi wilayah (areal defferentition).
Richard Hartshone dalam bukunya The
Nature of Geography (1949), mendifinisikan
areal defferentiation sebagai perbedaan yang
tedapat diberbagai wilayah di permukaan
bumi.
Hartshone merupakan penganjur terkemuka
yang memusatkan perhatian kepada
diferensiasi wilayah dan menunjuk diferensiasi
wilayah sebagai obyek studi geografi yang
fondamental

Masalah Pembangunan Region

Pada bagian lain dikemukakan bahwa masalah


regional telah membuka arena bagi
perdebatan besar dikalangan ahli geografi
kontemporer, perencana regional, ilmu
regional dan ilmu sosial pada umumnya

Pendekatan Utama Masalah Pembangunan


Regional

Pendekatan Marjinalis, yang menekankan pentingnya alokasi


sumbersumber daya melalui pasar dan memandang ketimpangan rigional
sebagai suatu gejala transisi.
Pendekatan Institusionalis yang berdasar pada prinsip penyebab
sirkuler dan kumulatif. Penekatan ini mengakui kecenderungan kearah
ketimpangan spasial dalam jalannya pasar kapitalis. Dalam kaitan ini,
Stilwell (1978) seperti dikutip Forbes (1986) menjelaskan bahwa sekali
ketimpangan rgional berkembang, jalanya pasar dan migarsi modal serta
buruh khususnya cenderung tidak mengurangi ketimpangan. Sebaliknya
dari ramalan umum ilmu ekonomi neoklasis, setiap kecenderungan kearah
ketimpangan regional, diatasi oleh kecenderungan tandingan yang kuat
kearah ketimpangan.
Pendekatan Difusionis, untuk menahan kecenderungan kearah
ketimpangan regional, intervensi pemerintah dianggap perlu sebagai mana
pandangan penulis-penulis utama mengenai isu ini, termasuk Hirshman
(1958), Myrdal (1957), Peroux (1950) dan Friedman (1966). Pandangan ini
dilukiskan dengan geografi modernisasi atau teori modernisasi difusionis
dengan berbagai model/konsep seperti telah diuraikan dibagain
pendahuluan.

Masalah Pembangunan Region

Sumber daya dan kondisi geografi yang berbeda

Masalah yang berbeda dalam pengembangan dan pembangunan


regional masing- masing.
Oleh karena itu bagi kepentingan pengembangan dan pembangunan
regional yang mendukung pembangunan nasional yang meyakinkan,
wajib melakukan studi, penelitian dan analisis geografi secara
mendalam terlebih dahulu.

Jumlah dan penyebaran penduduk yang berbeda-beda di tiap


region

Masalah ini sudah menjadi dasar perencanaan pengembangan dan


pembangunan kependudukan di Indonesia.
Pembangunan kependudukan yang terungkap dalam kebijakan
kependudukan, bukan hanya berkenaan dengan keluarga berencana
melainkan juga terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan,
ketenaga kerjaan, keahlian dan kepemimpinan.

Tap. MPR RI No. II/MPR/1983. Bab IV

Kebijaksanaan pembangunan regional

Kebijaksanaan pembangunan regional adalah segala


usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan
meningkatkan kualitas kehidupan dan kualitas lingkungan
dalam region tersebut.
Dalam menerapkan kebijakan regional juga harus menerapkan
pendekatan yang berbeda sesuai dengan kondisi
geografi dan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
Asas adil dan merata yang diterapkan dalam pembangunan
nasional yang diterapkan dalam pembangunan regional,
berarti setiap daerah memiliki kesempatan yang sama dalam
pembangunan, tetapi pada pelaksanaannya dengan modal
dasar dan factor dominan.
Dengan demikian pembangunan regional harus disesuaikan
dengan kondisi pada daerah bersangkutan demi
kesejahteraan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Pembangunan Regional

Ada 3 tahapan dalam pembangunan regional


Pra

Tahap Pra pembangunan

Wajib melakukan penelitian yang dimulai dengan

Identifikasi modal dasar apa yang dimiliki region yang


bersangkutan
Faktor dominan apa yang melandasinya
Masalah-masalah apa yang menjadi hambatan yang harus
diatasi.

Ketiga pokok tersebut wajib ditelaah secara mendalam


demi keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Untuk itu perlu melakukan pengumpulan data region yang
akan dikembangkan dan dibangun di region yang
bersangkutan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis
untuk ditarikkesimpulannya.
Kesimpulan tersebut menjadi dasar perencanaan bagi
pembuat keputusan untuk mengembangkan
kebijaksanaan pembangunan regional.

Faktor yang mempengaruhi pembangunan


regional
1. Faktor

hidrografi, sebagai peninjang secara


langsung dalam kehidupan, menjamin pertanian,
pembangkit tenaga, dan prasarana serta sarana
komunikkasi transportasi.
2. Faktor topografi, dalam hal ini tinggi rendahnya
permukaan bumi setempat yang memberi
landasan terhadap pembangunan yang akan
dikembangkan di region yang bersangkutan.
3. Faktor klimatologi, merupakan factor domiana
yang berpengaruh terhadap gerak langkah
manusia termasuk perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan regional dan nasional.

4.

5.

Faktor flora dan fauna merupakan sumber


daya hayati, contonya tumbuh-timbuhan,
hutan, hewan di darat maupundi peraiaran
yang menunjang pengembangan dan
pembangunan region tersebut.
Faktor kemungkinan pengembangan,
merupakan faktor yang wajib diperhitungkan
bagi masa depan mengingatpertumbuhan
dan perkembangan penduduk dengan
segala kebutuhannya yang tidak kunjung
akan berhenti. Factor ini menunjang
stabilitas kehidupan dengan pengembangan
dan pembangunannya pada masa yang akan
datang.

Modal dan faktor diatas, dianalisis dan dirumuskan


menjadi aspek-aspek geografi yang dapat diteliti
bagi kepentingan perancangan, perencanaan dan
pembangunan regional serta nasional.
Selanjutnya, tiap aspek tadi diukur tingkat
kualitasnya untuk menentukan kebijakasanaan
regioanal dalam rangka membuat keputusan
tentang model pembangunan yang akan
dikembangkan.
Untuk kepentingan pengukuran tadi, kita wajib
menentukan parameter yang menjadi pedoman
penentuan kualitas aspek yang menunjang atau
menjadi masalah/penghambat pembangunan.

Identifikasi dan Analisis Aspek Geografi

Keadaan lahan dengan kondisi morfooginya


Kemungkinan pengmbangan transportasikomunikasi
Kemungkinan pengembangan teknologi
Kependudukan (demografi)
Hidrologi
Iklim dan cuaca
Kemungkinan penjagaan dan pelestariaan
lingkungan
Lokasi relatif terhadap daerah lain.

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Dalam pelaksanaan pembangunan regional,


diperlukan perencanaan yang tepat. agar
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Proses perencanaan pembangunan harus
dikaitkan dengan orientasi untuk memenuhi
kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Perencanaan pembangunan yang ideal


dilaksanakan memenuhi beberapa dimensi,
yaitu :

Dimensi Substansi, artinya rencana


pembangunan yang disusun dari sisi materinya
harus sesuai dengan aspirasi dan tuntutan yang
berkembang di masyarakat.
Dimensi Proses, artinya proses penyusunan
rencana pembangunan yang dilaksanakan
memenuhi kriteria scientific (memenuhi kaidah
keilmuan atau rational) dan demokrasi dalam
pengambilan keputusan,
Dimensi Konteks, artinya rencana pembangunan
yang telah disusun benar-benar didasari oleh niat
untuk mensejahterakan masyarakat dan bukan

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Perkembangan kehidupan manusia sejalan


dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang membawa dampak terhadap
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekonolgi
bagi kehidupan umat manusia pada
umumnya.

Contohnya ada komputer, handphone, dan lainlainnya. Hal tersebut membuat kemudahankemudahan manusia dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai bidangnya. (Sumaatmaja, 1988)

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Pelaksanaan pembangunan di Indonesia


seharusnya berwawasan lingkungan. Artinya,
pembangunan dalam suatu sektor kehidupan
harus memperhatikan kelestarian lingkungan.
Oleh karena itu ada perencanaannya, yang
wajib disertai analisis dampak lingkungan
(AMDAL) dan analisis manfaat dan resiko
terhadap lingkungan (AMRIL)

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Kegiatan yang dilakukan manusia sangat bermacammacam , misalnya dalam usulan dalam kegiatan
pembangunan.

Contohnya usualan tersebut adalah pembuatan jalan


raya yang memeotong sebuah pinggiran kota. Bila tegak
lurus dengan jalan raya itu terdapat puluhan aliaran
sungai-sungai (besar maupun kecil), maka suatu sitem
drainase yang kurang baik yang dapat menimbulkan
dampak banjir, maka dampaknya akan dirasakan oleh
penduduk setempat.
Hal ini berarti bahwa dalam memanfaatkan lingkungan
alam dalam bentuk pembangunan, wajib memperhatikan
kelestarian dan kualitas lingkungan agar manfaat serta
kegunaanya tetap langgeng.(Soeriatmaja,2000:60)

Pelaksanaan Pembangunan Regional

Penduduk dan kebutuhannya baik secara


kuantitatif maupun kualitatif akan terus
meningkat. Hal ini yang mendorong
pertumbuhan produksi barang-barang
konsumsi dengan perdagangannya. Sehingga
volume perdagangannya juga terus
meningkat.

Perencanaan wilayah secara keseluruhan


(regional planning)

Pengembangan wilayah secara admisitratif atau secara


geografis dengan mengembangan seluruh wilayah
perdesaan dan perkotaan, misalnya pengembangan daerah
Jawa Barat atau pengembangan wilayah geografis Jawa Barat
(terdiri atas Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta).
Pengembangan wilayah aliran sungai yang
pengembangannya dilakukan di wilayah aliran sungai
tertentu, seperti yang telah dilakukan oleh Tennessee
Valey Authoryty di wilayah Sungai Tennesse di
Amerika Serikat, dimana telah dibangun beberapa
bendungan.

Diwilayah aliran sungain tersebut dilakukan peningkatan


pemanfaatan sungai, tanah dan sumberdaya alam lainnya. Dengan
demikian dapat dikembangkan pertanian dan peternakan,
kehutanan, industri, perikanan, pelayanan dan sebagainya. Dalam
pengembangan tersebut digunakan pendekatan teritorial.

Pengembangan wilayah perdesaan yang


dilakukan dengan meningkatkan kehidupan
sosial ekonomi penduduk dengan
mengembangkan pertanian yang merupakan
mata pencaharian pokok penduduk.

Hal itupun menggunakan pendekatan teritorial.


Pembangunan desa yang baru (diluar Jawa) dilakukan
dengan transmigrasi, permukiman kembali dan
perkebunan inti rakyat (PIR); sedangkan pembangunan
desa lama ( diseluruh Indosnesia ) dilakukan dengan
sistem unit daerah kerja pembangunan (UDKP),
pendekatan ekologi, desa terpadu dan sebaginya.

Kesimpulan

Pembangunan regional adalah usaha meningkatkan kualitas kehidupan


maupun kualitas lingkungan, sektor dan jangkauannya sangat luas.
Konsep wilayah ada 4 yaitu, Wilayah Homogen, Wilayah Nodal,Wilayah
Administrasi, dan Wilayah Perencanaan
Dalam pemerataan pembangunan jumlah dan penyebaran penduduk
yang berbeda-beda di tiap region, bukan hanya menjadi masalah bagi
region masing-masing, juga menjadi masalah bangsa dan Negara
Indonesia.
Kebijaksanaan pembangunan regional adalah segala usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan meningkatkan kualitas
kehidupan dan kualitas lingkungan dalam region tersebut.
Pelaksanaan pembangunan di Indonesia seharusnya berwawasan
lingkungan. Artinya, pembangunan dalam suatu sektor kehidupan harus
memperhatikan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu ada
perencanaannya, yang wajib disertai analisis dampak lingkungan
(AMDAL) dan analisis manfaat dan resiko terhadap lingkungan (AMRIL).

Anda mungkin juga menyukai