Anda di halaman 1dari 98

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH

F a k u l t a s Ilmu Sosial danIlmu Politik

Wesley L. Hutasoit
KONTRAK BELAJAR

 Keterlambatan 15 Menit setelah matakuliah dimulai.


 Absensi maksimal 4X ketidakhadiran (kecuali ada keterangan surat
izin)
 Persentase penilaian

Etika Ruang Kelas : 10 %


Kuis : 20 %
Tugas : 20 %
Kehadiran : 10 %
UAS : 40 %
 Bersama menjaga ketertiban ruang kelas.
 Tidak berdiskusi dan tidak menggunakan alat komunikasi dalam ruang
kuliah.
Wedgewood-Oppenheim : perencanaan dapat dilihat
PENGERTIAN PERENCANAAN

sebagai suatu proses dimana tujuan-tujuan, bukti-bukti faktual dan asumsi-asumsi diterjemahkan
sebagai suatu proses argumen logis ke dalam penerapan kebijaksanaan yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan-tujuan.

Ginanjar Kartasasmita : Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi management adalah proses
pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan, untuk mencapai tujuan yang di kehendaki
(1997:48).

John Burch dan Gary Grudnitski :Perancangan adalah penggambaran, perencanaan, dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah dari satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi.

Diana Conyers dan Peter Hills


Perencanaan adalah suatu proses yang terus-menerus yang melibatkan keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan penggunaan sumber daya yang ada dengan sasaran untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu di masa yang akan datang (LAN, 1999)

Ginanjar mengutip Gharajedaghi dan Ackoff (1986) perencanaan ideal, adalah : Partisipatif,
berkesinambungan, dan holistik.
SYARAT DAN UNSUR PERENCANAAN
Syarat-syarat perencanaan: Unsur-unsur dari perencanaan adalah
sebagai berikut ::
1. Rasional dan realistis What - Tindakan atau kegiatan apa yang
2. Jelas harus dikerjakan?
3. Terarah Why -Mengapa kegiatan tersebut harus
dilaksanakan?
4. Fleksibel
Where -Dimana kegiatan tersebut
5. Seimbang dilaksanakan?
6. Continue When -Kapan tindakan atau kegiatan
tersebut dilaksanakan?
Who - Siapa yang akan melaksanakan
kegiatan tersebut?
How - Bagaimana cara melaksanakan
kegiatan tersebut?
UNSUR-UNSUR PERENCANAAN MENURUT LAN-RI

 Perencanaan berarti memilih atau membuat pilihan.


*Memilih prioritas
*Memilih cara atau alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan.
 Perencanaan berarti pengalokasian sumber daya.

*Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, manusia, dan anggaran.


*Pengumpulan dan analisis data sumber daya yang tersedia.
 Perencanaan berorientasi atau alat untuk mencapai tujuan.

*Tujuan harus jelas (ekonomi, politik, sosial, ideologi, atau merupakan


kombinasi)
 Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang.

 Perencanaan merupakan kegiatan yang terus-menerus.

*Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan sering diperlukan


reformulasi rencana.
PENGERTIAN PEMBANGUNAN
Siagian (1994) : Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa.

Ginanjar Kartasasmita (1994) : Suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya
yang dilakukan secara terencana.

Arthur W. Lewis (1965), kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan untuk


merangsang masyarakat dan swasta untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia secara
lebih produktif.

M. L. Jhingan (1984), pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu
penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam
jangka waktu tertentu pula.

Perencanaan Pembangunan daerah melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang


lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam
wilayah/daerah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya
yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tapi tetap
berpegang pada azas prioritas.
PENGERTIAN PEMBANGUNAN
Pembangunan merupakan rangkaian proses perubahan struktural yang dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan (Gunawan Sumodiningrat, Responsi
Pemerintah Terhadap Kesenjangan Ekonomi, Jakarta, 2001)

Pembangunan adalah Upaya untuk memperluas kebebasan riil yang dapat dinikmati
oleh masyarakat. Perluasan kebebasan dipandang sebagai tujuan utama
pembangunan (Pembangunan, Kebebasan, dan Mukjizat Orde Baru, 2004)

Pembangunan adalah Proses perubahan ke arah kondisi yang lebih baik melalui upaya
yang terencana.

Tujuan Pembangunan (Todaro, 2000)


* Peningkatan Standar hidup
* Penciptaan kondisi kepercayaan diri setiap orang
* Peningkatan kebebasan.
Tiga hal pokok dalam Perencanaan Pembangunan:
 Perencanaan komunitas

 Wilayah atau daerah

 SDA dan SDM

Latar belakang munculnya


Perencanaan Pembangunan Daerah
 Berawal dari pandangan yang menganggap bahwa perencanaan
pembangunan nasional tidak cukup efektif memahami kebutuhan warga
negara yang berdomisili dalam suatu wilayah administratif dalam rangka
pembangunan daerah.
 Pembangunan daerah merupakan pembangunan (‘’oleh pemerintah
pusat”) di daerah sehigga masyarakat didaerah tidak mampu mengakses
proses pengambilan keputusan publik untuk menentukan nasib sendiri.
 Munculnya kebijakan pemerintah nasional yang memberikan
kewenangan lebih luas kepada penyelenggara pemerintahan daerah dalam
rangka penerapan kebijakan desentralisasi
Secara umum, PPD sebagai proses/mekanisme merumuskan
RPJPD/RPJMD yang dikaitkan pada kondisi, aspirasi, dan potensi
daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Secara praktis, perencanaan pembangunan dilakukan oleh stake


holder : Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta.

PPD lebih dipengaruhi “Alasan Politik” daripada “ Alasan Ekonomi”.


 Alasan Politik, PPD sebagai bagian yang tidak terpisahkan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan.
 Alasan Ekonomi, PPD sebagai bentuk pencapaian sasaran
pengentasan kemiskinan dan sasaran pembangunan sosial secara
lebih nyata di daerah.
PERTEMUAN KE - II
PENDEKATAN DALAM PEMBANGUNAN
1. Teori Modernisasi/industrialisasi
Abad ke-XVIII, revolusi industri di Inggris. Penggantian alat tradisional ke alat
modern. Gejala meluas sampai ke negara-negara Eropa dan Amerika. adakah negara
dengan kehidupan tradisional yang berpikiran modern..?
2. Teori Dependensi (Ketergantungan)  Marxis Klasik
ketergantungan adalah hubungan relasional yang tidak imbang antara negara maju
dan negara miskin dalam pembangunan. kemajuan negara Dunia Ketiga hanyalah
akibat dari ekspansi ekonomi negara maju dengan kapitalismenya. Sebaliknya
tidaklah sama.
3. Teori Artikulasi
kapitalisme gagal membawa negara berkembang untuk mencapai kemajuan dalam
pembangunan yang dilakukannya. Kegagalan negara berkembang meniru
Industrialisasi yang ditawarkan negara maju. Adanya pemanfaatan sumber daya
alam oleh negara maju.
CIRI-CIRI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

 Menghasilkan program-program yang bersifat umum


 Analisis perencanaan bersifat makro/luas

 Lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka


menengah dan panjang
 Memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal,
namun tetap memiliki spesifikasi masing-masing yang jelas.
 Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan
pembangunan jangka pendek (1 tahun).
--*--
ASPEK-ASPEK PPD
 Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) berhadapan dengan berbagai
permasalahan yang sangat kompleks dan komprehensif.
 PPD dilakukan tidak sendiri tetapi dengan TIM (Team Work).

 PPD memerlukan keterlibatan berbagai pihak secara interdisipliner


sehingga mampu melakukan pengkajian dan analisis yang akurat.
ASPEK-ASPEK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Aspek Lingkungan
2. Aspek Potensi dan Masalah
3. Aspek Institusi Perencana (pemerintah)
4. Aspek Ruang dan Waktu
5. Aspek Legalisasi Kebijakan

FAKTOR PENDUKUNG PEMBANGUNAN


1. Faktor Lingkungan = Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik
2. Faktor sumber daya manusia
3. Faktor sistem ekonomi/pasar

FAKTOR PENGHAMBAT PEMBANGUNAN


1. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri
2. Dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya
3. Realistis, sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana.
4. Koordinasi yang baik
5. Top down dan Bottom Up
6. Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus
7. Transparansi dan dapat diterima oleh masyarakat.
TUGAS PERENCANA PEMBANGUNAN MENURUT LAN-RI

1. Mengumpulkan dan menganalisis indikator sosial ekonomi


2. Mengumpulkan dan menganalisis sektor perekonomian
3. Identifikasi masalah setiap sektor dan pembenahan
4. Pendekatan terhadap masalah
5. Menyusun tindak lanjut pasca keputusan
6. Memantau indikator kesejahteraan ekonomi
7. Melakukan evaluasi.

Hal yang harus ditangani oleh perencana daerah  Manfred Poppe


1. Mengenal masalah pembangunan daerah, sumber daya, dan kebutuhan ekonomi.
2. Menganalisis kecenderungan dan hambatan pembangunan
3. Menyusun tujuan dan sasaran pembangunan daerah
4. Mengembangkan strategi dan alternatif kebijaksanaan.
5. Menyebarkan dan menghubungkan rencana daerah dengan rencana kebijakan daerah dan
nasional.
6. Menganjurkan kebutuhan lokal dalam kebijaksanaan nasional
7. Menaksir pengaruh rencana dan program secara sosial, ekonomi, dan ekologi
8. Manajemen keputusan dan partisipasi pada tingkat masalah yang berbeda
UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1. Mengetahui Locus: mengerti, mengetahui, dan memahami kondisi umum daerah yang dijadikan
sasaran pembangunan.
2. Memiliki visi dan misi pembangunan.
3. Mempunyai sasaran dan target pembangunan
4. Memiliki strategi pembangunan
5. Adanya prioritas pembangunan
6. Memiliki program dan kegiatan pembangunan yang jelas

Proses dan Siklus Perencanaan Pembangunan


1. Penyusun Rencana
a. Tinjauan keadaan
b. Perkiraan keadaan masa yang akan datang akan dilalui rencana
c. Penetapan tujuan rencana
d. Identifikasi kebijakan
2. Tahap persetujuan rencana
3. Penyususnan Program Rencana
4. Pelaksanaan rencana
5. Pengawasan, dan
6. Evaluasi
PERTEMUAN KE - III
PPD DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN NASIONAL

* PPW = Provinsi (wilayah kerja gubernur) Dekosentrasi


PPD = Kabupaten/Kota (wilayah kerja bupati/walikota) Desentralisasi
* Proses pembangunan ditinjau dengan tiga cara pandang yang berbeda, artinya :
a. Pembangunan suatu kota/wilayah bebas pengembangannya dengan sesuai dengan
jiwa/ruh daerah tersebut.
b. Pembangunan nasional merupakan bagian dari pembangunan nasional
c. Sebagai instrumen penentuan alokasi sumber daya pembangunan untuk mencegah
kesenjangan ekonomi.

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PPD


Sebutan negara berkembang untuk negara yang mendapatkan kemerdekaan setelah PD
II
1. Pendekatan Pembangunan Bangsa
a. Pembangunan fisik dan terfokus keseluruhan: Sosial, budaya, ekonomi, politik,
dan mental masyarakat.
2. Pendekatan Pembangunan Ekonomi
A. Aliran Neo-Klasik (Adam Smith) ditinggalkan pada Tahun 1929
- Banyak di aplikasikan di negara barat – Liberal dan Kapitalis.
- Laissez faire, Laisses passez, et le monde va de lui me me – Biarkan melakukan,
biarkan lewat, dan dunia akan berjalan sendiri.
- Sifat individualisme menimbulkan ketimpangan.
- Smith : Penduduk adalah tenaga produksi, melahirkan perluasan pasar, melahirkan
inovasi, mendorong pembagian kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi.
- Mill : Skill atau spesialisasi dalam pembagian kerja meningkatkan produktivitas.
- Ricardo dan Malthus : Jangka panjang perekonomian akan berhenti dengan
sendirinya karena pertumbuhan penduduk akan melebihi kecepatan pembangunan
ekonomi.
ketidaksanggupan pembangunan memberikan pekerjaan kepada masyarakat.
B. Aliran Keynesian = Max Weber
- Analisis ekonomi jangka pendek : disebabkan kurangnya penanaman modal dari para
pengusaha.
-Pertumbuhan ekonomi modern : Akumulasi modal, peningkatan kualitas dan investasi
SDM.
- Semakin tinggi investasi dalam bentuk tabungan maka semakin tinggi pembangunan
(modal)
C. . Aliran Neo-Klasik
- Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan dalam penawaran faktor-
faktor produksi dan kemajuan teknologi.
D. Pendekatan pembangunan sosial
-Distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.
-Pendapatan perkapita pertahun. Sandang, pangan, perumahan, pendidikan,
kesehatan, dll.
-Pendekatan pemerataan dengan pertumbuhan
-Pendekatan kebutuhan dasar manusia
E. Pendekatan Kutub Pertumbuhan
-Memfokuskan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan
-Perkembangan ekonomi di pusat kota akan mengembalikan nilai investasi tinggi
-Pertumbuhan tinggi tapi tidak membangun keseimbangan dalam pemerataan
pembangunan.
F. Pendekatan kebutuhan pokok terdesentralisasi
G. Perlindungan pasar domestik/tradisional
Pendekatan perencanaan pembangunan yang berorientasi pada
tujuan/proses.
-Filosofi konsep modernisasi pada aktivitas pembangunan yang
dikembangkan menuju modernisasi.
-Potensi daerah disesuaikan dengan kemajuan jaman modernisasi.
Tantangan Dalam Pembangunan Daerah
* Peningkatan kapsitas/kualitas SDM
* Koordinasi antar stakeholder (Pemerintah, swasta, masyarakat)
* Pemanfaatan sumber daya secara berkualitas
* Sarana dan prasarana yang berkualitas
* Dunia usaha yang kondusif
Goals : Mengurangi ketimpangan, memberdayakan masyarakat,
mengentaskan kemiskinan, menambah lapangan kerja, menjaga
kelestarian SDA, SDM berkualitas.
STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Masalah dalam Strategi Pembangunan Daerah
* Kesenjangan Sosial
* Ketimpangan Sosial
*Stratifikasi Sosial/Kelas sosial

Strategis Perencanaan Dalam Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)


* Interaksi S-O : Strategi agresif untuk menghasilkan isu strategis yang merupakan keunggulan daerah
dibanding dengan daerah lain.
* Interaksi S-T : strategi diversifikasi yang menghasilkan isu strategis mobiliasasi yang dimiliki oleh
daerah
* Interaksi W-O : Strategi stabilisasi/rasionalisasi yang menghasilkan dua kemungkinan yaitu Investasi
dan Divestasi (Investment/Divestment)
* Interaksi W-T : Strategi defensif/survival dengan cara mengendalikan kerugian yang biasanya dilakukan
untuk mempertahankan Status quo.
Strategi mensukseskan Perencanaan Pembangunan
* Pengembangan Renstra pemerintah daerah
* Pengembangan kelembagaan pemerintah daerah : Kebijakan, Organisasi, Manajemen, Budaya organisasi,
dan Akuntabilitas.
* Pengembangan SDM Pemerintahan
* pengembangan jaringan kerja lembaga pemerintahan dengan pihak lain
RUMUS PEMBANGUNAN

PERENCANAAN + PERTUMBUHAN + PERUBAHAN

Bidang Politik/Administrasi Bidang Sosial


Bidang Ekonomi
a. Pengenalan Wilayah Perencanaan
* Mengenal dan memahami wilayah dengan baik
* Mengenali potensi dan masalah, mengetahui profil wilayah, memahami kebijakan-
kebijakan pembangunan, memahami kultur SosEkoPol masyarakat.
* Siagian, perencanaan dikatakan baik apabila di dalamnya telah tercakup upaya
memperhitungkan berbagai faktor yang diduga akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan rencana tersebut.
b. Perencanaan Wilayah Secara Cepat (Rapid District Apprasial/RDA)
* Memahami kondisi kabupaten/kota
* Sifatnya jangka pendek.
* Penilaian pedesaan secara cepat
* Analisis pemukiman wilayah secara cepat
* Mengunjungi beberapa tempat saja namun dilakukan dengan waktu yang lama,
seksama, cermat, dan teliti.
* Menghindari prasangka, bertindak se-simple mungkin, mendengar-mempelajari.
PERTEMUAN KE – IV

ANALISIS DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
DEFENISI PPD
a.Perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses dimana tujuan-tujuan,
bukti-bukti faktual dan asumsi diterjemahkan sebagai suatu proses
argumen logis ke dalam penerapan kebijaksanaan yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan-tujuan.
b. Ginandjar Kartasasmita, menyatakan bahwa pada dasarnya
perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses pengambilan
keputusan dari sejumlah pilihan, untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
c. Moore, yang mengungkapkan bahwa segala sesuatu pengambilan
keputusan berkaitan dengan alokasi dan distribusi berbagai sumber daya
adalah perencanaan.
d. Chadwik, berpendapat bahwa  perencanaan  merupakan suatu proses
pemikiran dan tindakan dan kegiatan manusia ke arah masa depan dan
sangat umum.
Sasaran dan Tujuan

Evaluasi Akhir
Penerapan Metode

Identifikasi
Monitoring
Tahapan Analisis Masalah

Evaluasi
Perencanaan sebagai Keadaan
Referensi

Analisis Alternatif
Hasil
Perencanaan
Siklus Perencanaan Pembangunan Daerah

Pemahaman Daerah

Penetapan Visi dan Misi


Monitoring & Evaluasi

Pelaksanaan/Implementasi

Perumusan Tujuan

Penganggaran

Seleksi Alternatif & Penentuan Identifikasi Strategi Alternatif


Strategi/Program

Pengujian Alternatif
Strategi/Program
Analisis Daerah
* Perumusan dan identifikasi mengevaluasi strategi atau pilihan
dampaknya, serta pengammbilan keputusan
* Analisis Daerah bertujuan memperoleh data dan informasi secara
sistematis tentang kondisi utama lingkungan, fisik,
SosBudEkoPol,administratif daerah yang sedang dikaji.
* Tujuan dari analisis daerah untuk meningkatkan pemahaman para
perencana daerah dan masyarakat tentang situasi kini .
* Analisis Daerah dimulai dengan analisis kondisi kualitatif
pembangunan daerah pada saat ini, analisis kuantitatif, identifikasi
persoalan daerah dan sebab akibatnya.

Sumber : Perencanaan Pembangunan Daerah : Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses.


Dadang Solihin, Badiklat Depdagri, Jakarta, 2005.
Analisis Kependudukan
* Penduduk sebagai subjek dan objek
* Keadaan penduduk : kelahiran ,kematian, jumlah penduduk, dll
* Analisis demografi
* Perlunya pengendalian kelahiran yang berpengaruh thdp kemampuan daerah
* KB : Pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian
NKKBS : perpanjangan harapan hidup, perkembangan dan penyebaran angkatann
kerja
Metode Pengumpulan Data
* Sensus (sponsor pemerintah)
* Survey (sebagain dengan menggunakan sampling)
* Registrasi (mencatatkan kelahiran, kematian, pindah, dll)
Analisis Daya Dukung Lainnya
* Luas lahan yang masih mendukung dibandingkan dengan jumlah penduduk
* Identifikasi luas lahan pertanian
* Frekuensi panen/hektar/tahun
* Jumlah keluarga petani/KK
* Ukuran rata-rata lahan
Analisis Isu Pembangunan
* Isu adalah Suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang yang menyangkut
ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, dan krisis.
Logika Induktif dan Deduktif
A. Logika Induktif

* Kompleks, tidak teratur, khusus, terikat nilai, konteks  menjadi


Sistematis, teratur, umum, bebas nilai, teks.
B. Logika Deduktif

* Sistematis, teratur, umum, bebas nilai, teks  menjadi Kompleks,


tidak teratur, khusus, terikat nilai, konteks
Analisis Pembangunan
Terhadap Pembangunan Ekonomi
1. Pengangguran
2. Kemiskinan
3. Kesenjangan

Asumsi Pembangunan
* Full Employment : Kesempatan kerja atau partisipasi
termanfaatkan secara penuh
* Equal Productivity : Setiap memiliki kemampuan yang sama
* Rational Efficient : Masing-masing pelaku bertindak nalar
FUNGSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 Jenis Perencanaan lainnya yang biasa dilakukan, adalah:
Top Down Planning : Menitikberatkan pada perencanaan yang terpusat, dilaksanakan
bersinergi pada rencana strategis yang ada diatasnya dan merupakan manifestasi dari
komitmen pemerintah.
Bottom Up Planning: Perencanaan yang memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masy.

Kualitas perencanaan partisipatif dalam pembuatan kebijakannya dijamin dalam


konstitusi namun pada kenyataannya masih jauh dari ideal.
Masalah partisipasi tersebut adalah:
 Rendahnya akses informasi publik.

 Rendahnya komitmen pemimpin dan partai politik ditingkat lokal.

 Blocking dari kelompok elit lookal.

 Kemandirian organisasi warga

 Proses partisipasi tanpa substansi

 Apatisme masyarakat

 Rendahnya keterlibatan kelompok perempuan

 Kapasitas mengelola forum-forum musyawarah.


 CLUE 1: Sosial dan ekonomi, mana yang menjadi “sebab” dan
mana yang menjadi “akibat”?
 Tujuan dari proses pembangunan adalah mengubah masyarakat dan
terjadinya perubahan sosial budaya dan stabilitas ekonomi yang
dinamis.
 Dalam strategi pembangunan, masyarakat harus diberikan
pemahaman dan bisa menerima kondisi ideal yang diharapkan
(adanya perubahan sosial, budaya, ekonomi dan politik) di daerah,
sangat berpengaruh terhadap pembentukan masa depan daerah.
 Partisipasi masyarakat akan menunjukkan dampak negatif dan
dampak positif dan perencanaan pembangunan tersebut.
 CLUE 2 : Gagalnya suatu pembangunan dapat saja diakibatkan
karena tidak sesuainya dengan lingkungan masyarakat, artinya
masyarakat sengaja diarahkan sesuai dengan keinginan/kemauan
pembangunan. Pembangunan yang berhasil akan menunjukkan
proses bahwa masyarakat bersama-sama bergerak maju dengan
sendirinya.
KUI S 1
Jelaskan terlebih dahulu dialektika antara sosial dan ekonomi..
mana sebagai subjek/pelaku, atau siapa yang dipengaruhi dan
mempengaruhi.

Pertanyaan :
1. Jelaskan kondisi saat ekonomi mempengaruhi sosial?
2. Jelaskan kondisi saat sosial mempengaruhi ekonomi?
PERTEMUAN KE V
Pengalaman Perencanaan Pembangunan Di Indonesia
12 April 1947 presiden membentuk Badan Panitia Pemikir Siasat Ekonomi (BPPSE)
Atau “Brain Trust.”
Merumuskan rencana “Dasar Pokok daripada Plan Mengatur Ekonomi
Indonesia (Bintoro, 1985:34). Repelita I tahun 1969 sampai Repelita/Pelita VI.
Setelah orde era reformasi, lahir UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS), menerapkan Propenas untuk tingkat nasional
dan Propeda (program Pembangunan Daerah) serta Rencana Strategis (Renstra)
pembangunan.
UU No. 25 Tahun 2000 diganti dengan UU. No. 25 Tahun 2004 Tentang SPPN
(Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Landasan Filosofis UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN, adalah:
 Cita-cita Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;
 Tujuan Nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia;
 Tugas Pokok Setelah Kemerdekaan adalah menjaga kemerdekaan serta
mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan;
 Agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka
diperlukan perencanaan pembangunan.
Azas dan tujuan perencanaan nasional, adalah:
 Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi
dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.
 Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis,
terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan
berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara :
 Asas  kepastian hukum
 Asas  tertib penyelenggaraan negara
 Asas kepentingan umum
 Asas keterbukaan
 Asas  proporsionalitas
 Asas  profesionalitas
 Asas akuntabilitas
Potret Perencanaan Pembangunan Di Negara Berkembang

 Negara-negara berkembang identik dengan negara miskin dan


pekerjaan utama pembangunan adalah menanggulangi kemiskinan.
Pangkal permasalahannya terletak pada kemiskinan.
 Berpengaruh terhadap pendidikan, pendapatan, sumber daya, dan
mental masyarakat.
 Teori yang di hasilkan para ahli dari negara maju  secara “bulat-
bulat” di adaptasi dan internalisasi di negara-negara berkembang
tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh.
PERTEMUAN KE – VI
HUBUNGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DENGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 Kegagalam pembangunan di daerah memberikan dampak negatif
terhadap perencanaaan pembangunan perkotaan dan pembangunan
secara keseluruhan.
 Keberhasilan pembangunan di daerah-daerah akan membawa dampak
positif terhadap pembangunan nasional secara keseluruhan.
 Diperlukan adanya komitmen yang kuat dari pemerintah
dengan political will yang tinggi untuk memberikan kewenangannya
kepada daerah.
 Adanya perbedaan yang timpang/tidak seimbang antara kebutuhan
dengan cara berpikir masyarakat.
 Tingginya niat kebutuhan dalam pembangunan masyarakat tidak
diimbangi dengan sumber daya manusia yg baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan pembangunan daerah :
 Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri

 Dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya

 Realistis, sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana

 Koordinasi yang baik

 Top down dan bottom up planning

 Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus

 Transparansi dan dapat diterima oleh masyarakat.


Pembangunan Daerah
* Penguatan otonomi daerah
* Pengelolaan Sumber daya
* Good governance

Keseimbangan 3 pilar :
* Pemerintah : Mendukung perluasan lapangan kerja, Menjalankan dan
menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif.
* Dunia usaha/Swasta : Mewujudkan penciptaan lapangan kerja dan pendapatan.
* Masyarakat : Penciptaan interaksi sosial, ekonomi, dan politik.

Pergeseran paradigma :
* Government : Memberikan hask ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal
publik. Aktor diluar pemerintah hanya dapat disertakan jika negara mengijnkan.
* Governance : Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah,
sipil, dan dunia usaha sebagai aktor utama.
Strategi Pembangunan Daerah

1. Optimalisasi pemanfaatan SDA potensial dalam mendukung perkembangan sektor


industri, perdagangan dan jasa
2. Penguatan sistem pengelolaan kota yang bersih, nyaman dan bebas banjir dan kebakaran
guna mewujudkan kota metropolitan
3. Peningkatan kesejahteraan melalui jaminan kesehatan dan pendidikan yang merata guna
menunjang pertumbuhan ekonomi lokal.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Samarinda Tahun


2011-2015 BAB VI - 102
4. Penguatan pembangunan infrastruktur perhubungan dan energi serta perluasan investasi
dalam bidang UKM dan pertanian yang berwawasan lingkungan guna meningkatkan
daya saing
5. Pendayagunaan peran serta aktif masyarakat dalam mewujudkan pembangunan, stabilitas
politik dan kemandirian keuangan daerah
6. Penguatan kapasitas SDM melalui pendidikan berbasis pada tekhnologi guna pencapaian
good governance.

Sumber : RPJMD Kota Samarinda 2011-2015, dalam BPS Kota Samarinda 2015-2019
Pelaku Pembangunan (Stakeholders)
* Pemerintah :
1. Pengawasan terhadap dunia usaha swasata
2. Redistribusi melalui pelayanan kepada masyarakat.
* Dunia usaha swasta :
1. Memberi nilai pertumbuhan kepada pemerintah
2. Menyediakan pasar kepada masyarakat
* Masyarakat :
1. Pengawasan terhadap pemerintah
2. Sebagai sumber tenaga kerja bagi dunia usaha swasta

Kata Kunci Good Governance :


1. Transparansi
2. Partisipasi
3. Akuntabilitas
10 Prinsip Good Governance
1. Partisipasi : Mendorng setiap masyarakat utnuk menggunakan hak dalam menyampaikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan.
2. Penegakan Hukum : Mewujudkan penegakan nilai-nilai dan hukum yang adil bagi semua
pihak.
3. Transparansi : Menciptakan kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan mendapatkan informasi akurat dan memadai.
4. Kesetaraan : setiap keluarga/individu berhak mendapatkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
5. Daya Tanggap : Meningkatnya kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi
masyarakat.
6. Wawasan Ke Depan : Membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan
mengikutsertakan warga dalam pembangunan.
7. Akuntabilitas : Pengambilan keputusan yang mendukung kepentingan masyarakat banyak
dalam segala bidang.
8. Pengawasan : Upaya pengawasan terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan dengan
keterlibatan swasta-masyarakat.
9. Efisiensi dan Efektivitas : Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan
menggunakan sumber daya secara bertanggungjawab.
10. Profesionalisme : Pelayanan yang mudah, cepat, tepat, gratis/berbayar terjangkau,
berkualitas, bermartabat.
PERTEMUAN KE – VII
PARADIGMA PEMBANGUNAN
 Paradigma Utopian
Adanya nilai idealisme dalam suatu perencanaan, peranan seorang
perencana  sebagai agen moral dan bukan seorang problem solver. .
Nilai-nilai humanis dan natural menjadi warna tersendiri pada
pelaksanaan konsep dan sistem perencanaan yang dilaksanakan. Plato
dan Thomas Moore
 Paradigma Positivisme

Pengetahuan realistis dan bersandarkan kepada fakta yang nyata.


Menolak methaphisik dan teologik, ilmu pengetahuan harus terlihat
nyata, tidak abstrak (ilmiah) sesuai dengan kenyataan, pandangan-
pandangan ilmiah, membatasi diri pada hukum-hukum obyektif
 Paradigma Rasionalitas

Menekankan pada kenyataan yang sebenarnya sesuai dengan hal


melatarbelakangi pembentukan cara berpikir masyarakat dan
menyesuaikan dengan kebutuhan pembangunan.
Negara-negara yang baru mencapai kemerdekaannya setelah PD II
terarah pada usaha untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan tradisional
dan hambatan-hambatan transisional menuju tingkat stabilitas dan
kemajuan tertentu, melalui:

 Pembangunan Bangsa-Sosio budaya


Pembangunan suatu bangsa, pembangunan fisik, mental dan budaya
masyarakatnya. Kerjasama antara pembangunan EkoPolSosBud.
Pembinaan kebangsaan dan pembinaan politik dan usaha sistematis
dan terpadu dalam pembangunan masyarakat merupakan pembangunan
politik.
Bryant dan White mencoba menegaskan bahwa pembangunan
mengandung implikasi yaitu:

Pertama, pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal


manusia.
Kedua, pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan
pemerataan.
Ketiga, menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun
dirinya sendiri. 
Keempat, membangkitkan kemampuan membangun secara mandiri. 
Kelima, mengurangi ketergantungan antar negara dengan menciptakan
hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati
PERBEDAAN MONITORING DENGAN EVALUASI
MONITORING EVALUASI

Menilai kemajuan dalam pelaksanaan program Memberikan gambaran pada suatu waktu tertentu
ang sedang berjalan suatu program

Akuntabilitas penyampaian input progra Akuntabilitas penggunaan Sumberdaya


Dasar untuk aksi perbaikanb. Penialaian a. Pembelajaran tentang hal-hal yang dapat dila
eberlanjutan program baik dimasa yg akan datang

pakah pelaksanaan sesuai dengan rencana ? a. Relevansi


Apakah terdapat penyimpangan ? b. Keberhasilan
Apakah penyimpangan tersebut dapat c. Keefektifan biaya
benarkan ? d. Pembelajaran

ilaksanakan terus menreus atau secara berkala Umumnya dilaksanakan pada pertengahan dan ak
lama program berjalan.
PERTEMUAN KE – VIII
PERENCANAAN STRATEGIS - RENSTRA
Renstra, dalam perencanaan strategis mendefenisikan nilai-nilai dan kekuatan-kekuatan
kesepakatan mengenai proses tindakan, prakteknya dengan menerjamahkan visi
mejadi realita (Walter dan Choat, 1984)
Pengertian renstra
* Berorientasi masa depan, memperkirakan, dan memprediksikan berdasarkan
pertimbangan rasional dan logis.
Point yang berkaitan dengan renstra
* Proses sistematis dan berkelanjutan
* Pembuatan/pengambilan keputusan yang berisiko
* Berdasarkan pengetahuan antisipatif dan diorganisir
* Pengukuran hasil dan umpan balik
Proses Perumusan Perencanaan Strategis
* Pernyataan misi dan tujuan umum. Pemikiran strategis yang di kembangkan di masa
depan
* Analisi lingkungan. Antisipasi faktor eksternal dan kondisi formulasi strategi
organisasi
* Memeriksa keadaan dan sumber daya internal. Evaluasi kelebihan dan kekurangan
organisasi
* Formulasi, evaluasi, dan menyeleksi strategi
Arti Penting Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
1. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan pengawasan akan
masa depan.
2. Memungkinkan masyarakat dan Pemerintah Daerah menciptakan suatu Outcome
yang mungkin tidak bisa terjadi dengan sendirinya.
3. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan investasi sekarang
untuk masa depan.
4. Memampukan masyarakat dan pemerintah daerah meminimumkan ketidakpastian
yang terdapat diluar.
5. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah seirama dengan arus/gerak
perubahan sekitarnya.
6. Menjadi sarana untuk meminimumkan resiko dan memaksimalkan hasil yang
dikehendaki.
7. Menjadi media koordinasi dengan berbagai Stakeholders ditengah kompleksitas
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
8. Memudahkan pencapaian konsensus tentang sasaran dan strategi serta penggunaan
sumber daya.
9. Dapat menjadi alat untuk mengukur kemajuan pelaksanaan tugas penyelenggaraan
pemerintah daerah.
10. Dapat menjadi media peningkatan daya saing daerah.
.
Perumusan renstra – Bryson, 2001
* Keputusan bersama akan adanya perencanaan strategi
* Identifikasi mandat organisasi
* Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi
* Menilai lingkungan internal dan eksternal
* Mengidentifikasikan isu strategis yang dihadapi organisasi
* Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu
* Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan
Perumusan renstra - Whittaker, 1993
* Merumuskan misi organisasi
* Merumuskan visi organisasi
* Mengembangkan nilai organisasi
* Melakukan analisis internal dan eksternal
* Merumuskan asumsi-asumsi
* Mengembangkan analisis strategis dan memilih strategi
* Merumuskan cara dan faktor keberhasilan
* Merumuskan tujuan organisasi
* Merumuskan sasaran dan strategi operasional organisasi
* Sejarah desa/kabupaten/kota, budaya, dan struktur (a-d proses identifikasi
lingkungan)
* Tugas pokok dan fungsi organisasi
* Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan
* Area dan jenis pelayanan
* Visi organisasi (E dan F, membangun rumusan strategi organisasi)
* Misi organisasi
* Isu-isu aktual (G dan H, identifikasi isu strategis)
* SWOT – Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman
* Tujuan, Sasaran, dan strategi (Spesifikasi visi dan misi)
* Pelaksanaan dan evaluasi (Tahapan pelaksanaan dan evaluasi dari renstra)
Pengambilan keputusan yang tepat
* Mendefenisikan masalah dan memeriksa strategi
* Merumuskan pernyataan misi dan tujuan
* Memformulasikan strategi
* Mengevaluasi dan menyeleksi strategi
* Implementasi
* Mengukur hasil
* Pengawasan
Fase renstra
* Fase pemikiran strategis yang mengarah pada persepktif
* Fase perencanaan jangka panjang yang mengarah pada posisi
* Fase perencanaan taktis yang mengarah pada performa
Penyusunan renstra
* Analisis situasi Intern dan ekstern
* Diagnosa Identifikasi isu-isu kunci
* Artikulasi tujuan strategi daerah
* Merumuskan nilai-nilai strategis daearah
* Perumusan visi dan misi daerah
* Penentuan bidang-bidang strategis daerah
* Perumusan strategi untuk masing-masing bidang strategis.
* Perumusan rencana aksi pelaksanaan strategi.
Manfaat perencanaan strategis
* Membuat tetap fokus pada masa depan
* Memperkuat prinsip dalam visi misi dan strategi
* Mendorong perencanaan dan komunikasi lintas fungsional
* Jembatan perencanaan taktis
* Menghemat waktu, mengurangi konflik, meningkatkan semangat
* Sense belonging – merasa memiliki
* Kerja tim dan memastikan pemahaman dan komitmen
* Merencanakan perubahan positif
* Mengelola keberhasilan untuk pencapaian hasil
* Motivasi akan keberhasilan
* Sifat adaptasi dan fleksibilitas
* Komunikasi yang baik
* Sebagai alat bagi pemimpin untuk membangun arah tujuan organisasi jangka panjang
* Sistem kerja efektif dan efisien dengan membangun acuan kerja
* Menciptakan rasa tanggungjawab dan mendorong komitmen dari seluruh anggota
* Menjadi alat komunikasi dan koordinasi kerja
*Analisis berbagai perkembangan dalam lingkungan strategis yang mungkin
mempengaruhi sistem kerja
* Jaminan konkrit, jelas, dan logis
* Sifat antisipatif dan korektif terhadap segala kemungkinan, proaktif dan mobilitas
PERTEMUAN KE – IX
KOORDINASI DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Praktek perencanaan pembangunan selama ini
* Permen No. 9/1982 tentang pedoman penyusunan perencanaan dan pengendalian
pembangunan daerah.
* Permen No. 9/1982 bukan mekanisme atau proses perencanaan pembangunan tetapi
merupakan pembicaraan atau diskusi mengani usulan-usulan kegiatan yang
diminta/diperlukan oleh masyarakat di daerah dilaksanakan daerah yang didanai pusat.
* Musbangdes (kelurahan/desa) – Temu karya pembangunan (kelurahan/Desa) – temu
karya (Kecamata) - Rakorbang (Kabupaten/Kota) - Rakorbang (Provinsi) dan antar
provinsi – Konslutasi Nasional Pembangunan KONASBANG (Pusat).
Kekurangan/ketidaktaatan/penyimpangan Permen No. 9/1982
* Desentralisasi tidak berjalan dengan baik.
* Dana pembangunan dari pusat namun pelaksanaannya masih sarat dengan intervensi
pusat
* Seharusnya DPRD sanggup menjadi penanggung resiko dari masyarakat
* Forum koordinasi daerah tidak ditanggapi serius oleh pusat
* Lebih cenderung forum penyelarasan dengan kepentingan pusat daripada proses
perencanaan tentan g solusi pemecahan masalah daerah
* Birokrasi adalah jalan panjang berliku sehingga masyarakat tidak mendapatkan
kepastian kapan keinginannya akan terwujud.
* Koordinasi pembangunan antar daerah.
Koordinasi Perencanaan Pembangunan Era Desentralisasi
* Kebutuhan bangsa dan negara menyeluruh dan merata dan tidak
formalistik yang hanya mudah diarahkan untuk kepentingan sepihak.
* Adanya harapan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan
* Masyarakat yang kritis menentukan kulaitas pembangunan
* Pemerintah sudah seharusnya sebagai fasilitator, peran aktif
masyarakat dalam kreatifitas sangat dibutuhkan
* UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 4 Ayat 1 dan Ayat 2 menyatakan
“Daerah propinsi dan daerah kabupaten/kota tidak lagi mempunyai
hubungan hierarki karena secara otonom memiliki wewenang
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan di
daerahnya. Propinsi bukan lagi atasan dari pemerintah
kabupaten/kota, propinsi tidak bisa lagi mengatur atau menjadi
tumpuan pemerintah daerah kab/kota seperti sebelumnya.
Masing-masing berdiri setara. Hanya urusan dekosentrasi dan
pembantuan saja pemerintah memiliki kewenangan terhadap daerah.
* Propinsi dan kab/kota hanya memiliki garis koordinasi.
PERTEMUAN KE – X
PERSPEKTIF PPD MENGHADAPI ERA OTONOMI DAERAH
Peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat :
* Perluasan akses pelayanan mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
* Pengurangan hambatan dan kendala bagi kreativitas dan partisipasi masyarakat
* Pengembangan program dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
berperan aktif dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya produktif.
Tiga paaradigma pemberdayaan :
* Pemberdayaan wilayah (teritorial)
* Pemberdayaan struktur/tata pemerintahan
* Pemberdayaan kemasyarakatan
Konsekuensi dan implikasi dari penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik
* Demokrasi dan pemberdayaan
* Pelayanan
* Transparansi dan akuntabilitas
* Partisipasi
* Kemitraan
* Desentralisasi
* Konsistensi kebijaksanaan dan kepastian hukum
Perspektif PPD dalam Sistem Otonomi Daerah
A. Manajemen perencanaan pembangunan
* Peran fundamental
* Berhasil tidaknya kualitas perencanaan
* Mendorong eksistensi daerah menghadapi era global
* Mempertahan budaya sebagai ciri khas daerah dalam berbaur dengan
perkembangan modernisasi.
B. Prinsip budaya dalam perencanaan pembangunan daerah :
* Landasan filosofis yang kuat dan mengakar, landasan budaya sebagai pendukung
pembangunan
* Komprehensif dan holistik
* Akomodasi struktur ruang daerah perkotaan
* Kesatuan ide seluruh elemen masyarakat mendukung kemajuan daerah
Otonomi Daerah di Indonesia : Das Sollen Und Das Sein
* UU No. 1/1957 (Soekarno), UU No. 5/1974 (Soeharto), UU No. 22/1999
(Habibie-Gus Dur), UU No. 32/2004 (Megawati).
* Adanya inkonsistensi pelaksanaan pengembangan daerah selama orde baru
* Otonomi daerah cenderung dijadikan sebagai alat politik ketimbang pelaksanaan
pengembangan daerah yang berkeadilan merata
* Otonomi daerah adalah sistem pemerintahan dalam sistem kenegaraan yang utuh
Otonomi dan harapannya
* Otonomi bukan saja hak tetapi kewajiban yang harus dijalankan
* Kemandirian daerah.
* Pemerataan pembangunan yang berkeadilan
* Peningkatan lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat, jumlah
penduduk yang merata, optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang
ada.
Mulai membangun dan meningkatkan potensi daerah :
* Mempertimbangkan kemampuan, kondisi, dan perkembangan secara
cermat dan hati-hati
* Pengaruh lingkungan
* Menghindari kesenjangan sosial
* Proporsi yang tepat guna dalam pelaksanaan pembangunan
* Keseimbangan yang berkeadilan dalam pengambilan keputusan
* Sinergis antara pembangunan nasional dengan pembangunan daerah
Hambatan-hambatan dalam PPD
A. Kendala dalam pembangunan :
* Kendala Politis : kepentingan-kepentingan sepihak yang merugikan
kepentingan bersama. Rendahnya integritas moral. Mendorong
terciptanya masyarakat yang kritis.
* Kondisi Sosio-Ekonomis : pendapatan masyarakat dominan rendah.
* Kondisi budaya/kultur : perubahan cara berpikir masyarakat tanpa
meninggalkan budaya dan bahasa ibu. Budaya patron-client belum
pudar dari ingatan masyarakat
* Pembangunan dan otonomi dijadikan alat kampanye politik.
Alternatif Memperbaiki otonomi untuk mencapai kemakmuran :
* Pembangunan dimulai dari kesadaran budaya disandingkan dengan
tujuan bernegara.
* Partisipasi masyarakat
* Kesepakatan dijalankan demi tercapainya pembangunan.
* Adanya kesempatan untuk masyarakat dalam mengembangkan
kreatifitas perubahan masyarakat.
PERTEMUAN KE – XI
APBN DAN APBD
APBN
Berdasarkan UU No. 17/2003 Tentang Keuangan Negara, APBN dapat didefenisikan
sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.

Prinsip Penyusunan APBN


Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada 3, yaitu :
1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran
2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara
3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian negara. Contoh : Korupsi, dll

Berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN, adalah :


1. Hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program kegiatan
3. Semaksimal mungkin menggunakan produk dalam negeri dengan memperhatikan
kemampuan nasional
4. Azas penyusunan APBN
Azas Penyusunan APBN
1. Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
2. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.
3. Penajaman prioritas pembangunan
4. Menitikberatkan pada azas-azas dan Undang-undang Negara.

Tujuan APBN
Mengetahui arah, tujuan, serta prioritas pembangunan yang akan dan sedang
dilaksanakan untuk peningkatan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi serta
produktivitas faktor-faktor produksi.
Peningkatan produksi yang tidak dikonsumsi akan meningkatkan tabungan
masyarakat. Tabungan akan meningkatkan investasi sehingga semakin banyak
barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.
RANCANGAN PENYUSUNAN APBN

..
APBD
APBD adalah
Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan perda.

Prinsip penyusunan APBD sesuai Permendagri No. 13/2000 dan


Permendagri No. 30/2007), adalah :

a. Partisipasi masyarakat
b. Transparansi dan akuntabilitas anggaran
c. Disiplin anggaran
d. Keadilan anggaran
e. Efisiensi / Efektifitas
f. Taat azas

Azas Umum Penganggaran :

1. Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang/jasa dianggarkan dalam APBD
2. Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara bruto.
3. Jumlah pendapatan merupakan perkiraan trukur dan dapat dicapai serta berdasarkan ketentuan per-
UU-an
4. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam
jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum berlaku.
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :
1. Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Dana Perimbangan, dan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
2. Belanja Daerah
a. Belanja tidak Langsung, dan
b. Belanja Langsung
3. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Pengeluaaran Pembiayaan

Tahapan Penyusunan APBD


1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
2. Kebijakan Umum APBD
3. Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
4. Rancangan Kerja dan Anggaran SKPD
5. Rancangan Perda APBD
6. PERDA APBD
. Fungsi APBD adalah
a. Fungsi otorisasi :
APBD menjadi Dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
b. Fungsi Perencanaan :
APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan :
APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi Alokasi :
APBD harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengengguran, dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
e. Fungsi Distribusi :
APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
f. Fungsi Stabilisasi :
APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian daerah.
 Dalam APBD, anggaran pendapatan dan anggaran belanja mengakibatkan
SURPLUS dan DEFISIT.
 Penerimaan dan pengeluaran dalam hal pembiayaan disebut NETO. Jika terjadi
defisit, maka jumlah pembiayaan Neto harus dapat menutup defisit anggaran.
 SILPA tahun berjalan merupakan selisih antara surplus/defisit APBD dengan dengan
pembiayaan NETO.
 Belanja Langsung dalam MENDAGRI No.13 Tahun 2006 Pasal 50 :
a. Belanja Pegawai : pengeluaran Honorarium atau upah dalam melaksanakan
program dan kegiatan pemerintahan daerah.
b. Belanja Barang dan Jasa : Pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai
manfaatnya “kurang” dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah, penyewaan, makanan,
pakaian, dan kendaraan, dll.
c. Belanja Modal : pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan
atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat “lebih” dari
12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, tanah, mesin,
gedung, kendaraan, dll.
.

STRUKTUR APBD

Pendapatan Rp...................
Belanja Rp..................
Belanja tidak langsung Rp....................
Belanja Langsung Rp....................
______________ (-)

Surplus/Defisit Rp-------------------

Pembiayaan Rp........................
Penerimaan Rp.....................
Pengeluaran Rp..................... (-)
________________

Pembiayaan Neto Rp.................... (-)

_______________

SILPA Tahun Berjalan Rp......................


PERUBAHAN APBD
DOKUMEN
LATAR BELAKANG
KETERANGAN
PERUBAHAN PENGANGGARAN PELAKSANAAN

RKA-SKPD DPA-SKPD
Perkembangan asumsi KUA yang Dapat mendahului perubahan atas
tidak sesuai persetujuan DPRD
DPPA-SKPD DPPA-SKPD
Antar rincian obyek  PPKD
Antar obyek  SEKDA
Dilakukan pergeseran DPPA-SKPD DPPA-SKPD
Antar jenis, program/kegiatan,
organisasi  atas persetujuan DPRD
RKA-SKPD DPA-SKPD
Dapat mendahului perubahan dan
Penggunaan Saldo anggaran
DPPA-SKPD DPA-SKPD menunggu perubahan Atas
dalam tahun anggaran berjalan
persetujuan DPRD
DPAL-SKPD DPAL-SKPD

RKA-SKPD DPA-SKPD
Dapat mendahului perubahan, dan jika
Darurat terjadi setelah perubahan ditampung
DPPA-SKPD DPPA-SKPD dalam laporan realisasi anggaran

RKA-SKPD DPA-SKPD
Luar biasa >50%
DPPA-SKPD DPPA-SKPD Setelah perubahan kedua APBD

Luar biasa <50% DPPA-SKPD DPPA-SKPD


PROSES
PROSES EVALUASI
EVALUASI PERDA
PERDAAPBD
APBD KAB/KOT
KAB/KOT &
&
PERATURAN
PERATURAN BUP/WAL
BUP/WAL TTG
TTG PENJABARAN
PENJABARAN APBD
APBD

Membuat
RAPERBUP/WAL Bupati/Walikota
RAPERDA Sebesar Pengesahan
menetapkan
APBD Tidak Setuju Pagu APBD Gubernur
(30 Hari) PER-BUP/WAL
Tahun Lalu
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
Bupati/Walikota
menetapkan
Penyempurnaan
PERDA &
(7 Hari)
Melewati PER-BUP/WAL
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERBUP/WAL Penyampaian
PENJABARAN APBD RAPERDA APBD &
Hasil
RAPERBUP/WAL GUBERNUR
APBD Evaluasi GUB membatalkan
(15 hari) Berlaku Pagu APBD
(3 hari) Sebelumnya

Sesuai
dgn UU
Laporan kpd
MDN
PROSES EVALUASI PERDA APBD PROVINSI &
PERATURAN GUBERNUR TTG PENJABARAN APBD

Membuat
RAPERGUB GUBERNUR
RAPERDA Sebesar Pengesahan
Tidak menetapkan
APBD Setuju Pagu APBD MDN
PER-GUB
Tahun Lalu (30 Hari)
(15 hari)

Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
GUBERNUR
menetapkan
Penyempurnaan
PERDA &
(7 Hari)
Melewati PER-GUB
Setuju Batas WKT Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERGUB Penyampaian
PENJABARAN APBD RAPERDA APBD &
Hasil
RAPERGUB MDN Evaluasi MDN membatalkan
APBD (15 hari) Berlaku Pagu APBD
(3 hari) Sebelumnya

Sesuai
dgn UU
Perbedaan SiLPA dengan SILPA
 Pembiayaan  adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. 
 Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran disebut “Penerimaan Pembiayaan”.
Pembiayaan untuk memanfaatkan surplus disebut “Pengeluaran Pembiayaan”.
 SiLPA (dengan huruf i kecil) adalah  Sisa Lebih “Perhitungan Anggaran”, yaitu
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran.
Sedangkan SILPA  (dengan  huruf  I besar/kapital) adalah Sisa Lebih “Pembiayaan
Anggaran” Tahun Berkenan. Yaitu selisih antara surplus/defisit anggaran dengan
pembiayaan netto. Dalam penyusunan APBD angka SILPA ini seharusnya sama
dengan nol. Artinya bahwa  penerimaan pembiayaan harus dapat menutup defisit
anggaran yang terjadi.
SILPA Positif dan Negatif
SILPA Positif : Pembiayaan netto setelah dikurangi dengan Defisit
Anggaran, Atau dengan penjelasan lain bahwa secara anggaran
masih ada dana dari penerimaan pembiyaan tersebut  yang belum
dimanfaatkan untuk membiayai Belanja Daerah dan/atau
Pengeluaran Pembiayaan Daerah. (Contoh : Surplus 2 Milyar)

SILPA Negatif : pembiayaan netto belum dapat menutup defisit


anggaran yang terjadi. Untuk itu perlu dicari jalan keluarnya.
Misalnya dengan mengusahakan sumber-sumber penerimaan
pembiayaan yang lain seperti utang dan lain sebagainya. Atau
dengan mengurangi Belanja dan atau pengeluaran pembiayaan
sehingga angka SILPA ini sama dengan nol.
.
StrukturAPBD

Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah

1.Pendapatan Asli Daerah 1. Belanja Tidak Langsung : Penerimaan pembiayaan : a. Sisa


a.Pajak daerah
b. Retribusi Daerah
a. Belanja Pegawai lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya
c.Hasil penjualan kekayaan daerah b. Bunga, subsidi b. pencairan dana cadangan
yang dipisahkan c. Hibah c. hasil penjualan kekayaan daerah
d. Lain-lain pendapatan daerah yang d. Bantuan sosial yang dipisahkan
sah. d. penerimaan pinjaman daerah
e. Belanja bagi hasil
e. penerimaan kembali pemberian
2. Dana Perimbangan f. Bantuan keuangan pinjaman
a. Dana bagi hasil g. Belanja tidak terduga. f. penerimaan piutang daerah.
b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus. Pengeluaran Pembiayaan :
2. Belanja Langsung a. Pembentukan dana cadangan
3. Lain-lain pendapatan yang sah : a. Belanja pegawai b. penyertaan modal (investasi)
a. Hibah tidak mengikat b. belanja barang dan jasa c. pembayaran pokok utang
b. Dana darurat dari pemerintah d. pemberian pinjaman daerah.
c. Dana bagi hasil pajak dari c. belanja modal.
Provinsi ke Kab/Kota
DANA PERIMBANGAN sesuai dengan UU No. 33/2004, merupakan dana yang
bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebuthuan
daerah sesuai dengan desentralisasi, adalah :
 Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Bagi Hasil
bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
 Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.
 Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung adalah Belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Misalnya: Gaji PNSD, bantuan kepada Organisasi, hibah kepada
sekolah swasta, bantuan kepada Partai Politik, Bantuan kepada
Pemerintah Desa, Belanja Tidak Terduga.

Belanja Langsung adalah Belanja yang dianggarkan terkait secara


langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Misalnya: kegiatan pembuatan jalan, kegiatan pengadaan kendaraan
dinas operasional, kegiatan pendidikan dan pelatihan kader Pos Yandu,
dll.
PERTEMUAN KE XII

RPJPN dan RPJMN


RPJPN sebagai modal dasar, adalah :
1. Wilayah Indonesia, sebagai Negara Kepulauan yang terluas, jumlah pulau yang
terbanyak, dan pantai yang terpanjangdi dunia ditambah dengan letak geografis yang
strategis di garis khatulistiwa. .
2. Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati.
3. Penduduk dalam jumlah besar dengan budaya yang sangat beragam.
4. Perkembangan politik yang telah melalui tahap awal reformasi.

VISI RPJPN INDONESIA 2005-2025 :


1. Mandiri : Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain
dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
2. Maju : Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan
kelembagaan politik dan hukum
3. Adil : Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender,
maupun daerah.
4. Makmur : Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup.
Misi RPJPN 2005-2025 :
1.Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia Internasional.

Arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang :


1. Pembangunan masyarakat
2. Pembangunan Daya saing bangsa
3. Pembangunan politik dan hukum
4. Pembangunan keamanan dan pertahanan
5. Pemerataan pembangunan
6. Pembangunan lingkungan hidup.
7. Pembangunan Negara Kepulauan
8. Pembangunan hubungan Luar Negeri.
Perkuatan RPJPN 2005-2025
1. Meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia
a. Semakin terjaminnya iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil
dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap
pranata hukum
b.Meningkatnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan terjaganya harmoni dalam
masyarakat
c. Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi
d. Penyelenggaraan pemilu tahun 2014 yang dapat dilaksanakan dengan jujur, adil dan
demokrasi
e. Indeks demokrasi indonesia (urutan 73 dari 100 negara, pada Tahun 2014)

2. Penegakan hukum
a. Tercapainya suasana dan kepastian keadilan melalui penegakan hukum dan terjaganya
ketertiban umum
b. Persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan,
dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hukum.
c. Tumbuhnya kepercayaan dan penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak
hukum
d. Mendukung iklim berusaha yang baik sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan pasti.
e. Indeks persepsi korupsi (IPK) 2,8% pada tahun 2009 menjadi 5,0% pada Tahun 2014
RPJMN
Visi RPJMN 2010-2014
Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan dengan memantapkan
konsolidasi demokrasi, memperkuat penegakan hukum, pemberantasan korupsi,
pengurangan kesenjangan, dan pembangunan inklusif dan berkeadilan.

Landasan Hukum RPJMN 2010-2014


1. UU No.25/2004 Tentang SPPN, Pasal 19 Ayat 1, berbunyi : RPJMN ditetapkan
dengan peraturan Presiden paling lambat 3 bulan setelah Presiden dilantik
2. UU No. 17/2007 Tentang RPJMN 2005-2025.
Tahapan RPJMN 2005-2025

RPJMN Tahap I (2005-2009), adalah :


Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, dan tingkat
kesejahteraan masyarakat.

RPJMN Tahap II (2010-2014), adalah :


Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya
peningkatan kualitas SDM termasuk pengembangan Iptek serta penguatan daya saing
perekonomian.

RPJMN Tahap III (2015-2019), adalah :


Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan
pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM
berkualitas serta kemampuan Iptek.

RPJMN Tahap IV (2020-2025)


Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah (Setiap 5 Tahun)
1.Keberhasilan pembanguunan nasional sangat tergantung pada keberhasilan
pembangunan daerah.
2. Sinergi, koordinasi dan kerjasama Pusat-Daerah perlu dibangun secara efektif
3. Pembangunan ditujukan untuk menigkatkan Kesejahteraan, demokrasi, dan keadilan.
4. Kebijakan strategi dasar dalam pembanguunan untuk semua, yaitu :
a. Pembangunan harus bersifat inklusif.
b. Pembangunan harus berdimensi wilayah
c. Integrasi penyatuan potensi ekonomi daerah dalam geoekonomi nasional
d. Pengembangan ekonomi-ekonomi lokal (UKM)
e. Keseimbangan dan keserasian pertumbuhan dan pemerataan
f. Peningkatan kualitas SDM.
Sasaran pembangunan RPJMN

1. Pertumbuhan ekonomi (Rata-rata 6,3% -6,8%) perTahun


2. Inflasi (Rata-rata 4-6%) perTahun
3. Tingkat pengangguran (5-6% akhir Tahun 2014)
4. Tingkat Kemiskinan (8-10% akhir Tahun 2014)
5. Pendidikan.
6. Kesehatan
7. Pangan (Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging sapi, sayurmayur, garam, dll)
8. Energi(minyak bumi 1,01 juta barel perHari)
TUGAS – CALIBRI, 14-11, SPASI 1, A4.
SILAHKAN MEMILIH & MENGERJAKAN 5 SOAL DARI 8 SOAL
DIKUMPUL PADA SAAT UUJIAN

1. Berikan pendapat anda, dan berikan contohnya.


Bagaimana mensejahterakan masyarakat dan bagaimana cara
mewujudkannya ?
2. Jelaskan konsep pembangunan yang anda pahami, dan berikan contohnya.
3. Jelaskan dengan contoh bagaimana kinerja stakeholders (pemerintah,
swasta, masyarakat) dalam mensukseskan pembangunan.
4. Bagaimana cara memaksimalkan Kegagalan perencanaan yang diakibatkan
lemahnya pengendalian APBD.
5. Apa saja unsur pembentuk APBD ?
6. Sebutkan kegagalan dan keberhasilan pembangunan pada orde baru dan
orde reformasi. dan sebutkan harapan anda untuk Indonesia yang lebih baik
7. Bagaimana konsep government dan governance mencapai tahapan
keberhasilan dalam pembangunan ?
8. Setujukah anda pembangunan berpusat di pedesaan ? ya/tidak, jelaskan.
PERTEMUAN KE XIII
RPJPD DAN RPJMD
Landasan Hukum RPJPD adalah Pancasila. Landasan Konstitusional adalah UUD
1945, sedangkan landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan perundang-
undangan yang berkaitan langsung dengan perencanaan pembangunan.
Landasan operasional tersebut, adalah :
1. UU No. 28/1999 Tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dari KKN (Lembaran
Negara No. 75/1999 bernomor 3851)
2. UU No.3/2002 Tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara No.3/2002)
3. UU No. 17/2003 Tentang keuangan Negara (Lembaran Negara No. 47/2003)
4. UU No. 10/2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara No. 53/2004)
Hubungan RPJPD dengan RPJMD

1. RPJPD memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang, mengacu pada
dokumen RPJPN dan RPJPD Provinsi.
2. RPJPD disusun berbasis Tata Ruang Wilayah Kota yang merupakan bagian dari Tata
Ruang Wilayah Provinsi.
3. RPJPD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Dokumen Perencanaan
pembangunan jangka menengah yang merupakan hasil visi dan misi walikota
untuk periode 5 Tahun.
4. RPJMD penyusunannya mengcau pada rencana pembangunan jangka menengah
5. RPJMD sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) masing-
masing SKPD.
Tujuan yang ingin dicapai RPJPD
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dalam pencapaian tujuan daerah.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar wilayah, antar
ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah pusat dan daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
4. Menjamin tercapinya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan
5. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
Visi dan Misi Kota SAMARINDA 2005-2025
Motto Kota SAMARINDA adalah Kota TEPIAN.
TEPIAN = Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman.

Visi Kota Samarinda


“Kota Jasa, Industri, Perdagangan dan Permukiman yang Berwawasan
Lingkungan”

Misi Kota Samarinda :


1. Mewujudkan daya saing Kota Samarinda
2. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
4. Mewujudkan Kota Samarinda asri dan aman.
5. Mewujudkan Masyarakat bermoral, beretika, dan berbudaya
6. Mewujudkan Kota Samarinda berperan penting dalam pembangunan
7. Melaksanakan Reformasi hukum dan birokrasi
PERTEMUAN KE XIV
CARA MEMBANGUN MENTALITAS PEMBANGUNAN

..
.

..

Anda mungkin juga menyukai