MORFOLOGI KOTA
AMSTERDAM
Institu Teknologi Kalimantan
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota
Nama Kelompok:
1. Erda Pagesong (08151011)
2. Fajar Dwi A (08151012)
3. Septian I.K.(08151036)
4. Ulfah Widi R (08151042)
Toshiba
1/1/2016
BAB I
PENDAHULUAN
Amsterdam merupakan salah satu kota yang berada di Belanda. Kota Amsterdam
memiliki berbagai macam bangunan tua. Secara geografis kota Amsterdam mempunyai
banyak kanal yang mengaliri kota tersebut. keberadaan kanal-kanal di kota Amsterdam
bukan lah sebatas untuk menjadi tempat wisata melainkan memiliki peranan tersendiri
semenjak Belanda memompa air keluar dari daratan. Dampak dari keberadaan kanal-kanal
ini juga mempengaruhi perkembangan dari kota tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan morfologi kota adalah mengetahui sejarah dan
perkembangan dari kota Amsterdam dan juga pengaruh dari kanal yang mengaliri kota
Amsterdam terhadap perkembangan kota Amsterdam.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
Fungsi dasar kota menurut Branch (1995) dalam Widyastuti (2002) adalahuntuk
menghasilkan penghasilan yang cukup melalui produksi barang danjasa. Ekonomi
perkotaan dapat ditinjau dari tiga bagian yaitu
Menurut Koestoer (2001) dinamika ekonomi kota dapat ditandai olehpenyebaran sektor
sektor ekonomi kota, penyebaran pasar, nilai tanah sertapergeseran penggunaan tanah.
Pembangunan yang dilaksanakan selama iniditekankan pada pembangunan ekonomi.
Dominasi kegiatan sektoral akanmempengaruhi secara fisik perkembangan fisik kota
terutama menyangkutaspek tata guna tanah dan aksesibilitas dalam segi transportasi.
Dominasikegiatan tersebut merupakan penentu arah pengembangan fungsi kegiatankota.
Aspek sosial menyangkut masalah kependudukan yang terkait dengan kotaantara lain
adalah masalah perkembangan, migrasi, ak tiri tas ekonomi,tenaga kerja dan beban
ketergantungan. Dalam perencanaan penduduk dapatmenjadi indikator perkembangan kota,
yang salah satu aspeknya adalahpergerakannya. Aspek-aspek yang menyangkut sumber
daya manusia terdiriatas keadaan penduduk (jumlah, sebaran, struktur, pendidikan),
prosespenduduk (alamiah dan buatan) dan lingkungan sosialnya (pola kontrol,kegiatan dan
konstruksi).
Di dalam aspek ekonomi Ada dua teori utama yang menjadi landasan kajian para ahli dalam
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kota dari perspektif ekonomi.
Dua teori utama yang dimaksud adalah Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) dan
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory).
Teori ini membicarakan tentang majunya perekonomian kota yang diakibatkan oleh
sektor industri. Dalam teori ini, sektor ekonomi terbagi atas dua sektor, yaitu sektor
basis dan sektor non basis. Sektor basis beriorientasi pada ekspor di luar wilayah
yang bersangkutan. Peningkatan pendapatan wilayah pada gilirannya akan
meningkatkan pula tingkat konsumsi wilayah maupun tingkat investasi wilayah,
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan wilayah dan kesempatan
kerja. Barang atau jasa yang diproduksi untuk di ekspor ke luar wilayah disebut basis
dan pekerja yang berhubungan dengan penjuaan lokal di dalam masyarakat disebut
non basis.
2. Export Complex; pada tahapan ini ekspor berkembang pada tahapan lanjut,
dibarengi dengan industri lain dengan beragam jenis produk
3. Economic Maturation; pada tahapan ini sektor basis makin ditunjang oleh sektor
non basis
4. Regional Metropolis; batas wilayah ekspansi ke wilayah lain dan muncul pusat dan
hinterland sebagai supplier;
5. Technical Professional Virtuosity; pada tahapan ini kota memasuki sistem global
dengan industri hulu pendukung berada di negara lain.
Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada
tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap
daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yang disebut
kutub pertumbuhan. Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi harus dibangun
beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut dengan growth pole (kutub
pertumbuhan). Pandangan Perroux mengenai proses pertumbuhan adalah teori tata
ruang ekonomi, dimana industri pendorong memiliki peranan awal dalam
membangun sebuah pusat pertumbuhan. Industri pendorong tersebut memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
Pengelompokan penggunaan lahan kedalam dua bentuk yaitu penggunaan lahan pertanian
yang dibedakan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditas yang diusahakan,
dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut, penggunaan lahan non-pertanian
seperti penggunaan lahan pemukiman kota atau desa, industri, rekreasi dan sebagainya
(Arsyad,1999).
Penggunaan lahan baik bersifat tunggal (satu penggunaan) maupun kombinasi dari dua
atau lebih penggunaan sebagai wujud dari kegiatan manusia sering dijumpai dilapangan.
Keputusan manusia untuk memerlakukan lahan ke suatu penggunaan tertentu selain
disebabkan oleh faktor permintaan dan ketersediaan lahan demi meningkatkan kebutuhan
dan kepuasan hidup, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik fisik
lahan, perilaku manusia, teknologi maupun modal, faktor ekonomi yang dipengaruhi oleh
lokasi, aksesibilitas, sarana dan prasarana, faktor budaya masyarakat dan faktor kebijakan
pemerintah.
Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat akan berpengaruh terhadap berbagai macam
aktivitas di dalam kota dan konsekuensi akan berdampak pada pembangunan perkotaan,
sehingga perubahan penggunaan lahan dapat diartikan sebagai suatu proses pilihan
pemanfaatan ruang guna memperoleh manfaat yang optimum, baik untuk pertanian maupun
non pertanian.
Menurut Winoto (2005) perubahan penggunaan lahan pertanian ke nonpertanian tidak
hanya semata-mata fenomena fisik berkurangnya luasan lahan, melainkan merupakan
fenomena dinamis yang menyangkut aspekaspek kehidupan manusia. Hal tersebut
berkaitan erat dengan perubahan orientasi ekonomi, sosial, budaya dan politik masyarakat
secara agregat.
BAB III
GAMBARAN UMUM
Dari kelima periode yang dialami oleh kota Amsterdam dapat dilihat bahawa terdapat
banyak dinamka yang di alami dalam perkembangan kota Amsterdam yang membuat
pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan kota Amsterdam. Dalam
perkembangannya kota Amsterdam pada mulanya adalah sebuah desa nelayan namun
mengalami perkembangan dan mencapai masa kejayaan pada periode 1585-1672,
dimana kota ini menjadi kota yang merupakan pusat dari perekonomian dunia.Namun
kota ini sempat mengalami masa paling buruk saat Inggris dan Prancis menyerang
Belanda secara bersamaan. Akan tetapi kota ini dapat pulih dan kembali menjadi pusat
penjualan makanan pokok dan mengalami masa pemulihan pada tahun 1813-1940.
Pada periode tahun 1500-an Amsterdam merupakan kota yang sangat maju
di masanya. Hal ini dikarenakan Amsterdam menjadi pusat perekonomian dunia.
Pada periode ini masa kejayaan atau masa keemasan kota Amsterdam terjadi. Jika
dilihat pada peta pembangunan pada tahun 1500-an kota Amsterdam sudah terdapat
pelabuhan yang cukup besar yang dapat melayani pelayaran internasional.
Selain pelabuhan, pada tahun 1500-an permukiman yang pada periode awal
berada disekitar sungai sudah mulai meluas. Permukiman pada tahun 1500-an,
permukiman yang pada mulanya berada disekita wilayah Centrum dan
Grachtengordel-West, sudah mulai meluas. Untuk permukiman yang pada mulanya
berada disekitar kawasan Centrum meluas hingga sekitar Hermitage Amsterdam
saat ini dan juga sekitarnya. Sedangkan untuk daerah disekitar Grachtengordel-West
meluas hingga sekitar daerah Begijnhof.
Pada masa ini kota Amsterdam mengalami masa tersulit. Hal ini akibat
pemerintahan dari keluaraga kerajaan digulingkan dan Prancis langsung mengambil
alih kekuasaan. Pada masa ini kota Amsterdam tidak mengalami perkembangan
yang begitu banyak atau begitu Nampak. Perkembangan yang terjadi hanya berupa
terdapat perkembangan yang terjadi diluar daerah cincin yang tidak terlalu kelihatan.
Perkembangan itu berada pada kawasan Dierenkliniek De Jordan yang pada masa
itu berada diluar kawasan cincin yang seperti benteng.
Selain melakukan perluasan dengan membuat daratan baru. Kota Amsterdam juga
diperluas hingga menuju ke wilayah yang berada di daerah awal Amsterdam yang dibatasi
oleh sebuah sungai. Daerrah tersebut saat ini dikenal dengan nama Amsterdam-Noord.
Amsterdam
1500
Amsterdam tahun Terdapat
1200 pelabuhan
Amsterdam besar untuk
Permukiman nelayan 1300 melayani
berada pada daerah di pelayaran
Amsterdam berada internasional.
didaerah tepian laut
dan juga berada pada Amsterdam 1400
muara sungai
Amsterdam Periode
Golden Age
Amsterdam 1600
Amsterdam
Periode Emas dan
Perak
Amsterdam 1700
Amsterdam
Periode Resesi
Dan Tolak
Amsterdam 1800
Amsterdam
Priode
Pemulihan
Dan
Perluasan
Amsterdam tahun
1813
Amsterdam
1813
Amsterdam
Tahun 1870
Amsterdam
1840
Gambar di atas merupakan Skema Perkembangan Kota Amstermdam Dalam Beberapa Periode Waktu
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: