Anda di halaman 1dari 32

WILAYAH DAN PERWILAYAHAN

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
• menjelaskan pengertian wilayah dan perwilayahan,
• menjelaskan kutub dan pusat pertumbuhan,
• mendeskripsikan pertumbuhan wilayah berkelanjutan,
• mengkaji daya dukung untuk pertumbuhan wilayah, dan
• memahami sistem kajian perencanaan wilayah Indonesia.
Karakter yang Dikembangkan

Rasa Ingin Tahu


Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya. Contoh tentang konsep wilayah, perwilayahan, pusat-pusat
pertumbuhan, kerja sama wilayah dan perencanaan pembangunan.

Kreatif
Berpikir melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru. dalam konsep wilayah dan
perwilayahan dan dalam perencanaan pembangunan Indonesia.

Gemar Membaca
Kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca buku-buku yang dapat menambah wawasan yang
berhubungan dengan wilayah dan perwilayahan.
A. Wilayah dan Perwilayahan
1. Pengertian Wilayah
Wilayah dapat diartikan sebagai sebagian permukaan bumi
yang dalam hal-hal tertentu dapat dibedakan dengan daerah
lain di sekelilingnya.
Pengertian Wilayah menurut beberapa Ahli
Menurut A.J. Herbertson
Wilayah adalah bagian tertentu dari
permukaan bumi yang mempunyai
sifat khas tertentu sebagai akibat dari
adanya hubungan-hubungan khusus
antara kompleks lahan, air, udara,
tanaman, binatang, dan manusia.

Menurut K. Yong Wilayah adalah


daerah geografi yang membentuk
suatu kesatuan budaya, ekonomi,
A.J. Herbertson
pemikiran-pemikiran, pendidikan,
rekreasi, dan dapat dibedakan dengan
daerah-daerah lain.
2. Konsep Wilayah
Berdasarkan Keadaan Alamiah
• Berdasarkan Variasi Iklim
• Berdasarkan Tinggi Rendah
Permukaan Bumi
• Berdasarkan Persebaran Vegetasi

Berdasarkan tingkat Kebudayaan Penduduk


• Berdasarkan satu kenampakan (Generic Region)
• Berdasarkan Ciri-ciri khusus lokasi dan kekhasannya
(Specific Region)
2. Konsep Wilayah
Secara umum konsep wilayah dapat ditinjau dari tiga aspek
sebagai berikut.
Hierarki Kategori Tipe
• Ukuran • Wilayah bertopik tunggal • Homogenitas
• Bentuk • Wilayah bertopik banyak • Heterogenitas
• Fungsi • Wilayah bertopik gabungan
• Gabungan • Wilayah total
• Wilayah campage
3. Perwilayahan (Regionalisasi)
Perwilayahan dilakukan dengan tiga metode, yaitu
sebagai berikut.
a) Penyamarataan wilayah (Generalisasi)
1) Makin besar skala, makin kecil derajat generalisasi
2) Makin kecil skala, makin besar derajat generalisasi
b) Delimitasi dalam penyamarataan wilayah
c) Klasifikasi wilayah
1) Perbedaan jenis dalam klasifikasi wilayah
2) Perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah
• Metode interval
• Metode hierarkis
4. Perwilayahan Wilayah Formal dan Fungsional

Perwilayahan wilayah formal


Tujuan perwilayahan formal adalah untuk mengetahui
wilayah yang bersifat homogen (seragam). Teknik yang
biasa digunakan untuk pendelineasian wilayah formal
adalah metode nilai bobot indeks.
Perwilayahan wilayah fungsional
Pembatasan suatu wilayah fungsional menyangkut
pengelompokan beberapa unit wilayah yang memiliki
tingkat kepentingan hubungan. Dengan demikian, wilayah
fungsional lebih menekankan pada arus hubungan
dengan titik pusat.
5. Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis

a) Fenomena geografis
Fenomena geografis di permukaan bumi muncul akibat
interaksi antara manusia dan lingkungannya. Kota
merupakan suatu fenomena geografis yang muncul akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya.

b) Mengembangkan sebuah wilayah


Proses perencanaan pengembangan wilayah
1) Identifikasi wilayah-wilayah potensial di daerah-daerah yang memenuhi
persyaratan minimum.
2) Identifikasi bagian-bagian wilayah berdasarkan hasil analisis tingkat
aksesibilitas.
3) Perumusan perancangan umum,
4) Perumusan program tahunan berdasarkan hasil dan sasaran program
5) Penyesuaian foto udara skala 1:20.000 berdasarkan hasil pada nomor 4.
6) Penyusunan rencana pendahuluan tata permukiman berdasarkan hasil
pada nomor 5
6. Wilayah Pusat Pertumbuhan di Indonesia
No. Regional Pusat Wilayah Daerah-daerah Cakupan
Pertumbuhan
I Aceh dan Sumatera Utara, Pusatnya di Medan
II Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, Pusatnya
1. A Medan di Pekanbaru
III Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Bangka
Belitung, Pusatnya di Palembang
IV Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,
2. B Jakarta dan DI Yogyakarta, Pusatnya di Jakarta
V Kalimantan Barat, Pusatnya di Pontianak
VI Jawa Timur dan Bali, Pusatnya di Surabaya
3. C Surabaya VII Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan
Selatan, Pusatnya di Balikpapan dan Samarinda
VIII Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan, dan Sulawesi Utara, Pusatnya di Makassar
4. D Makassar IX Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo,
Pusatnya di Manado
X Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Pusatnya di Sorong
7. Pusat Pertumbuhan Antarpulau di Indonesia

• Pulau Jawa  Intensifikasi


pertanian, pengolahan SDA
seoptimal mungkin, memperbanyak
industri untuk memperluas tenaga
kerja, mengurangi arus urbanisasi,
meningkatkan transmigrasi ke luar
Pulau Jawa, dll.
• Pulau Sumatera  Pertambangan
mineral dan minyak bumi.
• Pulau Kalimantan  Ekstensifikasi
pertanian dan pengolahan SDA
seoptimal mungkin, peningkatan
industri kecil dan besar,
peningkatan perekonomian rakyat
dll.
7. Pusat Pertumbuhan Antarpulau di Indonesia
• Pulau Sulawesi  peningkatan
pembangunan pertanian,
peningkatan industri kecil dan besar,
peningkatan perekonomian laut, dll.
• Pulau Bali  Peningkatan
kepariwisataan, intensifikasi
pertanian, peningkatan industri kecil,
peningkatan perikanan laut, dll.
• Pulau Papua  pembukaan jalur
darat, pemekaran wilayah provinsi
dan kabupaten, pembangunan
pertanian dan perikanan laut,
pertambangan, pengolahan kayu
hutan, peningkatan industri kecil,
dan peningkatan pariwisata alam.
8. Pengaruh Pusat Pertumbuhan
Suatu pusat pertumbuhan akan memberikan pengaruh
pada wilayah sekitarnya, yaitu sebagai berikut.
a) Pengaruh terhadap pemusatan dan persebaran
sumber daya
b) Pengaruh terhadap perkembangan ekonomi
c) Pengaruh terhadap perkembangan sosial masyarakat
9. Kesatuan Wilayah Industri
Kesatuan wilayah industri dibentuk dengan urutan
sebagai berikut.
• Wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI)
• Zona industri
• Kawasan industri
• Lingkungan/permukiman industri kecil
• Sentra industri kecil

Tujuan pembangunan kawasan industri adalah untuk


mempercepat pertumbuhan industri, memberi
kemudahan bagi kegiatan industri, dan mendorong
percepatan kegiatan industri.
B. Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah
1. Teori Dasar Kutub Pertumbuhan dan
Pusat Pertumbuhan Wilayah
Kutub pertumbuhan dan pusat pertumbuhan merupakan
dua istilah dalam geografi yang memiliki arti hampir sama.
Pusat pertumbuhan berkaitan dengan konsep keruangan,
sedangkan kutub pertumbuhan merupakan konsep
ekonomi.

Beberapa teori yang berhubungan dengan kutub


pertumbuhan dan pusat pertumbuhan menurut para ahli
adalah sebagai berikut.
• Teori kutub pertumbuhan
• Teori polarisasi ekonomi
• Teori pusat pertumbuhan
Video Pengertian dan teori dasar pusat pertumbuhan

Klik pada bagian kotak untuk memulai dan menghentikan video


2. Interaksi antara Pusat Pertumbuhan dan
Daerah Sekitarnya
Interaksi Luas, antara pusat
Interaksi Sempit, antara kota pertumbuhan dengan wilayah
dan daerah di sekitar kota sekitarnya dan negara lain
3. Menentukan Batas Wilayah Pertumbuhan
Menentukan batas dalam membangun suatu wilayah agar
sasaran yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik
dibutuhkan biaya, tenaga, dan waktu yang tepat. Untuk
menentukan hal tersebut dapat dilakukan dengan dua
cara sebagai berikut.
a) Kualitaitf, melalui perkiraan
b) Kuantitatif, mengggunakan model perhitungan dari
data yang bersifat kuantitatif.
1)Model Thiesen
2)Model Reilly’s Law
4. Kerjasama Antarwilayah untuk Memajukan Potensi Wilayah

Tujuan kerja sama antarwilayah


1) Menunjang upaya mewujudkan proses pembangunan
yang berkelanjutan di daerah.
2) Memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalam
membangun dan menyelenggarakan fasilitas pelayanan
umum.
3) Menanggulangi masalah yang timbul dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
4) Mengoptimalkan dan memberdayakan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing pihak, untuk dimanfaatkan
bersama secara timbal balik.
4. Kerjasama Antarwilayah untuk Memajukan Potensi
Wilayah
Pengembangan Wilayah Tertinggal dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Periode 2004–2014
Dalam mengatasi permasalahan pembangunan daerah
tertinggal, dilakukan strategi dasar melalui empat pilar
sebagai berikut.
• Pilar pertama, yaitu meningkatkan kemandirian
masyarakat
• Pilar kedua, yaitu mengoptimalkan pemanfaatan potensi
Wilayah
• Pilar ketiga, yaitu memperkuat integrasi ekonomi antara
daerah tertinggal dan daerah maju
• Pilar keempat, yaitu meningkatkan penanganan daerah
khusus yang memiliki karakteristik keterisolasian
C. Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan
1. Pengertian dan Dimensi Pertumbuhan Wilayah
Berkelanjutan
Pertumbuhan wilayah berkelanjutan adalah proses
pertumbuhan yang berprinsip pada pengembangan dan
keberlanjutan yang tidak mengorbankan dan
menimbulkan masalah bagi pertumbuhan wilayah lainnya.

Konsep Green Building


(roof garden) untuk
mengurangi dampak polusi
udara di wilayah kota
menggantikan lahan RTH
yang semakin berkurang
1. Pengertian dan Dimensi Pertumbuhan Wilayah
Berkelanjutan
Ciri-ciri dari pertumbuhan wilayah adalah sebagai berikut.
a) Wilayah berkembang positif dan areal pertumbuhan
semakin luas.
b) Daerah menjadi incaran untuk berinteraksi dan berusaha
berinvestasi
c) Kegiatan ekonomi dan hubungan sosial berlangsung baik.
d) Hasil dan kegiatan produksi distribusi serta konsumsi
berjalan lancar.
e) SDA yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin.
f) Sarana komunikasi dan transportasi tersedia dengan baik.
g) Sarana dan prasarana tercukupi.
h) Kondisi wilayah dan kehidupan masyarakat berlangsung
aman.
2. Dimensi Pertumbuhan Ruang Wilayah dalam
Hubungannya dengan Pembangunan Berkelanjutan
a) Pengentasan kemiskinan.
b) Pola konsumsi dan produksi.
c) Dinamika kependudukan.
d) Pengelolaan dan peningkatan kesehatan.
e) Pengembangan perumahan dan permukiman
3. Tujuan Pertumbuhan dan Pembangunan Wilayah
Berkelanjutan
a) Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan
antargenerasi.
b) Pengamanan terhadap kelestarian SDA dan lingkungan
hidup yang ada serta pencegahan terhadap gangguan
ekosistem.
c) Mengejar pertumbuhan ekonomi dalam pemerataan
pemanfaatan SDA yang berkelanjutan antargenerasi.
d) Mempertahankan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
e) Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun
pengelolaan SDA dan lingkungan yang mempunyai
manfaat jangka panjang ataupun lestari antargenerasi.
f) Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia
antargenerasi sesuai dengan habitat.
D. Kajian Daya Dukung untuk Pertumbuhan Wilayah
1. Kemerosotan Kualitas Lingkungan Hidup
Menurut UU No. 23/1997, daya dukung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Kemerosotan lingkungan hidup atau degradasi
lingkungan umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah
dan antarsektor.
Kajian Lingkungan Hidup Strategic (KLHS) diperlukan
untuk menyelesaikan masalah kemerosotan lingkungan
hidup .
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap
Daya Dukung Pulau Jawa
Kecepatan pembangunan serta tingginya populasi
penduduk Pulau Jawa yang tidak diimbangi dengan
pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten serta
pengendalian kerusakan lingkungan mengakibatkan
meningkatnya bencana seperti banjir, tanah longsor, dan
kekeringan.
Saat ini terdapat dua kebijakan untuk merespons
persoalan tersebut yaitu sebagai berikut.
1) Kewajiban untuk menyusun tata ruang pulau/kepulauan
sebagai rencana rinci untuk rencana tata ruang wilayah
nasional.
2) Kewajiban untuk melakukan kajian lingkungan hidup
strategis (KLHS) dalam proses penyusunan rencana
tata ruang wilayah beserta rencana rincinya.
3. Rekomendasi RaperPres Rencana Tata Ruang Pulau
Jawa-Bali
• Kebijakan struktur dan pola rencana tata ruang Pulau
Jawai-Bali harus memberi perhatian yang seimbang pada
kepentingan nonekonomi, yaitu sosial dan lingkungan
hidup.
• Kebijakan RaperPres RTR Pulau Jawa Bali saat ini
dinilai justru lebih memicu penurunan daya dukung
lingkungan Pulau Jawa.
E. Sistem Perencanaan Wilayah Nasional
1. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan rencana
tata ruang wilayah nasional adalah sebagai berikut.

a) Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional.


b) Perkembangan permasalahan regional dan global serta
hasil pengkajian implikasi penataan ruang nasional.
c) Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan
serta stabilitas ekonomi.
2. Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
nasional.
b) Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi
sistem perkotaan nasional, yang terkait dengan kawasan
pedesaan dalam wilayah pelayanan dan sistem jaringan
prasarana utama.
c) Rencana pola ruang wilayah nasional, yang meliputi
kawasan lindung nasional dan budi daya yang memiliki
nilai strategis nasional.
d) Penetapan kawasan strategis nasional.
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi
indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan
sanksi.
3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

a) Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang


nasional.
b) Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasional.
c) Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di wilayah nasional.
d) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan
keseimbangan
e) perkembangan antarwilayah provinsi serta keserasian
antarsektor.
f) Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.
g) Penataan ruang kawasan strategis nasional.
h) Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
4. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

a) Jangka waktu rencana tata ruang wilayah nasional


adalah dua puluh tahun.
b) Rencana tata ruang wilayah nasional ditinjau kembali
satu kali dalam lima tahun.
c) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu, yang
berkaitan dengan bencana alam skala besar yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan
dan/atau perubahan batas teritorial negara yang
ditetapkan dengan undang-undang, rencana tata ruang
wilayah nasional tersebut ditinjau kembali lebih dari
satu kali dalam lima tahun.
d) Rencana tata ruang wilayah nasional diatur dengan
peraturan pemerintah.
2010

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai