Anda di halaman 1dari 9

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang
selanjutnya disebut RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM
Nasional I Tahun 20052009, RPJM Nasional II Tahun 20102014,
RPJM Nasional III Tahun 20152019, dan RPJM Nasional IV Tahun
20202024. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025).
Definisi Perencanaan (menurut Beberapa Ahli):

C. Brobowski (1964): Perencanaan adalah suatu himpunan


dari keputusan akhir, keputusan awal dan proyeksi ke depan yang
konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan
utamanya adalah untuk mempengaruhi seluruh perekonomian di
suatu negara.

Waterston (1965): Perencanaan adalah usaha sadar,


terorganisasi dan terus menerus guna memilih alternatif yang
terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu

Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang


kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk
menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk
mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

M.T. Todaro (2000): Perencanaan Ekonomi adalah upaya


pemerintah secara sengaja untuk mengkoordinir pengambilan
keputusan ekonomi dalam jangka panjang serta mempengaruhi,
mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju
pertumbuhan berbagai variabel ekonomi yang utama untuk
mencapai tujuan pembangunan yang telah ditentukan sebelumnya

Jhingan : Perencanaan adalah teknik/cara untuk mencapai


tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan denan baik oleh
Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai
sasaran sosial, politik atau lainnya.
Elemen Perencanaan yaitu:

1.

Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang,


implikasi: perencanaan sangat berkaitan dengan: proyeksi/prediksi,
penjadwalan kegiatan, monitoring dan evaluasi.
Merencanakan berarti memilih: memilih berbagai alternatif
tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik, dan memilih
cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan
tersebut
Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan SDA, SDM,
Modal : Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan
pengalokasian sumber daya sebaik mungkin, dan Konsekuensi:
pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai
ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat penting.
Perencanaaan bukan merupakan aktivitas individual, orientasi masa
kini, rutinitas, trial and error, utopis dan terbatas pada pembuatan
rencana. Tapi merupakan bersifat public, berorientasi masa depan,
strategis,
deliberate,
dan
terhubung
pada
tindakan.
Perencanaandiperlukan karena alasan:
Adanya kegagalan pasar . Perencanaan muncul disebabkan
oleh ketidakmampuan mekanisme harga dalam meningkatkan
pertumbuhan, efisiensi dan keadilan. Semakin sulit atau semakin
banyak masalah yang menghambat pembangunan, semakin
diperlukan adanya kebijakan yang mengarah pada intervensi
pemerintah, dan semakin besar kebutuhan akan perencanaan.
Isu mobilisasi dan alokasi sumber daya. Dengan keterbatasan
sumber daya, maka SD (tenaga kerja, SDA, kapital) sebaiknya tidak
digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif atau bersifat coba-

2.

3.

1.

2.

3.

4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

coba. Proyek/investasi harus ditentukan secara cermat, dikaitkan


dengan tujuan perencanaan secara keseluruhan.
Dampak psikologis dan dampak terhadap sikap/pendirian.
Pernyataan tentang tujuan pembangunan ekonomi dan sosial
seringkali mempunyai dampak psikologis dan penerimaan yang
berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok
masyarakat yang lain. Dengan memperoleh dukungan dari berbagai
kelompok masyarakat, dari kelompok/kelas/ sukubangsa/agama
yang berbeda, diharapkan tujuan pembangunan lebih mudah
tercapai
Bantuan luar negeri. Bantuan dari negara donor akan
berpeluang lebih besar, jika disertai dengan rencana kegiatan yang
rasional, dan dapat meyakinkan bahwa dana yang diterima akan
digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat. Ada beberapa
persyaratan yang diajukan oleh negara donor yang berkaitan
dengan isu-isu global
Fungsi/Manfaat Perencanaan yaitu sebagai penuntun arah,
minimalisasi Ketidakpastian, minimalisasi inefisiensi sumber daya,
dan penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas. Adapun
syarat
perencanaan
harus
memiliki,
mengetahui,
dan
memperhitungkan:
Tujuan akhir yang dikehendaki.
Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang
mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Masalah-masalah yang dihadapi.
Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta
pengalokasiannya.
kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya.
Sifat Perencanaan, yaitu:

Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan


dapat bersifat nasional, sektoral dan spasial.
Dari bentuknya perencanaan dapat berupa perencanaan
agregatif atau komprehensif dan parsial.
Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada perencanaan tingkat
pusat dan tingkat daerah.
Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka
panjang, menengah, atau jangka pendek.
Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat bersifat dari
atas ke bawah (top down), dari bawah ke atas (bottom up), atau
kedua-duanya.
Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke depannya,
perencanaan dapat indikatif atau preskriptif.
Berdasarkan sistem politiknya, perencanaan dapat bersifat
alokatif, inovatif dan radikal.
3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas
produk perencanaan:
Pertama, tuntutan untuk semakin melibatkan partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan adanya
keterbukaan dalam proses pengelolaan pembangunan.
Kedua, perencanaan tahunan dan perencanaan jangka
menengah perlu terintegrasi dalam perencanaan jangka panjang.
Pentingnya perspektif jangka panjang juga ditekankan dengan
perlunya menampung kecenderungan global jangka panjang dalam
perencanaan jangka menengah. Pentingnya kecenderungan jangka
panjang di dunia, khususnya perkembangan ekonomi dan teknologi,
perlu
dikaji
implikasinya
terhadap
pencapaian
sasaran
pembangunan jangka menengah.
Ketiga, perlunya memperhatikan kualitas data dan informasi
yang akurat dan terkini sebagai basis pengambilan keputusan dan
penyusunan dokumen perencanaan.
Permasalahan (Spesifik ) dalam perencanaan dan penganggaran,
adalah:

1.
Permasalahan yang terkait dengan struktur program dan
kegiatan perencanaan dan penganggaran antara lain adalah:
Pelaksanaan (operasional) perencanaan yang diwujudkan
dalam bentuk program, cenderung disusun dengan pendekatan
input based.
Program
digunakan
oleh
beberapa
Kementerian
Negara/Lembaga.
Program memiliki tingkatan kinerja yang terlalu luas.
Program memiliki tingkatan yang sama atau lebih rendah
dibandingkan kegiatan. Masih ditemui adanya beberapa
keluaran yang tidak berkaitan dengan pencapaian kinerja.
2.
Permasalahan yang terkait dengan tidak sinerginya
perencanaan pusat, perencanaan sektoral dan daerah.
Pembangunan nasional (makro) semata-mata agregasi
(gabungan) atas pembangunan-pembangunan daerah/wilayah atau
bahkan sekedar gabungan pembangunan antar sektor semata.
Pembangunan nasional adalah hasil sinergi berbagai bentuk
keterkaitan (linkages), baik keterkaitan spasial (spatial linkages atau
regional linkages), keterkaitan sektoral (sectoral linkages) dan
keterkaitan institusional (institutional linkages).
3. Perubahan lingkungan strategis nasional dan internasional
yang perlu diperhatikan antara lain:
Demokratisasi, Proses perencanaan pembangunan dituntut
untuk disusun secara terbuka dan melibatkan semakin banyak
unsur masyarakat
Otonomi Daerah, Perencanaan pembangunan dituntut untuk
selalu sinkron dan sinergis antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten
Globalisasi, Perencanaan pembangunan dituntut untuk
mampu mengantisipasi kepentingan nasional dalam kancah
persaingan global
Perkembangan Teknologi, Perencanaan pembangunan
dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang
cepat
Tantangan Perencanaan Pembangunan:

Menghadapi dinamika perubahan serta kompleksitas


permasalahan pembangunan nasional tersebut di atas, maka SPPN
dituntut untuk mampu:

Mengalokasikan
sumberdaya
pembangunan
kedalam
kegiatan-kegiatan melalui kelembagaan-kelembagaan dalam
konteks untuk mencapai masa depan yang diinginkan;

Fleksible dengan horizon perencanaan yang ditetapkan,


sehingga tidak terlalu kaku dengan penerapan konsep
pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang;

Memperluas
dan
mendiseminasikan
kemampuan
perencanaan ke seluruh lapisan masyarakat.
Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak
semua rencana merupakan perencanaan pembangunan Terkait
dengan kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan
sebagai pendorong pembangunan (agent of development), ini
terkait dengan definisi perencanaan yang merupakan upaya institusi
public untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus
dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan
didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah
tersebut.
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat
usaha pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri
dimaksud antara lain:

(1) Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai


perkembangan ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan
terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
(2) Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat
(3) Berisi upaya melakukan struktur perekonomial
(4) Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.

(5) Adanya pemerataan pembangunan.


Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunaan akan menemui
hambatan baik dari sisi pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek
pembangunan maupun dari sisi luar semua itu. Lebih rinci alasan
diperlukannya perencanaan dalam proses pembangunan sebagai
berikut:
(1) Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan
perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat.
(2) Perencanaan merupakan tahap yang penting apabila dilihat dari
dampak pembangunan yang akan muncul setelah proses
pembangunan selesai.
(3) Proses pembangunan yang dilakukan tentu saja memiliki
keterbatasan waktu pelaksanaan, biaya serta ruang lingkup
pelaksanaannya.
(4_Perencanaan juga dapat berperan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelaksanaan pembangunan sehingga proses
pembangunan yang dilakukan dapat dimonitor oleh pihak-pihak
terkait tanpa terkecuali masyarakat.
Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah
melewati separo jalan, karena sisanya hanyalah tinggal
melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam pelaksanaannya
konsisten, pengendalian yang efektif, dan faktor-faktor pengganggu
sedikit atau tidak memberi pembiasan pelaksanaan pembangunan,
maka pembangunan dapat dikatakan tinggal menanti waktu untuk
mencapai tujuan. Negara besar sekalipun tetap menghadapi
berbagai masalah pembangunan yang bertahap harus diselesaikan.
Ada berbagai alasan sebagai pendorong untuk melakukan
perencanaan seperti menonjolnya kemiskinan, adanya perbedaan
kepentingan, keterbatasan sumber daya, sistem ekonomi pasar dan
adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan
pembangunan menjadi prioritas utama.
dalam pembanguna itu sendiri.

Tujuan perencanaan pembangunan nasional menurut UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004, antara lain:
1.
Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
2.
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antar-daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah
3.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Mengoptimalkan
partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan
sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan

1.

2.

3.
4.

Lebih lanjut proses perencanaan menurut UU Nomor 25 Tahun


2009, yakni:
Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala
Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses (publik
choice theory of planning) Khususnya penjabaran Visi dan Misi
dalam RPJM
Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh
perencana profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang
secara fungsional melakukan perencanaan khususnya dalam
pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana
Proses partisipatif: perencanaan yang melibatkan masyarakat
(stakeholders) antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang
Proses Bottom-Up dan Top-Down: Perencanaan yang aliran
prosesnya dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam
hierarki pemerintahan.

Referensi:

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN),


paparan Direktorat Otonomi Daerah, Kedeputian Pengembangan
Regional dan Otonomi Daerah Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas, disampaikan pada : Bimbingan
Teknis Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
2011, Hotel Dana Dariza-Cipanas, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa
Barat 9-10 Februari 2011

Anda mungkin juga menyukai