&
PEWILAYAHAN (4)
1) Siapkan peta rupabumi atau peta topografi dengan skala yang sesuai
dengan kebutuhan atau peta geografis berskala kecil.
2) Buat peta dasar yang hanya memuat simbol batas wilayah, sungai,
jalan, nama tempat, dan lokasi pemukiman.
3) Tentukan kriteria pertumbuhan yang akan digunakan, apakah
berdasarkan tingkat ekonomi, penduduk, pendidikan, atau budaya.
4) Tentukan lokasi/pusat pertumbuhan.
5) Analisis data seri yang tersedia, kemudian hitung angka
pertumbuhannya.
6) Angka pertumbuhan yang diperoleh dari tiap-tiap lokasi/pusat
pertumbuhan kemudian digambar sesuai dengan besaran angka
pertumbuhannya.
Batas wilayah pertumbuhan tersebut dapat dibuat pada
daerah yang sempit misalnya wilayah kecamatan atau
wilayah kabupaten sampai pada wilayah yang lebih luas
yaitu provinsi atau negara. Angka pertumbuhan yang
dialami oleh suatu wilayah akan dijadikan dasar dalam
penyusunan pengembangan
1. Spread effect
Pertumbuhan kota mendorong pert. Kegiatan pertanian
di pedesaan
Misal: Pembangunan kota mendorong perkembangan
pedesaan
1. Backwash effect
Pertumbuhan kota yang mengakibatkan perpindahan
modal dan sumber lain.
Misal: pemindahan tenaga ahli, listrik,dsb
Fase-fase Menentukan batas Wilayah
pertumbuhan:
Wilayah Pembangunan I
Aceh, Sumatera Utara
Wilayah pembangunan II (pusat:Pakanbaru)
Sumatera Barat, Riau
Wilayah pembangunan III (pusat: Palembang)
Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu
Wilayah Pembangunan IV (pusat: Jakarta)
Lampung, DKI Jakarta , Jawa Barat, Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Wilayah Pembangunan VI (pusat: Pontianak)
- Kalimantan Barat, Pontianak
Wilayah pembangunan V(pusat: Surabaya)
Jawa Timur , Bali
Wilayah Pembangunan VII (pusat: Balikpapan,Samarinda)
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur
Wilayah pembangunan VIII (pusat: Makasar)
NTT, NTB, P.Timor (Kupang), Sulsel, Sulawesi Tenggara
Wilayah pembangunan IX (pusat: Manado)
- Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara
Wilayah pembangunan X (pusat: Sorong)
Maluku, Papua
Wilayah pembangunan di atas selanjutnya dikembangkan lagi
menjadi wilayah pembangunan yang lebih kecil lagi yaitu
tingkat daerah pada provinsi. Contohnya Jawa Barat dibagi
menjadi 6 wilayah pembangunan daerah, sebagai berikut:
1) Wilayah Pembangunan JABOTABEK (termasuk sebagian kecil
wilayah kabupaten sukabumi). Pada wilayah ini dikembangkan
berbagai aktivitas industri yang tidak tertampung di Jakarta.
2) Wilayah Pembangunan Bandung Raya. Wilayah ini dikembangkan
pusat aktivitas pemerintahan daerah, pendidikan tinggi,
perdagangan daerah,industri tekstil. Untuk konservasi tanah
dan rehabilitasi lahan kritis dipusatkan di wilayah-wilayah
kabupaten Garut, Cianjur, Bandung, dan Sumedang.
3) Wilayah Pembangunan Priangan Timur. Wilayah ini meliputi
daerah kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
4) Wilayah Pembangunan Karawang. Wilayah ini dikembangkan
sebagai produksi pangan (beras/padi) dan palawija. Meliputi pula
daerah-daerah dataran rendah pantai utara (Pantura) seperti
Purwakarta, Subang, dan Karawang. Pusatnya Kota Karawang.
5) Wilayah Pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Wilayah ini
dikembangkan sebagai pusat industri pengolahan bahan agraris,
industri, petrokimia, pupuk, dan semen. Untuk keperluan tersebut,
pelabuhan Cirebon ditingkatkan fungsinya untuk menampung
kelebihan arus keluar masuk barang dari pelabuhan Tanjung Priok.
6) Wilayah Pembangunan Banten. Wilayah ini berpusat di Kota
Serang dan Cilegon, terdiri atas 4 zone yaitu Bagian Utara
diutamakan untuk perluasan dan intensifiksi areal pesawahan
teknis, selatan untuk wilayah perkebunan dan tanaman buah-
buahan, wilayah Teluk Lada diperuntukkan bagi intensifikasi usaha
pertanian, dan daerah sekitar Cilegon dikembangkan sebagai pusat
industri berat (besi baja).
WPPI
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), yaitu suatu benteng
alam yang terdiri atas beberapa daerah yang berpotensi untuk
tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri dan memiliki
keterkaitan ekonomi yang bersifat dinamis karena didukung oleh
sistem perhubungan yang mantap.
Teori titik henti (The Breaking Theory) merupakan suatu cara untuk
memperkirakan lokai garis batas yang memisahkan pusat-pusat perdagangan dari
dua buah kota yang berbeda ukurannya. Esensi dari teori titik henti adalah bahwa
jarak yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat
pandangan itu dan berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah
penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dengan jumlah
penduduk kota yang lebih sedikit
35
KAPET bertujuan
sebagai berikut.
1) Pemanfaatan sumber daya alam.
2) Peningkatan dan pemerataan kegiatan ekonomi.
3) Peningkatan pendapatan daerah.
4) Memperkuat ketahanan dan posisi geografis.