KOTA YOGYAKARTA
Disusun oleh :
Bramista Februardhea Putra
nim: 030329379
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka proposal ini dimaksudkan untuk menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Yogyakarta dan permasalahan yang ada di
Kota Yogyakarta, karakteristik perkembangan kota, kondisi kota, serta kondisi masyarakat
Kota Yogyakarta. Potensi dan masalah tersebut mencakup aspek fisik dan sumber daya
alam, ekonomi, sarana dan prasarana, sosial budaya, dan kependudukan.
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan di atas, maka sasaran yang akan dicapai yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan delineasi batas wilayah perencanaan secara makro dan
mikro sebagai wilayah studi dalam perencanaan.
2. Merumuskan konsep dan rencana pengumpulan data yang meliputi daftar
kebutuhan data, metode dan teknik yang digunakan dalam proses
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dalam pengenalan isu dan
masalah.
3. Menyusun rencana alokasi mobilisasi dan manajemen lapangan untuk
mendukung efisiensi dan efektivitas dalam proses perencanaan.
4. Menyusun sistem basis data wilayah dengan melakukan kompilasi,
klasifikasi, dan organisasi terhadap data yang telah terkumpul.
5. Menyusun identifikasi terkait dengan aspek fisik lingkungan dan
penggunaan lahan, aspek demografi, aspek sarana, prasarana dan utilitas,
aspek kebijakan dan kelembagaan, dan aspek sosial ekonomi sehingga
dapat mengindikasikan potensi dan masalah yang terdapat di Kota
Yogyakarta untuk selanjutnya dapat dilakukan penyusunan perencanaan
wilayah pada tahap selanjutnya.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam penyusunan proposal teknis terdiri dari ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
yang terbagi menjadi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka
berpikir, serta sistematika penulisan.
Dalam proposal teknis ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai wilayah studi
Kota Yogyakarta guna menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW Kota), yang
meliputi aspek lingkungan dan penggunaan lahan, aspek demografi, aspek sarana,
prasarana dan utilitas, aspek kebijakan, dan aspek sosial ekonomi.
No Luas (Ha)
Jenis Penggunaan Lahan
. 2018 2019 2020
1. Perumahan 2.101,2443 2.101,5661 2.102,60
2. Jasa 281,8367 284,5767 284,75
3. Perusahaan 311,5396 311,6901 311,85
4. Industri 52,2337 52,2337 52,23
5. Pertanian 100,4514 97,4808 96,87
6. Non Produktif 14,5340 14,2923 13,49
7. Lain-Lain 388,1603 388,1603 388,22
Total 3.250,00 3.250,00 3.250,00
Sumber: BPS Kota Yogyakarta dalam Angka 2021
Fungsi Kota Yogyakarta yang bukan sebagai sektor primer yang mewadahi
sektor produksi seperti pertanian, menyebabkan luas peruntukan lahan pertanian dan
non produktif di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu tahun ke tahun mengalami
penurunan, dimana hal ini dipengaruhi oleh alih fungsi lahan pertanian untuk jasa
dan perumahan.
Kota Yogyakarta juga mengalami keterbatasan lahan untuk melakukan
penghijauan. Di sisi lain, penghijauan merupakan salah satu alternatif untuk
mengurangi polusi udara perkotaan. Strategi penyelesaian masalah tersebut dapat
dilakukan dengan menambah luasan ruang terbuka hijau (RTH) yang terfokus pada
penambahan pohon perindang jalur hijau, sehingga mengurangi emisi gas buang
kendaraan. Bersinergi dengan Program Pengelolaan RTH Publik, strategi
penyelesaian masalah tentang ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan
RTRW dapat dilakukan dengan cara melakukan peninjauan ulang RTRW dan
diberlakukan kebijakan tentang ketentuan dominasi pada suatu cakupan wilayah.
Misalnya, pada lahan peruntukkan perdagangan bisa saja digunakan sebagai
permukiman, namun dominasinya harus tetap untuk perdagangan.
No
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/ km2)
.
1. 2016 417.744 12.854
2. 2017 422.732 13.007
3. 2018 427.498 13.154
4. 2019 414.055 12.740
5. 2020 373.589 11.495
Sumber: BPS Kota Yogyakarta Tahun 2017-2021
Kota Yogyakarta sudah memiliki sarana dan prasarana yang terbilang lengkap
dan sudah memadahi. Sarana pendidikan yang tersebar di Kota Yogyakarta dimulai
dari tingkat Taman kanak-kanak (TK/ sederajat), pendidikan Sekolah Dasar (SD/
sederajat), Sekolah Menengah Pertama (SMP/ sederajat), Sekolah Menengah Atas
(SMA/ Sederajat) hingga Perguruan Tinggi. Berikut ini sebaran sarana pendidikan
yang ada di Kota Yogyakarta.
Sarana lainnya yang sudah sangat memenuhi dan cenderung berlebih dari kebutuhan
standar adalah sarana peribadatan (masjid, mushola).
No Jenis Jumlah
1. Masjid 518
2. Mushola 487
3. Gereja Protestan 47
4. Gereja Katholik 7
5. Pura 1
6. Wihara 5
1. Letak geografis dan luas wilayah Kota Yogyakarta Sekunder 2016-2020 BPS Kota Yogyakarta √
2. Ketinggian tanah Kota Yogyakarta Sekunder 2016-2020 BPS Kota Yogyakarta √
3. Curah hujan Kota Yogyakarta Sekunder 2016-2020 BPS Kota Yogyakarta √
4. Topografi Kota Yogyakarta Sekunder 2016-2020 BPS Kota Yogyakarta √
5. Potensi Sumber Daya Alam Kota Yogyakarta Sekunder 2016-2020 BPS Kota Yogyakarta √
6. Jenis penggunaan lahan Kota Yogyakarta Sekunder 2016-2020 BPS Kota Yogyakarta √
Aspek Demografi
Sekunder Internet
24. Kondisi dan jenis perkerasan jalan Kota Yogyakarta
Primer
2016-2020
Masyarakat √
Sekunder PLN
25. Jumlah dan jenis pelanggan PLN Kota Yogyakarta
Primer
2016-2020
Internet √
Sekunder
26. Daya dan kondisi pelayanan listrik Kota Yogyakarta
Primer
2016-2020 Masyarakat √
Sekunder Internet
29. Jenis konstruksi dan kondisi drainase Kota Yogyakarta
Primer
2016-2020
BPS Kota Yogyakarta √
Aspek Kebijakan
Terkait dengan proses analisis, untuk menjadi informasi, data harus diolah
terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan untuk memperbaiki data yang telah
dikumpulkan agar sistematis sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan.
1. Analisis Statistik
Analisis statistik banyak digunakan pada analisis data dikarenakan
penggunaannya yang lebih sederhana, termasuk dalam mengetahui hubungan
antarvariabel. Berikut ini metode yang digunakan pada analisis statistik:
a. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk
deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling
keterhubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan
kesimpulan.
b. Analisis Statistik Skalogram Guttman
Analisis Skalogram Guttman merupakan salah satu alat untuk
mengidentifikasi pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas/ prasarana
yang dimilikinya, dengan demikian dapat ditentukan hierarki pusat-pusat
pertumbuhan dan aktivitas pelayanan suatu wilayah. Ukuran fasilitas dinilai dari
sisi jumlah dan kelengkapannya. Fasilitas yang digunakan pada penilaian adalah
fasilitas yang mencirikan fungsi pelayanan sosial dan ekonomi. Wilayah dengan
fasilitas yang lebih lengkap merupakan pusat pelayanan, sedangkan wilayah
dengan fasilitas yang kurang akan menjadi daerah belakang atau hinterland
(Rondinelli, 1958:108).
2. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan merupakan penelitian sosial terapan yang secara sistematis
disusun untuk mengetahui substansi dari kebijakan mengenai permasalahan yang
dijawab oleh kebijakan dan permasalahan yang mungkin timbul sebagai akibat dari
penerapan kebijakan. Ruang lingkup dan metode analisis kebijakan umumnya
bersifat deskriptif dan faktual mengenai sebab-sebab dan akibat-akibat suatu
kebijakan. Dalam studi ini analisis kebijakan bersifat spasial menyangkut penataan
ruang wilayah studi. Teknik yang digunakan adalah content analysis yang didasarkan
pada dokumen resmi pemerintah atau dokumen tidak resmi namun dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
6. Analisis Supply-Demand
Analisis supply-demand digunakan untuk melihat kesesuaian antara jumlah
permintaan atau kebutuhan dibandingkan dengan jumlah prasarana - sarana yang
tersedia. Teknik yang digunakan adalah proyeksi kebutuhan prasarana - sarana -
utilitas berdasarkan jumlah penduduk. Oleh karena itu, selain diperlukan jumlah
sarana, prasarana, dan utilitas yang telah tersedia, diperlukan juga data untuk
melakukan proyeksi jumlah penduduk, frekuensi penggunaan sarana, prasarana, dan
utilitas tersebut serta kondisinya pada saat ini untuk menentukan apakah pada masa
mendatang sarana, prasarana, dan utilitas tersebut masih dapat digunakan, harus
diperbaiki, atau bahkan harus dibangun kembali.
7. Analisis Lokasi
Analisis lokasi digunakan untuk mengetahui kecenderungan suatu kegiatan
perekonomian, baik ekonomi lokal maupun kegiatan ekonomi prospektif lainnya
yang berlokasi pada suatu wilayah.
Pemerintah Kota Yogyakarta. 2017. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 11 Tahun
2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022
Pemerintah Pusat. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Nasional
Buchori, Imam dan Khristiana Dwi Astuti. 2015. Studio Perencanaan Wilayah. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Sitawati, Anita dan Rahel Situmorang. 2015. Sistem Informasi Perencanaan. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Kulonprogo, DPU. Tanpa Tahun. “Klasifikasi Jalan Berdasarkan Status dan Kelas Jalan”,
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/49/klasifikasi-jalan-berdasarkan-status-dan-
kelas-jalan diakses tanggal 13 April 2021