Anda di halaman 1dari 92

Diklat Teknis Jabatan Dasar I

Bidang Pengembangan Infrastruktur


Wilayah

Mata Diklat :
Pengenalan Pengembangan
Wilayah
Ir. Rido Matari Ichwan, MCP.
 2017-sekarang Widyaiswara Utama Kementerian PUPR
 2016-2017 Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kemen PUPR
 2014-2016 Staf Ahli Menteri Bid. Ekonomi dan Investasi, Dept PU/Kemen PUPR
 2013-2014 Kepala Biro Perencanaan dan KLN, Dept PU
 2011-2013 Direktur Bina Program Ditjen Penataan Ruang, Dept PU
 2006-2011 Kabag Program dan Anggaran, Biro Perencanaan dan KLN, Setjen, Dept PU
 2003-2006 Kasubdit Program dan Anggaran, Dit. Bina Program, Ditjen Tata Perkotaan dan
Tata Perdesaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
 2001 – 2003 Kabag Program dan Anggaran, Biro Perencanaan dan Informasi Publik, Dep
Kim Bang Wil/Dept Kim Pras Wil
 1987 CPNS Dept Pekerjaan Umum
Disampaikan oleh :
Lina Marlia
Widyaiswara Utama
Bandung, 2-5 Mei 2017

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
o Modul pengembangan wilayah ini
merupakan bagian dari diklat teknis jabatan
dasar tingkat I bidang pengembangan
infrastruktur wilayah.
o Mata diklat yang merupakan salah satu
sarana agar terjadi pemahaman tentang
kewilayahan ini akan mencakup :
Pembangunan berbasis wilayah; Rencana
Tata Ruang sebagai basis pengembangan
wilayah; dan wilayah pengembangan
strategis.
Setelah mengikuti diklat ini, peserta
mampu memahami dan mampu
menjelaskan tentang :

Pembangunan wilayah;
Keterkaitan RTR dengan
pengembangan wilayah; dan
Wilayah Pengembangan Strategis.
I. Pembangunan Berbasis Wilayah

1) Pengertian Wilayah
2) Peraturan Terkait Wilayah
3) Pengertian Pembangunan Berbasis
Wilayah
4) Teori-teori terkait Pembangunan Berbasis
Wilayah
5) Ciri/Kriteria Pembangunan Wilayah
1) Pengertian Wilayah ….

Wilayah adalah ruang yang merupakan


kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pengertian Wilayah lanjutan….

Wilayah pada dasarnya bukan sekedar areal dengan


batas-batas tertentu, menurutnya wilayah adalah suatu
area yang memiliki arti (meaningful) karena adanya
masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian
rupa, sehingga ahli regional memiliki interest di dalam
menangani permasalahan tersebut, khususnya karena
menyangkut permasalahan sosial-ekonomi.

Isard W, 1975, dalam Ernan Rustiadi 2009 hal 25


1) Pengertian Wilayah ….

Wilayah adalah adalah bentuk istilah teknis klasifikasi


spasial dan merekomendasikan dua tipe wilayah: 1)
Wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang
memiliki kesamaan-kesamaan karakteristik, 2)
Wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep
wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan
antarkomponen atau lokasi/tempat.

Johnston, 1976 dalam Ernan Rustiadi 2009 hal 26


Pengertian Wilayah lanjutan….

Wilayah sebagai suatu area geografis, teritorial atau


tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara,
negara bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan
perdesaan. Tapi suatu wilayah pada umumnya tidak
sekedar merujuk suatu tempat atau area, melainkan
merupakan suatu kesatuan ekonomi, politik, sosial,
administrasi, iklim hingga geografis, sesuai dengan
tujuan pembagunan atau kajian.

Murty, 2000 dalam Ernan Rustiadi 2009 hal 26


2) Peraturan Terkait Wilayah

1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025
4. Dll…
3) Pengertian Pembangunan Berbasis Wilayah

Pembangunan berbasis wilayah adalah


pembangunan yang bertujuan untuk
mengembangkan wilayah.
Infrastruktur yang direncanakan untuk
dibangun adalah karena kebutuhan
pengembangan wilayah tersebut.

Pembangunan berbasis wilayah atau


pembangunan wilayah dikenal sebagai
Regional Development
What is regional development?

Regional development is a broad term but can be


seen as a general effort to reduce regional
disparities by supporting (employment and
wealth-generating) economic activities in regions.
In the past, regional development policy tended to
try to achieve these objectives by means of large-
scale infrastructure development and by
attracting inward investment.
(OECD)
Key words ...
 General effort.
 Reduce disparitas.
 Employment and wealth-
generating.
 Large-scale infrastructure
development.
 Investment.
Mengapa perlu dilakukan
pengembangan wilayah?
1. Kondisi wilayah yang
berbeda- beda (alasan
ekonomi)

2. Potensi setiap daerah yang


berbeda-beda, seperti
potensi SDA
Tujuan pengembangan wilayah adalah:
1. Pendayagunaan SDA secara optimal
2. Mengurangi kesenjangan antarwilayah
3. Sustainable development
4. Mempertahankan dan meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi
5. Mengembangkan daerah-daerah tertinggal
sesuai dengan potensinya
6. Merangsang pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan infrastruktur
Pengembangan wilayah
bertujuan untuk kemakmuran
wilayah dengan
memberdayakan seluruh
potensi yang ada secara
optimal dengan mengupayakan
keserasian dan keseimbangan
pembangunan antardaerah
sehingga dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi
seluruh masyarakat.
4) Teori-teori terkait
Pembangunan
Berbasis Wilayah
Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
(Adam Smith–David Ricardo-Thomas R. Malthus)

Menekankan pada ketergantungan terhadap


mekanisme pasar yang terjadi dalam proses
pengembangan wilayah. Teori ini menganggap
bahwa setiap wilayah selalu memiliki kekuatan
tandingan (potensi yang dimiliki satu wilayah) yang
dapat menanggulangi kesenjangan antarwilayah
kepada keadaan ekuilibrium. Ekuilibrium
dipengaruhi oleh investasi dan tenaga kerja.
Teori Pertumbuhan Neo-Keynes
(Harrod - Domar)

Laju pertumbuhan yang dianggap memadai


oleh para investor tidak sama dengan laju
pertumbuhan yang ditentukan oleh kondisi
dasar berkenaan dengan pertumbuhan
angkatan kerja dan peningkatan produktivitas.
Agar wilayah yang kurang berkembang dapat
berkembang lebih tinggi, pemerintah perlu
mengintervensi melalui investasi.
Teori Pentahapan
(Rostow, Hoover & Fisher)

Suatu wilayah mengalami perkembangan


melalui suatu proses atau tahapan
perkembangan (stages theory).
Tahapan tersebut pada intinya bergerak dari
sektor primer (pertanian) ke sektor
tersier (jasa) .
Teori ini hanya berlaku hingga tahun 1960.
Teori Unbalanced Growth
(Ketimpangan Wilayah)
(Myrdal-Hirschman)

Perkembangan tidak dapat atau sulit


terjadi secara seimbang dalam waktu
bersamaan yang disebabkan karena
potensi dan investasi yang tidak merata.
Sebuah industri yang berkembang, akan
mendorong munculnya prasarana yang
akan mendorong munculnya industri .
Pada teori ini terdapat istilah backwash-effect dan
spread-effect.

Backwash-effect adalah kondisi dimana aliran


penduduk, modal, serta barang dan jasa dari
wilayah maju ke wilayah terbelakang dan
sebaliknya cenderung menguntungkan wilayah
maju dan menekan kegiatan ekonomi di wilayah
terbelakang.
Spread-effect adalah kondisi dimana aliran
penduduk, modal, serta barang dan jasa dari
wilayah maju ke wilayah terbelakang dan
sebaliknya akan memberikan pengaruh positif satu
sama lain sehingga terjadi keseimbangan
pembangunan wilayah. Mekanisme pasar saja
tidak mampu mengurangi kesenjangan
antarwilayah tetapi perlu intervensi dari pemerintah
untuk mengembalikannya pada keadaan
ekuilibrium.
4). Ciri/Kriteria Pembangunan Wilayah
1. Berlandaskan pada azas ekonomis,efisien,efektif
dan transparan.
2. berbasis kinerja yang berorientasi outcome,
3. berhorizon pengeluaran jangka menengah,
4. berdimensi wilayah,
5. dilaksanakan dalam kerangka otda,
6. dirancang dengan mengakomodasi pendekatan
politik, top-down dan bottom-up
7. disusun secara teknokratis dan berbasis pada
penataan ruang.
(UU26/2007 ttg PR; UU17/2003 ttg Keuangan negara;UU 25/2004 ttg Keuangan
negara; UU 32 th 2004 ttg PemDa; dan UU 33/2004 ttg perimbangan keuangan ant
pem dan pemda)
Konsep dasar pembangunan
berbasis wilayah
1. Konsep pengembangan wilayah berbasis
karakter sumber daya;
2. Konsep pengembangan wilayah berbasis
penataan ruang;
3. Konsep pengembangan wilayah terpadu;
4. Konsep pengembangan wilayah berdasarkan
klaster.
(bappenas)
1). Konsep Pengembangan wilayah berbasis
karakteristik sumber daya :
(a) Pengembangan wilayah berbasis input namun
surplus sumber daya manusia;
(b) Pengembangan wilayah berbasis input
namun surplus sumber daya alam;
(c) Pengembangan wilayah berbasis sumber
daya modal dan manajemen; dan
(d) Pengembangan wilayah berbasis seni budaya
dan keindahan alam.
2). Konsep pengembangan wilayah berbasis
penataan ruang (spasial) :
• Merupakan konsep pembangunan wilayah dengan
menggunakan pendekataan penataan ruang wilayah.
• Konsep pengembangan wilayah berbasis penataan
ruang, membagi wilayah ke dalam:
(1) pusat pertumbuhan;
(2) integrasi fungsional;
(3) desentralisasi.
3). Konsep Pengembangan Wilayah Terpadu :

• Konsep ini menekankan kerjasama antarsektor


untuk tujuan tertentu.
(secara lebih mendalam dibahas pada mata diklat
perencanaan dan pemrograman)
4). Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Klaster:

• Merupakan salah satu strategi pengembangan


wilayah.

• Klaster diartikan sebagai konsentrasi dari


suatu kelompok kerjasama bisnis atau unit-
unit usaha dan lembaga-lembaga, yang
bersaing, bekerjasama, dan saling tergantung
satu sama lain, terkonsentrasi dalam satu
wilayah tertentu, dalam bidang aspek
unggulan tertentu.
• Pengembangan wilayah berbasis klaster
memberikan fokus pada keterkaitan dan
ketergantungan antara pelaku-pelaku
dalam suatu jaringan kerja produksi,
sampai kepada jasa pelayanan, dan
upaya-upaya inovasi pengembangannya.
• Pada umumnya motor penggerak dalam
pengembangan wilayah berdasarkan
klaster adalah sektor industri
Region dalam kaitan dengan
pasar Tenaga Kerja
• Dalam terminologi ini dikenal istilah spatially
interdependent atau nodal (Titik Simpul).
• Nodal regions memiliki 2 (dua) karakteristik :
1. Berfungsi mengintegrasikan secara internal
dalam memperbesar tenaga kerja, modal, atau
aliran barang baik inter maupun intra region,
2. Dalam region, kegiatan berorientasi pada
setiap node yang paling dominan diantara
nodes sekitarnya. Hoover dan Giarratani (1985)
Lanjutan…
• Dalam Polycentric Region terdapat beberapa
nodal yang memiliki derajat yang tinggi dalam
mengintegrasikan fungsi2 internal.
(Richardson, 1979)
• Variasi dari pendekatan nodal berdasarkan pada
dominansi dari pusat nodal dan sekitarnya yang
memiliki penguasaan atas tenaga kerja atau
berdekatan dengan pusat pekerjaan .
(Fox dan Kumar, 1994)
Dasar Teori Pembangunan Berbasis Wilayah :
1. Teori Lokasi :
Prinsip teori ini adalah menata lokasi seluruh kegiatan
ekonomi dalam suatu ruang agar seluruh ruang dapat
dimanfaatkan secara optimal,

2. Teori Land Rent :


Pada sektor pertanian, dibutuhkan hamparan lahan
yang luas dan memenuhi skala ekonomi. Perhitungan
jarak ke pasar menjadi penting agar pengembangan
wilayah pertanian dapat memberikan hasil yang
optimal bagi konsumen maupun keluarga petani.
Regional Development theory :
Conceptual Foundations, Classic
Works, and Recent Developments
Casey J Dawkins
Pengertian :

Regional diartikan sebagai sistim hirarkis pada


suatu lokasi yang didalamnya terdapat dalam
beberapa kota. Setiap region memiliki ragam
orde kota. Orde tsb dicirikan dengan berbagai
barang yang ditawarkan oleh setiap kota, dan
pada gilirannya menjadi pasar (regional) dengan
berbagai macam barang.
Christaller (1933) dan Loch (1954)
Ilustrasi

• Peta Regional • Produk yang


dihasilkan :
• Kota A : Padi dan sayuran
• Kota B : Ikan
• Kota C : Daging
• Kota D : Kapas
• Kota E : Sayuran
• Kota F : Hasil Perkebunan

• Pasar Regional
Dasar-dasar yang mempengaruhi kinerja
pusat pertumbuhan (Parr,1973) :

Konsentrasi prasarana kota pada pusat-pusat


pertumbuhan untuk mendukung tujuan utama
ekonomi dan tujuan sosial.
Prasarana yang berskala luas akan
menciptakan skala externalitas, sehingga kota
menjadi lebih menarik bagi masyarakat dan
masuknya investasi. Investasi dimaksud,
peranan investasi pemerintah lebih besar.
Parr, 1973… lanjutan

Konsentrasi aktifitas perekonomian


(aglomerasi), terutama industri memiliki
kaitan ke belakang dan ke depan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh aliran investasi
yang masuk langsung ke pusat pertumbuhan
dan dikaitkan dengan eksploitasi aglomerasi
ekonomi.
Lanjutan …
• Kota- kota diasumsikan mengimpor barang
dari kota yang lebih besar atau mengexpor
barang ke kota yang lebih kecil dan tidak
ada interaksi antara kota lain yang besarnya
sama.

• Definisi ini berguna bagi struktur ruang


dalam rigional yang berorientasi pasar
(akan berbeda dengan region yang
berorientasi pada tenaga kerja)
Peran kota ditentukan karakteristik
fungsi kota yang diembannya, yaitu
aksesibilitas yang dipunyai terhadap
wilayah pinggirannya (Rondinelli, 1978)

Merupakan penyedia
Memberikan bermacam
lokasi bagi
barang konsumen,
kepentingan publik
perdagangan, pelayanan
skala lokal, sehingga
perorangan dan
meningkatkan
perluasan sektor
aksesibilitas antara
informal
desa dengan kota
II. Rencana Tata Ruang Sebagai Basis
Pengembangan Wilayah

1) Pengertian, Sasaran dan Fungsi Rencana


Tata Ruang
2) Muatan Rencana Tata Ruang
3) Keterkaitan RTR dengan Infrastruktur
Terpadu
1) Pengertian, Sasaran dan Fungsi Rencana
Tata Ruang
a. Pengertian….

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,


ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
(UU No. 26 Tahun2007 tentang Penataan Ruang)
b. Sasaran rencana Tata Ruang
• Terkendalinya pembangunan wilayah
• Terciptanya keserasian antara kawasan
lindung dan kawasan budidaya
• Tersusunnya arahan pengembangan
sistem pusat-pusat permukiman
perkotaan dan perdesaan
• Tersusunnya arahan pengembangan
sistem prasarana wilayah
• Terkoordinasinya pembangunan
antarwilayah dan antarsektor
pembangunan
c. Fungsi rencana tata ruang
 acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka
Menenga
 acuan dalam pengembanganwilayah;
 acuan untuk mewuudkan keseimbangan
pembangunan dalam wilayah;
 acuan lokasi investasi dalam
wilayah yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan
swasta;
3) Keterkaitan RTR dengan Infrastruktur Terpadu
Keterkaaitan RTRW dengan
Pembangunan Infrastruktur Terpadu
Keterkaitan Rencana Pembangunan dengan RTRW
Prinsip-prinsip Rencana Tata Ruang

Kewilayahan;
Pendekatan yang tidak
sektoral tetapi objeknya
adalah entitas
wilayah/kawasan strategis
yang akan didorong dan
mendorong terciptanya
struktur ruang yang efektif
dan efisien.
Keterpaduan;
Integrasi dalam perencanaan dan
sinkronisasi dalam
pemrograman pembangunan
yang saling terkait untuk
Keberlanjutan; mengisi kekurangan dan
Pendekatan dalam kebutuhan masing-masing.
pemrograman investasi
infrastruktur jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka
panjang dengan
memperhatikan aspek-aspek
ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup.
Koordinasi;
Pendekatan dalam
penyelenggaraan
pembangunan Optimalisasi sumberdaya;
infrastrukturyang melibatkan Pendekatan dalam
seluruh pemangku pemanfaatan sumberdaya
kepentingan, baik yang sesuai dengan
Pemerintah, pemerintah kewenangan dan kapasitas
daerah, maupun pendanaan untuk tujuan
masyarakat/dunia usaha, sesuai pengembangan
dengan tugas dan fungsi kawasan/wilayah melalui
masing-masing. pembangunan infrastruktur
III. Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
1) Pengertian, Maksud, Tujuan dan Manfaat WPS (Harus diuraikan
satu-satu)
2) Muatan Wilayah (wilayah sbg unit pertumbuhan nasional,
didalamnya ada kawasan-kawasan pertumbuhan)
3) Fungsi dan Peran Kawasan Perkotaan dalam WPS (ini secara
generic)
4) Tematik Perkotaan (Jasa, Pariwisata, Pendidikan, Industri,
Pertambangan, lainnya)
5) Fungsi dan Peran Kawasan Perdesaan dalam WPS (Secara Generik)
6) Tematik Perdesaan (pangan, perkebunan, wisata, lainnya)
7) Pengembangan Kawasan Perkotaan-Perdesaan Agropolitan dan
Minapolitan
8) Fungsi dan Peran Wilayah Pertumbuhan sebagai Pusat
Pertumbuhan Nasional.
Pengertian Wilayah Pengembangan Stategis

Suatu kawasan strategis adalah suatu kawasan ekonomi


yang secara potensial memiliki efek ganda (multiplier
effect) yang signifikan secara lintas sektoral, lintas
spasial (lintas wilayah) dan lintas pelaku.
Perkembangan wilayah strategis memiliki efek
sentrifugal karena dapat menggerakkan secara efektif
perkembangan ekonomi sektor-sektor lainnya,
perkembangan wilayah di sekitarnya serta kemampuan
menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas, dalam
arti tidak terbatas ekonomi masyarakat kelas-kelas
tertentu saja.
Pendekatan Perencanaan dan Pemrograman
1. Pembangunan sejauh ini masih menunjukkan
terjadinya disparitas terutama disebabkan oleh
backwash effect yang senantiasa lebih besar
daripada spread effect yang diberikan oleh kawasan
yang telah berkembang kepada kawasan yang
pinggiran/tertinggal/kawasan timur.
2. Untuk itu, perlu dilakukan intervensi pemerintah
melalui perencanaan dengan pendekatan wilayah.
3. Selanjutnya, wilayah di Indonesia dibagi menjadi
35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
WPS sebagai basis
Pulau-Pulau Kecil Terluar
perencanaan dan
Wilayah

35
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
pemrograman infrastruktur
Pertumbuhan PUPR secara terpadu untuk
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang

WPS Pusat Pertumbuhan Baru


mengurangi kesenjangan
Strategis (WPS) antar-wilayah dan WPS Perbatasan Negara

meningkatkan daya saing


Muatan Wilayah
Ilustrasi Muatan WPS
Kaw Perdesaaan
Kaw Lindung

Kota/Perkotaan

Kota/Perkotaan
Kaw Industri
Kaw Perdesaaan

Kaw Industri
Pusat Perdesaan

Kaw Perdesaaan Pusat Perdesaan

Ke Pelabuhan
ILUSTRASI : PENYEDIAAN SUB-SISTEM
INFRASTRUKTUR
JAKARTA PADA CLUSTER KAWASAN STRATEGIS DESA-KOTA
Pada WPS Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang

Kota Outlet:
BANDUNG

Batas WPS SEMARANG

Agropolitan:
Ciwidey Cluster kawasan strategis
desa-kota

Desa Pusat
Pertumbuhan (DPP) 3:
Cipelah Desa Hinterland
Fungsi Perdesaan yang
didominasi aktifitas pertanian :
Desa Terbelakang
Kawasan Sentra Produksi
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) 1:
Alamendah Kawasan Sentra Pengolahan
Hasil

Kawasan Pemasaran Akhir


Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) 2: (Outlet)
Indragiri NILAI TAMBAH KOMODITAS
PERDESAAN
Prinsip Pengembangan Wilayah

 Competitive (not only job creation) :


mendorongpertumbuhanwilayahyang kompetitif
baik secara nasional terutama global dengan
memacu peningkatan produksi kawasan dan
peningkatan nilai tambah hasil produksinya.

Cluster base :
Memfokuskan pembangunan pada kluster-kluster
potensial dan strategis untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik
perkembangan kawasan disekitarnya.
Build on existing and potential strength(bukan hanya
reducing weakness) :
pembangunan berbasis kekayaan alam yang dimiliki
dengan memperkaya rantai produksi untuk menaikan
nilai tambah.

Membangun overall strategy(bukanhanyadaftaraksi) :


membangun secara menyeluruh diseluruh aspek,
meliputi: sosial, ekonomi, danlingkungan.
Prioritas:
memberikan prioritas dan tahapan penanganan
berdasarkan kapasitas yg tersedia untuk
efektifitas dan efisiensi pembangunan.
Data driven-fact base :
Perencanaan, pemrograman, dan perancangan
berdasarkan data dan fakta yang benar, terkini,
dan akurat.
Konsisten:
pengembangan dilakukan secara konsisten dan
menerus sesuai perencanaan.
Visi, strategy, plan, implementation :
yang berkesinambungan, terstruktur, dan
sistematik, serta masif.

Entrepreunership:
Menciptakan peluang kewirausahaan sektor
formal dan informal dengan mendorong
tumbuhnya inovasi dan kreatifitas.
Maksud dan tujuan WPS
• Untuk mewujudkan sasaran strategis
Kemen PUPR dengan tetap memperhatikan
daya dukung dan daya tampung wilayah,
• Memfokuskan Pembangunan infrastruktur
pada suatu wilayah untuk percepatan
pembangunan kawasan,
• Mengurangi disparitas.
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PUPR
DENGAN PRIORITAS NASIONAL 2015-2019
17 KAWASAN Cth : Sei Mangkei,
INDUSTRI Ketapang, Bitung

Cth : Jabodetabek,
PRIORITAS + 12
Mebidangro, KAWASAN
Mamminasata EKONOMI
10
Cth : Danau
12 + 10 KHUSUS Toba,
Tj.Lesung
PELABUHAN KAWASAN KAWASAN Candi
(Cth : Bitung, Tanjung STRATEGIS STRATEGIS Borobudur,
Priok, Kuala Tanjung) PARIWISATA
METROPOLITAN + Mandalika
KOTA BARU NASIONAL
PELABUHAN
PERIKANAN
(Cth : Belawan, DUKUNGAN
Cilacap, Bitung) INFRASTRUKTU 40
ASDP KONEKTIVITA R PUPR KAWASAN
(Cth : Bakauheni, S MULTIMODA PERDESAAN
Merak, Ketapang) PRIORITAS
NASIONAL
BANDARA
(Cth: Kulon Progo, Perbatasan
18 Cth : Kubu (Sungai
Samarinda Baru, PROVINSI Ambawang), Muncar
Nasional di (Banyuwangi),
Kertajati) LUMBUNG
Kalimantan, NTT, PANGAN
Komodo (Labuan
KERETA API Bajo)
(Cth : Sulawesi
dan Papua serta
Selatan, Sumatera
Utara, Double track 10 PKSN Cth : Jawa Barat, Jawa
Timur, Sumatera Utara,
Jawa) Sulawesi Selatan
74
Pusat-pusat pertumbuhan dalam WPS

• Kaw industri • Industri manufaktur


• Industri …

• Kaw perkotaan • Kota Perdagangan


• Kota pendidikan
• Kota ….
• Kaw pelabuhan • Pelabuhan laut
• Pelabuhan Udara
• Dry port
• Kaw lainnya…
12 Pilars Competitiveness
Helsinki Competitiveness
Kawasan
Metropolitan
Metro-Bandar
Lampung

Metro

Kota Baru Bandar Jaya


Bandar Lampung
Kota Baru ITERA Jalan Nasional

Kawasan Perkotaan

Kawasan Lindung

Kawasan Peruntukan
Kalianda Pertanian

Kawasan Budidaya Lainnya

Kawasan Andalan

Potensi Area Metropolitan


Bandar Lampung
Kota Baru
Pertumbuhan ekonomi kawasan
perkotaan atau kota ditandai dengan
pertumbuhan sektor industri, perdagangan
dan jasa, dan pariwisata. Pertumbuhan
perkotaan/kota akan membawa
mempengaruhi terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah sekitarnya
Kota atau kawasan perkotaan
menjadi pusat kegiatan
pelayanan terhadap kegiatan
pertumbuhan ekonomi.
Peran kota sangat mempengaruhi
terhadap pertumbuhan kegiatan
sektor ekonomi tersebut.terutama
terhadap kegiatan sektor industri,
perdagangan dan jasa, dan
pariwisata.
Kota membutuhkan
ketersediaan infrastruktur yang
tepat dan terpadu untuk
meningkatkan produktifitas
sektor ekonomi tersebut.
NAWACITA PRESIDEN RI
1. MENGHADIRKAN KEMBALI NEGARA UNTUK MELINDUNGI SEGENAP BANGSA
DAN MEMBERIKAN RASA AMAN PADA SELURUH WARGA NEGARA
2. MEMBUAT PEMERINTAH TIDAK ABSEN DENGAN MEMBANGUN TATA KELOLA
PEMERINTAHAN YANG BERSIH, EFEKTIF, DEMOKRATIS, DAN TERPERCAYA
3. MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT
DAERAH-DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA
KESATUAN
4. MENOLAK NEGARA LEMAH DENGAN MELAKUKAN REFORMASI SISTEM DAN
PENEGAKAN HUKUM YANG BEBAS KORUPSI, BERMARTABAT DAN
TERPERCAYA
5. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA
6. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA SAING DI
PASAR INTERNASIONAL
7. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKKAN
SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK
8. MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA
9. MEMPERTEGUH KE-BHINEKA-AN DAN MEMPERKUAT RESTORASI SOSIAL
INDONESIA

85
TAHAPAN PEMBANGUNAN DALAM RPJPN 2005-2025
(UU NO. 17 TAHUN 2007)

RPJMN IV
(2020-2024)
RPJMN III Mewujudkan
(2015-2019) manusia Indonesia
RPJMN II Memantapkan yang mandiri,
pembangunan maju, adil dan
(2010-2014)
secara menyeluruh makmur melalui
RPJMN I Memantapkan dengan percepatan
(2005-2009) penataan kembali menekankan pembangunan di
NKRI, pembangunan segala bidang
Menata kembali meningkatkan dengan struktur
NKRI, membangun keunggulan
kualitas SDM, kompetitif perekonomian
Indonesia yang membangun yang kokoh
aman dan damai, perekonomian
kemampuan yang berbasis berlandaskan
yang adil dan IPTEK, keunggulan
demokratis, dengan pada SDA yang
memperkuat daya kompetitif
tingkat tersedia, SDM
saing
kesejahteraan yang yang berkualitas
perekonomian
lebih baik serta kemampuan
IPTEK

86
PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PUPR 2015–2019
DUKUNGAN SEKTOR JALAN SEKTOR PERUMAHAN
1.000 km • terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru
Konstruksi jalan
bebas • terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi • Fasilitasi PSU untuk
hambatan • terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan Pembangunan Rumah Umum
47.017 km • terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di Tapak Layak Huni: 676.950 unit
2.650 km Metropolitan dan kota besar • Pembangunan Rumah Khusus :
Pemeliharaan Pembangunan
jalan nasional jalan nasional
• terhadap 17 kawasan industri prioritas 50.000 unit
• terhadap kawasan pariwisata pada 10 KSPN • Pembangunan Rumah Susun
prioritas : 550.000 unit
500 km 28.059 m • terhadap pembangunan 15 Bandara baru • Bantuan Stimulan Pembngnan
Dukungan Pembangunan
jalan daerah Jembatan • terhadap intermoda dengan jalur KA Rumah Swadaya: 250.000 unit dan
Peningkatan Kualitas 1.5 jt

Pembangunan 1 juta Ha DUKUNGAN SEKTOR


CIPTA KARYA
65 waduk Irigasi
Baru KONDISI TARGET
INDIKATOR AKHIR THN AKHIR THN
2014 2019
DUKUNGAN 67,52
m3/detik Air 3 juta Ha Akses Air Minum
SEKTOR Baku 70 % 100 %
Rehabilitasi Irigasi Layak
SUMBER [intake, jaringan,
embung]
Kawasan permukiman
DAYA AIR Pengendalian Banjir kumuh perkotaan 38.431 Ha 0 ha
Pengamanan
[normalisasi sungai, kanal
banjir, bangunan abrasi pantai
pengendali banjir, dll] 500 Km Akses Sanitasi Layak 62 % 100 %
3 ribu Km
SASARAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR TA 2018
MENINGKATKAN KETAHANAN AIR,
MENDUKUNG KONEKTIVITAS BAGI
KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI
PENGUATAN DAYA SAING
851 km 832 km
14 45.462
Pembangunan jalan Tol (33
km Pemerintah dan 818 km Pembangunan
Bendungan Swasta) Jalan Nasional
ha 934
baru Irigasi 15.573 m 58 km
(34 lanjutan,
baru 190 Pembangunan
Peningkatan
Kapasitas Jalan
m
10 selesai)
5,92 m3/s km Jembatan
Nasional Peningkatan
Jembatan
Pengendali • Mendukung pengembangan • Mendukung 17 kawasan
Air Baku
136.636 Banjir 24 pelabuhan baru
• Mendukung pengembangan
industri prioritas
ha 60 ASDP
• Mendukung 25 KSPN
22 Rehabilitasi 31 • Mendukung jaringan jalan
• Mendukung pengembangan
15 bandara baru
km Irigasi buah perkotaan • Mendukung jaringan rel
Pengendali • Mendukung jalan lingkar di kereta api
Pengamanan
Pantai 43 buah Lahar/ metropolitan dan kota besar
Embung Sedimen

13.405 unit 3.800 unit


Pembangunan Rumah Pembangunan Rumah
Peningkatan
73,71 INFRASTRUKTUR Susun bagi MBR Khusus
akses
terhadap air DASAR UNTUK
% MENINGKATKAN
minum 180.000 unit 15.400 unit
KUALITAS HIDUP Pembangunan & Penyediaan PSU bagi
Penurunan Peningkatan Kualitas Pembangunan Perumahan
Peningkatan Rumah Swadaya
Luas
Kawasan
1.991 akses 79,93 Bantuan pembiayaan perumahan/KPR
Kumuh ha terhadap % untuk MBR (FLPP dan SSB) 267.000
Perkotaan sanitasi
unit 88
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
B E R B A S I S P E N G E M B A N G A N W I L AYA H

KSPN
KI
KEK

KSK Metropolitan Pertanian


Kota KSK
KSN
Besar
Kota Dry Port
Pertanian Besar Kota Pertanian
Kota Besar
Kota Besar KI
Pertanian Besar
Pertanian

Pertanian KSK KSK


KSK Kota
Baru KSK
Kota Perkebunan
Kecil Pertanian
Perkebunan
Agropolitan KSK Pertambanga
KSK Pertambanga n
n

Jalan Tol Kota Kawasan Bandar Udara Terminal Bus


Jalan Arteri Primer Sedang/Kecil Pariwisata
(KSK) Pelabuhan Laut
Jalan Kolektor Primer Kawasan Stasiun Kereta Api
Desa
Jalan Lokal Primer Industri
Rel Kereta Api Pelabuhan Perikanan 89

(SISTEM EKSTERNAL-KOTA SEBAGAI MESIN PERTUMBUHAN)


KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS)

METROPOLITAN
Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan
pada 35 Wilayah Pengembangan
Strategis (WPS), yaitu kesatuan wilayah
pengembangan yang mencakup kawasan-
kawasan pertumbuhan (97 kawasan strategis),
PERKOTAAN untuk meningkatkan daya saing dan
PARIWISATA mengurangi disparitas antar wilayah, yang
direncanakan dengan:
ARUS 1. pengembangan wilayah terpadu dengan
KAWASAN PANGAN

PERDAGANGAN
EKSPOR & “market driven”.
PELABUHAN ANTARWILAYAH 2. daya dukung dan daya tampung lingkungan
PERDESAAN

DARATAN
HUB 3. memfokuskan pengembangan infrastruktur
menuju wilayah strategis
4. mendukung percepatan pertumbuhan
kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS
5. mengurangi disparitas antar kawasan di
PERKOTAAN dalam WPS.
INDUSTRI

KAWASAN Untuk itu diperlukan:


PERKOTAAN • Keterpaduan Perencanaan antara
Infrastruktur dengan pengembangan
kawasan strategis dalam WPS.
PERKOTAAN
INDUSTRI • Sinkronisasi Program antar infrastruktur
ARUS PERDAGANGAN (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan
EKSPOR & ANTARWILAYAH Dana).
HUB
• Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan
90
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PUPR
DENGAN PRIORITAS NASIONAL 2015-2019
17 KAWASAN Cth : Sei Mangkei,
INDUSTRI Ketapang, Bitung

Cth : Jabodetabek,
PRIORITAS + 12
Mebidangro, KAWASAN
Mamminasata EKONOMI
10
Cth : Danau
12 + 10 KHUSUS Toba,
Tj.Lesung
PELABUHAN KAWASAN KAWASAN Candi
(Cth : Bitung, Tanjung STRATEGIS STRATEGIS Borobudur,
Priok, Kuala Tanjung) PARIWISATA
METROPOLITAN + Mandalika
KOTA BARU NASIONAL
PELABUHAN
PERIKANAN
(Cth : Belawan, DUKUNGAN
Cilacap, Bitung) INFRASTRUKTU 40
ASDP KONEKTIVITA R PUPR KAWASAN
(Cth : Bakauheni, S MULTIMODA PERDESAAN
Merak, Ketapang) PRIORITAS
NASIONAL
BANDARA
(Cth: Kulon Progo, Perbatasan
18 Cth : Kubu (Sungai
Samarinda Baru, PROVINSI Ambawang), Muncar
Nasional di (Banyuwangi),
Kertajati) LUMBUNG
Kalimantan, NTT, PANGAN
Komodo (Labuan
KERETA API Bajo)
(Cth : Sulawesi
dan Papua serta
Selatan, Sumatera
Utara, Double track 10 PKSN Cth : Jawa Barat, Jawa
Timur, Sumatera Utara,
Jawa) Sulawesi Selatan
91
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Infrastruktur

Anda mungkin juga menyukai