Anda di halaman 1dari 6

NAMA: NURALYA

NIM: B1A122279
KELAS : B
MATKUL: EKONOMI REGIONAL 1

PERTANYAAN :

1. a. Jelaskan tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi wilayah berdasarkan teori-


teori pertumbuhan wilayah yang telah anda pelajari

b. Sebutkan dan jelaskan dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah

2. Dengan memanfaatkan teori lokasi yang Anda pahami jelaskan

a. Mengapa prasarana kesehatan atau sekolah dibangun mendekati penduduk


b. Mengapa umumnya daerah pertanian berada jauh dari perkotaan atau pusat kota

c. Mengapa pabrik besi baja emas dan barang tambang lainnya dibangun di dekat

daerah dengan tambangnya kenapa tidak di daerah lainnya

d. Buatlah kesimpulan dari jawaban-jawaban anda di atas

4. Apa yang dimaksud dengan leading sektor industri berikan contoh dan jelaskan
sebuah leading sektor yang ada ketahui dan ditemui di Indonesia

5. a. Jelaskan dalam kerangka model ekonomi regional mengapa terjadi migrasi labor

inter regional

b. Berikan penjelasan saudara apa yang membedakan antara pendekatan ilmu

ekonomi main stream dan ilmu ekonomi regional

1. a. 1. Teori Resource Endowment


Teori resource endowment mengatakan bahwa pengembangan ekonomi wilayah
tergantung pada sumber daya alam yang ada pada wilayah tersebut. Selain itu,
permintaan pada komoditas hasil sumber daya tersebut juga menjadi faktor
pengembang ekonomi wilayah.
Secara implisit teori ini mengasumsikan bahwa perkembangan sumber daya di
sebuah wilayah akan dipakai untuk memproduksi barang maupun jasa apabila terjadi
perubahan permintaan.
Kendala dari teori ini adalah apabila terjadi pergeseran ekonomi menjadi proses
pengolahan barang setengah jadi akan melemahkan keterkaitan sumber daya sebuah
wilayah dengan perkembangan ekonomi.
2. Teori Export Base
Teori kedua yaitu export base. Teori ini dikemukakan oleh Douglas C. North
pertama kali pada 1955 dan dikenal sebagai teori economic base. Teori ini
mengatakan bahwa pertumbuhan sebuah wilayah tergantung pada kegiatan industri
ekspornya.
Adanya permintaan pada ekspor barang maupun jasa akan berpengaruh pada tenaga
kerja, teknologi, dan penggunaan modal untuk menghasilkan komoditas.
3. Teori Pertumbuhan Wilayah Neoklasik
Teori ini banyak dikembangkan oleh para ahli ekonomi wilayah seperti Richardson
(1973), Siebert (1969), dan Borth (1960). Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal, tenaga kerja,
dan kemajuan teknologi.

Pertumbuhan dari faktor tersebut menentukan tingkat pertumbuhan maupun


pendapatan ekonomi sebuah wilayah.
Hal penting dari teori ini adalah adanya penekanan pada perpindahan faktor yang
khususnya pada modal serta tenaga kerja antar wilayah. Kedua faktor tersebut lebih
mudah dipindah daripada antarnegara dan memberi dampak besar untuk
pertumbuhan ekonomi.
4. Teori Ketidakseimbangan
Teori berikutnya muncul karena adanya konsep keseimbangan dan kestabilan
pertumbuhan wilayah dari teori neoklasik. Penganut dari teori ini adalah Hirschman
dan Myrdal.
Hirschman mengatakan bahwa kemunculan berbagai titik pertumbuhan di sebuah
negara karena adanya industrialisasi. Titik tersebut mengakibatkan ketergantungan
suplai barang maupun jasa antara pusat dan daerah. Pengaruhnya yaitu penyerapan
tenaga kerja di pusat.
Sedangkan, Myrdal mengatakan bahwa ada dua kekuatan yang ada pada proses
pertumbuhan ekonomi, yaitu backwash effect dan spread effect. Backwash effect
adalah efek negatif karena adanya titik pertumbuhan yang tidak seimbang, sedangkan
spread effect adalah penyebaran pembangunan yang efektif pada wilayah yang belum
berkembang.
b. - Tenaga Kerja: Ketersediaan, kualifikasi, dan produktivitas tenaga kerja peran
penting. Pendidikan dan pelatihan yang baik dapat meningkatkan
kemampuan tenaga kerja suatu daerah.
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan ekonomi dan regional pemerintah dapat
berdampak signifikan. Insentif, pajak, dan regulasi
memainkan peran dalam menentukan daya tarik suatu daerah
bagi investasi.
2. a. Prasarana kesehatan dan sekolah yang dibangun mendekati penduduk dapat
meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat. Jarak
yang lebih dekat memudahkan penduduk untuk mengakses fasilitas tersebut tanpa
harus melakukan perjalanan jauh. keberadaan prasarana kesehatan dan pendidikan
yang dekat dengan penduduk dapat mendukung respons cepat terhadap keadaan
darurat atau kebutuhan mendesak Selain itu, membangun prasarana ini di dekat
penduduk dapat menciptakan ikatan sosial dan interaksi antara masyarakat dan
penyedia layanan. Hal ini bisa memperkuat keterlibatan masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan dan pendidikan.
b. karena pertanian membutuhkan lahan yang luas dan kondisi tanah yang sesuai.
Daerah pedesaan atau pinggiran kota sering kali menyediakan lahan yang subur dan
cocok untuk kegiatan pertanian. Faktor geografis dan topografi, seperti ketersediaan
air, ketinggian tempat, dan jenis tanah, memengaruhi lokasi pertanian. Selain itu,
keberadaan lahan yang luas di luar kota mendukung skala produksi yang lebih besar
dan berkontribusi pada penyediaan pangan untuk penduduk perkotaan.

c. Pabrik baja, besi, emas, dan industri barang tambang umumnya dibangun dekat
dengan tambangnya karena hal ini mengurangi biaya transportasi bahan mentah.
Lokasi yang berdekatan meminimalkan biaya logistik dan memungkinkan efisiensi
produksi karena bahan mentah dapat diakses dengan lebih mudah.Selain itu,
keberadaan pabrik dekat tambang juga memudahkan pengawasan dan pengelolaan
rantai pasokan. Dengan lokasi yang strategis, perusahaan dapat lebih efektif
mengelola proses ekstraksi, pemrosesan, dan distribusi bahan tambang.
d. Dari ketiga teori lokasi di atas masing- masing memiliki wilayah tersendiri dan
mempunyai alasan serta manfaat kenapa memiliki tempat masing-masing
3. a. Ada dua jenis laporan PDB: PDB nominal dan PDB riil. Perhitungan PDB nominal
menggunakan harga berlaku, sedangkan PDB riil menggunakan harga dasar.

Ketika PDB nominal berubah dari waktu ke waktu, itu dapat berasal dari perubahan
output, harga barang dan jasa, atau kombinasi keduanya. Dengan kata lain, faktor
inflasi mempengaruhi perubahan PDB nominal.

Sementara itu, perubahan dalam PDB riil mewakili perubahan kuantitas barang dan
jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu, karena pertumbuhan ekonomi mewakili
peningkatan kuantitas output dari barang dan jasa, maka PDB riil lebih relevan kita
gunakan daripadai PDB nominal.

Untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, kita membandingkan perubahan


persentase dalam PDB riil dari tahun ke tahun atau dari kuartal ke kuartal, tergantung
pada jenis data yang dilaporkan oleh lembaga statistik.

Tingkat pertumbuhan ekonomi = [(PDB Riilt / PDB Riilt-1) -1] x 100%

b. Analisis Struktur Perekonomian Wilayah:


Data yang diperlukan dalam analisis struktur perekonomian wilayah adalah data tentang
kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB wilayah, lapangan kerja, tingkat
produktivitas, dan ketergantungan ekonomi terhadap sektor-sektor tertentu. Data ini
digunakan untuk memahami komposisi sektor ekonomi wilayah, mengidentifikasi
sektor-sektor yang memiliki potensi pengembangan, dan merencanakan kebijakan untuk
mengurangi ketergantungan pada sektor yang rentan.
c. Location Quotient:
Data yang diperlukan dalam analisis Location Quotient adalah data tentang output atau
lapangan kerja di setiap sektor ekonomi wilayah dan data output atau lapangan kerja di
sector yang sama di tingkat nasional atau regional yang lebih tinggi. Data ini digunakan
untuk menghitung Location Quotient (LQ), yang menggambarkan keunggulan komparatif
suatu sektor ekonomi wilayah dibandingkan dengan tingkat nasional atau regional yang
lebih tinggi. Data ini membantu dalam mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki
keunggulan komparatif dan potensi pengembangan di wilayah tersebut.
d. Analisis Shiftshare:
Data yang diperlukan dalam analisis Shiftshare adalah data tentang pertumbuhan lapangan
kerja atau output di sektor-sektor ekonomi wilayah, pertumbuhan lapangan kerja atau
output
di tingkat nasional atau regional yang lebih tinggi, dan pertumbuhan lapangan kerja atau
output di sektor yang sama di tingkat nasional atau regional yang lebih tinggi. Data ini
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi wilayah, seperti efek pertumbuhan nasional, efek pertumbuhan sektor, dan efek
pertumbuhan khusus wilayah. Data ini membantu dalam merencanakan kebijakan
pembangunan ekonomi yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah.
4. Leading sector atau sektor unggulan merujuk pada sektor ekonomi yang memiliki kontribusi
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Contoh leading sector di Indonesia
adalah sektor pertanian. Pertanian merupakan sektor yang memainkan peran kunci dalam
perekonomian Indonesia. Ini melibatkan produksi berbagai komoditas seperti padi, kelapa
sawit, karet, dan produk pertanian lainnya. Sebagian besar penduduk Indonesia, terutama di
daerah pedesaan, bergantung pada pertanian sebagai sumber penghidupan. Keberhasilan
sektor pertanian berdampak positif pada sektor lainnya, seperti industri pengolahan makanan,
agroindustri, serta sektor distribusi dan logistik. Sehingga, pertanian menjadi leading sector
karena kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, dan penyerapan
tenaga kerja.Pentingnya sektor pertanian dalam konteks Indonesia menunjukkan bagaimana
perubahan atau perkembangan di sektor ini dapat mempengaruhi secara besar ekonomi
nasional.
5. a. Migrasi labor inter regional terjadi dalam kerangka model ekonomi regional karena adanya
perbedaan dalam kesempatan kerja dan tingkat upah antara wilayah-wilayah. Ketika satu
wilayah memiliki kesempatan kerja dan tingkat upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah lain, pekerja cenderung bermigrasi ke wilayah tersebut untuk mencari peluang
ekonomi yang lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi labor inter regional
antara lain perbedaan tingkat pengangguran, perbedaan tingkat upah, perbedaan
kesempatan kerja, dan perbedaan tingkat pembangunan ekonomi antara wilayah-wilayah.
b. Perbedaan antara pendekatan ilmu ekonomi mainstream dan ilmu ekonomi regional
adalah sebagai berikut:
- Pendekatan ilmu ekonomi mainstream: Pendekatan ini lebih fokus pada analisis
ekonomi secara keseluruhan, dengan penekanan pada aspek mikroekonomi dan
makroekonomi.
Pendekatan ini menggunakan teori-teori ekonomi yang umum dan berlaku secara luas
untuk menjelaskan fenomena ekonomi. Pendekatan ini lebih abstrak dan sering kali
mengabaikan perbedaan regional dalam analisis ekonomi.

- Pendekatan ilmu ekonomi regional: Pendekatan ini lebih fokus pada analisis ekonomi di
tingkat regional atau lokal. Pendekatan ini mengakui perbedaan regional dalam hal
kondisi ekonomi, sumber daya, dan kebijakan ekonomi. Pendekatan ini menggunakan
teori-teori dan metode analisis yang lebih spesifik untuk memahami karakteristik dan
dinamika ekonomi regional. Pendekatan ini lebih memperhatikan faktor-faktor lokal
dan regional yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, ketenagakerjaan, dan
kebijakan pembangunan wilayah.

Anda mungkin juga menyukai