1. A. Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai
setelah memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam mencapai tujuan tersebut memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Kata kunci Perencanaan: Cara berfikir / merencanakan, mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi, berorientasi masa depan, keinginan kolektif, keterpaduan kebijakan dan program. B. Langkah-langkah dalam perencanaan wilayah: - Identifikasi masalah, - Perumusan tujuan umum dan tujuan yang lebih spesifik dan terukur berkaitan dengan masalah, - Identifikasi kemungkinan kendala, - Proyeksi situasi masa depan, - Generasi dan evaluasi tindakan alternatif; dan - Produksi rencana pilihan yang secara umum dapat mencakup dan pernyataan kebijakan atau strategi sebagai rencana definitif.
2. Teori Neo Klasik mengatakan bahwasanya pertumbuhan ekonomi wilayah
bergantung kepada 3 fakor yaitu tenaga kerja, ketersediaan modal (investasi), serta kemajuan teknologi. Dimana semakin besar tiga faktor tersebut maka kemampuan wilayahnya semakin cepat pula. Selain tiga faktor di atas, teori ini menekankan pentingnya perpindahan (mobilitas) faktor produksi, terutama tenaga kerja dan modal (investasi) antar wilayah, dan antar negara. Pola pergerakan ini memungkinkan terciptanya keseimbangan pertumbuhan antar wilayah. Penyebab pertumbuhan ekonomi dengan teori Neo Klasik seperti adanya peningkatan kualitas tenaga kerja, teknologi, jumlah tenaga kerja serta investasi. Menurut teori neo klasik ada dua aspek yang mempengaruhi pengembangan wilayah : 1. modal (capital) dari wilayah surplus(+) ke wilayah minus(-) 2. tenaga kerja (labour) dari wilayah minus(-) ke wilayah surplus(+)
3. Development stages merupakan teori yang menjelaskan dalam
perkembangan pertumbuhan pembangunan harus melewati tahapan diantaranya tahap masyarakat tradisional yaitu suatu negara yang struktur masyarakatnya dibangun dalam fungsi produksi yang terbatas, tahap prakondisi menuju tinggal landas, tahap tinggal landas yaitu tahap perkembangan ekonomi memasuki masa antara ketika adanya hambatan dari rintangan terhapad pertumbuhan sudah mulai diatasi, selanjutnya tahap gerak menuju kematangan, dan tahap konsumsi masa tinggi. Contohnya, dalam Pengembangan Kotabaru Fungsi dan Tujuan Kotabaru: - Kotabaru yang direncanakan dan dikembangkan sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu kota besar. - Kotabaru yang dirancang dan direncanakan untuk dikembangkan sendiri walaupun fungsinya mempunyai kaitan dengan kota-kota yang telah tumbuh dan berkembang. Persyaratan Kotabaru: - Sesuai dengan RUTR Perkotaan. - Berwawasan Lingkungan. - Keterkaitan dengan Unsur-unsur Urban Management.
4. Konsep dasar dalam Teori Economic Based:
A. konsep ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa perencanaan wilayah perlu suatu kegiatan ekonomi utama dan kegiatan ekonomi penunjang . - Ekonomi utama, kegiatan ekonomi yang memiliki nilai jual tinggi dan memiliki peranan utama dalam pertumbuhan sutu wilayah. - Ekonomi penunjang, kegiatan yang sifatnya melayani. Contoh : Ekonomi utama Bali yaitu pariwisata maka dengan itu ekonomi selain pariwisatanya adalah sebagai penunjang. B. Multiplier Effect merupakan suatu konsep yang menjelaskan tentang suatu dampak dari suatu kegiatan yang menyebabkan munculnya kegiatan lain. Pengembangan ekonomi local multiplier effect adalah suatu keterkaitan langsung dan tidak langsung yang kemudian mendorong adanya kegiatan pembangunan yang diakibatkan oleh kegiatan pada bidang tertentu baik itu positif maupun negatif yang menggerakkan kegiatan di bidang-bidang lain. Contohnya, efek berganda pada investasi dan pengeluaran pemerintah.
5. A. Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor- sektor ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor. Location quotient menghitung perbandingan share output sektor i di kota atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini berarti sektor bisnis yang tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998 dalam Hendayana 2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Contohnya, wilayah kecamatan terhadap pangsa relatif sektor tersebut pada wilayah lebih lebih luar seperti kabupaten. B. Metode Analisis Shift Share, adalah suatu metode analisis yang berfungsi untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi, dimana metode tersebut juga dapat difungsikan untuk menetapkan target industri maupun suatu sektor dan menganalisis dampak ekonominya. 6. Konsep Pertumbuhan dari Atas (Development from Above) :
Dari gambar di atas, perkembangan region dapat dijalarkan dari pusat-
pusat yang besar ke pusat-pusat yang lebih kecil, melalui pusat-pusat yang terbentuk secara hierarkis. Mekanisme penjalaran tersebut adalah keterkaitan (linkages) ekonomi baik yang bersifat kebelakang (backward) maupun kemuka (forward). Kelebihan Development FromAbove: - Perluasan kutub pertumbuhan (growth pole) ke daerah hinterland-nya (penyebaran industri atau pemukiman). - Adanya integrasi akses sumberdaya dari daerah terbelakang (lagging regions) ke daerah yang lebih maju (leading regions).
Kekurangan Development From Above:
- Terjadi backwash effect (tenaga kerja terlatih-terdidik dan modal
memusat di wilayah maju (leading regions) - Mematikan daya saing industri di daerah terbelakang (lagging regions), karena hasil produksi dari daerah maju (leading regions) yang dijual di daerah terbelakang memiliki harga jual lebih murah. - Kebijakan development from above dapat menjadi tidak efektif bagi setiap daerah.
7. Konsep Pertumbuhan dari Bawah (Development From Below) :
Development From Below lebih bersifat komprehensif dimana menjangkau dan memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan dalam bidang ekonomi. Teori ini muncul sebagai bentuk ketidakpuasan Development From Above. Selain itu, teori atau strategi ini juga muncul sebagai alat kontrol Backwash Effect yang ditimbulkan dari Development from above. Tipe pengembangan ini berbeda pada masing-masing wilayah, karena dalam penerapannya tipe ini disesuaikan atau dicocokan dengan karakter dari masing-masing wilayah. Konsep Development from Below bertitik tolak pada hal hal sebagai berikut: Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) manusia, Menekankan pada penggunaan tenaga kerja secara intensif , Berdasarkan sumber daya regional, Memfokuskan pada pengembangan region pedesaan Menggunakan teknologi yang tepat daripada sekedar teknologi yang terbaru. Kelebihan Development From Below - Kelebihannya setiap wilayah dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki. Alokasi pembangunan dapat diatur sendiri oleh wilayah tersebut dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Kekurangan Development From Below
- Aksesibilitas akan terhubung ke sesama daerah terbelakang, dan
kurang orientasi akses terhadap daerah maju sebagai pasar utama (major market) - menimbulkan pengawasan yang kurang dari pusat karena wilayah mengurus dirinya sendiri serta pengembangan dari bawah cenderung pada kota-kota kecil saja.
8. Local Economic Development (LED), Merupakan proses yang dilakukan
secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi regional dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal (World Bank), proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan pada suatu region (Edward dan Bradshaw). a. Syarat Local Economic Development (LED), dalam LED perlu mengikutsertakan unsur lokal sebagai berikut, Pemerintah Lokal, Kewiraswastaan, Kewirausahaan, Perguruan Tinggi, LSM, dan Masyarakat Lokal b. Konsep Local Economic Development (LED) telah dikembangkan pada konteks pembangunan Eropa Barat, kini semakin dirasakan relevansinya untuk negara yang sedang bekembang seperti Indonesia. Pembangunan ekonomi lokal (local economic development) pada dasarnya beranggapan bahwa pengembangan region sangat ditentukan tumbuh kembangnya wiraswasta lokal yang ditopang oleh kelembagaan-kelembagaan di region tersebut meliputi; industri, universitas, asosiasi kegiatan usaha, pemerintah daerah, pengusaha lokal dan lainnya (Edward Blakely). Selain itu aplikasi LED dalam Pembangunan Pertanian, tahapan- tahapannya: - Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. - Tahap kedua adalah penganekaragaman produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. - Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi Daftar pustaka
Kalzum R. Jumiyanti. (2018). Gorontalo Developmen Review, 1(1), 30.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro