Jenis data penulisan paper ini adalah sekunder dan primer dimana data yang
diambil bersumber dari pemerintahan daerah setempat, sumber tata ruang,
berbagai sumber literatur, pemberitaan, dan pandangan penulis sendiri.
Unit amatan secara umum meliputi Kota Padang, secara khusus meliputi Pasar
Raya Kota Padang, dan Jalan Raya By Pass Kuranji. Unit amatan dengan
pendetailan Pasar Raya Kota Padang dan Jalan Raya By Pass Kuranji merupakan
upaya mengidentifikasi studi kasus permasalahan perkembangan daerah di Kota
Padang.
Tabel 3.1. Unit Analisis
Fokus Penelitian Aspek Unit Analisis
Kota Padang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai
barat pulau Sumatera. Berada di antara 0o44’ dan 01o08’ Lintang Selatan serta
antara 100o05’ dan 100o34’ Bujur Timur. Berdasarkan PP No. 17/1980 luas Kota
Padang adalah 694.96 km2, atau 1,65% dari luas Propinsi Sumatera Barat. Kota
Padang terdiri dari 11 Kecamatan. Geografis wilayah Kota Padang yaitu 51,01%
berupa hutan lindung, 7,35% terdiri dari bangunan dan perkarangan, dan sisanya
adalah lahan pertanian serta pemukiman. Kota Padang juga memiliki 19 pulau
besar dan kecil. Ketinggian wilayah Kota Padang cukup bervariasai antara 0 –
1853 m dpl. Dilalui oleh 5 sungau besar dan 16 sungai kecil. Kondisi ini semakin
didukung oleh curah hujan rata-rata 296,00 mm/bulan (2015) serta suhu yang
cukup rendah setiap tahunnya. Kelembaban suhu di Kota Padang berkisar antara
81 – 88%.
Pada peta rencana tata ruang, dapat terlihat di sebelah barat sudah padat akan
bangunan dan aktivitas penduduk, sementara sebelah timur masih banyak lahan
kosong dan merupakan arah perkembangan Kota Padang selanjutnya.
Penggunaan lahan di Kota Padang berdasarkan jenisnya dari tahun 2015 sampai tahun
2018 tidak berubah, kecuali penggunaan lahan non irigasi yang terus berkurang luas
lahannya dari 0,065 % Tahun 2015 menjadi 0,017 % Tahun 2018. Kondisi yang sama juga
terjadi pada lahan kebun campuran dari 19,707 % menjadi 19,619 % dan lahan semak
2,153 % menjadi 2,060 %. Pengurangan ketiga luas lahan tersebut diikuti dengan
peningkatan luas lahan perumahan dari 10,056 % menjadi 10, 276 % pada periode yang
sama.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perencanaan Tata Ruang Kota Padang
RPJMD Kota Padang disusun mengacu kepada Teknokratik Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang
bertujuan memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
melalui penekanan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian.
1. Ruang untuk pengembangan budi daya pertanian kota diarahkan pada lokasi-
lokasi yang memiliki saluran saluran irigasi teknis, yaitu Kecamatan Pauh,
Kuranji, Bungus Teluk kabung, dan Koto Tangah.
2. Wilayah Potensi Industri Kecil dan Menengah (IKM). Potensi IKM di kota
Padang dikembangkan untuk menampung kegiatan ekonomi skala kecil dan
menengah. Sentra IKM yang ada di Kota Padang terpusat di Kecamatan Lubuk
Kilangan dan Lubuk Begalung
3. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami dengan resiko sangat tinggi
ditetapkan pada kawasan sepanjang pantai yang meliputi wilayah:
Sumber : sindonews.com
3. Pusat kota yang saat ini berada di Kecamatan Kuranji, berada di jalur akses
utama kegiatan industri sehingga banyak sekali ditemukan kendaraan besar
melalui jalan di kawasan pusat kota saat ini. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap pelayanan fasilitas tersebut mulai dari tingkat kemacetan, keamanan,
hingga jalan yang mudah rusak akibat dilalui kendaraan besar tersebut.
4.2.3 Solusi Permasalahan yang Ditimbulkan dari Kurangnya Perencanaan Tata Ruang
Kota Padang
1. Upaya Pemerintah