Kabupaten Dairi dalam rangka pelaksanaan program dan pengendalian pembangunan kota
baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam jangka panjang maupun
menengah.
Sebagai suatu produk penataan ruang kota rencana detail penataan ruang kawasan
kota yang ‘baik’ harus operasional, oleh karenanya maksud dan tujuan perencanaan yang
ditetapkan harus realistis, demikian pula dengan langkah-langkah kegiatan yang ditetapkan
Mengenali secara nyata kendala yang dihadapi kota dalam proses pembangunan;
Secara umum terdapat dua pendekatan utama dalam proses penyusunan rencana,
yaitu : pendekatan normatif dan menyeluruh yang memiliki ciri perencanaan jangka
panjang, komprehensif/holistik, taat kepada norma dan standar dibanding kondisi nyata,
hal, tetapi bersifat strategis, mempertimbangkan eksternalitas, dan tidak bersifat final.
berlangsung terus menerus yang salah satunya adalah perencanaan strategis. Berikut
IV-1
Rencana yang lebih menekankan pada proses pengenalan dan penyelesaian
pembiayaan pembangunan.
perkiraan semula.
penanganan penataan ruang kota di masa yang akan datang diarahkan pada:
pembangunan fisik prasarana-sarana kota yang tidak hanya didasarkan pada upaya
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (basic need approach), tetapi juga didasarkan
pada upaya untuk pengembangan ekonomi kota (development approach). Azas penataan
1. Ekonomi Produktivitas;
3. Kompetensi ruang, baik antar kegiatan yang akan dialokasikan maupun antar
penduduk kota;
4. Permasalahan lingkungan;
5. Menyaring budaya luar yang masuk supaya dampak negatif yang mungkin
IV-2
6. Penciptaan kemandirian nasional dengan pelaksanaan program-program secara
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zoning Regulation Kawasan
kompleks yang banyak melibatkan aspek kehidupan mulai dari aspek ekonomi, politik,
sosial budaya, sampai dengan pengelolaan kawasan strategis. Semua aspek kehidupan
tersebut membentuk suatu rantai kehidupan yang saling terkait satu dengan yang lain. Oleh
karena itu dalam penyusunan rencana pembangunannya yang tertuang dalam Rencana Tata
Ruang perlu melihat semua aspek kehidupan tersebut melalui pendekatan menyeluruh dan
terpadu atau yang lebih dikenal dengan comprehensive planning approach. Pola pikir
sebagai upaya untuk memahami konteks persoalan secara utuh dan menyeluruh guna
perencanaan. Terdapat 7 (tujuh) hal pokok pemikiran sebagai landasan pola pikir, yaitu :
daya dukungnya dalam kurun waktu yang akan datang serta bagaimana
kehidupan yang buruk, atau sebaliknya ruang fisik yang tidak tertata dengan baik
akan mewujudkan kinerja aktifitas yang buruk pula. Kondisi ini bersifat kumulatif dan
IV-3
saling memberikan pengaruh negatif dan akan semakin menurunkan kualitas
infrastruktur, sistem pelayanan sosial ekonomi dapat ada dan tumbuh sesuai dengan
harapan.
perlu dilakukan untuk menghindari rencana tata ruang menjadi produk yang tidak
kepentingannya.
serta mengintegrasikan berbagai perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal lain,
upaya mengelola sumber daya dana, tenaga dan waktu juga menjadi faktor
positif maupun negatif. Pertumbuhan wilayah sekitar yang pesat dengan fungsi
IV-4
berbeda, serta pengaruh perkembangan transportasi regional harus dijadikan
mendukung.
terdapat dua unsur, yaitu zoning map dan zoning text/statement. Zoning map berisi tentang
pembagian blok peruntukan (zona) dengan ketentuan aturan untuk tiap blok peruntukan
dan mengggambarkan peta guna lahan dan lokasi tiap fungsi lahan dan kawasan.
guna lahan suatu kawasan, permitted and conditionan uses, minimum lot
requarements, standar pengembangan, dan administrasi pengembangan zoning. Adapun
materi-materi yang terkandung didalamnya adalah zona-zona dasar, sebagai berikut :
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila diperlukan dapat
dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel, rumah deret, rumah
tunggal, rumah taman, dan sebagainya); zona perumahan juga dapat dirinci
b) Zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa deret dan
perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam
lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan, dan sebagainya);
swasta;
d) Zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi sarana pelayanan umum
e) Zona industri, yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan logam dasar,
IV-5
f) Zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke dalam
zona sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 5 yang antara
lain meliputi zona untuk keperluan pertahanan dan keamanan, zona Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona
khusus lainnya;
g) Zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara lain
Pada penerapannya, apabila pada BWP hanya terdapat satu jenis subzona dari zona
tertentu, subzona tersebut dapat dijadikan zona tersendiri. Subzona juga dapat
dijadikan zona tersendiri apabila subzona tersebut memiliki luas yang signifikan atau
dapat dibagi lagi menjadi beberapa subzona. Zona / subzone / sub-sub zona
memiliki luas minimum 5 (lima) hektar di dalam BWP. Apabila luasnya kurang dari 5
(lima) hektar, zona/ subzona/ sub subzona dihilangkan dari klasifikasi zona dan
IV-6
Setiap Sub BWP terdiri atas blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik antara lain
seperti jalan, sungai, dan sebagainya. Pengilustrasian overlay peta yang didelineasi
berdasarkan fisik (BWP, Sub BWP, dan blok) hingga peta yang didelineasi
berdasarkan fungsi (zona dan subzona) dapat dilihat pada Gambar berikut :
• Merujuk pada rencana besaran KDB tercantum dalam RTRW Kab / RDTRK
IV-7
• Menghitung luas prasarana yang diperkeras
KDB 60 %
Gambar IV.2 Contoh Arahan Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
50 % KDB
150 % KDB
100 % KDB
IV-8
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam penetapan KDH minimum adalah:
untuk bangunan/rumah.
IV-9
RTH Privat = KDH minimum = 10%.
• Merujuk pada rencana besaran GSB tercantum dalam RTRW Kab / RDTRK,
mempertimbangkan :
setempat.
• Pada bangunan renggang bukan rumah jarak bebas samping kiri kanan maupun
belakang ditetapkan 4 meter pada lantai dan setiap penambahan lantai jarak
IV-10
Gambar IV.6 Contoh Arahan Ketentuan Massa Bangunan
parkir, bongkar muat, dimensi jaringan jalan, dan kelengkapan prasarana lain.
Bongkar Muat
IV-11
Prasarana Lain
kebutuhan, contoh: penyediaan kolam retensi, ruang terbuka publik dan lain-lain.
Aturan mengenai fasilitas tuna wisma, rumah jompo, dan fasilitas bagi
penyandang cacat.
Aturan mengenai tata informasi, asesoris bangunan, daya tampung rumah, dan
keindahan.
Silahisabungan Kabupaten Dairi yang berdasarkan pendekatan dan asumsi di atas maka
Teknis Survei
Untuk memenuhi kebutuhan data dan tuntutan analisis, maka dilakukan beberapa
teknik survei yaitu Survei Pendahuluan, Survei Penggunaan Lahan, Survei Intensitas
Bangunan, Survei Kependudukan, Survei Transportasi dan Survei Infrastruktur. Teknik survei
A. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan merupakan survei yang dimaksudkan untuk mendapatkan
IV-12
a) Orientasi dan pengenalan batas-batas fisik kawasan perencanaan (jalan, sungai,
d) Area atau koridor jalan yang sedang mengalami perkembangan fisik yang pesat
e) Lokasi objek-objek penting, seperti kantor pemerintah, pasar, land mark dsb.
dalam merumuskan blok kawasan untuk survei maupun indikasinya untuk perencanaan,
jenis penggunaan lahan dan metode analisis yang akan digunakan selanjutnya.
lahan dan pergeserannya dalam kurun waktu tertentu. Survei ini sangat penting
penggunaan lahan (dalam unit blok), dan selanjutnya menjadi dasar dalam proses
penyusunan rencana penggunaan lahan kawasan. Informasi yang semakin teliti dan ‘up
bangunan di kawasan perencanaan, serta melakukan pencatatan pada peta dasar yang
sudah disediakan. Untuk itu konsultan menurunkan tim survei yang dibagi menjadi
melakukan pengamatan pada blok kajian yang sudah ditentukan. Alat yang dibutuhkan
dalam survei ini adalah peta dasar dan alat tulis yang terdiri dari beberapa warna sesuai
Kegiatan penggunaan lahan, dimana Satuan Kegiatan tersebut akan menjadi kriteria
dalam menentukan jenis suatu kegiatan. Satuan Kegiatan selanjutnya akan dituangkan
dalam analisis tata guna lahan. Satuan Kegiatan yang digunakan diadopsi dari beberapa
IV-13
1. PERUMAHAN (RESIDENTIAL)
a) Perumahan Taman
b) Perumahan Renggang
c) Perumahan Deret
d) Perumahan Susun
IV-14
c) Fasilitas Kesehatan
Balai Pengobatan
Rumah Sakit/Bersalin
Puskesmas
Poliklinik
Apotik
Praktek Dokter
d) Fasilitas Peribadatan
Masjid
Langgar
Gereja
Pura/Kuil
e) Fasilitas Olahraga dan Budaya
Lapangan Olah Raga Besar (Sepakbola)
Lapangan Olah Raga Kecil
Gedung Olah Raga
Gedung Pesta/Jambur
f) Fasilitas Rekreasi
Bioskop
Hiburan lainnya
g) Fasilitas Transportasi
Terminal
Jembatan
Halte
Terminal Kecil
Pemberangkatan Angkutan Antar Kota
4. INDUSTRI
a) Industri Besar
b) Industri Menengah
c) Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga
d) Gudang
5. LAHAN TERBUKA NON PERTANIAN (NON-AGRICULTURAL USES OF OPEN
LAND)
a) Jalur Hijau Jalan dan Sungai
b) TPU/Pemakaman
c) Tanah Kosong
d) Waduk/Situ
6. INFRASTRUKTUR
a) Jaringan Kereta Api
b) Saluran drainase
c) Reservoar
d) TPS/Depo
7. PERTANIAN (AGRICULTURAL USES)
a) Sawah
b) Ladang dan Kebun
c) Peternakan
d) Perikanan
IV-15
Penentuan Satuan Kegiatan di atas sudah mengakomodasi karakteristik
Dengan demikian terdapat 7 (tujuh) jenis Satuan Kegiatan yang akan menjadi kriteria
penggunaan lahan, dimana masing-masing dibagi lagi menjadi beberapa Sub Satuan
Kegiatan yang kemudian hasil survei penggunaan lahan akan diperkuat oleh hasil
dokumentasi berupa foto udara dan foto/video lansekap pada beberapa titik strategis.
Lantai Bangunan (KLB) dan Sempadan Bangunan. Survei bangunan bermanfaat untuk
mengetahui tingkat kepadatan bangunan, KDB, KLB dan garis sempadan dalam kondisi
saat ini (existing). Penyebaran bangunan Ruko (Rumah Toko) juga merupakan informasi
D. Survei Transportasi
Survei transportasi diarahkan untuk mendapatkan informasi yaitu:
1. Dimensi dan kondisi jaringan pergerakan (sistem jaringan), yang meliputi sistem
jalan raya, jalan pedestrian, perparkiran dan jaringan kereta api, termasuk
umum.
jaringan pergerakan.
IV-16
Perlengkapan Survei
Untuk dapat menjalankan survei tersebut, maka tim Survei dilengkapi dengan
2. Formulir Isian
3. GPS (Global Positioning System) yang dipakai pada saat survei lapangan yang
5. Alat Tulis
Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan meliputi berbagai aspek kajian dan mencakup data sekunder
(instansi) dan data primer. Secara keseluruhan, kebutuhan data dalam Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zoning Regulation Kawasan Perkotaan Silalahi Kecamatan
IV-17
Tabel IV.1 Kebutuhan Data
Rentang Waktu
No Aspek/Bidang Jenis Data Jenis Data Instansi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Kebijakan RTRW Provinsi Sumatera Utara Sekunder BAPPEDA/ PU
Pembangunan RTRW Kabupaten Dairi Sekunder
RPJP Kabupaten Dairi Sekunder
RPJM Kabupaten Dairi Sekunder
Renstra / kebijakan sektoral Sekunder
2. Fisik Geografis Batas kecamatan Sekunder BAPPEDA/ PU/ BPS
Batas kelurahan/desa Sekunder
Topografi Sekunder
Klimatologi Sekunder
Hidrologi (pola aliran sungai) Sekunder
Hidrogeologi (air tanah dan permukaan) Sekunder
Jenis tanah Sekunder
Vegetasi Sekunder
Daerah rawan banjir Sekunder
Daerah rawan bencana gerakan tanah Sekunder
3. Penggunaan Citra satelit Sekunder BAPPEDA/ PU/ Survei
Lahan Peta penggunaan lahan Primer Lapangan
Peta persebaran bangunan Primer
Peta status lahan Sekunder
Foto dan video Primer
4. Kependudukan Jumlah dan kepadatan penduduk Sekunder BPS
Jumlah rumah tangga Sekunder
Penduduk menurut kelompok umur Sekunder
Penduduk menurut tingkat pendidikan Sekunder
Penduduk menurut mata pencaharian Sekunder
Penduduk menurut agama Sekunder
Penduduk menurut tingkat pendapatan Sekunder
Angka kelahiran dan kematian Sekunder
Tingkat harapan hidup Sekunder
Jumlah migrasi masuk/keluar Sekunder
5. Perekonomian Nilai PDRB Kab. Karo menurut lapangan usaha Sekunder
Komoditas pertanian (jenis dan tujuan pemasaran) Primer BPS
Komoditas pertambangan (jenis dan tuj pemasarn) Primer
Komoditas industri (jenis dan tujuan pemasaran) Primer
IV-18
Rentang Waktu
No Aspek/Bidang Jenis Data Jenis Data Instansi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Komoditas perdagangan (jenis dan tujuan pemsrn) Primer
Komoditas jasa (jenis dan pangsa pasar) Primer
6. Prasarana dan Fasilitas Peribadatan BAPPEDA/ PU/ Survei
Sarana Mesjid (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer Lapangan
Gereja (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Vihara (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Fasilitas Pendidikan
SD (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
SLTP (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
SLTA (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Perguruan tinggi (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Fasilitas Kesehatan
Puskesmas pembantu (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Puskesmas (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Klinik (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Rumah Sakit (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Fasilitas Perniagaan
Pasar (jumlah dan lokasi) Sekunder/Primer
Fasilitas Pemerintahan
Kantor pemerintah (jumlah dan lokasi) Primer
Kantor/pos polisi (jumlah dan lokasi) Primer
Kantor TNI (jumlah dan lokasi) Primer
Kantor lainnya (jumlah dan lokasi) Primer
Jaringan Energi
Jaringan listrik PLN Primer
Jaringan listrik non-PLN Primer
Jaringan pipa gas Primer
Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telkom Primer
Menara telekomunikasi Primer
Jaringan SDA
Bendung Primer
Saluran irigasi Primer
Jaringan Transportasi
Jalan menurut status pengelolaan Sekunder
Jalan menurut fungsi Sekunder
IV-19
Rentang Waktu
No Aspek/Bidang Jenis Data Jenis Data Instansi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jalan menurut kondisi Primer
Terminal angkutan umum Primer
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Primer
Jaringan Drainase
Saluran primer Primer
Saluran sekunder Primer
Saluran tersier Primer
Lokasi genangan air Primer
Jaringan Air Minum
Sistem/jaringan PDAM Sekunder
Sistem desa Primer
Sumber air baku Primer
Jaringan Sanitasi
Sistem/jaringan off-site Primer
Sistem/jaringan on-site Primer
Jaringan Persampahan
TPA Primer
TPS Primer
Truk/gerobak sampah Primer
7. Pembiayaan APBD Kabupaten Sekunder BAPPEDA/ PU/ BPS/
DAU Sekunder Dispenda
DAK Sekunder
APBD Provinsi Sekunder
APBN Sekunder
Pinjaman luar negeri Sekunder
Sumber pendanaan lainnya Sekunder
8. Kelembagaan Struktur organisasi pemerintah Sekunder BAPPEDA/ PU/ BPS/ Dinas
Prosedur pemberian ijin lokasi Sekunder Perijinan
Prosedur pemberian ijin mendirikan bangunan Sekunder
Prosedur pemberian ijin lainnya Sekunder
IV-20
Kompilasi dan Penyajian Data
Setelah pengumpulan data, dilakukan kompilasi data dengan menyusun data secara
sistematis agar dapat digunakan sebagai input dalam proses analisis. Data disusun menurut
aspek kajian, tahun terbit dan bentuknya. Beberapa data dilakukan proses seleksi dan
agregasi untuk menyesuaikan tabulasi data yang dibutuhkan. Berikut merupkan penyajian
Tabel
Diagram
Peta
perencanaan tata ruang bergantung pada aspek analisis, hirarki perencanaan dan isu yang
dihadapi. Dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zoning Regulation
analisis juga disesuaikan dengan hal tersebut, yang dijelaskan berikut ini.
Analisis Peran dan Fungsi Wilayah Dalam Konstelasi Perwilayahan
Analisis peran dan fungsi wilayah dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
a. Identifikasi arah kebijakan fungsional dari wilayah yang lebih luas terhadap
wilayah perencanaan
sistem transportasi, sistem pertukaran barang dan jasa, dan sistem jaringan
fisik wilayah perencanaan untuk dikembangkan untuk suatu peruntukan dan daya dukung
IV-21
alamnya maupun batasan dan kendala pengembangannya maupun kerawanan bencana
yang dikandungnya.
Secara garis besar, analisis fisik dan lingkungan pada dasarnya dilakukan dalam tiga
tahap sebelum menjadi masukan dalam penyusunan rencana tata ruang kawasan, yaitu :
analisis daya dukung lahan (kemampuan lahan), analisis kesesuaian lahan dan analisis
evaluasi penggunaan lahan. Analisis fisik dan lingkungan biasanya menggunakan data-data
tingkat kemampuan lahan untuk dikembangkan sebagai perkotaan, sebagai acuan bagi
arahan-arahan kesesuaian lahan pada tahap analisis berikutnya. Sasaran yang ingin
dengan menggunakan metoda super imposed secara peta, dan penjumlahan nilai
satuan lahan yang terbobot pada lokasi yang sama pada peta-peta tersebut. Dari hasil
analisis daya dukung lahan ini dapat dirumuskan pembagian kawasan perencanaan
(zonasi), yaitu :
IV-22
pertanian. Salah satu syarat utama bagi kawasan ini adalah yang memiliki
dengan kawasan lindung, kawasan ini disebut juga sebagai kawasan penyangga,
3. Kawasan Limitasi
Kawasan yang sama sekali tidak dapat dikembangkan. Kawasan ini umunya
non hutan.
bencana, kemiringan lahan dan kepekaaan erosi, kriteria yang dipergunakan sama
dengan kriteria penetapan kawasan lindung yang mengacu pada Keputusan Menteri
buatan yang ketentuan teknis penggunaan lahannya mengacu pada Permen PU No.
B. Kesesuaian Lahan
Pada dasarnya analisis kesesuaian lahan dilakukan untuk mengetahui arahan-
1. Arahan Tata Ruang Pertanian, yang dapat memanfaatkan hasil kajian atau
perbandingan daerah yang bisa tertutup oleh bangunan bersifat kedap air
IV-23
Keluaran berupa :
pengembangannya.
3) Dalam penentuan arahan peruntukan lahan ini, mengarahkan pada kondisi ideal
lainnya;
pembatas pengembangannya.
IV-24
Identifikasi pola penggunaan lahan saat ini (existing), yang bertujuan untuk
D. Bencana Alam
Analisis rawan bencana alam bertujuan daerah-daerah rawan bencana alam dan
mempunyai kecenderungan untuk terkena bencana alam termasuk bahaya ikutan dari
bencana tersebut. Yang termasuk rawan bencana alam, meliputi: banjir, longsor,
gerakan tanah, gempa bumi dan angin puting beliung. Masukan yang diperlukan
kemampuan drainase dan kestablian lereng, serta penggunaan lahan saat ini. Dari hasil
dapat diperoleh sebagai masukan data dalam analisis kelayakan fisik kawasan ini, dan
arahan kesesuaian peruntukan lahan, ataupun dalam rekomendasi, karena daerah yang
sudah disarankan peruntukannya dari studi terdahulu bila dalam analisis kelayakan fisik
tetapi arahan dari studi terdahulu sudah ada dan bukan untuk perkotaan, dapat
dilakukan penyesuaian yang tentunya telah melalui pertimbangan dari berbagai sektor,
IV-25
yang kemudian diakomodasikan dalam hasil studi ini sebagai optimasi terakhir dalam
diketahui, terutama kebijakan penggunaan lahan. Hal ini diperlukan dalam penentuan
rekomendasi kesesuaian lahan dengan kebijakan yang ada dan sudah berjalan.
Analisis Kependudukan
A. Tingkat Perkembangan Penduduk
Analisis penduduk ditujukan sebagai subjek pembangunan dalam mengukur
hunian yang layak huni, kebutuhan pelayanan fasilitas lingkungan, dan klasifikasi
terkait dengan potensi dan kualitas penduduk, mobilisasi, tingkat pelayanan dan
perkotaan;
wilayah perkotaan;
IV-26
1. Mengidentifikasi kecenderungan pertumbuhan penduduk
Menyajikan data penduduk dalam kurung waktu 10 tahun atau minimal 5 tahun
data yang tersedia dalam bentuk grafik, Penyajian data tersebut manjadi dasar
perkotaan dalam kurung waktu data yang tersedia. Sehingga dapat di tarik
Dengan menghitung proyeksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang akan
diketahui:
direncanakan.
Beberapa model yang dapat dipergunakan (option) sebagai alat bantu dalam
U = Selisih antara data tahun yang ada dengan data tahun yang diselidiki.
a, b = Konstanta.
IV-27
Nilai a dan b dapat dicari dengan metode selisih kuadrat minimum, yaitu :
P X2 - X XP
a =
N X2 - ( X )2
N XP - X P
b =
N X2 - ( X )2
Keterangan :
sampai sekarang.
Dari ketiga teknik analisis tersebut ditentukan salah satu alat analisis dengan
sebagainya. Analisis ini akan dilakukan dengan teknik tabulasi. Unit analisis yang
menyusun data jumlah dan kepadatan penduduk dalam tabel. Hasil tabulasi tersebut
selanjutnya akan disajikan dengan grafik dan peta sehingga lebih memudahkan dalam
pengambilan kesimpulan.
penduduk setiap desa yang juga dipengaruhi oleh kecenderungan penduduk memilih
tempat tinggal. Data tersebut dapat diperoleh melalui kuesioner terhadap penduduk
IV-28
untuk memperkirakan mobilitas penduduk (perpindahan tempat tinggal) sangat
Dalam proses Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zoning
data melalui kuesioner dan menarik kesimpulan mengenai sifat dan arah migrasi.
penduduk yang tinggi pula. Perhitungan mengenai distribusi dan kepadatan penduduk
( )
Distribusi Penduduk =
( )
Untuk mengklasifikaskan tingkat kepadatan penduduk dibagi atas 4 tingkatan yaitu :
D. Struktur Kependudukan
Analisis struktur penduduk bertujuan memahami karakteristik sosial penduduk
menurut aspek pekerjaan, umur, pendidikan, agama dan suku. Hasil analisis ini
berkaitan erat dengan aspek kajian tersebut. Analisis ini dapat dilakukan dengan teknik
IV-29
E. Proyeksi dan Daya Tampung Penduduk
Analisis daya tampung penduduk ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan
persebaran penduduk pada wilayah perencanaan. Selain itu analisis ini juga diperlukan
untuk mengetahui padat atau tidaknya penduduk pada suatu wilayah atau kawasan
berarti jumlah penduduk yang dapat bertempat tinggal pada bagian yang dapat
disediakan, baik persebaran dan jumlah, pada kawasan perencanaan. Metode analisis
meliputi identifikasi persebaran etnis dan kegiatan budaya yang umumnya dilakukan
masyarakat. Karena itu data yang digunakan meliputi data jumlah penduduk menurut
etnis.
dan sarana. Metode analisis yang digunakan adalah identifikasi keterlibatan masyarakat
dan persepsi masyarakat dalam pembangunan. Data yang digunakan adalah hasil
IV-30
Analisis Ekonomi
Analisis ini terhambat oleh kendala minimnya data statistik yang tersedia untuk
tingkat kecamatan. Karena itu analisis akan dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :
A. Estimasi PDB Kawasan
Perhitungan PDB Kawasan Perkotaan Silahisabungan Kabupaten Dairi dilakukan
mengalikan nilai PDB per kapita Kawasan Perkotaan Silahisabungan Kabupaten Dairi
itu, data pendapatan per kapita sendiri diperoleh dari data statistik Kawasan Perkotaan
Metode ini memang belum memberikan nilai yang akurat sebagai konsekuensi
hasil dari analisis ini dapat menjadi perbandingan tentang potensi ekonomi kawasan
ekonomi kawasan. Konsep basis ekonomi adalah memandang bahwa seluruh kegiatan
ekonomi kawasan terdiri dari kegiatan basis dan non-basis. Kegiatan basis merupakan
ikutan. Dampak kegiatan basis terhadap non-basis dapat dihitung dengan persamaan
jumlah tenaga kerja per sektor di kawasan perencanaan dan wilayah yang
IV-31
dilakukan dengan menggunakan tabel shift-share, yang menghasilkan informasi
baik secara total maupun secara per sektor. Analisis dilakukan dengan
komoditas (commodity flow analysis) yang bertujuan untuk mengidentifikasi asal dan
tujuan komoditas serta kuantitasnya masing-masing. Dalam hal ini asal dan tujuan
perencanaan
pengacu adalah SNI 03-1733-1989 dan Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya) dan
di setiap kelurahan.
1. Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan
2. Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau
IV-32
3. Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu
A. Fasilitas Pendidikan
Analisis fasilitas pendidikan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
fasilitas pendidikan adalah berupa TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Analisis
B. Fasilitas Kesehatan
Analisis fasilitas kesehatan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
yang dimaksud adalah berupa Posyandu, Balai Pengobatan, Praktek Dokter, Apotik,
BKIA, PUSTU, Puskesmas dan Rumah Sakit. Analisis dilakukan dengan cara :
C. Fasilitas Peribadatan
Analisis fasilitas peribadatan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
peribadatan yang dimaksud adalah Mesjid, Langgar, Gereja, Vihara, Kelenteng dan
IV-33
Mengadopsi arahan pengembangan fasilitas peribadatan yang dirumuskan
D. Fasilitas Perekonomian
Analisis fasilitas pendidikan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
fasilitas perdagangan yang dimaksud adalah berupa warung, pertokoan, pasar dan
E. Fasilitas Pemerintahan
Analisis fasilitas pemerintahan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pemerintahan yang termasuk adalah Kantor Lurah, Kantor Camat, Kantor Pos, Kantor
Militer, Kantor Polisi, kantor Pemadam kebakaran, dan Gedung serbaguna. Analisis
IV-34
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Jumlah Penduduk
Luas Minimum
No. Fasilitas Pendukung
(M²)
(orang)
A. RTH/RUANG TERBUKA
1 Tempat Bermain Lingkungan 250 250
2 Lap. OR/Tempat Bermain/Taman 3000 150
3 Lapangan OR 30000 8400
4 Gedung OR 30000 1000
5 Kolam Renang 30000 4000
6 Lapangan OR 120000 10000
7 Taman dan Tempat Bermain 120000 10000
8 Gedung OR 120000 10000
9 Stadion Mini 480000 50000
10 Taman dan Tempat Rekreasi 480000 30000
11 Gedung OR Seni 480000 3000
12 Kompleks OR 1500000 70000
Taman Kota, Tempat Rekreasi, Hutan
13
Kota 1500000 50000
B. PENDIDIKAN
1 Taman Kanak-kanak 750 500
2 Sekolah Dasar 1500 3000
3 SLTP 15000 4000
4 SLTA 30000 4800
5 Perpustkaan 30000 500
6 Akademi 480000 5000
7 Perpustakaan 480000 1000
8 Museum 480000 3000
9 Perguruan Tinggi 1500000 20000
10 Perpustakaan 1500000 2000
C Kesehatan
1 Pos Kesehatan 3000 200
2 Puskesmas 30000 500
3 Rumah Sakit 30000 3000
4 Apotik 30000 400
5 Laboratorium Kesehatan 30000 300
Puskesmas Kecamatan/Balai
6
Pengobatan 200000 2400
7 Rumah Sakit Pembantu Tipe C 480000 10000
8 Rumah Sakit Wilayah Tipe B 1500000 45000
IV-35
Jumlah Penduduk
Luas Minimum
No. Fasilitas Pendukung
(M²)
(orang)
9 Rumah Sakit Gawat Darurat 1500000 30000
D Ibadah
1 Musholla 3000 300
2 Mesjid Tk. Kelurahan 30000 2000
3 Tempat Ibadah Lainnya 60000 2000
4 Mesjid Kecamatan 200000 5000
5 Tempat Ibadah Lainnya 200000 2000
6 Mesjid Tk Sub Wilayah 480000 12000
7 Mesjid Wilayah 1500000 20000
8 Tempat Ibadah Lainnya 1500000 5000
E Fasilitas Sosial
1 Balai Warga 3000 300
2 Gedung Serbaguna 30000 500
3 Balai Rakyat/gedung serba guna 120000 2000
4 Gedung Jumpa Bakti/Serbaguna 480000 10000
5 Gedung Pertemuan Umum 1500000 5000
6 Gedung Seni Tradisional 5000
7 Balai Warga 3000 300
8 Gedung Serbaguna 30000 500
9 Balai Rakyat/gedung serba guna 120000 2000
F Hiburan
1 Bioskop 30000 2000
2 Bioskop atau Theater 480000 3000
3 Gedung Hiburan/Rekreasi 1500000 6000
4 Bioskop 1500000 4000
5 Gedung Kesenian 1500000 10000
G Pemerintahan
1 Pos Kemanan
2 Kantor Kelurahan 30000 1000
3 Kantor Pelayanan Umum 30000 750
4 Pos Tramtib 30000 300
5 Pemadam Kebakaran 30000 300
6 Kantor Pos 30000 300
7 Kantor Kecamatan 200000 3750
8 Kantor Pelayanan Umum 200000 4200
9 KORAMIL/KOSEKTA 200000 2000
10 KUA/BP-4/Balai Nikah 200000 670
11 Pemadam Kebakaran 200000 1250
12 Kantor Pos/Telkom 200000 2500
13 Kantor Pemerintahan 1500000 25000
14 Kantor Pos Wilayah 1500000 6000
IV-36
Jumlah Penduduk
Luas Minimum
No. Fasilitas Pendukung
(M²)
(orang)
15 Kantor KOWILKO 1500000 4000
16 Kantor KODIM 1500000 3500
17 Kantor Telepon Wilayah 1500000 7500
18 Kantor PLN Wilayah 1500000 5000
19 Kantor PDAM 1500000 5000
20 Kantor Pengadilan Agama 1500000 3000
21 Kantor Marwil Kebakaran 1500000 3000
H Komersial
1 Warung 250 100
2 Tempat Perbelanjaan 6000 3000
3 Pasar Lingkungan 30000 10000
4 Pasar/pertokoan 60000 10000
5 Pusat Perbelanjaan/Pasar 480000 36000
Pusat Perbelanjaan Utama, Pasar,
6
Pertokoan 1500000 85000
7 Serba Ada (dept. Store), Bank-bank,
8 Perusahaan Swasta dan jasa lainnya.
I Fasilitas Sosial Lain
1 Panti Sosial 60000 500
2 Panti Latihan Kerja 200000 1000
J Fasilitas Lain
1 Gardu Listrik 3000 400
2 Telepon Umum 3000 400
3 Sampah 3000 400
4 Pangkalan/Parkir Umum A 6000 400
5 Pangkalan/Parkir Umum B 60000 2000
6 Depo Kebersihan 200000 200
7 Gardu Listrik 200000 500
8 Terminal Transit 480000 8000
9 Parkir Umum C 480000 13500
perkembangan kota. Secara konseptual, sistem transportasi meliputi empat sub sistem
yang saling berkaitan, yaitu sistem pergerakan, sistem jaringan, sistem kegiatan dan
sistem kelembagaan. Dalam analisis ini, fokus pada sistem pergerakan dan sistem
IV-37
jaringan, mengingat kedua sub sistem lainnya sudah tercakup dalam analisis tata guna
dan kualitas sumber air baku untuk dapat melayani kawasan sampai akhir tahun
perencanaan. Mengingat kawasan perencanaan selama ini dilayani oleh PDAM, maka
perencanaan. Analisis ketersediaan air baku dilakukan dengan langkah sebagai berikut
Estimasi kebutuhan air minum penduduk pada akhir tahun perencanaan dengan
menggunakan standar kebutuhan, yaitu 60-220 liter / orang / hari dan standar
mendatang.
listrik dan kebutuhan daya sampai akhir tahun perencanaan. Analisis jaringan listrik
IV-38
D. Prasarana Telekomunikasi
Analisis jaringan telekomunikasi bertujuan untuk mengidentifikasi cakupan
penduduk, kegiatan komersial 1 SST per 150 penduduk, dan telepon umum 1
telepon.
pelayanan air limbah, sarana air limbah yang digunakan masyarakat dan kebutuhan
pelayanan jaringan sampai akhir tahun perencanaan. Analisis jaringan air limbah
mendatang.
F. Jaringan Drainase
Analisis jaringan drainase bertujuan untuk mengidentifikasi potensi genangan
air, kondisi dan permasalahan jaringan saat ini dan kebutuhan jaringan di masa
IV-39
Identifikasi lokasi genangan air
G. Pelayanan Persampahan
Analisis jaringan persampahan bertujuan untuk mengidentifikasi volume
sampah selama ini serta kebutuhan pelayanan sampah di masa mendatang. Analisis
Analisis struktur kawasan didasarkan pemikiran bahwa suatu kota terdiri dari
Model Konsentris
Model ini menyatakan bahwa struktur kota terdiri dari 5 buah zona konsentris,
yaitu Central Business District (CBD), zona transisi, zona permukiman buruh,
zona permukiman permanen dan zona komuter. Kelima zona tersebut juga
IV-40
zona konsentris juga menggambarkan tingkat kepadatan dan pola migrasi
tempat tinggal.
Model Sektoral
Model ini menyatakan bahwa struktur kota terdiri dari CBD di pusat kota, yang
dari kota, seperti industri, perdagangan dan jasa, permukiman dan sebagainya.
Sub Pusat
Lingkungan
- SD
- Lap Olah Raga
- Toko/Pasar
Pusat Utama
Lingkungan
Model ini menyatakan bahwa struktur kota dibentuk oleh beberapa pusat CBD
yang dapat berlokasi di berbagai tempat di dalam suatu kota. Setiap pusat
sebagainya. Dengan demikian model ini kontras dari model konsentris yang
menyatakan bahwa suatu kota terdiri dari satu pusat yang terletak pada pusat
geometris kota.
Dalam analisis struktur kota, ketiga model di atas dapat digunakan secara
simultan karena setiap model dapat bersesuaian dengan satu aspek dari kota.
IV-41
Dalam kaitan dengan kawasan perencanaan Kawasan Pekotaan Silahisabungan
pusat kegiatan yang berperan sebagai nodal. Secara existing pusat kegiatan
yang meliputi pusat primer, pusat sekunder, pusat tersier (lingkungan) dsb, dan
pusat kegiatan
kawasan dan mendapatkan arahan bagi penentuan fungsi blok kawasan. Analisis
administrasi, dan batasan rencana fisik yang akan dibangun. Untuk batas
kesamaan luas setiap blok. Bila penentuan blok lebih mempertimbangkan ciri
IV-42
spasial kawasan, maka penentuan sub blok lebih mempertimbangkan
primer (survei penggunaan lahan) pada peta blok kawasan. Pada dasarnya
a. Kawasan Permukiman
depan ini didasarkan pada hasil analisis kebutuhan penduduk, baik untuk permukiman
maupun kegiatan-kegiatan kota serta prasarana permukiman dan fasilitas sosial ekonomi.
IV-43
4. Mengidentifikasi struktur organisasi pemerintah kota, menganalisis kewenangan
5. Mengidentifikasi mekanisme dan tata kerja pemberian ijin lokasi, advis peruntukan
7. Mengidentifikasi ijin-ijin yang telah dikeluarkan oleh instansi terkait pada wilayah
perencanan, terutama pada area yang menjadi lokasi issu penanganan dalam skala
RDTR.
dengan cara
IV-44