JAWABAN:
1. Argumentasi Perencanaan Wilayah
a. Perencanaan Wilayah adalah sebuah proses yang kontinyu untuk menentukan
pengambilan kebijakan terkait dengan pembangunan wilayah yang mencakup,
masyarakat, pemerintahan, dan lingkungan wilayah tersebut dengan
memanfaatkan sumberdaya yang terbatas dan dikelola sebijaksana mungkin
untuk kemajuan dan perkembangan wilayah tersebut. Dengan ciri seperti :
Komprehensif; terdiri atas, serta mempertimbangkan dan memadukan
(mengintegrasikan) sektor serta subwilayah yang tercakup dalam wilayah
rencana. Perencanaan wilayah menjadi payung bagi rencana-rencana sektoral.
3. Menurut saya, teori perencanaan wilayah yang tepat adalah teori LED (Local
Economic Development). LED merupakan konsep pembangunan daerah yang
mengedepankan kekuatan lokal tanpa mengabaikan pembangunan global. Kerjasama
modal dari pemerintah daerah bersifat enterpreneur dan terspesialisasi, yang
mengedepankan kualitas hidup manusia, seperti optimalisasi sumber daya manusia.
Contoh teori LED yang telah diterapkan di Indonesia sebagai contoh adalah Desa
Penglipuran yang terdapat di sekitar kaki Gunung Batur. Pembangunan desa wisata di
Bali ini sangat berfokus pada ekonomi lokal dengan tetap memerhatikan kebutuhan-
kebutuhan yang ada dalam skala global. Penduduk berpartisipasi dalam pembangunan
Desa dan membuat desa memiliki potensi pariwisata yang besar hingga terkenal ke
mancanegara, tanpa mengabaikan budaya lokal.
b. Istilah-Istilah:
i. Backwash effects adalah proses yang menguras wilayah-wilayah yang
terbelakang oleh wilayah yang telah maju, atau semua perubahan yang
bersifat merugikan dari ekspansi ekonomi disuatu tempat karena sebab-
sebab diluar wilayah itu. Spread effects merupakan gaya yang
mendorong perkembangan wilayah yang terbelakang oleh wilayah
maju, sebagai akibat adanya hubungan antara wilayah yang maju
dengan wilayah yang terbelakang.
ii. Periphery (pinggiran), adalah kawasan yang membeikan pengiriman
sumberdaya ke wilayah core (inti). Kawasan Core adalah kawasan yang
memiliki pengaruh informasi atau peningkatan interaksi dan inovasi
serta memiliki pengaruh modernisasi atau perubahan sosial dan inovasi.
iii. Selective Spatial Closure :adalah sebuah konsep Pengembangan
Wilayah Dari Bawah, dengan cara menutup daerah secara selektif agar
tidak terjadi kebocoran. Hal ini dilakukan dengan cara Menghilangkan
backwash effect dari pusat pertumbuhan ekonomi terhadap wilayah
periphery.
iv. Agropolitan Model merupakan konsep Pengembangan Wilayah Dari
Bawah yang dikemukakan oleh Friedman & Douglass (1978). Strategi
agropolitan berbasis pada suatu wilayah yang memiliki sumber daya
yang berasal dari alam seperti pertanian dan perkebunan dikembangkan
dikembangkan akibat kegagagalan dari industrialisasi di asia untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat,
v. Pengembangan Desa Terpadu : merupakan suatu pemberdayaan desa
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas desa itu sendiri.
Pengembangan desa terpadu perlu memerhatikan hal-hal seperti
keberlanjutan kehidupan ekologis, ekonomis, sosial budaya, dll.
c. Jika suatu daerah memiliki potensi sumber daya yang baik, serta memiliki
potensi untuk mengelola secara mandiri atau telah menjadi daerah otonom,
maka akan lebih tepat untuk dikembangkan dari bawa, karena hal ini masih ada
peluang untuk memanfaatkan sumberdaya pedesaan dan meningkatkan kualitas
perdesaan.
Sementara itu, jika kawasan berfokus pada perindustrian dan terus bertumbuh,
diperlukan top-down planning. Dimana top-down planning dipayungi oleh satu
hukum dan dapat merangsag investasi, yang akhirrnya mendorong
perkembangan sektor-sektor ekonomi yang ada.