Anda di halaman 1dari 29

KONSEP WILAYAH

&
PEWILAYAHAN (4)

Khusus digunakan di kalangan


SMA NEGERI 1 KOTA TEGAL
8. Teori Pusat Pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut


Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah
sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di
permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai
industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang
mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak
langsung) terhadap kegiatan lainnya.
Identifikasi wilayah pertumbuhan didasarkan pada:

(1) pertumbuhan ekonomi dengan cara melihat angka pertumbuhan


ekonomi dari satu waktu ke waktu berikutnya;
(2) laju pertumbuhan penduduk dengan cara melihat angka
pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu; (3) perkembangan
pemukiman dengan cara melihat perkembangan perubahan
penggunaan lahan dari waktu ke waktu;
(4) tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat dengan cara
melihat
perkembangan tingkat pendidikan dari waktu ke waktu; (5)
penggunaan teknologi dengan cara melihat perkembangan
kemampuan teknologi yang digunakan;
(6) budaya masyarakat dengan cara melihat budaya yang berkembang
dalam masyarakat.
Langkah-langkah menentukan
batas-batas pertumbuhan wilayah :

1) Siapkan peta rupabumi atau peta topografi dengan skala yang sesuai
dengan kebutuhan atau peta geografis berskala kecil.
2) Buat peta dasar yang hanya memuat simbol batas wilayah, sungai,
jalan, nama tempat, dan lokasi pemukiman.
3) Tentukan kriteria pertumbuhan yang akan digunakan, apakah
berdasarkan tingkat ekonomi, penduduk, pendidikan, atau budaya.
4) Tentukan lokasi/pusat pertumbuhan.
5) Analisis data seri yang tersedia, kemudian hitung angka
pertumbuhannya.
6) Angka pertumbuhan yang diperoleh dari tiap-tiap lokasi/pusat
pertumbuhan kemudian digambar sesuai dengan besaran angka
pertumbuhannya.
 Batas wilayah pertumbuhan tersebut dapat dibuat pada
daerah yang sempit misalnya wilayah kecamatan atau
wilayah kabupaten sampai pada wilayah yang lebih luas
yaitu provinsi atau negara. Angka pertumbuhan yang
dialami oleh suatu wilayah akan dijadikan dasar dalam
penyusunan pengembangan

 wilayah pembangunan yang disusun dalam bentuk


Rencana Tata Ruang (RTR).
Mekanisme penyebaran pusat perkembangan
ke Wilayah lain

1. Spread effect
Pertumbuhan kota mendorong pert. Kegiatan pertanian
di pedesaan
Misal: Pembangunan kota mendorong perkembangan
pedesaan
1. Backwash effect
Pertumbuhan kota yang mengakibatkan perpindahan
modal dan sumber lain.
Misal: pemindahan tenaga ahli, listrik,dsb
Fase-fase Menentukan batas Wilayah
pertumbuhan:

Fase Pra Industri


-wil. Belum berkembang
-kondisi ekonomi stagnasi
-tiap kota hanya melayani wil. Sendiri
Fase Transisi
-Mulai berkembang pusat pertumbuhan.
-Modal, tenaga trampil, modal mengalir ke pusat
pertumbuhan.
-Masih terdapat Wil terbelakang
Fase Intregasi Sosial
-Terbentuk pusat pertumbuhan
-tiap wil.terintregrasi sec. menyeluruh
-tidak ditemukan wilayah-wilayah yang terbelakang
 Karakteristik wilayah sebagai pusat pertumbuhan
adalah memiliki pertumbuhan cepat, perkembangan
cepat, pembangunan menonjol, kegiatan ekonomi
ramai.

 Faktor pendukung pusat pertumbuhan adalah kondisi


geografis, SDA, SDM, jarigan transportasi.
PUSAT PERTUMBUHAN INDONESIA
4 Wilayah pembangunan utama di
Indonesia :
 Wilayah A : wilayah I & II (pusat: kota Medan)
 Wilayah B : wilayah III, IV, VI (pusat: kota Jakarta)
 Wilayah C : wilayah V, VII (pusat: kota Surabaya)
 Wilayah D : wilayah VIII,IX,X (pusat: kota Ujung Pandang
atau Makasar)
10 Wilayah pembangunan Indonesia:

Wilayah Pembangunan I
Aceh, Sumatera Utara
Wilayah pembangunan II (pusat:Pakanbaru)
Sumatera Barat, Riau
Wilayah pembangunan III (pusat: Palembang)
Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu
Wilayah Pembangunan IV (pusat: Jakarta)
Lampung, DKI Jakarta , Jawa Barat, Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Wilayah Pembangunan VI (pusat: Pontianak)
- Kalimantan Barat, Pontianak
Wilayah pembangunan V(pusat: Surabaya)
Jawa Timur , Bali
Wilayah Pembangunan VII (pusat: Balikpapan,Samarinda)
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur
Wilayah pembangunan VIII (pusat: Makasar)
NTT, NTB, P.Timor (Kupang), Sulsel, Sulawesi Tenggara
Wilayah pembangunan IX (pusat: Manado)
- Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara
Wilayah pembangunan X (pusat: Sorong)
Maluku, Papua
Wilayah pembangunan di atas selanjutnya dikembangkan lagi
menjadi wilayah pembangunan yang lebih kecil lagi yaitu
tingkat daerah pada provinsi. Contohnya Jawa Barat dibagi
menjadi 6 wilayah pembangunan daerah, sebagai berikut:
1) Wilayah Pembangunan JABOTABEK (termasuk sebagian kecil
wilayah kabupaten sukabumi). Pada wilayah ini dikembangkan
berbagai aktivitas industri yang tidak tertampung di Jakarta.
2) Wilayah Pembangunan Bandung Raya. Wilayah ini dikembangkan
pusat aktivitas pemerintahan daerah, pendidikan tinggi,
perdagangan daerah,industri tekstil. Untuk konservasi tanah
dan rehabilitasi lahan kritis dipusatkan di wilayah-wilayah
kabupaten Garut, Cianjur, Bandung, dan Sumedang.
 3) Wilayah Pembangunan Priangan Timur. Wilayah ini meliputi
daerah kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
 4) Wilayah Pembangunan Karawang. Wilayah ini dikembangkan
sebagai produksi pangan (beras/padi) dan palawija. Meliputi pula
daerah-daerah dataran rendah pantai utara (Pantura) seperti
Purwakarta, Subang, dan Karawang. Pusatnya Kota Karawang.
 5) Wilayah Pembangunan Cirebon dan sekitarnya. Wilayah ini
dikembangkan sebagai pusat industri pengolahan bahan agraris,
industri, petrokimia, pupuk, dan semen. Untuk keperluan tersebut,
pelabuhan Cirebon ditingkatkan fungsinya untuk menampung
kelebihan arus keluar masuk barang dari pelabuhan Tanjung Priok.
 6) Wilayah Pembangunan Banten. Wilayah ini berpusat di Kota
Serang dan Cilegon, terdiri atas 4 zone yaitu Bagian Utara
diutamakan untuk perluasan dan intensifiksi areal pesawahan
teknis, selatan untuk wilayah perkebunan dan tanaman buah-
buahan, wilayah Teluk Lada diperuntukkan bagi intensifikasi usaha
pertanian, dan daerah sekitar Cilegon dikembangkan sebagai pusat
industri berat (besi baja).
WPPI
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), yaitu suatu benteng
alam yang terdiri atas beberapa daerah yang berpotensi untuk
tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri dan memiliki
keterkaitan ekonomi yang bersifat dinamis karena didukung oleh
sistem perhubungan yang mantap.

 Indonesia terbagi ke dalam delapan WPPI dengan potensi sebagai


berikut.
 WPPI Sumatera bagian utara, berlandaskan pada potensi sumber
daya alam.
 WPPI Sumatera bagian selatan (termasuk Banten) berlandaskan
pada potensi ekonomi batu bara, minyak bumi, timah, dan mineral
industri, seperti koalin dan kapur.
 WPPI Jawa dan Bali (tanpa Banten), berlandaskan pada prasarana yang
baik, tenaga kerja yang terampil, sumber energi, dan sistem pertanian
yang maju.
 WPPI Kalimantan bagian timur, berlandaskan pada potensi gas dan batu
bara.
 WPPI Sulawesi, berlandaskan pada potensi pertanian, perikanan, nikel,
aspal, kapur, dan kayu.
 WPPI Batam dan Kalimantan Barat, berlandaskan letak strategis, potensi
hasil hutan, dan gas alam.
 WPPI Indonesia Timur bagian selatan, berlandaskan potensi sumber daya
alam, budaya dan tenaga terampil untuk industri kecil.
 WPPI Indonesia Timur bagian utara, berlandaskan pada potensi hasil
laut, hutan, dan mineral.
Batas Wilayah Pertumbuhan

1. Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan Berdasarkan


Teori Gravitasi
2. Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan
Berdasarkan Teori Titik Henti

Teori titik henti (The Breaking Theory) merupakan suatu cara untuk
memperkirakan lokai garis batas yang memisahkan pusat-pusat perdagangan dari
dua buah kota yang berbeda ukurannya. Esensi dari teori titik henti adalah bahwa
jarak yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat
pandangan itu dan berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah
penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dengan jumlah
penduduk kota yang lebih sedikit
35

 Jadi, lokasi titik henti antara kota X dan B adalah 32,32 km


diukur dari kota Y. Hal tersebut berarti bahwa penempatan
lokasi pusat-pusat pelayanan sosial yang paling strategis
adalah berjarak 32,32 km dari kota Y sehingga dapat
dijangkau oleh seluruh penduduk baik dari kota X maupun
kota Y.
3. Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan
Berdasarkan Potensi Penduduk

Indeks potensi penduduk adalah ukuran untuk melihat


kekuatan potensi aliran pada tiap-tiap lokasi. Indeks
penduduk (PP) juga dapat mengukur kemungkinan penduduk di
suatu wilayah untuk melakukan interaksi dengan wilayah-
wilayah lainnya.
Dari hasil perhitungan tersebut,
berarti bahwa pusat pelayanan
sosial akan lebih baik apabila
ditempatkan menempati wilayah
yang memiliki nilai potensi penduduk
lebih kecil dibandingkan dengan
mendekati wilayah yang memiliki
potensi penduduk lebih besar. Hal
tersebut dimaksudkan agar pusat
pelayanan sosial itu dapat dijangkau
dari semua wilayah.
4. Penentuan Batas Wilayah Pertumbuhan
Berdasarkan Teori Grafik
Teori Grafik (Graph Theory) dikemukakan oleh K.J. Kansky dalam
tulisannya yang berjudul Structure of Transportation Network. Teori
ini diterapkan dalam geografi untuk menentukan batas wilayah secara
fungsional berdasarkan arah dan intensitas arus atau interaksi antara
wilayah inti dan wilayah di luar inti. Menurutnya, jaringan transportasi
merupakan salah satu ciri kekuatan interaksi antarwilayah. Dalam hal
ini wilayah yang dihubungkan oleh jaringan transportasi yang
kompleks cenderung memiliki pola interaksi keruangan yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan wilayah yang hanya memiliki jaringan
transportasi
yang sederhana, seperti jaringan jalan yang lurus tanpa cabang.
Besarnya kekuatan interaksi antarwilayah berdasarkan Teori Grafik
didasarkan pada perhitungan konektivitas jaringan transportasi
dengan menggunakan indeks β , yaitu rasio antara jumlah rute dalam
suatu sistem transportasi (e) dibagi dengan jumlah titik atau simpul
kota (v).
Berdasarkan perhitungan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa
wilayah X memiliki kekuatan
interaksi = 1,00, sedangkan
wilayah Y memiliki kekuatan
interaksi = 1,25. Artinya,
pengaruh wilayah Y terhadap
wilayah sekitarnya lebih besar
daripada pengaruh wilayah X.
Pembangunan dan
Pengembangan Wilayah

Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan


lingkungan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya

Tujuan pembangunan tersebut dapat dicapai dengan memerhatikan


berbagai permasalahan antara lain:
a. pengendalian pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya
manusia,
b. pemeliharaan daya dukung lingkungan,
c. pengendalian ekosisitem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi
pembangunan,
d. pengembangan industri, dan
e. mengantisipasi krisis energi sebagai penopang utama industrialisasi.
Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah harus mempertimbangkan keselarasan,


keserasian, dan keseimbangan fungsi budi daya dan fungsi lindung,
waktu, dan sumber daya seperti yang tercantum dalam rencana tata
ruang wilayah.
Pengembangan wilayah merupakan salah satu cara untuk mencapai
keberhasilan pelaksanaan pembangunan, sebagai bagian dari
pembangunan nasional.
BEBERAPA ISTILAH TERKAIT
PEMBANGUNAN

Kawasan Timur Indonesia (KTI)


Kawasan Barat Indonesia (KBI)
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

 KAPET bertujuan
 sebagai berikut.
 1) Pemanfaatan sumber daya alam.
 2) Peningkatan dan pemerataan kegiatan ekonomi.
 3) Peningkatan pendapatan daerah.
 4) Memperkuat ketahanan dan posisi geografis.

Anda mungkin juga menyukai