Anda di halaman 1dari 27

2016

MORFOLOGI KOTA
AMSTERDAM
Institu Teknologi Kalimantan
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota

Nama Kelompok:
1. Erda Pagesong (08151011)
2. Fajar Dwi A (08151012)
3. Septian I.K.(08151036)
4. Ulfah Widi R (08151042)

Toshiba
1/1/2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan tempat kegiatan manusia beraktifitas terutama dalam kegiatan


ekonomi. Definisi secara pasti dari sebuah kota berbeda. Pada umumnya pengertian sebuah
kota adalah kawasan permukiman dengan timgkat permukiman yang sangat tinggi, luas dari
wilayahnya terbataas, dan pada umunya kegiatan yang ada adalah kegiatan non agraris,
tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam
suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan territorial, ekonomi, dan
individualistis (Kamus Tata Ruang, 1997).

Perkembangan kota, pada hakekatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan.


Perkembangan adalah suatu proses perubahan atau evolusi satu keadaan ke keadaan yang
lainnya dalam kurung waktu yang bervariasi. Perkembangan dan pertumbuhan dari sebuah
kota berjalan secara dinamis. Perkembangan kota atau morfologi kota adalah studi
mengenai form dan shape dari sebuah lingkungan, diaman form merupakan bentuk yang
dapat diamati dari beberapa objek sedangkan shape merupakan bentuk geometric atau
bentuk eksternal. (Carmona et al,2003).

Dalam perkembangan sebuah kota terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangannya yaitu keadaan geografis, tapak (site), fungsi dari
sebuah kota, sejarah dan kebudayaan yang melatarbelakangi terbentuknya kota, serta
unsur-unsur yang turut mempengaruhi seperti bentuk pemerintahan dan oragnisasi
administrative, jaringan transprtasi, energy, pelayanan social dan pelayanan
lainnya.(Branch, 1995).

Amsterdam merupakan salah satu kota yang berada di Belanda. Kota Amsterdam
memiliki berbagai macam bangunan tua. Secara geografis kota Amsterdam mempunyai
banyak kanal yang mengaliri kota tersebut. keberadaan kanal-kanal di kota Amsterdam
bukan lah sebatas untuk menjadi tempat wisata melainkan memiliki peranan tersendiri
semenjak Belanda memompa air keluar dari daratan. Dampak dari keberadaan kanal-kanal
ini juga mempengaruhi perkembangan dari kota tersebut.

Mengingat pentingnya sejarah atau perkembangan sebuah kota, maka perlu


dilakukan analisa dalam perkembanga kota Amsterdam yang dikenal dengan kanal-kanal
yang mengalir di dalam kota tersebut, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai apa
saja yang mempengaruhi dalam perkembangan kota Amsterdam.
1.2 Permasalahan

Permasalahan yang di hadapi dalam laporan morfologi kota adalah

1. bagaimana cara mengetahui aspek perkembangan kota Amsterdam.


2. Bagaimana perkembangan dari kota Amsterdam
3. Bagaimana dampak dari kanal di kota Amsterdam terhadap perkembangan kota.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan morfologi kota adalah mengetahui sejarah dan
perkembangan dari kota Amsterdam dan juga pengaruh dari kanal yang mengaliri kota
Amsterdam terhadap perkembangan kota Amsterdam.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Ekonomi dan Sosial

Fungsi dasar kota menurut Branch (1995) dalam Widyastuti (2002) adalahuntuk
menghasilkan penghasilan yang cukup melalui produksi barang danjasa. Ekonomi
perkotaan dapat ditinjau dari tiga bagian yaitu

1. ekonomipemerintah meliputi pelaksanaan pemerintahan kota,


2. ekonomi swastaterdiri atas berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan oleh
perusahaanswasta,
3. ekonomi khusus terdiri atas bermacam-macam organisasi nir laba.

Menurut Koestoer (2001) dinamika ekonomi kota dapat ditandai olehpenyebaran sektor
sektor ekonomi kota, penyebaran pasar, nilai tanah sertapergeseran penggunaan tanah.
Pembangunan yang dilaksanakan selama iniditekankan pada pembangunan ekonomi.
Dominasi kegiatan sektoral akanmempengaruhi secara fisik perkembangan fisik kota
terutama menyangkutaspek tata guna tanah dan aksesibilitas dalam segi transportasi.
Dominasikegiatan tersebut merupakan penentu arah pengembangan fungsi kegiatankota.

Aspek sosial menyangkut masalah kependudukan yang terkait dengan kotaantara lain
adalah masalah perkembangan, migrasi, ak tiri tas ekonomi,tenaga kerja dan beban
ketergantungan. Dalam perencanaan penduduk dapatmenjadi indikator perkembangan kota,
yang salah satu aspeknya adalahpergerakannya. Aspek-aspek yang menyangkut sumber
daya manusia terdiriatas keadaan penduduk (jumlah, sebaran, struktur, pendidikan),
prosespenduduk (alamiah dan buatan) dan lingkungan sosialnya (pola kontrol,kegiatan dan
konstruksi).

Di dalam aspek ekonomi Ada dua teori utama yang menjadi landasan kajian para ahli dalam
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota dari perspektif ekonomi.
Dua teori utama yang dimaksud adalah Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) dan
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory).

2.1.1 Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973) yang


menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah
adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar
daerah. Dalam penjelasan Richardson bahwa pertumbuhan industri-industri yang
menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation). Asumsi ini memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai
sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada
sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor.

Teori ini membicarakan tentang majunya perekonomian kota yang diakibatkan oleh
sektor industri. Dalam teori ini, sektor ekonomi terbagi atas dua sektor, yaitu sektor
basis dan sektor non basis. Sektor basis beriorientasi pada ekspor di luar wilayah
yang bersangkutan. Peningkatan pendapatan wilayah pada gilirannya akan
meningkatkan pula tingkat konsumsi wilayah maupun tingkat investasi wilayah,
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan wilayah dan kesempatan
kerja. Barang atau jasa yang diproduksi untuk di ekspor ke luar wilayah disebut basis
dan pekerja yang berhubungan dengan penjuaan lokal di dalam masyarakat disebut
non basis.

Dengan menggunakan landasan basis dan non-basis, Wilbur Thomson mejelaskan


bahwa terdapat tahapan skenario perkembangan kota, yaitu:

1. Export specialization; berfokus kepada ekonomi lokal yang berorientasi ekspor

2. Export Complex; pada tahapan ini ekspor berkembang pada tahapan lanjut,
dibarengi dengan industri lain dengan beragam jenis produk

3. Economic Maturation; pada tahapan ini sektor basis makin ditunjang oleh sektor
non basis

4. Regional Metropolis; batas wilayah ekspansi ke wilayah lain dan muncul pusat dan
hinterland sebagai supplier;

5. Technical Professional Virtuosity; pada tahapan ini kota memasuki sistem global
dengan industri hulu pendukung berada di negara lain.

2.1.2 Teori Kutub Pertumbuhan

Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada
tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap
daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yang disebut
kutub pertumbuhan. Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi harus dibangun
beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut dengan growth pole (kutub
pertumbuhan). Pandangan Perroux mengenai proses pertumbuhan adalah teori tata
ruang ekonomi, dimana industri pendorong memiliki peranan awal dalam
membangun sebuah pusat pertumbuhan. Industri pendorong tersebut memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:

1. Tingkat konsentrasi tinggi


2. Tingkat kemajuan teknologi yang maju
3. Mendorong perkembangan industri di sekitarnya
4. Manajemen yang profesional dan modern
5. Sarana dan prasarana yang lengkap

2.2 Aspek Fisik


Aspek Fisik meliputi pola tata guna tanah yaitu penataan atau pengaturan
penggunaan tanah, dan ruang yang merupakan sumber daya alam. Tata ruang merupakan
wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang terencana atau tidak. Dalam tata
ruang terdapat penataan ruang yaitu proses penataan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang dengan elemen-elemen pembentuk meliputi penggunaan dan rencana
penggunaan lahan, kebutuhan dan keinginan individu, sarana dan prasarana transportasi,
tipe dan fungsi bangunan, kegiatan individu atau kelompok yang rutin, kependudukan,
potensi fisik serta persepsi dan perilaku.
Menurut Branch (1995) dalam Widyastuti (2002) menyebutkan bahwa terdapat empat
komponen utama kota yaitu kompleks bisnis utama, industri manufaktur dan ikutannya,
pemukiman dengan fasilitas pelayanannya serta tanah terbuka. Secara fisik, kota
dikembangkan pada sistem ruang antara lain
1. sistem pusat kota, yaitu lingkungan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
utama atau kutub pertumbuhan.
2. sistem ruang kota yang dikembangkan untuk kegiatan produksi, yaitu untuk industri
dan pertanian termasuk wilayah cadangan dan
3. sistem ruang kota yang dikembangkan sebagai wilayah pemukiman ideal.

2.3 Aspek Politik


Kota yang pertumbuhanya dipengaruhi oleh aspek politik dapat dari Bagaimana
pemegang kekuasaan mengimplementasikan otoritasnya secara fisik( kekuasaan ).
Pemegang kekuasaan menentukan bentuk dan pola kota:
1. Raja : kota berorientasi ke pusat pemerintah raja
2. Panglima : kota dirancang untuk kepentingan pertahanan
3. Pemimpin agama : kota berorientasi ke pusat kegiatanagama
4. Rakyat : kota berorientasi pada kepentingan rakyat
Pemegang kekuasaan negara pada jaman modern ditentukan oleh sistem politik yang
menentukan bentuk negara dan bentuk pemerintahan masing masing negara.
1. Bentuk negara : kesatuan serikat
2. Bentuk pemerintahan : republik monarki
Kota yang pertumbuhannya dipengaruhi aspek politik, mempunyai sistem Linear dan
Sentralisasi

2.4 Penggunaan Lahan

Tingginya permintaan akan kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan


memerlukan pemikiran yang bijak dalam mengambil keputusan bagi penggunaan lahan,
karena memiliki sifat yang terbatas. Sumberdaya lahan yang paling menguntungkan dari
lahan yang terbatas perlu dipertimbangkan untuk penggunaan dan pemanfaatannya di masa
mendatang. Beberapa permasalahan dalam penggunaan lahan untuk tujuan pemanfaatan
ruang adalah lemahnya penegakan hukum, kurangnya informasi tentang potensi lahan dan
rendahnya tingkat kesadaran serta pengetahuan masyarakat tentang penggunaan ruang
tata ruang. Tindakan pengelolaan diperlukan bagi setiap areal lahan yang dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pemanfaatan areal tersebut (Sitorus, 1998).

Pengelompokan penggunaan lahan kedalam dua bentuk yaitu penggunaan lahan pertanian
yang dibedakan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditas yang diusahakan,
dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut, penggunaan lahan non-pertanian
seperti penggunaan lahan pemukiman kota atau desa, industri, rekreasi dan sebagainya
(Arsyad,1999).

Penggunaan lahan baik bersifat tunggal (satu penggunaan) maupun kombinasi dari dua
atau lebih penggunaan sebagai wujud dari kegiatan manusia sering dijumpai dilapangan.
Keputusan manusia untuk memerlakukan lahan ke suatu penggunaan tertentu selain
disebabkan oleh faktor permintaan dan ketersediaan lahan demi meningkatkan kebutuhan
dan kepuasan hidup, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik fisik
lahan, perilaku manusia, teknologi maupun modal, faktor ekonomi yang dipengaruhi oleh
lokasi, aksesibilitas, sarana dan prasarana, faktor budaya masyarakat dan faktor kebijakan
pemerintah.

Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat akan berpengaruh terhadap berbagai macam
aktivitas di dalam kota dan konsekuensi akan berdampak pada pembangunan perkotaan,
sehingga perubahan penggunaan lahan dapat diartikan sebagai suatu proses pilihan
pemanfaatan ruang guna memperoleh manfaat yang optimum, baik untuk pertanian maupun
non pertanian.
Menurut Winoto (2005) perubahan penggunaan lahan pertanian ke nonpertanian tidak
hanya semata-mata fenomena fisik berkurangnya luasan lahan, melainkan merupakan
fenomena dinamis yang menyangkut aspekaspek kehidupan manusia. Hal tersebut
berkaitan erat dengan perubahan orientasi ekonomi, sosial, budaya dan politik masyarakat
secara agregat.
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 Kota Amsterdam


Kota Amsterdam merupakan kota dengan kanal-kanalnya yang digunakan
untuk mencegah terjadinya banjir, mengingat daratannya yang lebih rendah
dibandingkan lautnya. Sejak terjadinya revolusi industri, kota Amsterdam selalu
berupaya untuk membangun kotanya agar semakin baik. Pusat pemerintahan,
perdagangan, dan yang lainnya selalu diperhatikan kualitasnya. Sejak revolusi
industri Amsterdam memiliki 4 kanal yaitu Singel, Herengracht(kanal Heren),
Keizersgracth, dan Prinsengracth. Diluar kanal-kanal tersebut kemudian dibangun
pemukiman penduduk yang disebut dengan Jordaan District. Kota Amsterdam
memiliki banyak kanal dipengaruhi oleh faktor pengaruh fungsi kota dan alam.
Pengaruh fungsi kota menjadikan kota Amsterdam menjadi kota yang lebih sibuk dari
sebelumnya. Hal ini karena selain sebagai puusat perdagangan melalui laut, sebagai
ibu kota dari negara Belanda, di Amsterdam terdapt banyak kantor. Faktor alam juga
menjadikan Amsterdam terus membangun kotanya agar tidak terjadi banjir yang
disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut setiap tahunnya.
3.2 Periode Perkembangan Kota Amsterdam
Periode Perkembangan Kota Amsterdam
Amsterdam merupakan kota yang di rencanakan dengan luarbiasa yang berada di
Eropa Utara. Pada abad ke 17 Amsterdam merupakan kota yang menjadi pusat
perekonomian dunia. Pada saat ini kota Amsterdam di kenal sebagai kota yang
memiliki karakter toleran. Secara umum ada 5 periode yang terjadi dalam
perkembangan kota Amsterdam. Kelima periode tersebut adalah sebagai berikut.
1. 1200-1585: Sejarah Awal kota Amsterdam.

Gambar3.1 Kota Amasterdam Tahun 1275


Amsterdam pada mulanya merupakan desa nelayan sekitar abad ke tigabelas.
Kemudian pada akhir abad ke 12 Kota Amsterdam didirikan benduungan di sungai
Amstel. Selama abad ke 14 amsterdam sudah mulai mengalami perkembangan,
akan tetapi perkembangan pesat dialami oleh Amsterdam pada abad ke-15
sehingga pada masa itu Amsterdam disebut sebagai masa keemasan Kota
Amsterdam. Gedung gedung yang tersisa dari sejarah kota Amsterdam yang ada
samapai saat ini hanya beberapa gedung pada abad pertengahan
2. 1585-1672: Masa Keemasan Amsterdam
Pada periode 1585-1672 masa keemasan Amsterdam atau biasa disebut the
Golden Age, meruapakn masa yang paling menunjukan masa kejayaan dari kota
Amsterdam, halite disebabkan karena pada masa itu Amsterdam merupakan
kota yang menjadi pasar dunia. Seluruh kegiatan perekonomian dunia berpusat
disana. Selama periode ini, Amsterdam Cityscape merupakan karakteristik yang
dikebangkan dimana pada tahun 1613 hingga 1663 ekspansi di daerah
perkotaan masih menentukan penampilan dari karakteristik yang dimiliki sebuah
kota. Sejumlah besar bangunan yang yang bersejarah dan sangat
mempengaruhi kota Amsterdam diantanya adalah Dam Square atau yang
sekarang disebut sebagai Royal Palace, Westerkerk, Zuiderkerk serta beberapa
rumah kanal diantaranya adalah De Dolfijin dan The Gecroonde Raep.

Gambar 3.2 Peta Kota Amsterdam Tahun 1625


3. 1672-1795: Masa Emas dan Perak
Pada tahun 1672 merupakan tahun yang penuh bencana bagi Belanda. Hal ini
karena pada tahun ini Prancis dan Inggris menyerang Belanda secara serentak.
Keadaan ini membuat masa keemasan atau Golden Age Amsterdam berakhir.
Namun pada tahun 1672-1795 Amsterdam mampu melakukan konsolidasi
kemakmuran yang membuat perekonomian Amsterdam terselamatkan meski
keadaan Belanda pada saat itu berbanding terbalik. Kota ini mampu kembali
menjadi pasar makanan pokok dan kembali mempertahankan posisinya sebagai
pusat dari keuarang Eropa. Banyak tempat tunggal yang dibangun pada masa ini
baik yang sederhana maupun perumahan kanal mewah yang mencerminkan
kemakmuran dari kota.

Gambar 3.3 Peta Kota Amsterdam Tahun 1675


4. 1795-1813 Resesi Dan Tolak
Pada masa ini mengalami masa yang sangat buruk. pada tahun 1795
pemerintah oligarki ningrat digulingkan. Segera setelah itu Prancis menduduki
negara itu. Selama periode 1795-1813 Amsterdam mengalami penderitaan
akibat resesi ekonomi. Keadaan ini merupakaan keadaan yang tercermin dari
stagnasi pembangunan demografis. Banyak terdapat rumah-rumah yang kosong
hingga runtuh karena perawatan yang sangat kurang.

Gambar 3.4 Kota Amsterdam Tahun 1813

5. 1813-1940 Pemulihan dan Perluasan


Periode ini terjadi pada tahun 1813-1940 dimana pada periode ini
terjadipemulihan perekonomian dan pada tahun 1870 hingga seterusnya oleh
ekspansi. Meningktanya kekayaan mebawa pertumbuhan penduduk yang sangat
cepat. Pertumbuhan perekonomian ini sangat dipengaruhi oleh hasil dari
perkembangan recolusi industri.

Gambar 3.5 Peta Kota Amsterdam Tahun 1940

Dari kelima periode yang dialami oleh kota Amsterdam dapat dilihat bahawa terdapat
banyak dinamka yang di alami dalam perkembangan kota Amsterdam yang membuat
pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan kota Amsterdam. Dalam
perkembangannya kota Amsterdam pada mulanya adalah sebuah desa nelayan namun
mengalami perkembangan dan mencapai masa kejayaan pada periode 1585-1672,
dimana kota ini menjadi kota yang merupakan pusat dari perekonomian dunia.Namun
kota ini sempat mengalami masa paling buruk saat Inggris dan Prancis menyerang
Belanda secara bersamaan. Akan tetapi kota ini dapat pulih dan kembali menjadi pusat
penjualan makanan pokok dan mengalami masa pemulihan pada tahun 1813-1940.

3.3 Ekspansi Kota Amsterdam

Alasan dalam ekspansi perencanaan perkotaan tetap sama selama berabad-abad,


pertumbuhan ekonomi dikombinasikan dengan peningkatan populasi, pengunjung,
bisnis dan lalu lintas telah menyebabkan kebutuhan untuk lebih perumahan dan
properti komersial, infrastruktur ditingkatkan dan peningkatan fasilitas. Pada peta
Amsterdam, rute ekspansi berturut-turut sangat mudah dikenali karena konsentris
build-up dari kota di sekitar pusat kota abad pertengaha abad ke-17 Area lingkaran ,
cincin abad ke-19, 20-40 sabuk dibangun antara tahun 1920-an dan 1940-an dan
ekspansi AUP. Karena suksesi yang jelas ini ,ekspansi itu juga mudah untuk
mengidentifikasi mana yang asli rencana kota telah berubah, misalnya renovasi
proyek di pusat kota di paruh pertama abad ke-20 abad, pembaharuan perkotaan
dari Kinkerbuurt dan daerah Indische Buurt atau lebih baru-baru pembaruan yang
Westelijke Tuinsteden (Western Garden Cities).
Iklim politik dan sosial yang berbeda dari ide-ide bersamaan pada pembangunan
perkotaan, telah menjadi faktor kunci dalam desain yang sebenarnya dan
pelaksanaan ekspansi serta pembaharuan rencana dalam periode yang berbeda.
Edisi terbaru yang lebih tinggi kepadatan bangunan di Zona Ring, antara lain, sangat
menantang untuk memutuskan bagaimana kita harus mendekati pengembangan dan
apa perkotaan peran kota administrasi harus. Dalam hal itu, Amsterdam memiliki
tradisi untuk hidup sampai sebagai kota yang diselenggarakan tinggi menghargai
seluruh dunia sebagai laboratorium hidup sukses untuk bereksperimen dengan ide-
ide perencanaan kota baru.
Daerah cincin kanal abad ketujuh belas terkenal di dunia adalah yang pertama,
daerah ini merupakan upaya perluasan skala besar yang dikelola oleh pemerintah
kota. Berbeda dengan komposisi organik dari kota abad pertengahan, campuran dari
semua latar belakang sosial dan perumahan serta kegiatan komersial baru membuat
perluasan cincin kanal didirikan sebagai daerah perumahan untuk kelas menengah
ke atas. Herengracht dan Keizersgracht yang dikembangkan secara eksklusif
sebagai kawasan bergengsi dan menyenangkan daerah perumahan untuk hidup.
Jalan-jalan berpotongan yang direncanakan untuk belanja, kanal lain dan paralel
jalan-jalan untuk transportasi dan perdagangan. Pemerintah kota berhasil melakukan
ekspansi berturut yang dimuai dari daerah cincin kanal, menerapkan pelajaran
mereka mengambil dari fase sebelumnya ke berikutnya.
Untuk memaksimalkan keuntungan dan pada saat yang sama, asmterdam
menciptakan lingkungan hidup yang indah, banyak perhatian dibayarkan kepada
desain jembatan dan dermaga. kegiatan bisnis dan ritel tidak diperbolehkan di kanal
dan peraturan perumahan disusun untuk ketinggian bangunan dan garis bangunan
serta aturan untuk melarang kebun yang dibangun di atas. Ekspansi abad ketujuh
belas juga mencerminkan sosial hubungan pada saat itu. Untuk wilayah cincin kanal,
sepenuhnya struktur perencanaan kota baru dikembangkan, independen dari lay-out
yang ada drainase saluran, hingga yang tidak ada biaya terhindar. Sebaliknya,
pengerjaan lingkungan kelas di luar kanal cincin, di Jordaan, dikembangkan tanpa
adanya rencana. Orang-orang bebas untuk membangun rumah mereka dengan
peraturan sangat terbatas. Pihak berwenang tidak menghabiskan uang pada
ekspansi ini atau mengganggu mereka. Dengan kata lain: pemerintah daerah tidak
mewakili warga
Abad ke-19: abad swasta
Industrialisasi dan urbanisasi yang menyertai dalam perjalanan abad ke-19 dengan
cepat, investor swasta mulai membangun perumahan di luar Singelgracht. Meskipun

Gambar 3.6 Kota Amsterdam Abad 19

pemerintah daerah mengadopsi pendekatan laissez-faire liberal, yang mereka


lakukan menganggap perlu melakukan control dalam perkembangan kota dan juga
menyiapkan rencana ekspansi perkembangan kota, dalam kemitraan dengan
swasta, pembangun berfungsi sebagai pedoman bagi infrastruktur yang efektif.
Seperti halnya pada abad ketujuh belas, rencana ini juga jelas berdasarkan
segregasi sosial, yang mengakibatkan lingkungan kelas pekerja di timur dan barat
ujung kota dan lingkungan untuk baik-off di antara, di sisi selatan.
Dari awal pertama, Museum Quarter adalah dimaksudkan sebagai distrik perumahan
eksklusif. Dulu dikembangkan melalui proses negosiasi antara otoritas lokal, yang
menetapkan kerangka perencanaan kota, dan kontraktor swasta, yang membangun
properti. Alasan bahwa Amsterdam Museum Quarter mungkin yang paling indah
abad ke-19 kota lingkungan dari sudut pandang arsitektur, adalah karena pemilik
tanah termasuk peraturan pada penggunaan properti dan estetika dalam penjualan
mereka kontrak, menjaga harga jual yang tinggi dan properti nilai stabil.
Seperti halnya di abad ke-17, perencanaan luas dari eksklusif lingkungan abad ke-19
adalah (sebagian) independen dari saluran drainase yang ada lay-out, sedangkan
lingkungan kelas pekerja yang kira-kira ikuti ini lay-out. Untuk kontraktor bangunan
itu mewakili pilihan yang lebih murah; untuk kelas pekerja itu berarti panjang, jalan-
jalan monoton dan sanitasi menyedihkan kondisi. Menurut pendapat kelompok yang
berkembang arsitek, reformis sosial, dokter dan politisi Pendekatan ini sering
menyebabkan kondisi menyedihkan, di Amsterdam serta kota-kota lain Belanda.
Mereka upaya akhirnya mengarah pada pengenalan Perumahan Act of 1901, yang
secara eksplisit menyerahkan kontrol kepada pihak berwenang setempat.
Gambar 3.8 Neiwmarktbuurt 1985
Gambar 3.7 Pengengbangan Kota
Amsterdam 1985

Gambar 3.9 Rencana Perkembangan Kota


Amsterdam tahun 1934
BAB IV
ANALISA

4.1 Perkembangan Kota


4.1.1 Amsterdam Pada tahun 1200-an
Amsterdam pada mulanya merupakan kota yang berada di negara belanda
dan menjadi ibu kota dari negara belanda. Pada mulanya Amsterdam bukanlah
sebuah kota yang besar seperti pada saat ini. Amsterdam pada abad 12 dan 13
mulanya berupa sebuah desa yang dihuni oleh para nelayan. Permukiman nelayan
berada pada daerah di Amsterdam berada didaerah tepian laut dan juga berada
pada muara sungai.
Permukiman pertama yang ada di Amsterdam letaknya berada pada
kawasan Centrum tepatnya pada disekitar National Monument, Selain disekitar
kawasan Centrum terdapat juga di kawasan Grachtengordel-West sepanjang jalan
Sexmuseum menuju National Museum jika ingin dilihat saat ini. Selain permukiman
pada masa itu Amsterdam masih terdapat sungai yang membelah permukiman
pertama di kawasan Amsterdam sehingga terdapa 2 sisi dari sungai yang saling
berhadapan yang dijadikan sebagai hunian oleh masyarakat Amsterdam yang
berupa desa nelayan.

4.1.2 Amsterdam Tahun 1500-an

Pada periode tahun 1500-an Amsterdam merupakan kota yang sangat maju
di masanya. Hal ini dikarenakan Amsterdam menjadi pusat perekonomian dunia.
Pada periode ini masa kejayaan atau masa keemasan kota Amsterdam terjadi. Jika
dilihat pada peta pembangunan pada tahun 1500-an kota Amsterdam sudah terdapat
pelabuhan yang cukup besar yang dapat melayani pelayaran internasional.

Selain pelabuhan, pada tahun 1500-an permukiman yang pada periode awal
berada disekitar sungai sudah mulai meluas. Permukiman pada tahun 1500-an,
permukiman yang pada mulanya berada disekita wilayah Centrum dan
Grachtengordel-West, sudah mulai meluas. Untuk permukiman yang pada mulanya
berada disekitar kawasan Centrum meluas hingga sekitar Hermitage Amsterdam
saat ini dan juga sekitarnya. Sedangkan untuk daerah disekitar Grachtengordel-West
meluas hingga sekitar daerah Begijnhof.

Perkembangan kota Amsterdam pada saat itu membentuk sebuah cincin


yang di daerah luarnya terdapat bangunan seperti sebuah benteng yang membentuk
setengah lingkaran. Selain itu pada tahun 1500-an sudah mulai terdapat kanal-kanal
yang mengalir di dalam kota Amsterdam, dimana terdapat 2 kanal besar dan 3 kanal
kecil yang mengalir di dalam kota Amsterdam pada masa itu.

4.1.3 Amsterdam Periode 1600-an

Pada masa ini Amsterdam mengalami masa penjajahan, dimana Negara


Inggris dan Prancis secara bersamaan menyerang. Hal ini membuat Belanda
mengalami krisi ekonomi. Namun pada periode ini Amsterdam tidak terlalu
terpengaruh. Hal ini dikarenakan terdapatnya pelabuhan yang menjadi pelabuhan
Internasional yang menjadi sumber kegiatan perekonomian dari Amsterdam. Pada
masa ini meski Amsterdam telah diserang oleh Prancis dan Inggris secara
bersamaan namun kota ini dapat bangkit dn menjadi pasar makanan pokok.

Selain itu pada periode ini perkembangan kota Amsterdam semakin


meningkat. Pada masa ini pembanguna di Amsterdam meluas hingga kedaerah
Haarlemmerbuurt, Heineken Experience hingga NEMO Science Museum. Pada
masa ini juga Amsterdam juga sudah mulai melakukan perluasan wilayah dengan
membangun bendungan dan membuat daratan baru. Daerah yang menjadi kawasan
daratan baru tersebut adalah daerah sekitar Haarlemmerbuurt dan juga NEMO
Science Museum.

4.1.4 Amsterdam Priode 1700-an

Pada masa ini kota Amsterdam mengalami masa tersulit. Hal ini akibat
pemerintahan dari keluaraga kerajaan digulingkan dan Prancis langsung mengambil
alih kekuasaan. Pada masa ini kota Amsterdam tidak mengalami perkembangan
yang begitu banyak atau begitu Nampak. Perkembangan yang terjadi hanya berupa
terdapat perkembangan yang terjadi diluar daerah cincin yang tidak terlalu kelihatan.
Perkembangan itu berada pada kawasan Dierenkliniek De Jordan yang pada masa
itu berada diluar kawasan cincin yang seperti benteng.

4.1.5 Amsterdam Priode 1800-an

Pada masa ini seluruh Belanda mengalami masa pemulihan salah


satunya adalah Amsterdam. Pada masa ini perkembangan dari kota sangat pesat.
Terjadi perluasan daerah yang besar-besaran di Amsterdam. Amsterdam melakukan
pembanguna bendungan demi memperluar wilayah daratanya . daerah yang di
perluas berada di kawasan Houthavens dan Zeeburg. Dua daerah ini pada mulanya
meruapakan wilayah lautan yang dikuras dengan memanfaatkan pembangunan
kanal dan juga bendungan untuk mengalirkan air-air keluar dari daratan sehingga
daratan yang mereka miliki semakin meluas dan dapat dikembangkan.

Selain melakukan perluasan dengan membuat daratan baru. Kota Amsterdam juga
diperluas hingga menuju ke wilayah yang berada di daerah awal Amsterdam yang dibatasi
oleh sebuah sungai. Daerrah tersebut saat ini dikenal dengan nama Amsterdam-Noord.

Periode Periode Periode Periode Periode


1200- 1500- 1600- 1700- 1800-
an AN an an an

Gambar 4.1 Perkembangan Kota Amsterdam

4.2 Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Perkembangan Kota Amsterdam.


Jika dilihat dari beberapa periode perkembangan kota Amsterdam. Dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan dari kota
Amsterdam. Aspek-aspek tersebut adalah sabagai berikut:
1. Aspek Ekonomi
Jika dilihat pada awalnya kota Amsterdam merupakan sebuah kampung
nelayan yang letaknya berada disepanjang pinggir sungai. Namun dalam
perkembangannya kota Amsterdam mengalami masa kejayaan ketika terdapat
pelabuhan besar yang membuat kota Amsterdam menjadi pusat perekonomian
dunia pada masa itu. Selain itu Aspek ekonomi kembali sangat berpengaruh
ketika kota Amsterdam dapat bertahan ketika Belanda diserang oleh Inggris dan
Prancis.
2. Aspek Politik
Aspek politik juga mempengaruhi dari perkembangan kota Amsterdam. Salah
satunya adalah ketika Prancis mengambil alih kekuasaan. Pada masa
pemerintahan Prancis dapat dilihat bahwa kota Amsterdam sangat tidak terlalu
berkembang akibat pemerintahan Prancis. Pada masa pemerintahan Prancis
dapat dilihat bahwa banyak rumah-rumah yang kosng yang akibatnya rusak
karena tidak ada yang merawat. Kemudian pada masa kekuasaan Prancis,
perkembangan kota Amsterdam justru terjadi diluar daerah cincin yang seperti
Benteng yang membatasi kota Amsterdam.
3. Aspek Fisik
Jika dilihat dari segi aspek fisik, pertumbuhan kota Amsterdam juga
dipengaruhi oleh aspek fisik. Pada masa pemulihan dan perluasan kota
Amsterdam, terjadi perluasan wilayah yang mebuat daratan baru dengan cara
membangun kanal-kanal dan juga bendungan sehingga terjadi daratan baru.
Selain itu, terdapatnya kanal membuat bangunan-bangunan terkenal yang
menjadi ciri khas dari kota Amsterdam terdapat disepanjang pinggir kanal yang
menunjukan Karakteristik dari Kota Amsterdam sehingga mudah dikenal oleh
seluruh dunia.
Amsterdam
Periode awal

Amsterdam
1500
Amsterdam tahun Terdapat
1200 pelabuhan
Amsterdam besar untuk
Permukiman nelayan 1300 melayani
berada pada daerah di pelayaran
Amsterdam berada internasional.
didaerah tepian laut
dan juga berada pada Amsterdam 1400
muara sungai
Amsterdam Periode
Golden Age

Amsterdam tahun 1585


Amsterdam 1670

Amsterdam 1600
Amsterdam
Periode Emas dan
Perak

Amsterdam tahun 1672


Amsterdam 1795

Amsterdam 1700
Amsterdam
Periode Resesi
Dan Tolak

Amsterdam tahun 1795


Amsterdam 1813

Amsterdam 1800
Amsterdam
Priode
Pemulihan
Dan
Perluasan

Amsterdam tahun
1813

Amsterdam
1813

Amsterdam
Tahun 1870
Amsterdam
1840
Gambar di atas merupakan Skema Perkembangan Kota Amstermdam Dalam Beberapa Periode Waktu
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Amsterdam pada mulanya bukanlah merupakan sebuah kota, melainkan merupakan


sebuah desa nelayan yang letanknya berada disepanjang pinggir sungai.
Kota Amsterdam mengalami perkembangan kota yang berbeda-beda disetiap
periodenya
Amsterdam mencapai masa kejayaannya atau disebut The Golden Age pada periode
1500-an
Faktor yang membuat Kota Amsterdam menjadi pusat ekonomi dunia pada masa itu
adalah adanya pelabuhan.
Kota Amsterdam dapat bertahan dari dampak ekonomi diseluruh Belanda akibat
serangan Inggris dan Prancil yang datang secara bersamaan pada periode 1600-an
Kota Amsterdam mengalami masa paling buruk ketika pemerintahan kerajaan
digulingkan dan Prancis mengambil alih kekuasaan pada Priode 1700-an
Pada masa pemerintahan Prancis, Amsterdam tidak mengalami perkembang yang
cukup signifikan
Pada periode 1800-an Amsterdam mengalami masa pemulihan dan juga melakuakn
perluasan kawasan
Pada masa ini Amsterdam membangun bendungan dan memperbanyak kanal untuk
membuat daratan baru sebagai salamha satu cara memperluas wilayah
Dalam perkembangannya, kota Amsterdam dipengaruhi oleh 3 aspek yang berbeda-
beda, yaitu aspek Ekonomi,Polituk dan Fisik
Dari aspek Ekonomi, kota Amsterdam yang pada mulanya merupakan sebuah desa
nelayan mengalami masa kejayaan akibat adanya pelabuhan sehingga membuat
Amsterdam menjadi pusat kegiatan ekonomi pada waktu itu.
Dari Aspek Politik, kota Amsterdam mengalami masa paling buruk ketika
kepemimpinan Prancis, pada masa itu Kota Amsterdam tidak mengalami banyak
perkembangan yang mencolok
Dari Aspek Fisik, perkembangan kota Amsterdam dilakuakn dengan cara mebuat
daratan baru dengan melakukan pembangunan kanal dan juga bendungan, selain
itu, bnayak bangunan-bangunan yang mencirikan kota Amsterdam dibangun
disepanjang kanal
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai