Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENINGKATKAN

EKONOMI TAMAN NASIONAL GUNUNG KAREUMBING


JAWA BARAT

Oleh :
Bani Syafari
(H0502221009)

PENDAHULUAN

Pengertian daerah berbeda-beda tergantung pada aspek tinjauannya. Dari aspek


ekonomi,daerah mempunyai tiga pengertian yaitu:

1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang di mana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam
berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat
tersebut antara lain dari segi pendapatan per kapitanya, sosial budayanya,
geografisnya, dan sebagainya. Daerah dalam pengertian seperti ini disebut daerah
homogen.

2. suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau
beberapa pusat kegiatan ekonomi.daerah dalam pengertian ini disebut daerah nodal.

3. suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu administrasi
tertentu seperti satu provinsi, kabupaten, kecamatan, dan

sebagainya.Daerah dalam pengertian seperti ini dinamakan daerah perencanaan atau


daerah administrasi.

Dalam praktik, jika kita membahas perencanaan pembangunan ekonomi daerah maka
pengertian yang ketiga tersebut yang di atas yang lebih banyak digunakan, karena:

Dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan daerah diperlukan


tindakan-tindakan dari brbagai lembaga pemerintah. Oleh karena itu, akan lebih praktis
jika suatu negara dipecah menjadi beberapa daerah ekonomi berdasarkan satuan
administratif yang ada.

Daerah yang batasnya ditentukan secara administratif lebih mudah dianalisis, karena
biasanya pengumpulan data di berbagai daerah dalam suatu negara, pembagiannya
didasarkan pada satuan administratif.

PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah


dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut.

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan


terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya
manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini
mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut
dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang
peningkatan kegiatan ekonomi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses. Yaitu proses yang mencakup
pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan
kaasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik,
identifikasi pasar-pasar baru , alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-
perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk


meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya
untu mencapai tujuan tesebut. Pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara
berama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH

Saat ini tidak suatu teori pun yang mampu untuk menjelaskan pembangunan
ekonomi daerah secara komprehensif.namun demikian, ada beberapa teori yang secara
parsial yang dapat membantu kita untuk memahami arti penting pembangunan ekonomi
daerah. Pada hakikatnya, inti dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu
pembahasan yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu
daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.

Pengembangan metode yang menganalisis perekonomian suatu daerah penting


sekali kegunaannya untuk mengumplkan data tentang perekonomian daerah yang
bersangkutan serta proses pertumbuhannya, yang kemudian dapat dipakai sebagai
pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk
mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Namun dipihak lain harus diakui, menganalisis
perekonomian suatu daerah sangat sulit karena:

Data tentang daerah sangat terbatas terutama kalau daerah dibedakan berdaarkan
pengertian daerah nodal. Dengan data yang sangat terbatas sangat sukar untuk
menggunakan metode yang telah dikembangkan dalam memberikan gambaran mengenai
perekonomian suatu daerah.

Data yang tersedia umumnya tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk analisis
daerah, karena data yang terkumpul biasanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
analisis perekonomian secara nasional.

Data tentang perekonomian daerah sangat sukar dikumpulkan, sebab perekonomian


daerah lebih terbuka dibandingkan dengan perekonomian nasional. Hal tersebut
menyebabkan data tentang aliran-aliran yang masuk dan keluar dari suatu daerah sukar
diperoleh.

Bagi NSB, di samping kekurangan data sebagai kenyataan yang umum, data yang ada
yang terbatas itu pun banyak yang sulit untuk dipercaya, sehingga menimbulkan kesulitan
untuk melakukan analisis yang
memadai tentang keadaan perekonomian suatu daerah.

Kalau analisis pembangunan nasional dibandingkan dengan analisis pembangunan


aerah, maka akan tampak bahwa analisis pembangunan ekonomi daerah sangat
ketinggalan, baik ditinjau dari cakupan analisis maupun kedalamannya. Disamping itu,
analisis regional yang ada bertitik-tolak dari analisis permasalahan dan kebijaksanaan
pembangunan daerah di negara maju, padahal struktur perekonomian negara-negara maju
sangat berbeda dengan struktur perekonomian NSB, demikian juga dengan struktur
perekonomian daerahnya. Perbedaan struktur ini mengakibatkan perlunya analisis dan
cara pendekata yang berbeda pila.

Jika kita buat suatu ringkasan, teori-teori tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

Pembangunan daerah =f (sumberdaya alam, tenaga kerja, investasi, entrepreneurship,


transportasi, komunikasi, komposisi industri,luas daerah,pasar ekspor,situasi ekonomi
internasional,kapasitas pemerintah daerah,pengeluaran pemerintah pusat,dan bantuan-
bantuan pembangunan).

Teori Ekonomi Neo Klasik

Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam menganalisis
pembangunan daerah (regional) karena teori ini tidak memiliki dimensi spasial yang
signifikan. Namun demikian, teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam
pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor
produksi. Artinya, sistem perekonoman akan mencapai keseimbangan alamiahnya jika
modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena itu, modal akan mengalir
dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang berupah rendah.

Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan
jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya
lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan
kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation).

Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada teori adalah
penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang mempunyai pasar
secara nasional maupun internasional implementasi kebijakannya mencakup pengurangan
hambatan/batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan
akan didirikan di daerah tersebut.
Kelemahan model ini adalah bahwa model ini didasarkan pada permintaan
eksternal bukan internal. Pada akhirnya akan menyebabkan ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global. Namun
demikian, model ini sangat berguna untuk menentukan keseimbangan antara jenis-jenis
industri dan sektor yang dibutuhkan masyarakat untuk mengembangkan stabilitas
ekonomi.

Teori Lokasi

Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang


mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu: lokasi, lokasi, dan lokasi! Pernyataan tersebut
sangat masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri. Perusahaan
cenderung untuk meminimumkan biayanya dengan cara memilih lokasi yang
memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar. Model pengembangan industri
kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah biaya yang termurah antara bahan
baku dengan pasar.

Tentu saja banyak variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas
suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan pemasok, komunikasi,
fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat).

keterbatasan dari teori lokasi ini pada saat sekarang adalah bahwa tegnologi dan
komunikasi modern telah mengubah signifikansi suatu lokasi tertentu untuk kegiatan
produksi dan distribusi barang.

Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada hirarki tempat
(hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih
kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut
merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang
mendukungnya.

Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik
di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan pembedaan
fungsi antara daerah-daerah yang bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi
wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman.seorang ahli
pembangunan ekonomi

daerah dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan peranan fungsional mereka


dalam sistem ekonomi daerah.

Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk menunjukkan konsep


dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar
cenderung memperparah kesenjangan antara daerah-daerah tersebut (maju versus
terbelakang). Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding
daerah-daerah lainnya. Hal ini yang disebut Myrdal (1957) sebagai backwash effect.

Model Daya Tarik (attraction)

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu
masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian
subsidi dan intensif.

PARADIGMA BARU TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH Teori


pembangunan yang ada sekarang ini tidak mampu untuk

menjelaskan kgiatan-kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara tuntas dan


komprehensif. Oleh karena itu, suatu pendekatan alternatif terhadap teori pembangunan
dirumuskan di sini untuk kepentingan perencanaan pembangunan ekonomi daerah.
Pendekatan ini merupakan sintesa dan perumusan kembali konsep-konsep yang telah ada.
Pendekatan ini memberikan dasar bagi kerangka pikir dan rencana tindakan yang akan
diambil dalam konteks pembangunan ekonomi daerah.

Pendekatan ini dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Paradigma baru teori pembangunan ekonomi daerah


KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU
Kesempatan kerja Semakin Banyak Perusahaan harus
perusahaan= Semakin mengembangkan
banyak peluang kerja pekerjaan yang sesuai
dengan ”kondisi”
penduduk daerah
Basis pembangunan Pengembangan sektor Pengembangan lembaga-
ekonomi lembaga ekonomi baru
Aset-aset lokasi Keunggulan komparatif Keunggulan kompetitif
didasarkan pada aset didasarkan pada kualitas
fisik lingkungan
Sumberdaya pengetahuan Ketersediaan angkatan Penegetahuan sebagai
kerja pembangkit ekonomi

PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Ada 4 peran yang dapat diambil oleh pemerintah daerah dalam proses
pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai entrepreneur, koordinator, fasilitator, dan
stimulator bagi lahirnya inisiatif-inisiatif pembangunan daerah.

Entrepreneur
Dengan perannya sebagai entrepreneur, pemerintah daerah bertanggungjawab untuk
menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah daerah bisa mengembangkan suatu usaha
sendiri (BUMD).Aset-aset pemerintah daerah harus dapat dikelolah dengan lebih baik
sehingga secara ekonomis menguntungkan.

Koordinator
Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk menetapkan atau
mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya. Perluasan dari peranan ini
dalam pembangunan ekonomi bisa melibatkan kelompok-kelompok dalam masyarakat
dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi ekonomi, misalnya tingkat
kesempatan kerja, angkatan kerja, pengangguran dan sebagainya.

Dalam perannya sebagai koordinator, pemerintah daerah juga bisa melibatkan


lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha, dan masyarakat dalam penyusunan
sasaran-sasaran ekonomi, rencana-rencana, dan strategi-strategi.

Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan
attitudinal (perilaku atau budaya mayarakat) di daerahnya. Hal ini akan mempercepat proses
pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang
lebih baik.

Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui
tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk
ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang telah ada tetap berada
di daerah tesebut. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan cara antara lain: pembuatan
brosur-brosur, pembangunan kawasan industri, pembuatan outlets untuk produk-produk
industri kecil, membantu industri-industri kecil melakukan pameran.

Pariwisata Adalah Sektor Yang Memiliki Manfaat Dalam Mendorong Laju Pertumbuhan
Ekonomi Di Negara Berkembang Sebagaimana Yang Diungkapkan Hakim (2004, Hlm.5)
Bahwa “ Di Negara-Negara Yang Tingkat Perkonomiannya Dikategorikan Berkembang,
Sektor Pariwisata Secara Aktif Dipromosikan Sebagai Kunci Dari Pertumbuhan Ekonomi”.
Dengan Kata Lain Sektor Pertanian Di Negara Berkembang Seperti Indonesia Mempunyai
Peran Yang Besar Dalam Pertumbuhan Ekonomi.

Indonesia Memiliki Potensi Alam Yang Sangat Tinggi, Dimana Jika Pemanfaatannya
Tidak Dilestarikan Dan Dijaga Maka Potensi Alam Yang Melimpah Ini Bisa Habis Begitu
Saja Tanpa Pemanfaatan Yang Baik. Dalam Upaya Pemanfaatan Dan Pelsetarian Sumber
Daya Alam Diberlakukan Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Mana Difokuskan Pada Hal
Pemanfaatan Atau Eksploitasi Sumber Daya Alam Dan Perlindungan Atau Konservasi.
Banyak Kebijakan Dibuat Oleh Pemerintah Dalam Upaya Pelestarian Diantara Dengan
Menetapkan Kawasankawasan Yang Harus Dilindungi Dan Kawasan-Kawasan Tertentu
Yang Dapat Dijadikan Sebagai Kawasan Yang Dapat Dieksplotasi. Akan Tetapi Bukan
Berarti Kawasan-Kawasan Tertentu Yang Dijadikan Kawasan Yang Bisa Dieksploitasi Bisa
Dipamnfaatan Secara Berlebihan Namun Harus Berdasarkan Aspek-Aspek Yang Telah
Ditetapkan Pemerintah Agar Kawasan-Kawasan Tersebut Bisa Tetap Dilestarikan.

Sementara Itu Dalam Rangka Perlindungan Seabagimana Yang Tercatat Oleh Biro
Perencanaan Departemen Kehutanan Indonesia 1996/1997dalam Nugroho (2011,Hal.12),
Berbagai Kawasan Kemudian Ditetapkan Sebagai Kawasan Lindung Ataupun Kawasan
Konservasi Seperti Hutan Lindung, Kawasan Bergambut, Kawasan Resapan Air, Sempadan
Pantai, Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Danau/Waduk, Kawasan Sekitar Mata Air,
Kawasan Suaka Alam (Termasuk, Cagar Alam), Kawasan Suaka Alam Laut Dan Lainnya,
Mangrove, Taman Nasional, Taman Hutan Raya,

POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN BURU GUNUNG MASIGIT


KAREUMBI .

Wisata Alam, Kawasan Cagar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan, Kawasan Rawan
Bencana Alam. Kawasan-Kawasan Tersebut Kini Marak Dijadikan Lokasi Eksploitasi Di
Tengah Dinamika Ekonomi Dunia, Globalisasi Ekonomi Yang Belum Tuntas, Kenaikan
Harga Minyak Dunia, Serta Tarik Menarik Kepentingan Ekonomi Dunia Maju Dan Dunia
Ketiga, Telah Berkembang Suatu Jenis Jasa Wisata Yang Memberi Jaminan Bagi
Terciptanya Kesejahteraan.Sektor Usaha Tersebut Dikenal Dengan Ecotourism Atau
Ekowisata. Indonesia Memiliki Potensi Alam Yang Sangat Tinggi, Dimana Jika
Pemanfaatannya Tidak Dilestarikan Dan Dijaga Maka Potensi Alam Yang Melimpah Ini
Bisa Habis Begitu Saja Tanpa Pemanfaatan Yang Baik. Dalam Upaya

Difokuskan Pada Hal Pemanfaatan Atau Eksploitasi Sumber Daya Alam Dan Perlindungan
Atau Konservasi. Taman Nasional Sewbagi Kawasan Yang Digunakan Untuk Pelestarian
Sumber Daya Alam Kini Menawarkan Wisata Yang Berbasis Ekowisata. Taman Nasional
Yang Menawarkan Wisata Ekologis Banyak Diminati Wisatawan, Hal Ini Karena Adanya
Pergeseran Paradigma Kepariwisataan Internasional Dari Bentuk Pariwisata Masal (Mass
Tourism) Ke Wisata Minat Khusus Yang Disebut Ekowisata. Oleh Karena Itu Timbulah
Gagasan Baru Dalam Pengembangan Pariwisata Yang Disebut Dengan Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan Yaitu Pembangunan Pariwisata Yang Lebih Mengedepankan
Kelestarian Lingkungan. Hal Ini Senada Dengan Yang Diungkapkan Oleh Damanik &
Weber (2006, Hlm.8) Bahwa “Kegiatan Pariwisata Yang Bertanggungjawab Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Lokal Dan Pelestarian Lingkungan Sangat Ditekankan Dan
Merupakan Ciri Khas Ekowisata.”

Potensi Indonesia Dalam Penerapan Konsep Ekowisata Sangat Besar Karena Masih
Banyak Keindahan Alam Yang Masih Alami Dan Belum Dimanfaatkan, Seperti Yang
Dikemukakan Oleh Nugroho (2011, Hlm.3) Bahwa: Indonesia Memiliki Potensi Keindahan
Dan Kekayaan Alam Yang Bernilai Tinggi Dalam Pasar Industry Wisata Alam, Khususnya
Ekowisata.Sebagai Bentuk Wisata Yang Sedang Trend, Ekowisata Mempunyai Kekhususan
Tersendiri Yaitu Mengedepankan Konservasi Lingkungan, Pendidikan Lingkungan,
Kesejahteraan Penduduk Lokal Dan Menghargai Budaya Lokal. Melihat Pernyataan Di Atas,
Dengan Kekayaan Alam Indonesia Yang Tinggi, Menjadikan Potensi Yang Besar Untuk
Melaksanakan Ekowisata, Agar Potensi Kekayaan Alam Di Indonesia Ini Tetap Lestari Dan
Dapat Dirasakan Oleh Generasi Yang Akan Datang

Kondisi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Yang Masih Belum Dikelola Secara
Maksimal Merupakan Sebuah Tantangan Yang Harus Dihadapi Oleh Berbagai Pihak
Terutama Pemerintah, Untuk Mewujudkan Pariwisata Berburu Yang Berkelanjutan Di Masa
Depan. Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Saat Ini Direncanakan Untuk Dikelola
Dengan Pendekatan Yang Mengacu Pada Konsep Dasar Berupa Konsep Pembangunan
Kawasan Dan Ekowisata Yang Berkelanjutan. Perencanaan Ini Diperlukan Karena Taman
Buru Gunung Masigit Kareumbi Sangat Luas Dan Belum Terkoordinasi Dengan Baik Untuk
Dapat Diawasi. Sementara Itu, Telah Terjadi Banyak Penyalahgunaan Kawasan Pada Masa
Lalu Yang Tidak Hanya Merugikan Pihak Pengelola, Tapi Juga Masyarakat Secara Umum,
Mengingat Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Adalah Kawasan Konservasi
Yang Menjadi Penyangga Kehidupan Di Daerah Sekitarnya. Ada Beberapa Keunggulan
Lainnya Yang Menarik Dari Taman Buru Gunung Kareumbi Masigit Ini Diantaranya :

o Konservasi (Wali Pohon)


o Penelitian Dan Pengembangan Flora Dan Fauna
o Pengembangan Biakan Rusa
o Ekowisata
o Pemberdayaan Masyarakat
o kosistem

Potensi Yang Bisa Dimanfaatkan Dan Dikembangkan Di Kawasan Konservasi


Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Diantaranya: Pemanfaatan Getah Pohon Pinus,
Dimana Masyarakat Sekitar Bisa Ikut Terlibat Dalam Penyadapan Getah Pohon Pinus Yang
Mana Semuanya Diatur Oleh Pihak Perhutani Dan Pengelola, Pemanfaatan Lebah Madu
Liar, Dimana Di Kawasan Ini Terdapat Lebah-Lebah Madu Liar Yang Membuat Sarang Di
Pohon-Pohon Kawasan Hutan, Yang Mana Ini Bisa Dimanfaatkan Pihak Perhutani Yang
Dibantu Masyarakat Dalam Pengelolaan Lebah Madu Tersebut, Penangkaran Rusa Berbasis
Wisata, Dimana Wisatawan Yang Berkunjung Geoarea, Vol 1.No. 2_November 2018 ISSN:
2685-7472 30 Ke Kawasan Bisa Lebih Dekat Dengan Rusa Yang Ada Di Penangkaran Dan
Ada Program Pemberian Makan Untuk Wisatawan Agar Meningkatkan Daya Tarik Wisata
Di Kawasan, Pemanfaatan Air Terjun, Tidak Banyak Wisatawan Yang Mengetahui Bahwa
Di Kawasan Terdapat Air Terjun Dikarenakan Belum Terbukanya Akses Masuk Menuju Air
Terjun, Maka Pengelola Membuat Jalur Khusus Menuju Lokasi Air Terjun Untuk
Menambah Daya Tarik Wisata Kawasan, Pengadaan Tour Yang Dilakukan Dikawasan,
Dimana Dibuatkan Jalur-Jalur Pengenalan Untuk Wisatawan Mengetahui Apa-Apa Saja
Flora Dan Fauna Yang Ada Di Kawasan, Dengan Pengelola Sebagai Guide Bagi Wisatawan
Untuk Menambah Pengetahuan Wisatawan Yang Berkunjung. Potensi Yang Dapat Menjadi
Daya Tarik Wisatawan Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Ada
Beberapa Potensi Fisik Yang Dimiliki Oleh Daya Tarik Wisata Wisata Di Wisata Kawasan
Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Yang Tentunya Mendukung Dalam
Pengembangan Daya Tarik Wisata Itu Sendiri. Potensi Fisik Yang Dimaksud Disini Adalah
7, Yaitu Suhu, Curah Hujan, Kebersihan Udara, Bentuk Lahan, Tutupan Vegetasi, Kualitas
Air, Jarak Sumber Air Dari Daya Tarik Wisata. Adapun Aktifitas Yang Dilakukan Untuk
Potensi Fisik Di Daya Tarik Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi
Yang Meliputi:

A. Menanam Pohon (Wali Pohon) Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit
Kareumbi Terdapat Salah Satu Program Yang Dikelola Oleh Pengelola Yakni Wali Pohon,
Dimana Wisatawan Dapat Menanam Pohon Dengan Wisatawan Tersebut Dengan Membayar
Rp. 50.000,- Kepada Pengelola, Wisatawan Sudah Mendapat Pohon Dan Tempat Untuk
Menanam Pohon Tersebut Dimana Setiap Pohon Memiliki ID (Kode) Untuk Setiap Pohon
Yang Ditanam, Jadi Wisatawan Dapat Mengetahui Umur Pohon Yang Wisatawan Tanam
Melalui Internet Dan Pohon Tersebut Bergaransi Hingga 5 Tahun, Maksudnya Jika Pohon
Yang Wisatawan Mati Dapat Diganti Pohon Yang Baru.

B. Rumah Pohon Rumah Pohon Adalah Satu Tujuan Kedatangan Wisatawan Di Kawasan
Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Karena Keunikan Dari Bentuk Rumah
Pohon Yang Ada Menjadi Daya Tarik Wisata Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung
Masigit Kareumbi. Rumah Pohon Tersebut Dapat Di Sewa Oleh Wisatawan Yang Ingin
Bermalam Di Kawasan Konservasi Dapat Juga Digunakan Sebagai Lokasi Untuk Berfoto.
Banyak Wisatawan Yang Menjadikan Rumah Pohon Sebagai Latar Dari Foto Mereka.

C. Hutan Buru Hutan Buru Adalah Hutan Yang Memang Diperuntukkan Untuk Berburu,
Akan Tetapi Hutan Buru Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi
Ini Belum Bisa Digunakan, Masih Dalam Tahap Pengembangan, Namun Wisatawan
Geoarea, Vol 1.No. 2_November 2018 ISSN: 2685-7472 31 Dapat Masuk Ke Hutan Untuk
Sekedar Berkeliling Dan Bila Beruntung Wisatawan Bisa Menemukan Mata Air Yang Ada
Di Dalam Hutan, Terdapat Air Terjun Di Dalam Hutan Namun Belum Bisa Dikunjungi Oleh
Wisatawan Dikarenakan Akses Menuju Air Terjun Masih Tertutup Vegetasi Yang Rapat.

D. Camping Ground Camping Ground Adalah Suatu Area Di Kawasan Konservasi Taman
Buru Gunung Masigit Kareumbi Yang Diperuntukkan Untuk Area Perkemahan Bagi
Wisatawan Yang Ingin Berkemah Di Kawasan Ini. Untuk Dapat Berkemah Di Kawasan Ini,

Wisatawan Harus Menyewa Terlebih Dahulu Kepada Pengelola Yang Mana Uang Sewa
Yang Wisatawan Berikan Akan Digunakan Untuk Wisatawan Itu Sendiri Dalam Wali
Pohon.

E. Penangkaran Rusa Penangkaran Rusa Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung


Masigit Kareumbi Adalah Penangkaran Rusa Yang Hanya Memperlihatkan Kehidupan Rusa
Di Penagkaran, Wisatawan Belum Bisa Bersentuhan Langsung Atau Memberi Makan Rusa
Itu Sendiri Dikarenakan Belum Ada Kebijakan Dari Pengelola Tentang Pemberian Makan
Rusa Oleh Wisatawan. Wisatawan Hanya Dapat Melihat Rusa Dari Luar Pagar Saja.

F. Outbond Outbond Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Dapat
Dilakukan Oleh Wisatawan Akan Tetapi Wisatawan Harus Memesan Terlebih Dahulu
Kepada Pengelola Untuk Dapat Melakukan Kegiatan Outbond Di Kawasan Konservasi
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Ini. Kegiatan Outbond Yang Dapat Dilakukan Oleh
Wisatawan Antara Lain Flying Fox, Kayak Dan Lain-Lain Yang Mana Semua Kegiatan
Outbond Ini Akan Dipandu Oleh Pengelola Untuk Menghindari Terjadinya Hal-Hal Yang
Tidak Diinginkan. Persepsi Wisatawan Berbagai Sarana Dan Prasarana Dikembangkan Pada
Daya Tarik Wisata Ini. Tersedianya Berbagai Fasilitas Tentunya Mempermudah Wisatawan
Melakukan Berbagai Kegiatan Baik Yang Berhubungan Dengan Ekowisata Maupun Tidak.

Hal Ini Membuat Adanya Persepsi Wisatawan Terhadap Potensi Yang Dimiliki
Wisata Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Dari Hasil Wawancara
Penelitian Dilapangan Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut. Tabel Persepsi Wisatawan Tentang
Potensi Wisata Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi , Pengelolaan
Dan Pengembangan Ekowisata Pada Suatu Daerah Tujuan Wisata Sangat Penting Dilakukan
Karena Sangat Erat Kaitannya Dengan Pembangunan Perekonomian Daerah Tersebut.
Pengembangan Dan Pengelolaan Ekowisata Di Suatu Daerah Secara Langsung Maupun
Tidak Langsung Akan Memberikan Dampak Positif Karena Dapat Mempengaruhi
Kesejahteraan Masyarakat. Suatu Kawasan Ekowisata Akan Berkembang Jika Mendapat
Dukungan Dari Berbagai Pihak. Mengingat Dalam Pelaksanaanya Ekowisata Melibatkan
Berbagai Pihak, Baik Masyarakat Sekitar, Pengelola Maupun Wisatawan. Jika Semua Pihak
Dapat Melaksanakan Perannya Dengan Baik, Maka Pengembangan Wisata Pada Suatu
Daerah Tujuan Wisata Akan Berjalan Dengan Baik Pula.

Pengelolaan Ekowisata Disini Adalah Anggota Wanadri Dan Masyarakat Sekitar


Daerah Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Untuk Lebih Jelas
Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut. Pengelola Telah Melakukan Berbagai Hal Yang Terkait
Dengan Pengembangan Ekowisata Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit
Kareumbi. Upaya Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Daya Tarik Wisata Berupa
Penataan Sarana Prasarana Dan Promosi Wisata. Penataan Daya Tarik Wisata Dilakukan
Dengan Membangun Sarana Dan Prasarana Yang Belum Tersedia Dan Juga Melakukan
Perawatan Terhadap Sarana Dan Prasarana Yang Pernah Ada. Namun Dalam Pelaksanaanya
Selalu Terdapat Hambatan. Salah Satunya Adalah Soal Kepemilikan Lahan. Pengelola Ingin
Menata Sarana Dan Prasarana Yang Ada Untuk Menjadi Lebih Lengkap Dan Memadai
Namun Masyarakat Daya Tarik Wisata Tidak Sepenuhnya Menerima Karena Mereka Tidak
Ingin Lahan Masuk Mereka Ke Hutan Terhalang Oleh Pengelola. Hal Ini

Tentunya Mempersulit Pengelola Untuk Dapat Mengembangkan Daya Tarik Wisata


Tersebut. Secara Terpadu Pengelola Mulai Mengatur Strategi Untuk Hal Ini, Namun Banyak
Pro Dan Kontra Dari Masyarakat Sekitar Sendiri. Sedikit Demi Sedikit Pengembangan
Ekowisata Mulai Dapat Berjalan Dengan Baik.

Pengelola Telah Geoarea, Vol 1.No. 2_November 2018 ISSN: 2685-7472 33


Melaksanakan Pelatihan-Pelatihan Yang Terkait Dengan Ekowisata Yang Tentukan
Diajukan Kepada Masyarakat Yang Berperan Aktif Dalam Kegiatan Ekowisata Dilapangan.
Mengingat Pemerintah Setempat Tidak Memberikan Sumbangsi Kepada Pengelola Baik Itu
Dalam Hal Keamanan Maupun Pendanaan, Pihak Pengelola Gencar Melakukan Upaya Lain
Yang Dilakukan Oleh Pengelola Adalah Promosi, Pengelola Mempromosikan Berbagai
Program Keunggulan Dan Daya Tarik Wisata Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung
Masigit Kareumbi Dalam Bentuk Media Elektronik. Pengelola Di Kawasan Konservasi
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Telah Melaksanakan Perannya Dengan Baik,
Sebagai Event-Event Tentang Penanaman Pohon Banyak Dilaksanakan Di Kawasan
Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Berbagai Cara Promosi Pun Telah
Dilakukan Guna Menarik Perhatian Wisatawan Untuk Berkunjung.

Banyak Instansi Pemerintahan Maupun Swasta Yang Bekerja Sama Dengan


Pengelola Dalam Hal Pemasaran Pohon Untuk Pelestarian Kawasan. Upaya Lainnya Dari
Pengelola Di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Adalah Membuat
Penangkaran Rusa, Dimana Rusa-Rusa Yang Ada Di Hutan Pengelola Rawat Terlebih
Dahulu Dan Di Kembangbiakan. Hutan Buru Yang Belum Terlaksana Karena Terbentur
Oleh Pro Dan Kontra Antara Masyarakat Dan Pemerintah, Menjadikan Pengelola
Mempunyai Waktu Untuk Memulihkan Hutan Terlebih Dahulu Dan Mempersiapkan Fauna
Dan Flora Yang Akan Di Buru Kelak Jika Hutan Buru Sudah Resmi Terlaksana. Pro Dan
Kontra Diantaranya Masyarakat Mengenai Rencana Dibukanya Taman Buru Kian Memanas,
Sebagian Warga Yang Setuju Dengan Dibukanya Taman Buru Ini Beranggapan Bahwa Akan
Semakin Banyak Wisatawan Yang Akan Datang Di Kawasan Konservasi Taman Buru
Gunung Masigit Kareumbi Ini Akan Menguntungkan Untuk Masyarakat Itu Sendiri Dan
Masyarakat Turut Membantu Melaksanakan Programprogram Perencanaan Yang
Direncanakan Oleh Pengelola. Akan Tetapi, Masyarakat Yang Tidak Setuju Beranggapan
Jika Hutan Buru Akan Dilaksanakan Maka Akses Masyarakat Untuk Masuk Ke Hutan Akan
Sulit Dan Hampir Sebagian Masyarakat Menggantungkan Hidupnya Pada Hutan Dengan
Mencari Kayu Bakar Dan Mengambil Air Di Mata Air.

Segala Yang Menyangkut Tentang Geoarea, Vol 1.No. 2_November 2018 ISSN:
2685-7472 34 Pengembangan Sarana Dan Prasarana, Manajemen Dan Lain Sebagainya
Semua Dikelola Oleh Pengelola Tidak Ada Campur Tangan Ataupun Bantuan Dari
Pemerintah Pusat. Hal Ini Lah Yang Menjadi Faktor Penghambat, Terlaksananya Hutan Buru
Harus Didukung Dengan Dana Yang Sangat Besar Dalam Pelaksanaanya dan keamanan
tinggi.
PENUTUP

Strategi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wisata daerah adalah


sangat mutlak diperlukan serta diterapkan dalam rangka mempercepat pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi daerah yang bersangkutan. Untuk itu peran pemerintah
sangat penting untuk mendorong bahkan meningkatkan kapasitas pembangunan
ekonomi suatu daerah dengan berdasarkan pada kondisi serta potensi yang dimiliki
oleh masing-masing daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Bintoro Tjokroamidjojo, 1994 : Perencanaan Pembangunan, Haji Masagung,


Jakarta.
……………………….., 1993 : Kebijaksanaan dan Administrasi
Pembangunan, Perkembangan Teori dan Praktek, LP3ES.
Lincolin Arsyad, 1999 : Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah, BPFE Yogyakarta.
Ginanjar Adisasmita, 1997 : Administrasi Pembangunan, Perkembangan
Pemikiran dan Prakteknya di Indonesia, LP3ES.
Deddy Supriady Bratakusuma, 2000 : Pembangunan Daerah dan Perspektif
UU No. 22 Tahun 1999, dalam Prosiding Lokakarya Perencanaan
Pembangunan dan Implementasi Otonomi Daerah (Walikota/Bupati se-
Sulawesi). Editor A. Madjid Sallatu dan Agussalim.

Anda mungkin juga menyukai