Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fachri Fatullah

NIM : 210304143
Kelas : AGR-2
Dosen Pengampu : Ir. Thomson Sebayang, MT
TUGAS MANDIRI PENGEMBANGAN WILAYAH & PEDESAAN

SOAL 1
a) Ilmu pengembangan wilayah merupakan wahana lintas disiplin karena mencakup berbagai
teori dalam ilmu terapan yaitu geografi, ekonomi, sosiologi, matematika, statistika, ilmu politik,
perencanaan daerah, ilmu lingkungan, dan sebagainya. Artinya pembangunan merupakan
fenomena multifaset yang memerlukan berbagai usaha manusia dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan.

b) Jenis perwilayahan
 Homogenous or Uniform Region merupakan wilayah yang memiliki karakteristik (ciri) yang
sama di beberapa daerah.
Contoh: Kawasan Pantura yang merupakan daerah penghasil udang terbesar di Jawa Timur
yang meliputi Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan,Probolinggo,
Situbondo, dan Kawasan Timur Banyuwangi.
 Nodal or Polarised Region merupakan wilayah yang secara fungsional mempunyai keterkaitan
dan ketergantungan antar pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland).
Contoh: Daerah Tapal Kuda yang memiliki daerah inti yaitu Surabaya dan Sidoarjo dan daerah
hinterland meliputi Sumenep, Sampang, Pemekasan, Bangkalan, Pasuruan, Probolinggo, dan
Situbondo.
 Planning or Programming Region merupakan wilayah yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan ekonomi.
Contoh: -Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Madura.
-Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Ijend.
 Administrative Region merupakan wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan
kepentingan administrasi pemerintah atau politik, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan,
desa/kelurahan dan RT/RW.
Contoh: Kabupaten Malang secara administrasi berbatasan dengan Kota Malang di tengah-
tengah wilayahnya. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten
Pasuruan, dan Kota Batu. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lumajang dan
Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar dan
Kabupaten Kediri.
 Functional Region merupakan wilayah yang dimanfaatkan untuk fungsi/penggunaan tertentu.
Contoh: wilayah industri di Medan adalah KIM

SOAL 2
a) Model Typologi L.H. Klaassen :
 Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
 Input data yang digunakan data PDRB dari suatu wilayah
 Matriks Kolomnya adalah Rerata Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB, Rerata Laju
Pertumbuhan Sektoral, Y sektor > Y PDRB, Y sektor < Y PDRB, r sektor > r PDRB, r sektor
< r PDRB.
 Kriteria kesimpulan:
- Kuadran 1 : Wilayah maju, yaitu wilayah yang memiliki ratio nilai PDRB dan ratio
pertumbuhan PDRB ≥ 1
- Kuadran 2 : Wilayah ekspansi, yaitu daerah yang memiliki nilai PDRB < 1 dan ratio
pertumbuhan PDRB ≥ 1
- Kuadran 3 : Wilayah potensial berkembang, yaitu daerah yang memiliki nilai PDRB ≥ 1 dan
ratio pertumbuhan PDRB < 1
- Kuadran 4 : Wilayah tertinggal, yaitu daerah yang memiliki ratio nilai PDRB dan ratio
pertumbuhan PDRB < 1

b) Model Index Williamson (IW)


 Indeks Williamson digunakan untuk mengukur seberapa kesenjangan yang ada pada suatu
pembangunan pada suatu wilayah.
 Indeks Williamson menggunakan PDRB perkapita dan jumlah penduduk suatu daerah.
 Rumus yang digunakan adalah
𝟐
∑( 𝒀 − 𝒀) 𝑭𝒊 /𝒏
IW = √ 𝒊 𝒀
 Kriteria kesimpulannya :
- IW = 0, pembangunan merata
- IW = 1, pembangunan timpang
c) Model Location Quotient (LQ)
 Analisis location quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi
sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor.
 Input data nya adalah PDRB wilayah regional maupun nasional
 Rumus yang digunakan adalah
𝒗𝒊
⁄𝒗𝒕
LQ = 𝑽𝒊
⁄𝑽
𝒕

 Kriteria Kesimpulannya :
- Jika nilai LQ > 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Sektor tersebut tidak hanya
memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja namun juga kebutuhan di luar daerah karena
sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan.
- Jika nilai LQ < 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis dan perlu impor produk
dari luar daerah karena sektor ini kurang prospektif untuk dikembangkan.

SOAL 3
Umumnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan wilayah. Faktor faktor tersebut
adalah:
1. Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah
2. Alokasi Investasi
3. Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar wilayah.
4. Perbedaan sumber daya alam antar wilayah
5. Perbedaan kondisi geografi antar wilayah
6. Lancarnya pendapatan antar wilayah
Karena perbedaan di atas yang terdapat pada masing – masing wilayah. Akibat dari perbedaan
tersebut, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan juga menjadi berbeda.
Karena itu, setiap daerah biasanya terdapat wilayah maju (Development Region) dan wilayah
terbelakang (Underdevelopment Region).

SOAL 4
a) Francois Perroux merupakan pencetus teori kutub pertumbuhan/growth pole, berpendapat bahwa
pembangunan tidak terjadi secara serentak di semua wilayah akan tetapi berasal dari kutub-kutub
pertumbuhan. Misalnya adanya universitas dapat membuat adanya hubungan usaha-usaha
ekonomi yang dinamis disekitarnya (kekuatan sentripetal) seperti tempat kos, rental foto copy,
servise komputer, toko peralatan menulis dan sebagainya. Ada juga usaha-usaha yang baru namun
tidak ada hubungannya secara langsung dengan adanya universitas (kekuatan sentrifugal),
misalnya warung makan, toko-toko kebutuhan sehari-hari, laundry dan lain-lain.
b) Gunar Myrdal merupakan pencetus teori polarisasi ekonomi, berpendapat bahwa daerah yang
memiliki pusat pertumbuhan akan sangat menarik bagi para pemodal, tenaga kerja, tenaga terampil
dan barang-barang dagangan sehingga dalam waktu yang lama akan memunculkan dua dampak
yaitu postif dan negatif. Dampak positifnya antara lain membuka lowongan pekerjaan, menaiknya
upah buruh, masuknya investasi dan sebagainya. Sedangkan dampak negatifnya yaitu adanya
ketimpangan wilayah di sekitarnya sehingga memunculkan kriminalitas, kesenjangan sosial,
kerusakan alam dan sebagainya.
c) Menurut Teori Trickle-down yang dikemukakan Hirschman pada tahun 1959, pembangunan bisa
terfokus pada sektor penting saja (industri) dengan harapan dapat menstimulasi sektor lainnya.
Berdasarkan ekspektasi Teori Trickle-down, seharusnya berkembangnya industri dan pabrik dapat
mendorong perkembangan sektor lainnya. Namun kenyataannya, lahan pertanian justru semakin
sempit dikarenakan pembangunan industri yang terus meluas.

SOAL 5
a) Perbedaan Konsep baru dengan Konsep Lama Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU
Kesempatan kerja Semakin banyak perusahaan = Perusahaan harus mengembangkan
semakin banyak peluang kerja pekerjaan yang sesuai dengan ”kondisi”
penduduk daerah
Basis Pengembangan sektor Pengembangan lembaga - lembaga
pembangunan Ekonomi ekonomi baru
Aset-aset lokasi Keunggulan komparatif Keunggulan kompetitif didasarkan
didasarkan pada aset pada kualitas Lingkungan
Fisik
Sumberdaya Ketersediaan angkatan Penegetahuan sebagai
pengetahuan Kerja pembangkit ekonomi

b) Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah yang patut untuk dikembangkan dewasa ini
 Strategi Pengembangan Fisik/Lokalitas
- Pembuatan bank tanah (landbanking)
- Pengendalian perencanaan dan pembangunan
- Penataan kota (townscaping)
 Strategi pengembangan dunia usaha
- Pembuatan pusat informasi
- Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil
- Pembuatan Lembaga penelitian dan pengembangan (litbang)
 Strategi pengembangan sumberdaya manusia
- Pelatihan dengan customized training
- Pembuatan bank keahlian (skillbanks)
- Pengembangan Lembaga pelatihan bagi penyandang cacat
 Strategi pengembangan ekonomi masyarakat
- Pemberdayaan (empowerment) masyarakat
- koperasi

SOAL 6
Kaitan Agropolitan, Sistem Agribisnis, dan Pengembangan Wilayah
 Agropolitan didefinisikan sebagai kota berbasis pertanian yang tumbuh dan berkembang untuk
mendukung pengembangan sistem agribisnis serta kegiatan komersial yang pada gilirannya
berfungsi, menarik, mendukung serta mendorong pengembangan agribisnis di daerah pedalaman
maupun pedesaan sekitarnya
 Daerah agropolitan akan menjadi daerah produksi utama yang memerlukan dukungan dari sistem
pemasaran serta sarana infrastruktur yang terintegrasi dengan pengembangan sistem infrastruktur
wilayah yang lebih luas. Pengembangan agropolitan menjadi penting dalam konteks kemajuan
suatu wilayah yang disesuaikan dengan keunikan komoditas lokal, sehingga dapat meningkatkan
pemerataan kesejahteraan rakyat serta keberlanjutan pengembangan wilayah.

Anda mungkin juga menyukai