STTNAS
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
I. LATAR BELAKANG
Ruang memiliki kemampuan, keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang tidak
sama. Sementara itu desakan permintaan akan lahan sebagai akibat pesatnya pertumbuhan
fisik dan transformasi sosial ekonomi masyarakat seringkali tidak sejalan dengan kesiapaan
pemerintah kabupaten dalam mewadahinya sehingga mengakibatkan terjadinya tumpang
tindih dalam pemanfaatan lahan. Oleh karena itu, pemanfaatan ruang kabupaten perlu
dikendalikan. Pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten pada umumnya dilaksanakan
dengan berpedoman pada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten, Akan tetapi sesuai dengan tingkatan hierarki, skala dan kedalaman materi yang
diatur di dalamnya, produk RTRW Kabupaten pada umumnya hanya mengatur struktur dan
pola pemanfaatan lahan dalam skala makro, dan tidak cukup rinci untuk dijadikan landasan
operasional pengendalian-pemanfaatan ruang untuk pembangunan sarana dan prasarana
lingkungan kabupaten.
Perencanaan tata ruang wilayah kawasan tertentu, yang secara terperinci mendekati
persil kepemilikan lahan, diwadahi dalam rencana detail tata ruang (RDTR). Menurut
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 15/PRT/M/2009,
16/PRT/M/2011, dan 20/PRT/M/2011, bagian dari wilayah yang harus disusun RDTR atau
peraturan zonasi adalah dua kawasan; (1) Kawasan yang memiliki ciri perkotaan atau
direncanakan menjadi kawasan perkotaan, misalnya kawasan pedesaan yang direncanakan
menjadi kawasan fungsional dan strategis. Kawasan ini memiliki ciri-ciri yang mudah dikenali
yaitu dibatasi oleh batas administrasi setingat kecamatan atau kelurahan. (2) Kawasan
dengan kriteria lingkup wilayah, yaitu kawasan yang tidak dibatasi oleh batas administrasi
setingat kecamatan atau kelurahan. Kawasan tersebut sudah diamanatkan RTRW untuk
disusun RDTR atau peraturan zonasi, sehingga sebagai acuan pelaksanaan dan
pengendalian pemanfaatan ruang perlu dibuat peta dengan tingkat ketelitian peta 1 :
5000. Dengan kata lain, semua kawasan administrasi setingkat kecamatan atau kelurahan
harus disusun RDTR atau peraturan zonasi, kalaupun terdapat kawasan strategis lintas batas
administrasi, maka penyusunan RDTR atau peraturan zonasi-nya menyesuaikan batas
administrasi tersebut.
Di dalam RDTR atau peraturan zonasi ditetapkan blok kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang, penjabaran ini memerhatikan keterkaitan antar
kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan
utama dan kegiatan penunjang. Diharapkan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
RDTR atau peraturan zonasi sebagai peraturan pelaksanaan pembangunan fisik
kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta,
dan/atau masyarakat dapat dilakukan dengan rinci sampai tingkat persil tanah.
Halaman 1 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Untuk itu maka pemerintah kabupaten A dalam APBD tahun 2017 melalui Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Perencenaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
tahun anggaran 2017 telah mengalokasikan dana untuk pekerjaan Penyusunan
RDTR Kecamtan A (secara substansi merupakan RDTR Kecamatan), yang
pelaksanaanya diberikan kepada pihak ketiga. Untuk mewujudkan pekerjaan RDTR
Kecamatan yang bermutu maka dianggap penting melakukan proses seleksi yang
ketat untuk memilih konsultan perencana yang profesional, yang mampu
mengembangkan analisis mendalam guna memperoleh produk RDTR Kecamatan
yang bermutu.
Halaman 2 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 3 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
A. Undang-undang:
1) Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundangan;
3) Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
4) Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
5) Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6) Undang-undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
8) Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan;
9) Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
10) Undang-undang No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
11) Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
B. Peraturan Pemerintah:
1) Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau
Kecil Terluar;
4) Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
C. Peraturan Presidan dan Keputusan Presiden:
1) Keputusan Presiden No. 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana; dan
2) Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
Halaman 4 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 5 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 6 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 7 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 8 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 9 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
Halaman 10 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
V. KELUARAN
Keluaran dari Pekerjaan Penyusunan RDTR Kecamatan A, adalah :
1) Dokumen Laporan Pendahuluan;
2) Dokumen Data Fakta dan Analisa (Antara);
3) Dokumen RDTR Kecamatan A;
4) Album peta (A3) dengan skala 1:5000
Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5.000
dalam format A3 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi
ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang. Lampiran yang terdiri atas peta rencana pola ruang, rencana
jaringan prasarana, penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya dan
peta zona-zona khusus, serta tabel indikasi program pemanfaatan ruang
prioritas.
VI. METODOLOGI
Metode pendekatan yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan adalah:
1) Menyusun rencana kerja, desk study, termasuk jadwal survei
2) Menyediakan data spasial, berupa peta tematik sesuai dengan kebutuhan, yang
mempunyai tingkat ketelitian sekurangnya dengan skala 1 : 5.000.
3) Melakukan tinjauan terhadap studi yang telah ada sebelumnya.
4) Melakukan survey dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang
berkaitan dengan kegiatan.
5) Mengadakan studi literatur untuk menambah dan memperkaya pemahaman
terhadap substansi pekerjaan.
6) Melakukan tinjauan kebijakan terkait wilayah perencanaan.
7) Melakukan diskusi intensif dengan pemerintah kecamatan, kabupaten, dan
seluruh pemangku kepentingan dalam setiap tahapan proses penyusunan RDTR
dan Peraturan Zonasi.
8) Menyelenggarakan koordinasi dengan semua instansi pemerintah daerah
Kabupaten A.
VII. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat 3 pekan setelah dimulainya pekerjaan, sebanyak 1
buah menggunakan kertas A4. Laporan Pendahuluan berisi latar belakang
kegiatan, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup dan metodologi kegiatan
serta rencana kerja pelaksanaan kegiatan.
Halaman 11 dari 12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Studio Kota
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota STTNAS Yogyakarta
2) Laporan Antara
Laporan Antara dibuat 8 pekan setelah dimulainya pekerjaan sebanyak 1 buah
menggunakan kertas A4. Laporan Antara Laporan antara berisikan hasil dari
pengamatan lapangan, kajian literatur, kebijakan, ketentuan perundangan dan
produk-produk tata ruang, serta standar-standar teknis yang berlaku, hasil
identifikasi program-program per sektor, serta studi kasus yang terkait dengan
mekanisme pemberian insentif dan disinsentif, serta hasil diskusi.
3) Laporan Akhir
Laporan akhir dari seluruh kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan A sebanyak 1
buah dan diserahkan setelah presentasi laporan akhir.dibuat di kertas A3
berwarna.
4) Album Peta
Album peta dibuat dalam dua format yaitu format peta A3 untuk skala 1:5.000,
sebanyak 1 buah dan diserahkan bersamaan dengan laporan akhir/setelah
presentasi laporan akhir dibuat di kertas A3 berwarna..
5) Dokumentasi Compact Disc (CD)
Berisi data digital laporan pendahuluan, antara, akhir, album peta dan data
digital lainnya. File peta selain dalam extension JPG, juga dalam extension SHP.
Dibuat didalam compact disc (CD) sebanyak 1 buah dan diserahkan bersamaan
dengan laporan akhir/setelah presentasi laporan akhir.
Halaman 12 dari 12
Kebijakan Sektoral Analisis Kedudukan
dan Peran Kawasan dalam
Kebijakan Pembangunan Tujuan Pembangunan Wilayah yang Lebih Luas
& Penataan Ruang Kabupaten/Kota
Analisis Keterkaitan
Kebijakan Pembangunan Antar Wilayah dan Antar Fungsi & Peran
Analisis Kawasan Kawasan Perencanaan: Tujuan
Karakteristik
Wilayah Pelayanan Internal dan Penataan Ruang
Komposisi Penduduk Analisis Keterkaitan
Karakteristik Sosial Eksternal
Antar Komponen Ruang
Kependudukan Kawasan
Sosial Budaya
Analisis Karakteristik
Karakteristik Perekonomian dan Sosial Kependudukan
Perekonomian Keuangan
Analisis Pusat-Pusat
Pelayanan
Administrasi
Topografi
Analisis
Daya Dukung Peraturan Zonasi
Geologi
Prasarana
Lingkungan Air Bersih Analisis Daya
Dukung & Daya Drainase
Tampung (Prasarana &
Air Limbah dan Sanitasi Utilitas) & Daya
Tampung Lingkungan
Hidup Jaringan Limbah
Persampahan
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana
Listrik dan Telekomunikasi Pengelolaan Sampah
Pengembangan
Telekomunikasi
Jaringan Listrik
Analisis
Prasarana Transportasi
Gambar. 1 Kerangka Substansi Proses Penyusunan RDTR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011
Sumber: Proses Penyusunan RDTR KRB Gunungapi Merapi Di Sleman D.I. Yogyakarta (Efendi, 2016)