Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ialah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Yang mana Proses
Perencanaan yaitu dengan cara:
1) Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik
(public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.
2) Proses Teknokratik: menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang
secara fungsional bertugas untuk itu.
3) Partisipatif: dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ini guna agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan
pembangunan. Yang mana landasan Filosofisnya yaitu:
1. Cita-cita Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas,
bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur.
2. Tujuan Nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
3. Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.
4. Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembanagunan.
Adapun Asas Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diantaranya:
Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.
Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara : Asas kepastian hukum, Asas tertib penyelenggaraan negara, Asas kepentingan
umum, Asas keterbukaan, Asas proporsionalitas, Asas profesionalitas, dan Asas akuntabilitas.
3
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
4
AGENDA
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
5
PROSES PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
P E M B A N G U N A N D I T I N G K AT P U S AT
DAN DAERAH
Menurut Tarigan (2006:13-14) jenis-jenis perencanaan dapat dilihat dari berbagai sisi,
ada yang melihat dari perbedaan isinya, ada yang melihat dari visi sudut perencanaan, ada
yang melihat dari perbedaan luas pandangan atau bidang yang direncanakan, ada yang melihat
dari institusi yang terlibat, ada yang melihat dari sudut pengelolaan atau koordinasi antar
berbagai Lembaga, ada pula yang merupakan gabungan antara berbagai unsur yang telah
disebutkan. Yang mana jenis dan tipe perencanaan dapat berbeda diantara satu negara dengan
negara lain, juga bahkan diantara satu sector lain dalam satu negara. Hal ini berarti dalam
suatu negara ada nada kombinaasi dari berbagai jenis perencanaan tergantung kondisi
6
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
Tarigan mengutip tipe-tipe perencanaan yang dikemukakan oleh Glasson dalam bukunya An introduction to regional planning, dengan
tipe-tipe sebagai berikut:
1. Physical planning and economic planning
2. Allocative and innovative planning
3. Multi or single objective planning
4. Indicative or imperative planning
Selanjutnya menurut Tarigan (2006:14-18), di Indonesia juga dikenal jenis top-down and bottom up planning, vertical and horizon
planning, yang kemudian dirumuskan dalam Perencanaan fisik versus Perencanaan Ekonomi, Perencanaan Alokatif versus Perencanaan
Inovatif, Perecanaan bertujuan jamak versus Bertujuan Tunggal, Perencanaan bertujuan Jelas versus Bertujuan Laten, Top Down Versus
Bottom Up Planning, Vertical Versus Horizanontal Planning, dan Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung dan yang tidak
melibatkan masyarakat sama sekali.
7
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota, rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Rencana tata ruang wilayah adalah hasil
perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kota yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi dan yang berisi tujuan, kebijakan,
strategi penataan ruang wilayah kota, rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan
kawasan strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, serta ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.
Tujuan perencanaan Kawasan perkotaan adalah tujuan yang ditetapkan pemerintah daerah kota yang merupakan arahan
perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang kota pada aspek keruangan yang pada dasarnya mendukung
terwujudnya ruan wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan
ketahanan nasional.
Perencanaan kawasan perkotaan, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 dalah penyusunan
rencana pengelolaan kawasan perkotaan yang dapat mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah
guna pengembangan kawasan perkotaan yang lebih baik. Kriteria kawasan perkotaan memiliki karakteristik kegiatan utama
budidaya, bukan pertanian atau mata pencarian penduduknya, terutama dibidang industri, perdagangan, dan jasa, serta
memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan jasa didukung prasarana dan sarana, termasuk
pergantian moda transportasi dengan pelayanan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
8
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008, perencanaan Kawasan perkotaan mempertimbangkan
diantaranya:
Aspek ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, teknologi,dan pertahanan dan keamanan negara kesatuan
Republik Indonesia.
Pendekatan pengembangan wilayah terpadu.
Peran dan fungsi kawasan perkotaan
Keterkaitan antar kawasan perkotaan dan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan.
Keterpaduan antara lingkungan buatan dan daya dukung lingkungan alami.
Pemenuhan kebutuhan penduduk kawasan perkotaan.
9
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
Dalam perencanaan pembangunan daerah menurut UU No 32 Tahun 2004 tentang pembangunan daerah pasal 150 ayat 3 meliputi:
1) Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP) daerah untuk jangka waktu 20 tahun yang memuat visi, misi dan arah
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.
2) Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM) daerah untuk jangka waktu 5 tahun merupakan penjabaran dari visi, misi
dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM nasional. Yang
mana memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja perangkat
daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
3) Rencana kerja pembangunan daerah (RPJD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 tahun yang memuat
rancangan kerangka ekonomi daerah, perioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana
kerja pemerintah. RPJP daerah dan RPJM ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah.
10
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
11
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
H U B U N G A N P E M E R I N TA H ,
S WA S TA D A N M A S YA R A K AT
DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Dalam perencanaan pembangunan dilihat dari arah dan ukuran keberhasilan
pembangunan kini akan sangat ditentukan seberapa besar sinergi dengan dilakukan
oleh tiga pihak pelaku pembangunan.
Dalam hal tersebut, disektor swasta akan mendapatkan keuntungan dalam jangka
panjang dengan inklusifitas berimbang antara rantai produsen dan konsumen,
sektor publik akan mendapatkan keuntungan dengan tambahan sumber daya dan
nilai investasi serta keterjaminan partisipasi dan kepemilikan para pihak,
sedangkan masyarakat akan memperoleh manfaat dengan perolehan keterampilan,
pengetahuan dan teknologi baru.
Oleh itu, dalam kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta dan
masyarakat akan menjadi pendekatan terbaik untuk mencapai pertumbuhan inklusif
dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
12
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
Dalam program ini akan mendorong formulasi dan menfasilitasi terbangunnya kesepahaman, kesepakatan dan
dukungan bersama bagi rencana pembangunan dari pemerintah, swasta dan masyarakat sipil. Yang mana pada saat
bersamaan juga akan mendorong praktek-praktek pengelolaan yang diselenggarakan pada masing-masing sektor. Model
kemitraan pembangunan tersebut akan dikembangkan pada skala pengelolaan yang paling kecil, mulai dari skala desa
hingga tingkat kabupaten. Secara kongkret, program akan medorong terbangunnya dialog antara masing-masing pihak,
melalui riset dan kajian, seminar/lokakarya, forum dialog dan lainnya. Dalam implementasi model kerjasama di tingkat
lokal dan memfasilitasi terbangunnya kesepakatan-kesepakatan operasional multipihak dalam jangka panjang
13
MAINSTREAMING SDG’S DALAM
PEMBANGUNAN DI INDONESIA
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
14
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
15
PEMBANGUNAN L A N J U TA N …
PERENCANAAN
11. Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghenti-kan kehilangan keanekaragaman hayati.
16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua,
dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.
17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Secara umum target utama SDG’S adalah mengentaskan kemiskinan, tapi Indonesia akan menggunakan tiga indikator terkait
dengan dokumen SDGs yakni pembangunan manusia atau human development yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Lingkungan
dalam skala kecil atau social economic development dan lingkungan yang besar atau environmental development berupa ketersediaan
kualitas lingkungan dan sumber daya alam yang baik.
16
PEMBANGUNAN L A N J U TA N . .
PERENCANAAN
Dalam perencanaan pembangunan ini, terdapat kendala perencanaan dan penganggaran secara umum dan spesifik diantaranya dalam Kendala umum, yaitu:
a. Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga tidak tepat sasaran.
b. Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, proses penganggaran dan proses politik dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen
anggaran.
c. Kurangnya keterlibatan masyarakat warga (civil society).
d. Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian (safeguarding).
e. Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
f. Ketergantungan pada sumberdana dari donor dan lembaga internasional.
2) Permasalahan yang terkait dengan tidak sinerginya perencanaan pusat, perencanaan sektoral dan daerah.
Pembangunan nasional (makro) semata-mata agregasi (gabungan) atas pembangunan-pembangunan daerah/wilayah atau bahkan sekedar gabungan
pembangunan antar sektor semata.
Pembangunan nasional adalah hasil sinergi berbagai bentuk keterkaitan (linkages), baik keterkaitan spasial (spatial linkages atau regional linkages),
keterkaitan sektoral (sectoral linkages) dan keterkaitan institusional (institutional linkages).
3) Perubahan lingkungan strategis nasional dan internasional yang perlu diperhatikan antara lain:
Demokratisasi, Proses perencanaan pembangunan dituntut untuk disusun secara terbuka dan melibatkan semakin banyak unsur masyarakat
Otonomi Daerah, Perencanaan pembangunan dituntut untuk selalu sinkron dan sinergis antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten
Globalisasi, Perencanaan pembangunan dituntut untuk mampu mengantisipasi kepentingan nasional dalam kancah persaingan global
Perkembangan Teknologi, Perencanaan pembangunan dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat
18
D A F TA R P U S TA K A
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN
Kalalinggi, Rita dan Burhanudin. 2017. Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Dalam Perencanan Pembangunan Di
Kholik, Saeful. 2020. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi Daerah. Jurnal Hukum Mimbar Justitia. Vol 6(1), 56-70.
Siswidiyanto, Endah Setyowati dan Budhi Setianingsih. 2015. Efektivitas Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMRENDA). Jurnal
19
THANK YOU