Anda di halaman 1dari 8

Nama : Sylvia Damayanti

Npm : 182170074

Kelas : A

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/2021

1. A. Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai


setelah memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam mencapai tujuan
tersebut memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai
tujuan tersebut.
Kata kunci Perencanaan: Cara berfikir / merencanakan, mengatasi
permasalahan sosial dan ekonomi, berorientasi masa depan, keinginan
kolektif, keterpaduan kebijakan dan program.
B. Langkah-langkah dalam perencanaan wilayah:
- Identifikasi masalah,
- Perumusan tujuan umum dan tujuan yang lebih spesifik dan terukur
berkaitan dengan masalah,
- Identifikasi kemungkinan kendala,
- Proyeksi situasi masa depan,
- Generasi dan evaluasi tindakan alternatif; dan
- Produksi rencana pilihan yang secara umum dapat mencakup dan
pernyataan kebijakan atau strategi sebagai rencana definitif.

2. Teori Neo Klasik mengatakan bahwasanya pertumbuhan ekonomi wilayah


bergantung kepada 3 fakor yaitu tenaga kerja, ketersediaan modal
(investasi), serta kemajuan teknologi. Dimana semakin besar tiga faktor
tersebut maka kemampuan wilayahnya semakin cepat pula. Selain tiga
faktor di atas, teori ini menekankan pentingnya perpindahan (mobilitas)
faktor produksi, terutama tenaga kerja dan modal (investasi) antar wilayah,
dan antar negara. Pola pergerakan ini memungkinkan terciptanya
keseimbangan pertumbuhan antar wilayah. Penyebab pertumbuhan
ekonomi dengan teori Neo Klasik seperti adanya peningkatan kualitas
tenaga kerja, teknologi, jumlah tenaga kerja serta investasi.
Menurut teori neo klasik ada dua aspek yang mempengaruhi
pengembangan wilayah :
1. modal (capital) dari wilayah surplus(+) ke wilayah minus(-)
2. tenaga kerja (labour) dari wilayah minus(-) ke wilayah surplus(+)

3. Development stages merupakan teori yang menjelaskan dalam


perkembangan pertumbuhan pembangunan harus melewati tahapan
diantaranya tahap masyarakat tradisional yaitu suatu negara yang struktur
masyarakatnya dibangun dalam fungsi produksi yang terbatas, tahap
prakondisi menuju tinggal landas, tahap tinggal landas yaitu tahap
perkembangan ekonomi memasuki masa antara ketika adanya hambatan
dari rintangan terhapad pertumbuhan sudah mulai diatasi, selanjutnya
tahap gerak menuju kematangan, dan tahap konsumsi masa tinggi.
Contohnya, dalam Pengembangan Kotabaru Fungsi dan Tujuan Kotabaru:
- Kotabaru yang direncanakan dan dikembangkan sehubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan suatu kota besar.
- Kotabaru yang dirancang dan direncanakan untuk dikembangkan
sendiri walaupun fungsinya mempunyai kaitan dengan kota-kota yang
telah tumbuh dan berkembang.
Persyaratan Kotabaru:
- Sesuai dengan RUTR Perkotaan.
- Berwawasan Lingkungan.
- Keterkaitan dengan Unsur-unsur Urban Management.

4. Konsep dasar dalam Teori Economic Based:


A. konsep ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa perencanaan
wilayah perlu suatu kegiatan ekonomi utama dan kegiatan ekonomi
penunjang .
- Ekonomi utama, kegiatan ekonomi yang memiliki nilai jual tinggi dan
memiliki peranan utama dalam pertumbuhan sutu wilayah.
- Ekonomi penunjang, kegiatan yang sifatnya melayani.
Contoh : Ekonomi utama Bali yaitu pariwisata maka dengan itu ekonomi
selain pariwisatanya adalah sebagai penunjang.
B. Multiplier Effect merupakan suatu konsep yang menjelaskan tentang
suatu dampak dari suatu kegiatan yang menyebabkan munculnya kegiatan
lain. Pengembangan ekonomi local multiplier effect adalah suatu
keterkaitan langsung dan tidak langsung yang kemudian mendorong
adanya kegiatan pembangunan yang diakibatkan oleh kegiatan pada
bidang tertentu baik itu positif maupun negatif yang menggerakkan
kegiatan di bidang-bidang lain. Contohnya, efek berganda pada investasi
dan pengeluaran pemerintah.

5. A. Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang


digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-
sektor ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau
leading sektor. Location quotient menghitung perbandingan share output
sektor i di kota atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor
unggulan disini berarti sektor bisnis yang tidak akan habis apabila
dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998 dalam
Hendayana 2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat
pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan
dan keterbatasannya. Contohnya, wilayah kecamatan terhadap pangsa
relatif sektor tersebut pada wilayah lebih lebih luar seperti kabupaten.
B. Metode Analisis Shift Share, adalah suatu metode analisis yang
berfungsi untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif
terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai
pembanding atau referensi, dimana metode tersebut juga dapat difungsikan
untuk menetapkan target industri maupun suatu sektor dan menganalisis
dampak ekonominya.
6. Konsep Pertumbuhan dari Atas (Development from Above) :

Dari gambar di atas, perkembangan region dapat dijalarkan dari pusat-


pusat yang besar ke pusat-pusat yang lebih kecil, melalui pusat-pusat yang
terbentuk secara hierarkis. Mekanisme penjalaran tersebut adalah
keterkaitan (linkages) ekonomi baik yang bersifat kebelakang (backward)
maupun kemuka (forward).
Kelebihan Development FromAbove:
- Perluasan kutub pertumbuhan (growth pole) ke daerah
hinterland-nya (penyebaran industri atau pemukiman).
- Adanya integrasi akses sumberdaya dari daerah terbelakang (lagging
regions) ke daerah yang lebih maju (leading regions).

Kekurangan Development From Above:

- Terjadi backwash effect (tenaga kerja terlatih-terdidik dan modal


memusat di wilayah maju (leading regions)
- Mematikan daya saing industri di daerah terbelakang (lagging
regions), karena hasil produksi dari daerah maju (leading regions) yang
dijual di daerah terbelakang memiliki harga jual lebih murah.
- Kebijakan development from above dapat menjadi tidak efektif
bagi setiap daerah.

7. Konsep Pertumbuhan dari Bawah (Development From Below) :


Development From Below lebih bersifat komprehensif dimana
menjangkau dan memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk
berusaha bersama-sama mencari keuntungan dalam bidang ekonomi.
Teori ini muncul sebagai bentuk ketidakpuasan Development From
Above. Selain itu, teori atau strategi ini juga muncul sebagai alat
kontrol Backwash Effect yang ditimbulkan dari Development from
above. Tipe pengembangan ini berbeda pada masing-masing
wilayah, karena dalam penerapannya tipe ini disesuaikan atau
dicocokan dengan karakter dari masing-masing wilayah. Konsep
Development from Below bertitik tolak pada hal hal sebagai berikut:
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) manusia,
Menekankan pada penggunaan tenaga kerja secara intensif , Berdasarkan
sumber daya regional, Memfokuskan pada pengembangan region pedesaan
Menggunakan teknologi yang tepat daripada sekedar teknologi yang
terbaru.
Kelebihan Development From Below
- Kelebihannya setiap wilayah dapat mengembangkan potensi yang
mereka miliki. Alokasi pembangunan dapat diatur sendiri oleh wilayah
tersebut dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Kekurangan Development From Below

- Aksesibilitas akan terhubung ke sesama daerah terbelakang, dan


kurang orientasi akses terhadap daerah maju sebagai pasar utama
(major market)
- menimbulkan pengawasan yang kurang dari pusat karena wilayah
mengurus dirinya sendiri serta pengembangan dari bawah
cenderung pada kota-kota kecil saja.

8. Local Economic Development (LED), Merupakan proses yang dilakukan


secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan organisasi non pemerintah
untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi
regional dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal (World Bank),
proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk
mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan
lapangan pekerjaan pada suatu region (Edward dan Bradshaw).
a. Syarat Local Economic Development (LED), dalam LED perlu
mengikutsertakan unsur lokal sebagai berikut, Pemerintah Lokal,
Kewiraswastaan, Kewirausahaan, Perguruan Tinggi, LSM, dan
Masyarakat Lokal
b. Konsep Local Economic Development (LED) telah dikembangkan
pada konteks pembangunan Eropa Barat, kini semakin dirasakan
relevansinya untuk negara yang sedang bekembang seperti Indonesia.
Pembangunan ekonomi lokal (local economic development) pada
dasarnya beranggapan bahwa pengembangan region sangat ditentukan
tumbuh kembangnya wiraswasta lokal yang ditopang oleh
kelembagaan-kelembagaan di region tersebut meliputi; industri,
universitas, asosiasi kegiatan usaha, pemerintah daerah, pengusaha
lokal dan lainnya (Edward Blakely). Selain itu aplikasi LED dalam
Pembangunan Pertanian, tahapan- tahapannya:
- Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya
rendah.
- Tahap kedua adalah penganekaragaman produk pertanian sudah ada
yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi
masih rendah.
- Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian
modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh
pemakaian modal dan teknologi yang tinggi
Daftar pustaka

Kalzum R. Jumiyanti. (2018). Gorontalo Developmen Review, 1(1), 30.


https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gdrev/article/view/112

Anda mungkin juga menyukai