Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Aryo Legowo

NIM : 31202000014
PRODI : Teknik Planologi

MATERI 1

KONSEP RUANG, WILAYAH DAN KOTA KONSEP RUANG, WILAYAH DAN KOTA

Ruang regional merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan wilayah.
Pendekatan ini melihat bahwa proses perkembangan pemanfaatan ruang oleh manusia didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan jarak, dimana pusat pusat atau konsentrasi suatu kegiatan akan
berperan sebagai magnit yang memberi pelayanan bagi daerah sekitarnya. Ruang tidak hanya
dipandang sebagai sarana produksi, melainkan juga sebagai sarana untuk mengakumulasikan
kekuatan (power). Pendekatan ini juga menekankan aspek territory dari ruang, yaitu mengkaitkan
satuan-satuan ruang dengan satuan-satuan organisasi sosial tertentu.

Undang Undang Penataan Ruang (UUPR) Nomor 26 Tahun 2007 mendefinisikan ruang sebagai :
"Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
dan memelihara kelangsungan hidupnya".

Konsep Wilayah : Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi oleh
kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal.

a. Kota dilihat dari aspek Yuridis-Administratif Matra yuridis administratif: kota adalah
suatu daerah tertentu dalam wilayah negara dimana keberadaannya diatur oleh
undangundang, ditetapkan berstatus sebagai kota dan berpemerintahan tertentu dengan
segala hal dan kewajibannya dalam mengatur wilayah kesenangannya

b. Kota dilihat dari aspek Fisik Morfologis Morfologis = ilmu bentuk Dalam konteks
permukiman sering disebut sebagai settlement morphology Morfologi: kenampakan
fisikan kota, bentuk-bentuk maujud, tangible, yang mencerminkan dan ditandai adanya
kenampakaninternal suatu kota (Barlow & Newton, 1971).
c. Definisi Kota dilihat dari aspek Morfologis Adalah suatu daerah tertentu dengan
karakteristik pemanfaatan lahan non pertanian, yang sebagian besar tertutup oleh
bangunan baik bersifat residensial maupun non residensial (building coverage lebih besar
dari pada vegetation coverage), kepadatanbangunan yang tinggi, pola jaringan jalan yang
kompleks, dalam satuan permukiman yang kompak (contingous) dan relatif besar
daripada satuan permukiman perdesaan sekitar.

Indikator Pencermatan morfologi kota (Samiles, 1981):

1. Indikator kekhasan penggunaan lahan


2. Indikator pola bangunan dan fungsinya
3. Indikator kekhasan sirkulasi Visual lapangan Pengamatan foto udara/citra

d. Kota dilihat dari aspek Jumlah Penduduk Adalah daerah tertentud dari wilayah negara
yang memiliki aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah ditentukan dan penduduk
menempati satuan unit permukiman yang kompak.

e. Kota dilihat dari fungsinya dalam suatu wilayah organik Adalah daerah tertentu yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan beraneka ragam dan sekaligus berfungsi sebagai simpul
kegiatan dalam peranannya sebagai kolektor dan distributor barang dan jasa dari wilayah
hinterland yang luas....
MATERI 2

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Masalah ekonomi pembangunan wilayah dan kota Kesetaraan, ketimpangan dan


keuangan publik dalam pembangunan Ekonomi dan pembangunan wilayah dan kota. Ekonomi
berkaitan dengan alokasi sumberdaya langka (scarce resources) untuk mendapatkan hasil (utility)
yang maksimal. Dimensi dalam ekonomi, Rumah tangga (mikro), Negara (makro)

Ekonomi wilayah dan kota:

• The economics of urban and regional problems


• spatial dimensions of economic activities/system

Masalah-masalah perkotaan :

• Penyediaan perumahan/hunian
• Ketersediaan lahan
• Pendanaan/pembiayaan
• Keterjangkauan :
• Penyediaan infrastruktur dan fasilitas
• Masalah tarik ulur public
• privat
• Cara/sistem delivery
• Kesempatan kerja dan pertumbuhan
• Sektor formal dan informal
• Sumber pertumbuhan kota
• Pembiayaan pembangunan
• Anggaran pemerintah dan peran swasta
• Cara intervensi pemerintah
Masalah-masalah ekonomi wilayah
• Ketidakseimbangan spasial
• Problematika diskrepansi desa-kota
• Aliran modal dan proses pertumbuhan
• Fenomena 'pusat-pinggiran'
• Regional economic development
• Perkembangan endogen atau eksogen
• Competitiveness atau comparativeness
• Peran kota dalam pembangunan wilayah
• Kutub pertumbuhan
• Klaster dan model jaringan

JENIS INSTRUMEN KEBIJAKAN EKONOMI WILAYAH

Instrumen kebijakan ekonomi wilayah dibagi menjadi 2, yaitu:


1) Instrumen kebijakan mikro (micro-policy instrumen): Digunakan dalam rangka
mempengaruhi alokasi tenaga kerja dan modal antar industri dan antar wilayah
2) Instrumen kebijakan makro (macro-policy instrumen): Digunakan guna mengubah
tingkat output wilayah dan tingkat pengeluaran wilayah.

KEBIJAKAN RELOKASI MODAL

Kebijakan ini dirancang guna meningkatkan keseimbangan pasar tenaga kerja dengan
menekankan pada sisi penawaran tenaga kerja. Strategi Pembangunan Minimum Kritis Menurut
Leibenstein, setiap ekonomi tunduk terhadap hambatan dan ransangan. Hambatan berdampak pada
menurunkan pendapatan per kapita dari tingkat sebelumnya, sementara rangsangan cenderung
akan meningkatkan pendapatan per kapita Strategi Pembangunan Minimum Kritis o Tesis
Leibenstein, didasarkan pada bukti empiris bahwa laju pertumbuhan penduduk merupakan fungsi
dari laju pendapatan per kapita. o Laju pertumbuhan penduduk berkaitan erat dengan berbagai
tahap pembangunan ekonomi. o Jika pendapatan per kapita naik diatas posisi keseimbangan
tersebut maka angka kematian menurun, tetapi dibarengi dengan penurunan tingkat kesuburan
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita : Agen
Pertumbuhan adalah pengusaha, investor, penabung dan innovator. Juga sering disebut sebagai
pembangunan sektoral, misal antar sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor
domestik, dan antar sektor produktif dan sektor prasarana Singkatnya strategi ini mengharuskan
pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua sektor
tumbuh bersama.

Strategi Pembangunan Seimbang Pembangunan seimbang ini biasa dilaksanakan dengan


maksud a) memperoleh bahan baku, tanaga ahli, sumberdaya energi dan fasilitas-fasilitas untuk
mengangkut hasil-hasil produksi ke pasar b) memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah
dan yang akan diproduksi Sehingga strategi ini juga sering disebut dengan upaya untuk mengatur
program investasi sedemikan rupa sehingga proses pembangunan tidak akan timbul hambatan-
hambatan yang bersumber dari penawaran maupun permintaan Kritik Strategi Pembangunan
Seimbang : Pembangunan berasamaan pada sektor industri akan membuat sektor pertanian akan
menhadapi kesukaran untuk memenuhi pertambahan permintaan bahan pangan dan bahan baku
pertanian yang digunakan sektor industri.
MATERI 3

ANALISIS EKONOMI WILAYAH

Perhitugan nilai ekonomi suatu wilayah atau region

• Regional account approach


• Input – output approach
• Economic base approach

a. Regional account approach


Pengembangan akuntasi tingkat nasional adalah syarat esensial sebelum perencanaan
regional dapat dilaksanakna
Rumus : Y : C + I + G + X – M
Y : k (C + I + G + X – M)
K : 1 / 1- (1-t)(c-m)

b. Tabel input – output regional


Merupakan kelompok akuntasi biasanya dalam bentuk moneter mengenai suatu
perekonomian.

c. Economic base approach


Didasarkan pada perkembangan pesan sector ekonomi dalam wilayah maupun luar
wilayah yang dikelompokan menjadi 2 yaitu :
• Unggulan
• Bukan unggulan

Untuk penentuan sector diatas digunakan analisi berikut

LQt + PDRBir / TPDRBr / PDRBin / TPDRBn

Anda mungkin juga menyukai