Anda di halaman 1dari 99

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatu.

Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Akhir
ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Studio
Perancangan dan Pembangunan Kota.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, baik
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pembuatan
Laporan akhir ini. Dalam penyusunan laporan akhir ini, tim penyusun sadar bahwa
masih ada kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Akhir kata, kami
berharap agar laporan akhir ini bisa memberikan banyak manfaat bagi kami serta
bagi para pembaca.

Palu, 10 Mei 2021

Tim penyusun
Kelompok
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lokasi perancangan kali ini adalah Kecamatan Toili, merupakan salah satu
Kecamatan yang berada di Kabupaten Banggai dengan perencanaan yang terfokus
pada wilayah Desa Sentral Timur. Desa Sentral Timur memiliki potensi wilayah yang
sangat baik di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian sebesar 49,5 Ha. Oleh
karena itu Desa Sentral Timur dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata berbasis
pertanian.

Dari segi perekonomian Desa Sentral Timur merupakan salah satu salah satu
daerah sentra pangan yang ada di Kecamatan Toili, dan juga Desa Sentral Timur
memiliki lumbung pangan, dimana lumbung pangan ini berfungsi sebagai media
penyimpanan pangan, dan juga berperan sebagai penunjang apabila petani di Desa
Sentral Timur mengalami gagal panen akibat dampak yang ditimbulkan akibat
bencana banjir yang melanda Desa Sentral timur.

Desa Sentral Timur teridentifikasi memiliki permasalahan terkait kebencanaan


seperti bencana banjir yang terjadi setiap tahunnya, dimana dampak yang ditimbulkan
dari bencana banjir ini merendam seluruh desa dan sektor pertaniaannya. serta sarana
dan prasarana pendukung yang belum optimal dan memadai, oleh karena itu perlu
adanya penerapan konsep kota tangguh bencana agar dapat meminimalisir dampak
dari bencana akan datang dan bersifat berkelanjutan. Kemudian perlu adanya
pengembangan di sektor pariwisata sebagai penunjang perekonomian daerah dan
sebagai pendapatan baru daerah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa rumusan
masalah dalam penyusunan laporan akhir Studio Perancangan dan Pembangunan
Kota yaitu Desa Sentral Timur mengalami permasalahan bencana banjir yang setiap
tahunnya terjadi, dimana dampak yang ditimbulkan dari bencana banjir ini merendam
seluruh desa dan sektor pertaniaannya. serta sarana dan prasarana pendukung yang
belum optimal dan memadai, sedangkan potensi yang dapat dikembangkan yaitu
wisata berbasis pertanian.

1.3 Tujuan dan Sasaran


1.3.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk merancang dan
mengembangkan kawasan Desa Sentral Timur menjadi kota tangguh bencana
berbasis agrowisata dengan melihat potensi dan permasalahan yang ada.

1.3.2 Sasaran
1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang ada pada kawasan perancangan

2. Mengidentifikasi karakteristik kawasan perancangan baik fisik maupun non fisik

3. Menentukan konsep perancangan yang akan di kembangkan di kawasan


perancangan

4. Melakukan analisis perancangan (analisis aktifitas, analisis pengguna dan


kebutuhan ruang, analisis tapak, analisis kriteria terukur, analisis kriteria tak terukur)
dikawasan perancangan

5. Menyusun site plan berdasarkan zoning kawasan hasil analisis yang dihasilkan di
kawasan perancangan

6. Menyusun Urban Design Guidelines (UDGL) di kawasan perancangan

7. Menentukan konsep pengelolaan yang cocok dengan desain atau rancangan


kawasan

8. Menganalisis pelaksanaan oprasional


1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup pada kawasan perancangan berada pada Desa Sentral Timur,
Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai. Desa Sentral Timur merupakan salah satu
Desa yang terdapat di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tengah, Indonesia. Luas wilayah kecamatan Toili yaitu sebesar 762 km 2. Letak dan
batas wilayah administrasi Desa Sentral Timur:

Sebelah utara : sungai singkoyo


Sebelah selatan : minahaki
Sebelah timur : minakarya
Sebelah barat : sentral sari

1.4.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi merupakan kajian materi penelitian, sehingga lingkup materi
dalam penelitian sebagai berikut:

1. Isu Dan Potensi


Untuk mengetahui isu dan permasalahan yang terjadi di Desa Sentral Timur
diantaranya meliputi masalah kebencanaan seperti banjir. Desa Sentral Timur
memiliki pada sektor pertanian.
2. Karakteristik Wilayah
Karakteristik wilayah terdiri dari aspek fisik dan non fisik :
a. Aspek fisik berupa kondisi fisik wilayah studi seperti kondisi geografi,
topografi, iklim dan penggunaan lahan, dan kondisi fisik buatan seperti
kondisi fisik infrastruktur.
b. Aspek non fisik berupa kondisi kependudukan, sosial dan ekonomi.
3. Kota Tangguh Bencana
Kota tangguh bencana adalah kota yang memiliki kemampuan untuk kembali
ke kondisi semula setelah terkena resiko bencana, dan kota yang mampu
bertahan dan sigap dalam menghadapi segala bentuk resiko bencana.
Kota tangguh juga mampu menjaga kestabilan kondisi sosial, ekonomi serta
infrastruktur saat terjadi bencana.
4. Agrowisata
Agrowisata adalah objek wisata dibidang pertanian dengan objek kunjungan
wisata di daerah pertanian atau perkebunan yang telah dikembangkan
sedemikian rupa, dan menjadikan hasil pertanian dan perkebunan sebagai
daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung
1.5 Kerangka Pikir
1.6 Sistematika Pelaporan
BAB I PENDAHULUAN : Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, , ruang lingkup studi (ruang lingkup substansi dan wilayah),
kerangka pikir, serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI : Bab ini berisi kajian teori yang membahas tentang
Kota Tangguh Bencana (termasuk pengertian, ciri-ciri dan kriteria serta konsep ),
teori pariwisarta (termasuk pengertian, ciri-ciri dan kriteria serta konsep ), Kota
Tangguh Bencana dengan konsep Agrowisata, dan Best Practice.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI : Bab ini menjelaskan
tentang gambaran umum wilayah studi yakni Kecamatan Toili, Kabupaten
Banggai yang meliputi kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi iklim dan
cuaca, kondisi tata guna lahan, kondisi infrastruktur (termasuk prasarana jaringan
jalan, prasarana jaringan listrik, prasarana jaringan telfon, prasarana jaringan air
bersih, prasarana jaringan persampahan), penduduk dan tenaga kerja (termasuk
penduduk, tenaga kerja dan transmigrasi), kondisi sosial (termasuk pendidikan,
kemiskinan, indeks pembangunan manusia)
BAB IV KONSEP PERANCANGAN KAWASAN AGROWISATA : Bab ini
berisi tentang konsep perancangan kawasan Agrowisata kecamatan Toili,
penerapan konsep perancangan kawasan Agrowisata kecamatan Toili, strategi dan
skenario perancangan kawasan Agrowisata
BAB V ANALISIS PERANCANGAN AGROWISATA: Bab ini berisi
tentang analisis aktivitas dan kebutuhan ruang kawasan Agrowisata,
analisis site kawasan agrowisata, analisis kriteria tak terukur, analisis kriteria
terukur, analisis elemen perancangan kawasan, analisis citra kota, analisis estetika.
BAB VI PERANCANGAN KAWASAN AGROWISATA : Bab ini berisi
tentang rancangan site plan 2d kawasan agrowisata, rancangan urban design guide
line (udgl) kawasan agrowisata.
BAB VII KONSEP PENGELOLAAN, PEMBIYAAN DAN ANALISIS
KELAYAKAN KAWASAN : Bab ini membahas terkait ligical framework
kawasan agrowisata, konsep manajemen pengelolaan kawasan stake holder dalam
manajemen pembangunan dan tahapan kegiatan pembangunan kawasan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kota Tangguh
2.1.1 Definisi Kota Tangguh
Resilience merupakan upaya untuk melindungi kegiatan-kegiatan yang
dirasakan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian ekologi tetapi
terancam oleh tekanan perubahan iklim. Menurut buku Panduan Pengembangan
Resilient City di Indonesia Resilient City atau yang disebut kota tangguh adalah kota
yang memiliki kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah mendapat resiko/
tekanan/bencana. Kota tangguh bencana harus difokuskan pada upaya antisipasi
(pencegahan terjadinya bencana), mitigasi (pengurangan risiko bencana), dan
adaptasi (penyesuaian terhadap perubahan bencana). Pemerintah kota bisa melakukan
antisipasi, berada di depan sebelum bencana terjadi. Bertindak adaptasi sesuai kondisi
dan potensi kelokalan. Menyusun rencana aksi mitigasi terhadap ancaman bencana
yang mungkin akan terjadi. Untuk mempercepat terwujudnya kota tangguh bencana
diperlukan kerja sama berjenjang antarkota/kabupaten (lokal), provinsi (regional),
pusat (nasional), hingga antarnegara (internasional). Kerja sama fokus pada upaya
pengembangan kapasitas daerah, berbagi praktik-praktik sukses, kebijakan dan
program terbaik, serta inovasi sumber pendanaan.

2.1.2 Prinsip Kota Tangguh


Kota tangguh adalah kota yang mampu menahan, menyerap, beradaptasi
dengan dan memulihkan diri dari dampak bencana secara tepat waktu dan efisien
(UNISDR,2009), sambil tetap mempertahankan struktur-struktur dan fungsi-fungsi
dasarnya (BNPB,2018). Kota tangguh bencana sebagai bagian dari Kota
Berketahanan, yang dimana Kota Berketahanan terdiri atas Kota pintar, adaptasi
perubahan iklim, Kota hijau, Kota Berkelanjutan.
2.1.3 Konsep Kota Tangguh
Konsep Ketangguhan Kota (Resilient City) Konsep ketangguhan kota
merupakan konsep yang punya korelasi dengan konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Konsep ini bukan didorong akan tetai diadakan dengan
dukungan inovasi, mitigasi dan adaptasi. Dalam konsep ketangguhan kota (resilient
city) terbagi ke dalam tiga konstelasi aspek yakni inovasi (inovation), mitigasi
(mitigation) dan adaptasi (adaptation) Adapun beberapa penjelasan dari masing-
masing konstelasi aspek Ketangguhan Kota (Resilient City ) sebagai berikut:

 Mitigasi merupakan pengurangan resiko yang disesuaikan dengan kapasitas


objek yakni objek itu sendiri sesuai kapasitasnya.
 Adaptasi merupakan penyesuaian (diri) terhadap resiko, yang disesuaikan dengan
bahaya dan kerentanan yang ada pada objek.
 Inovasi merupakan time frame pengimplementasian kegiatan yang dianggap
“baru” dalam penanganan resiko yang sebenarnya diluar kebiasaan kapasitas
yang ada pada objek.
Dengan demikian, kota dikatakan tangguh ketika memiliki hubungan yang
erat diantara masing-masing aspek ketangguhan kota yakni “Semakin tangguh suatu
kota maka dalam pengentasan resiko kota tersebut memiliki inovasi adaptasi dan
mitigasi yang baik”.

2.2 Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris yakni
agrotourism, dimana agro berarti pertanian dan tourism diartikan sebagai
pariwisata/kepariwisataan. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No.
319/KPTS/KP.150/6/2003 agrowisata merupakan suatu objek wisata yang
memanfaatkan usaha pertanian yang terdiri dari perkebunan, petemakan,
perikanan, kemudian dimanfaatkan baik lahan, hasil pertanian, ataupun pemandangan
pada lokasi pertanian tersebut tanpa merusak ekosistem, gunamengembangkan
sektor pertanian dalam ekonomi wilayah.
2.2.1 Definisi Agrowisata
Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya
adalah lansekap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan
wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Agrowisata juga merupakan
kegiatan wisata yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan
pemanfaatan obyek-obyek pertanian sebagai obyek wisata, seperti teknologi pertanian
maupun komoditi pertanian (Anonim, 1990).

Agrowisata juga dapat dikelompok-kan ke dalam pariwisata berkelanjutan


yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau
tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan
(Deptan,2005).

2.2.2 Prinsip Agrowisata


Ekowisata dan agrowisata pada dasarnya memiliki prinsip yang sama.
Menurut Wood 2000 dalam Pitana 2002, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
untuk mengembangkan agrowisata, diantaranya sebagai berikut:

a. Menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan


yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
b. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu
pelestarian.
c. Menekan pentingnya bisnis yang bertanggungjawab yang bekerjasama dengan
unsur pemerintahan dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk
lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
d. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian,
manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.
e. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan
penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-
kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
f. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan
dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan
menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
g. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk Negara, pebisnis dan
masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah kawasan yang
dilindungi.
h. Berusaha untuk menyakini bahwa perkembangan tidak melampaui batas-batas
sosial dan lingkungan yang diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang
telah bekerjasama dengan penduduk lokal.
i. Mempercayakan pemanfataan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan
dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya.

2.2.3 Konsep Agrowisata


Pengembangan Agrowisata disetiap lokasi menurut Betrianis (1996)
merupakan pengembangan yang terpadu antara pengembangan masyarakat desa, alam
terbuka yang khas, pemukiman desa, budaya dan kegiatan pertaniannya serta sarana
pendukung wisata seperti transportasi, akomodasi dan komunikasi. Secara umum,
pengembangan agrowisata selalu menunjukan suatu usaha perbaikan kehidupan
masyarakat petani dengan memanfaatkan potensi yang ada secara optimal.

Upaya pengembangan agrowisata menurut Deasy (1994) mengelompokkan


konsep dasar pengembangan agrowisata menjadi lima kelompok, yaitu :

a. Fungsi agrowisata sebagai obyek wisata merupakan ajang pertemuan antara


kelompok masyarakat dengan wisatawan yang mempunyai latar belakang
sosial budaya yang erbeda dan yang mempunyai motivasi untuk mengetahui,
menghayati serta menikmati hasil budidaya masyarakat pada daerah tertentu.
b. Sistem struktural agrowisata, tediri dari sub-sub sistem obyek wisata, sarana
dan prasarana pariwisata, promosi dan penerangan pariwisata dan wisatawan.
c. Strategi pengembangan desa agrowisata, dipandang sebagai unsur
pengembangan masyarakat yang lebih fundamental karena orientasinya pada
msyarakat, maka sasarannya bersifat strategis, menyangkut kemampuan
mandiri manusia di wilayah pedesaan. Dengan demikian pengembangan
agrowisata tidak lagi sekedar proses pembangunan ekonomi tetapi juga proses
pembangunan kebudayaan yang mengandung arti pengembangan dan
pelestarian.semua program pengembangan agrowisata hendaknya berperan
sebagai motivatir, innovator dan dinamisator terhadap pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat pedesaan menurut proses evolusi desa secara
wajar. Selain itu, semua program yang sifatnya pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber dana harus memberikan dampak positif kepada semua pihak
yang terlibat.
d. Lokasi agrowisata memberikan pengaruh bedar terhadap sub-sub sistem
obyek wisata, prasarana dan sarana pariwisata, transportasi, promosi dan
wisatawan yang datang. Lokasi agrowisata dapat di dalam kota, di pinggir
kota atau di luar kota. Lokasi di luar kota/pedesaan merupakan ciri lingkungan
yang mempunyai daya tarik yang kuat bagi wisatawan yang sebagian berasal
dari kota.
e. Tata ruang suatu kawasan dipengaruhi oleh sistem nilai dan sistem norma
yang berlaku ditempat tersebut. oleh karena itu, program pengembangan
agrowisata hendaknya memperhatikaan tata ruang yang sesuai dengan
keadaan dan keperluan masyarakat setempat.

2.2.4 Penerapan Agrowisata pada Kawasan Perkotaan


a. Pengembangan lanskap
Pengembangan lanskap agrowisata harus berdasarkana RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) yang dilakukan di kota, kabupaten, propinsi atau produk
perencanaan lainnya yang mendukung dan menjadi dasar pengembangan wilayah.
Konsep dasarnya meliputi :
i. Memanfaatkan dan melestarikan kawasan lindung yang menjamin fungsi
hidrologis serta sebagai pengendali pelestarian alam yang meliputi kawasan
lindung, kawasan hutan lindung, kawasan suatu alam dn cagar budaya serta
kawasan rawan bencana.
ii. Mengembangkan kawasan budidaya pertanian lahan basah dan lahan kering
sebagai mata pencaharian pokok penduduk jangka panjang, sekaligus
pembentukan lanskap pertanian yang menunjang keindahan dan
keseimbangan alam, pengalihan lahan-lahan non pertanian diarahkan pada
lahan-lahan yag tidak atau kurang produktif.
iii. Mengembangkan kawasan-kawasan wisata baru sesuai dengan potensi alam
yang tersedia, selain mengembangkan obyek wisata yang telah ada, perlu
dikembangkan/diversifikasi produk lainnya yang menjadi alternatif daya tarik
wisata.
b. Zonasi pengembangan kawasan
Agrowisata yang dikembangkan hendaknya mendukung terhadap upaya
diversifikasi produk wisata yang mendukung fungsi kawasan wisata dan
sekaligus memperhatikan budidaya pertanian. Pengembangannya dilakukan
berdasarkan potensi pertanian yang dimiliki dan peruntukan ruangnya sesuai
dengan RTDR dari masing-masing desa di satu kecamatan sehingga fungsi
pariwisata dapat dilakukan sejalan dengan fungsi budidaya pertanian. Menurut
Gumelar S. Sastrayuda (2010) pengembangan zonasi kewilayahan (RTRW)
dikategorikan dalam beberapa peletakannya terdiri dari :
i. Dalam kawasan lindung, peruntukan ruang adalah hutan lindung,
hutan suaka margasatwa dan cagar alam, dan hutan konservasi.
ii. Dalam kawasan penyangga yaitu kawasan antara hutan lindung dan
kawasan budidaya pertanian adalah dalam bentuk perkebunan terbatas.
iii. Dalam kawasan budidaya pertanian, ruang diperuntukan tanaman
tahunan, tanaman pangan lahan basah dan tanaman pangan lahan
kering.
iv. Dalam kawasan non pertanian diperuntukan untuk rekreasi fungsi
pariwisata, pemukiman dan industri.
Sedangkan dalam peletakan dan penataan zonasi yang berkaitan dengan
pengembangan OTDW (Obyek Daya Tarik Wisata) agrowisata, penzonasian perlu
dilaksanakan dengan mengkombinasikan keindahan sumberdaya alam sebagai
OTDW dengan sumberdaya pertanian sebagai ODTW agro. Untuk memperoleh
kesan dan pengalaman wisawatan penataan zonasi sangatlah penting sebagaimana
dikemukakan oleh Wallace (1995) dalam Gumelar S. Sastrayuda (2010) suatu sistem
zonasi yang terencana dengan baik akan memberikan kualitas yang tinggi terhadap
pengamalam pengunjung dan memberikan lebih banyak pilihan yang akan
mempermudah pengelola untuk beradaptasi terhadap perubahan pasar.

2.4 Teori Perancangan Kawasan


Merancang kota (kawasan) menurut Trancik (1986), adalah tindakan untuk
menstrukturkan ruang-ruang di kota tersebut sehingga tercipta tatanan; keindahan
serta rasa kenyamanan. Adapun dasar proses perancangannya adalah: mempelajari,
menganalisis, mengindentifikasi dan menstrukturkan kembali dengan
mempertimbangkan atau menghargai struktur utama, pola-pola karakteristik serta
kearifan lokal yang ada. Ada tiga teori perancangan kota/ kawasan yang dikemukakan
oleh Trancik (1986)

2.4.1 Elemen Perancangan Kota


Hamid shirvani (1985), mengklasifikasikan elemen urban design dalam
delapan kategori sebagai berikut :
1. Tata Guna Lahan ( Land Use)
Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk
menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga
secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah pada suatu
kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus pengendalian investasi
pembangunan. Pada skala makro, land use lebih bersifat multifungsi / mixed use.
Beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penataan land use menggunakan
pendekatan fungsional adalah :
a. Menjamin keamanan dan kenyamanan atas dampak negatif karena saling
pengaruh antar zona.
b. Pengelompokan kegiatan, fungsi dan karakter tertentu pada tiap zona yang
terpisah mempermudah penataan dan perencanaan land use mikro (horizontal
maupun vertikal).
c. Memudahkan implementasi dan kontrol.
d. Terpisahnya masing-masing zona menjadikan jarak antar berbagai kegiatan jauh,
dibutuhkan sarana transportasi yang lebih memadai untuk mengantisipasi
terjadinya kepadatan lalu - lintas yang tinggi pada jam-jam berangkat-pulang
kerja.
e. Terjadi kesenjangan keramahan kawasan, memunculkan perbedaan yang tinggi
pada harga lahan.
f. Kepadatan zona tidak seimbang, pemanfaatan lahan tidak optimal.
2. Bentuk Dan Massa Bangunan (Building Form And Massing)
Bentuk dan masa bangunan tidak semata - mata ditentukan oleh ketinggian
atau besarnya bangunan, penampilan maupun konfigurasi dari masa bangunannya,
akan tetapi ditentukan juga oleh :
a. Besaran Bangunan
b. Intensitas bangunan : BCR dan FAR.
c. Ketinggian bangunan.
d. Sempadan Bangunan
e. Ragam – Fasade
f. Skala
g. Material
h. Tekstur, dan
i. warna
3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation And Parking )
Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran
mendasar, antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas
pelayanan umum dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat.
Diperlukan suatu manajemen transportasi yang menyeluruh terkait dengan aspek-
aspek tersebut.
Di sebagian besar negara maju sudah dicanangkan atau digencarkan
penggunaan moda transportasi umum (mass transport) dan mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi. Selain penghematan BBM. Langkah ini akan membantu
pengurangan pencemaran udara kota berupa partikel beracun (CO2 misalnya)
maupun kebisingan dan bahaya lalu lintas lainnya. Kebijakan ini mengarah
terciptanya suatu lingkungan kota menuju kondisi minimalis transportasi (zero
transportation).
Selain kebutuhan ruang untuk bergerak, moda transport juga membutuhkan
tempat untuk berhenti (parkir).Kebutuhan parkir semakin meingkat terutama di pusat-
pusat kegiatan kota (CBD). Sarana pergerakan, atau sirkulasi, merupakan media bagi
manusia dalam melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya,
keberadaan sarana pergerakan pada suatu ruang kota-jalur jalan dan system
pergerakan tidak terlepas dari tata bangunan dan ruang ruang terbuka, serta kondisi
masyarakatnya.
Elemen sirkulasi dalam urban design merupakan alat yang sangat
menentukan struktur lingkungan urban, karena dapat membentuk, mengarahkan dan
mengontrol pola aktivitas dalam kota. Teknik perancangannnya meliputi tiga prinsip
utama:
a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka visual yang positif
b. Jalan harus mampu memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat
lingkungan tersebut terbaca secara informatif.
c. Sektor publik dan privat harus membina hubungan untuk mencapai sasaran ini.
4. Ruang Terbuka ( Open Space )
Ruang terbuka bisa menyangkut lansekap; elemen keras (hardscape yang
meliputi : jalan, trotoar dsb) serta elemen lunak (softscape) berupa taman dan ruang
rekreasi dikawasan kota. Elemen-elemen terbuka juga menyangkut lapangan hijau,
ruang hijau kota, pohon-pohonan, pagar, tanam-tanaman air, penerangan, paving,
kios-kios, tempat-tempat sampah, air minum, sculpture, jam dsb.
5. Area Pedestrian ( Pedestrian area )
Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan terhadap kendaraan
dikawasan pusat kota, mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem perancangan
yang manusiawi, menciptakan kegiatan pedagang kaki limayang lebih banyak dan
akhirnya akan membantu kualitas udara di kawasan tersebut.
6. Tanda-tanda ( signage )
Tanda- tanda petunjuk jalan, arah kesuatu kawasan tertentu pada jalan tol atau
di jalan kawasan pusat kotasemakin membuat semarak atmosfir
lingkungan kotatersebut. Peraturan yang mengatur tentang tanda-tanda tersebut
sebagian kota Indonesia masih belum sepenuhnya diatur hingga pada masalah teknis.
Akibatnya perkembangan papan-papan reklame terutama, mengalami persaingan
yang berlebihan,baik dalam penempatan titik-titiknya, dimensi atau ukuran
billboardnya, kecocokan bentuk, dan pengaruh visual terhadap lingkungan kota.
Rambu-rambu yang terdesain dengan baik turut mendukung karakter dari
penampilan gedung sekaligus menghidupkan jalanan, selain memberikan informasi
barang dan jasa bisnis pribadi (Long Beach dalam Arifiani, 2001).
7. Pendukung Kegiatan ( activity support )
Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan
yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu
kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan
lahan dan kegiatan-kegiatannya. Pendukung kegiatan tidak hanya menyediakan jalan,
pedestrian atau plaza, tetapi juga harus mempertimbangkan fungsi utama dan
penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya :
pusat perbelanjaan, taman rekreasi, pusat perkantoran, perpustakaan, area PKL, dsb.
Bentuk, lokasi dan karakter area spesifik akan menarik fungsi, penggunaan
dan aktivitas yang spesifik pula, sehingga suatu aktivitas cenderung berlokasi
ditempat yang paling sesuai dengannya.
8. Konservasi ( Concervation ) - Perlindungan
Konservasi suatu individual bangunan harus selalu dikaitkan dengan
keseluruhan kota. Konsep tentang konservasi kota memperhatikan aspek : bangunan-
bangunan tunggal, struktur dan gaya arsitektur, hal yang berkaitan dengan kegunaan,
umur bangunan atau kelayakan bangunan
Beberapa kategori konservasi :
a. Preservasi ( Preservation ) - Pelestarian
Menjaga dan melestarikan bangunan kuno dari kerusakan, pembongkaran dan
perubahan apapun. Dalam preservasi tidak boleh mengganti elemen aslinya dengan
lainnya.
b. Konservasi ( Concervation )
Suatu strategi atau kegiatan menangani secara preventif terhadap kehancuran
bangunan kuno. Memperbaikinya agar dapat bertahan lebih lama dengan mengganti
beberapa elemen yang sudah rusak dengan elemen baru seperti aslinya.
c. Rehabilitasi ( Rehabilitation )
Mengembalikan bangunan-bangunan kuno yang tidak berfungsi menjadi lebih
berfungsi dengan merestorasi utilitas yang diperlukan dan meningkatkan esensi
kegunaanya.
d. Revitalisasi ( Revitalitation )
Merupakan bagian konservasi melalui pengembangan fungsi. Secara fisik
bangunan di konservasi tetapi fungsi yang dikembangkan biasanya berbeda dengan
fungsi aslinya.
e. Peningkatan ( Improvement )
Kegiatan yang dapat meningkatkan nilai, penampilan, tingkat kenyamanan,
utilitas yang memenuhi standar teknis, dan tingkat efisiensi baik secara fisik, sosial
budaya, nilai ekonomi bangunan maupun kawasan kota.

2.4.2 Elemen Citra Kota


Salah satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota adalah citra
kota yang merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota yang dapat
menciptakan representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung. Citra kota pada
umumnya dipengaruhi oleh aspek fisik kota tersebut. Dalam bukunya Image of The
City, Kevin Lynch engungkapkan ada 5 elemen pembentuk image kota secara fisik,
yaitu: path (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes (simpul),dan landmark (pe
nanda). Kelima elemen ini dirasa dapat mewakili cita rasa dari suatu kawasan dan
memberikan citra yang kuat terhadap kota.
Kelima elemen ini digunakan untuk membentuk mental map (peta mental)
yang digunakan untuk memudahkan mengingat atau merekam elemen-elemen fisik
dalam suatu kota.
1. Elemen Path (Jalan/Jejalur)
Path adalah jalur-jalur dimana pengamat biasanya bergerak dan
melaluinya. Path dapat berupa jalan raya, trotoar, jalur transit, canal, jalur kereta api.
Bagi banyak orang, ini adalah elemen dominan dalam gambaran mereka. Orang
mengamati kota sambil bergerak melaluinya, dan sepanjang path elemen-elemen
lingkungan lain diatur dan berhubungan.
Path (jalan) secara mudah dapat dikenali karena merupakan koridor linier
yang dapat dirasakan oleh manusia pada saat berjalan mengamati kota. Struktur ini
bisa berupa gang-gang utama, jalan transit, jalan mobil/ kendaraan, pedestrian,
sungai, atau rel kereta api. Untuk kebanyakan orang, jalan adalah elemen kota yang
paling mudah dikenali, karena semua manusia menikmati kota pada saat dia berjalan.
Jadi didalam elemen ini mengandung pengertian jalur transportasi linier yang dapat
dirasakan manusia.
2. Edges (Tepian)
Edges adalah elemen linear yang tidak digunakan atau dipertimbangkan
sebagai path oleh pengamat. Edges adalah batas-batas antara dua wilayah, sela-sela
linier dalam kontinuitas: pantai, potongan jalur kereta api, tepian bangunan, dinding.
Edges juga merupakan elemen linier yang dikenali manusia pada saat dia
berjalan, tapi bukan merupakan jalur/paths. Batas bisa berupa pantai, dinding, deretan
bangunan, atau jajaran pohon/ lansekap. Batas juga bisa berupa barrier antara dua
kawasan yang berbeda, seperti pagar, tembok, atau sungai. Fungsi dari elemen ini
adalah untuk memberikan batasan terhadap suatu area kota dalam menjaga privasi
dan identitas kawasan, meskipun pemahaman elemen ini tidak semudah
memahami paths.
(Lake Michigan). Contoh edge yang dapat dilihat pada skala besar yang mengeskpos
Metropolis untuk dilihat. Bangunan-bangunan besar, taman, dan pantai-pantai privat
kecil semua mengarah pada edge air, yang dapat diakses dan dilihat bagi semua
3. Elemen District (kawasan)
District (kawasan) adalah kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan
skala kota menengah sampai luas, dimana manusia merasakan ’masuk’ dan ’keluar’
dari kawasan yang berkarakter beda secara umum. Karakter ini dapat dirasakan dari
dalam kawasan tersebut dan dapat dirasakan juga dari luar kawasan jika dibandingkan
dengan kawasan dimana si pengamat berada.
Elemen ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah
jalur/paths, meskipun dalam pemahaman tiap individu bisa
berbeda. Districts merupakan wilayah yang memiliki kesamaan (homogen).
Kesamaan tadi bisa berupa kesamaan karakter/ciri bangunan secara fisik, fungsi
wilayah, latar belakang sejarah dan sebagainya.
Sebuah kawasan district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola,
wujudnya) dan khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri
atau memulainya. District dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun
eksterior. Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan
jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas
(introvert/ekstrovert atau berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain).
Karakteristik-karakteristik fisik yang menentukan district adalah kontinuitas
tematik yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak ada ujungnya: yaitu tekstur,
ruang, bentuk, detail, simbol, jenis bangunan, penggunaan, aktivitas, penghuni,
tingkat pemeliharaan, topografi. Di sebuah kota yang dibangun dengan padat,
homogenitas facade merupakan petunjuk dasar dalam mengidentifikasi district besar.
Petunjuk tersebut tidak hanya petunjuk visual: kebisingan dan ketidakteraturan bisa
dijadikan sebagai petunjuk. Nama-nama district juga membantu memberikan
identitas, juga distrik-distrik etnik dari kota tersebut.
4. Elemen Nodes (Simpul)
Nodes adalah titik-titik, spot-spot strategis dalam sebuah kota dimana
pengamat bisa masuk, dan yang merupakan fokus untuk ke dan dari mana dia
berjalan. Nodes bisa merupakan persimpangan jalan, tempat break (berhenti sejenak)
dari jalur, persilangan atau pertemuan path, ruang terbuka atau titik perbedaan dari
suatu bangunan ke bangunan lain.
Elemen ini juga berhubungan erat dengan elemen district, karena simpul-
simpul kota yang kuat akan menandai karakter suatu district. Untuk beberapa
kasus, nodes bisa juga ditandai dengan adanya elemen fisik yang
kuat. Nodes menjadi suatu tempat yang cukup strategis, karena bersifat sebagai
tempat bertemunya beberapa kegiatan/aktifitas yang membentuk suatu ruang dalam
kota.
Setiap nodes dapat memiliki bentuk yang berbeda-beda, tergantung dengan
pola aktifitas yang terjadi didalamnya. Nodes merupakan simpul atau lingkaran
daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke
arah atau aktivitasnya lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan
terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar,
taman, square, dan sebagainya. Tidak setiap persimpangan jalan adalah
sebuah nodes, yang
menentukan adalah citra place terhadapnya. Nodes adalah satu tempat dimana
orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ’keluar’ dalam tempat yang
sama. Nodes mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk
yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilan berbeda dari lingkungannya
(fungsi, bentuk).
5. Elemen Landmark (Penanda)
Landmark adalah titik-acuan dimana si pengamat tidak memasukinya, mereka
adalah di luar. Landmark biasanya merupakan benda fisik yang didefinisikan dengan
sederhana seperti: bangunan, tanda, toko, atau pegunungan.
Beberapa landmark adalah landmark-landmark jauh, dapat terlihat dari
banyak sudut dan jarak, atas puncak-puncak dari elemen yang lebih kecil, dan
digunakan sebagai acuan orintasi.
Landmark-landmark lain adalah yang bersifat lokal, hanya bisa dilihat di
tempat-tempat yang terbatas dan dari jarak tertentu. ini adalah tanda-tanda yang tak
terhitung, depan-depan toko, pohon-pohon, gagang pintu, dan detail perkotaan lain,
yang mengisi citra dari sebagian besar pengamat. Mereka sering digunakan sebagai
petunjuk identitas dan bahkan struktur, dan diandalkan karena perjalanan menjadi
semakin familiar.
Landmark adalah elemen fisik suatu kota sebagai referensi kota dimana
pengamat tidak dapat masuk kedalamnya, tetapi penanda bersifat eksternal terhadap
pengamat. Biasanya dikenali melalui bentuk fisik dominan dalam suatu kawasan kota
seperti bangunan, monumen, toko, atau gunung. Landmark sudah dikenali dalam
jarak tertentu secara radial dalam kawasan kota dan dapat dilihat dari berbagai sudut
kota; tetapi ada beberapa landmark yang hanya dikenali oleh kawasan tertentu pada
jarak yang relatif dekat. Landmark bisa terletak di dalam kota atau diluar kawasan
kota (bedakan antara gunung dan monumen). Elemen fisik yang bersifat
bergerak/mobile juga dapat dijadikan penanda, seperti matahari dan bulan. Pada skala
yang lebih kecil, penanda yang lebih detail, seperti facade sebuah toko, lampu
jalanan, reklame juga bisa dijadikan penanda. Secara umum, landmark merupakan
suatu tanda dalam mengenali suatu kawasan.

2.4.3 Kriteria Perancangan


Adapun kriteria perancangan kota dalam (Sari, 2016) adalah sebagai berikut:
1. Instrumen yang digunakan sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan
(Berkaitan dengan penggunaan standar, ukuran, bakuan, atau normanorma.)
2. Obsesi/tujuan akhir perancangan kota adalah menciptakan the public domain
(dunia/ruang publik) yang berkualitas buat kemanusiaan, sehingga dapat
termanfaatkan secara sosial, artistik, dan berbudaya.
3. Kriteria perancangan kota mencakup: kriteria terukur, kriteria tak terukur, dan
generic

2.5 Teori Manajemen Pembangunan Kawasan


Dalam RPJMN (2015-2019), pengembangan ekowisata terimplementasi
dalam pengembangan wisata alam, budaya dan ciptaan, melalui program-program
peningkatan konservasi keanekaragaman hayati (Kemenhut dan LH), pengembangan
destinasi wisata (Kemenparekraf), serta peningkatan infrastruktur (KemenPU).
Kebijakan perencanaan wilayah ekowisata disusun dengan memperhatikan aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan. Ekowisata Bahari Pesisir dapat menjadi salah satu
faktor kunci dalam mendukung perlindungan terhadap nilai-nilai budaya yang hidup
dalam masyarakat, kelestarian, dan mutu lingkungan hidup. Dalam pengembangan
pariwisata terdapat dua konsep pendekatan, yaitu pembangunan pariwisata secara
massal (mass tourism) dan pariwisata secara berkelanjutan (sustainable tourism).
Pendekatan Ekowisata Bahari Pesisir secara berkelanjutan adalah yang paling sesuai
dikembangkan di dalam kawasan konservasi perairan, konsep ini muncul sebagai
respons atas dampak negatif pembangunan pariwisata yang menggunakan konsep
pariwisata massal terhadap lingkungan fisik dan sosial. Ekowisata dapat menjamin
keutuhan dan kelestarian ekosistem pesisir dan laut. Ada beberapa prinsip
pengembangan ekowisata yang harus dipenuhi yaitu :
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap
bentang alam dan budaya masyarakat lokal. Pencegahan dan penanggulangan
dampak harus dapat disesuaikan dengan sifat dan karakter bentang alam dan
budaya masyarakat lokal.
2. Mendidik atau menyadarkan wisatawan dan masyarakat lokal akan
pentingnya konservasi.
3. Mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan manajemen
pengelola kawasan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau
pendapatan. Retribusi dan pajak konservasi dapat digunakan secara langsung
untuk membina, melestarikan dan meningkatan kualitas kawasan pelestarian.
4. Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pengembangan
ekowisata.
5. Keuntungan ekonomi yang diperoleh secara nyata harus dapat mendorong
masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kawasan pesisir dan laut.
6. Semua upaya pengembangan, termasuk pengembangan fasilitas dan utilitas,
harus tetap menjaga keharmonisan dengan alam. Bila terdapat
ketidakharmonisan dengan alam, hal itu akan merusak produk ekowisata yang
ada. 7) Pembatasan pemenuhan permintaan, karena umumnya daya dukung
ekosistem secara alamiah lebih rendah daripada daya dukung ekosistem
buatan. 8) Apabila suautu kawasan pelestarian dikembangkan untuk
ekowisata, maka devisa dan belanja wisatawan dialokasikan secara
proporsional dan adil untuk pemerintah pusat dan daerah, (Ambo Tuwo,
2011).

2.5.1 Bentuk-Bentuk Kemitraan


Putra (2013) menyebutkan bahwa kemitraan adalah suatu konsep kerjasama
yang memiliki kriteria seperti dilakukan lebih dari satu pihak, mempunyai kebutuhan
masingmasing, namun sepakat mencapai visi dan tujuan untuk meningkatkan
kapasitas. Menurut Sulistyani (dalam Putra, 2013), kemitraan dalam perspekstif
etimologis diadaptasi dari kata Partnership dan berasal dari akar kata partner, yang
berarti “pasangan, jodoh, sekutu, atau komponen”. Sedangkan partnership
diterjemahkan menjadi persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian, kemitraan
dapat dimaknai sebagai satu bentuk persekutuan antara dua belah pihak atau lebih
yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling
membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu
atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Pembangunan
Ekowisata Bahari Pesisir di wilayah pesisir dan laut menghendaki kerja sama
stakeholders pembangunan di kawasan pesisir dan laut, yaitu pemerintah pusat dan
daerah, masyarakat pesisir, pengusaha, dan lembaga swadaya masyarakat. Program
pengembangan ekowisata tidak akan berjalan secara efektif jika tidak ada kerjasama
dalam bentuk kemitraan dengan berbagai pihak. Oleh karena itu segenap pihak yang
memiliki keterkaitan erat dengan keberhasilan ekowisata harus dilibatkan.
1. Pemerintah, meliputi: Suku Dinas Budaya dan Pariwisata, Suku Dinas
Perikanan, DISORDA, TNKpS, dan KESMAS untuk penyedia fasilitas dan
infrastruktur, dukungan kebijakan, dan untuk pelestarian ekosistem yang ada
pada objek wisata.
2. Universitas atau Perguruan Tinggi apa saja yang ada di sekitar atau dekat
dengan objek wisata. Bisa juga Balai Diklat yang melatih tentang konservasi
dan ekowisata. Tujuannya untuk penyediaan narasumber/pelatih peningkatan
kapasitas kelompok dan pelestarian ekosistem yang ada pada objek wisata.
3. Kelompok masyarakat. Kelompok nelayan atau karang taruna apa saja yang
ada pada masyarakat. Tujuannya untuk melakukan pengamatan ekosistem
pada objek secara bersama dan berkala.
4. Event organizer. Untuk membantu membangun pasar objek wisata (promosi
dll). LSM. Untuk penyediaan narasumber/pelatih peningkatan kapasitas
kelompok.
2.5.2 Aspek Finansial
Aspek finansial berkaitan dengan penentuan kebutuhan jumlah dana dan
sekaligus alokasinya serta mencari sumber dana yang berkaitan secara efisien
sehingga memberikan keuntungan maksimal (Suratman, 2002). Aspek Finansial
merupakan aspek utama tentang perbandingan antara pengeluaran dengan pemasukan
uang (return) dalam suatu proyek. Dalam pengkajian aspek finansial digunakan aliran
kas (Cash Flow) sebagai model, selanjutnya dengan menganalisis aliran kas tersebut
dengan memakai metode dan kriteria yang dipakai secara luas untuk memilah-milah
mana yang dapat diterima dan mana yang akan ditolak. Maksud dan tujuan studi
kelayakan adalah agar proyek yang layak yang dapat 30 dilanjutkan karena
terbatasnya sumber-sumber yang tersedia dan dapat dipertanggung jawabkan secara
finansial.

Dalam aspek finansial menurut Adler (2008) tujuan dari analisis finansial
adalah apakah suatu proyek secara finansial mampu untuk hidup, apakah mampu
untuk memenuhi kewajiban kewajiban finansialnya dan bisa menghasilkan imbalan
yang layak atau modal yang diinvestasikan dapat kembali. ubahan waktu. Secara
analisis finansial cash flow adalah anggaran kas (cash budget). Arus uang yang
masuk dan yang keluar menandakan adanya suatu kegiatan. Arus uang yang masuk
dan keluar harus selalu diupayakan keseimbangannya. Bila salah satu berhenti, maka
kegiatannya juga akan berhenti atau bisa saja berhenti. Sementara yang tertunda baik
disengaja maupun tidak disengaja dalam batas – batas kemampuan pihak–pihak yang
terlibat. Cash Flow adalah alat pengendali likuiditas yang selalu mengupayakan agar
kondisi keuangan tidak defisit atau walaupun menurut program kerja harus defisit
diupayakan sekecil mungkin dan dapat segera diatasi untuk berubah menjadi surplus
(Suharto, 1995).
2.6 Best Practice Konsep Agrowisata Kampung Flory Kampung Flory

Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, destinasi berbasis


agrowisata yang dikelola dengan sistem desa wisata itu menjadi favorit wisatawan,
terutama yang datang bersama keluarga dan rombongan. Tak heran, dengan konsep
edukatif, tempat ini tak hanya menawarkan beragam wahana agrowisata, namun juga
memberikan edukasi.

Konsep edukasi yang diusung oleh pengelola, ternyata sukses menyulap


Kampung Flory menjadi sebagai objek wisata keluarga yang tak pernah sepi
pengunjung. Betapa tidak, tak hanya bisa menikmati segala sesuatu yang berbau
pertanian dan perkebunan, namun juga perikanan.
Gambar II. 1 Zona Dewi Flory
Sumber : Google foto

Gambar II. 2 Tampak Atas Kampung Flory


Sumber : Google foto
Gambar II. 3 Area Pertanian (Zona Taruna Tani)
Sumber : Google foto
2.7 Sintesa Teori

Tabel 2. 1 Sintesa Teori


No Teori Sumber Uraian Indi
1 Kota Tangguh Wijaya (2015 hlm. Suatau kota dianggap dapat menjadi kota
Bencana 28–42) yang berketahanan jika mampu bersikap
tangguh dalam menghadapi tekanan dan
guncangan, juga beradaptasi dengan
perubahan iklim
The Recilience Resilient City mampu menjaga kestabilan
Alliance (2011) kondisi sosial, ekonomi, dan infrastruktur
pasca perubahan tertentu dengan tetap
mempertahankan fungsi, struktur, sistem,
Sharifi dan Kota yang berketahanan memiliki prinsip dan
Yamagata (2014) kriteria utama perencanaan ketahanan kota
meliputi infrastruktur yakni air, energi,
konfirgurasi dan lokasi spasial, tansportasi,
infrastruktur hijau, struktur pertahanan,
perlindungan, bangunan dan design, lalu
teknologi dan informasi, keamanan, dan
lingkungan yang meliputi
ekosistem,ekonomi. lembaga (perencanaan,
pemerintahan), sosial dan demografi yang
meliputi kesehatan.
2 Agrowisata Keputusan Menteri agrowisata merupakan suatu objek wisata 1.
Pertanian No. yang memanfaatkan usaha pertanian yang 2.
319/KPTS/KP.150/6/ terdiri dari perkebunan, petemakan,
2003 perikanan, kemudian dimanfaatkan baik
lahan, hasil pertanian, ataupun pemandangan
pada lokasi pertanian tersebut tanpa
merusak ekosistem, guna mengembangkan
sektor pertanian dalam ekonomi wilayah.
(Anonim 1990) Agrowisata adalah salah satu
bentuk 1.
pariwisata yang obyek wisata utamanya
adalah lansekap pertanian, maka dapat 2.
dikatakan bahwa agrowisata merupakan
wisata yang memanfaatkan obyek-obyek
pertanian. Agrowisata juga merupakan
kegiatan wisata yang terintegrasi dengan
keseluruhan sistem pertanian dan
pemanfaatan obyek-obyek pertanian sebagai
obyek wisata, seperti teknologi pertanian
maupun komoditi pertanian.
(Deptan,2005). Agrowisata juga dapat dikelompok-kan ke 1.
dalam pariwisata berkelanjutan yaitu
kegiatan perjalanan wisata dengan tidak
merusak atau mencemari alam dengan
tujuan untuk mengagumi dan menikmati
keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar
di lingkungan alaminya serta sebagai
sarana pendidikan
BAB III

KAJIAN WILAYAH STUDI


3.1 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan Makro
3.1.1 Batas Wilayah Dan Luas Kecamatan Toili
Toiliadalah sebuah kecamatan di KabupatenBanggai, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Kecamatan ini berjarak sekitar sekitar 95 Km ke barat dari Kota Luwuk, ibu
Kota Kabupaten Banggai. Dengan luas wilayah 762 Km² . Kecamatan Toili memiliki
25 Desa/Kelurahan. Pusat pemerintahannya berada di Desa Cendanapura. Adapun
batas-batas wilayah Kecamatan Toili adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Nuhon

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Moilong

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Peling

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Toili Barat

3.1.2 Perkembangan Penggunaan Lahan Kecamatan Toili


Penggunaan lahan pada Kecamatan Toili didominasi oleh lahan pertanian
berupa sawah yang ditanami padi. Tersedianya lahan sawah pada Kecamatan Toili
didukung oleh beberapa sungai salah satunya yaitu sungai singkoyo.

3.1.3 Kondisi Infrastruktur Kecamatan Toili


3.1.3.1 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Kecamatan Toili pada saat ini dapat dikatakan
masih sangat terbatas. Hal itu dikarenakan belum terdapatnya tower di Kecamatan
Toili. Masyarakat Kecamatan Toili pada umumnya masih menggunakan jaringan
dengan menangkap sinyal dari tower pemancar yang mengakibatkan jaringan dapat
hilang dan muncul tiba-tiba
3.1.3.2 Jaringan Listrik
Untuk fasilitas jaringan listrik di Kecamatan Toili sudah tersebar secara
merata. Daya terpasang yaitu sebesar 5.000 KW dengan daya mampu sebanyak
3.900 KW. Berdasarkan hasil survey lapangan jaringan listrik di Kecamatan Toili
dapat dikatakan sudah memadai. Kemudian untuk pengguna listrik pada
Kecamatan Toili tahun 2020 yaitu sebanyak 10.446 jiwa.

Gambar 3. 1 Infrastruktur Jaringan Listrik di Kecamatan Toili


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.1.3.3 Jaringan Air Bersih


Untuk penyediaan jaringan air bersih di Kecamatan Toili masyarakat
menggunakan sumur bor. Adapun dari penyediaan air bersih ini sudah mampu
memenuhi kebutuhan air bersih pada Kecamatan Toili. Dari ketersediaan air bersih
yang bersumber dari sumur bor ini tidak memberikan permasalah apapun terhadap
aktivitas masyarakat di Kecamatan Toili.
3.1.3.4 Jaringan Persampahan
Sampah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tanggah). Untuk jaringan persampahan wilayah
studi yaitu penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun sarana kota,
kemudian dipindahkan menggunakan kontainer dari lokasi Tempat Pembuangan
Sementara) TPS ke lokasi (Tempat Pembuangan Akhir) TPA. Dan untuk sistem
pengolahannya menggunakan sistem lahan urug (Sanitary Landfill).

3.1.3.5 Jaringan Jalan


Sistem jaringan jalan pada kawasan deliniasi Kecamata Toili yatu meliputi
jaringan jalan Nasional yang terhubung dengan jalan Trans Sulawesi. Sedangkan
untuk kondisi eksistingnya sangat mudah di akses dan baik.

Gambar 3. 2 Infrastruktur Jaringan Jalan di Kecamatan Toili


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021
3.1.3.6 Jaringan sanitasi
3.1.3.7 Jaringan Drainase
Untuk jaringan drainase pada Kecamatan Toili sudah tersedia. Namun untuk
sistem drainase tersebut belum berjalan dengan baik sehingga pada pada saat musim
penghujan tiba mengakibatkan air drainase meluap.

Gambar 3. 3 Infrastruktur Drainase di Kecamatan Toili


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.1.3.8 Fasilitas Pendidikan


Berdasarkan dari data tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa jumlah fasilitas
pendidikan di Kecamatan Toili yaitu TK, SD, SMP, MTS, SMA, dan SMK. Dengan
jumlah sekolah terbanyak terdapat pada Desa Tohiti Sari yaitu Tiga (3), Tiga (3) SD,
dan satu (1) MTS, kemudian di Cendana Putra empat (4) Tk, dua (2) SD, dan Satu (1)
SMP. Sedangkan untuk jumlah sekolah terendah terdapat pada Desa Sido Mukti dan
Tirta Jaya dengan jumlah masing-masing satu (1) TK.

Tabel 3. 1 Jumlah Fasilitas Sekolah Menurut Desa/Kelurahana di Kecamatan Toili, 2019

No. Desa/Kelurahan TK SD SMP MTS SMA SMK Jumlah

1. Tohiti Sari 3 3 - 1 - - 7
2. Piondo 1 1 1 1 - - 4
No. Desa/Kelurahan TK SD SMP MTS SMA SMK Jumlah

3 Bukit Jaya 1 1 - - - - 2
4. Tolisu 1 1 - - 1 - 3
5. Tirta Kencana 1 1 - - - - 2
6. Tirta sari 2 1 - - - - 3
7. Sentral Sari - 1 - 1 - 1 3
8. Cendana Putra 4 2 1 - - - 7
9. Singkoyo 2 2 1 - - - 5
10. Rusa Kencana 1 3 1 - - - 5
11. Benteng 2 1 1 - - - 4
12. Samalaroe 1 1 - - - - 2
13. Uemea 2 1 1 - - - 4
14. Sindang Baru 1 1 1 - - - 3
15. Mansahang - 2 - - 1 - 3
16. Saribuana 1 1 1 - - - 3
17. Mekar Kencana 2 1 1 - - - 4
18. Marga Kencana 2 - - - - - 2
19. Sentral Timur - 1 - - - 1 2
20. Cendana 2 - 1 1 - - 4
21. Jaya Kencana 1 1 - 1 1 1 5
22. Tana Abang 1 1 1 - - - 3
23. Mulya Sari 1 1 1 - - - 3
24. Tirta Jaya 1 - - - - - 1
25. Sido Mukti 1 - - - - - 1
Sumber : BPS Kecamatan Toili Dalam Angka 2020
Gambar 3. 4 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Toili
Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.1.3.9 Fasilitas Kesehatan


Dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini, bahwa jumlah fasilitas kesehatan
yang terdapat pada Kecamatan Toili yaitu poliklinik, puskesmas rawat inap,
puskesmas tanpa rawat inap, dan apotek.fasilitas kesehatan terbanyak ada pada Desa
Tirta Kencana yaitu dua (2) apotek, Desa Marga Kencana yaitu satu (1) puskesmas
rawat inap dan satu (1) puskesmas tanpa rawat inap, kemudian Desa Tirta Jaya yaitu
satu (1) poliklinik dan satu (1) apotek.

Tabel 3. 2Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan


Toili, 2019
Rumah Puskesma
Ruma Puskesma
No Desa/ Sakit Poliklini s Tanpa Apote Jumla
h s rawat
. Kelurahan Bersali k Rawat k h
Sakit Inap
n Inap
1. Tohiti Sari - - - 1 - - 1
2. Piondo - - - 1 - - 1
3 Bukit Jaya - - - - - - -

4. Tolisu - - - - 1 - 1
Rumah Puskesma
Ruma Puskesma
No Desa/ Sakit Poliklini s Tanpa Apote Jumla
h s rawat
. Kelurahan Bersali k Rawat k h
Sakit Inap
n Inap

5. Tirta Kencana - - - - - 2 2
6. Tirta sari - - 1 - - - 1
7. Sentral Sari - - - - - - -
8. Cendana Putra - - - - - - -
9. Singkoyo - - - - - 1 1
10. Rusa Kencana - - - - - - -
11. Benteng - - - - - - -
12. Samalaroe - - - - - - -
13. Uemea - - - - - - -
14. Sindang Baru - - - - - - -
15. Mansahang - - - - - - -
16. Saribuana - - - - - - -
17. Mekar Kencana - - - - - - -
18. Marga Kencana - - - 1 1 - 2
19. Sentral Timur - - - - - - -
20. Cendana - - - - - - -
21. Jaya Kencana - - - - - - -
22. Tana Abang - - - - - - -
23. Mulya Sari - - - - - 1 1
24. Tirta Jaya - - 1 - - 1 2
25. Sido Mukti - - - - - - -
Jumlah - - 2 1 1 5 9
Sumber : BPS Kecamatan Toili Dalam Angka 2020
3.1.3.10 Fasilitas Peribadatan
Dari tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa terdapat tujuh (7) tempat
beribadah di Desa/Kelurahan di Kecamatan Toili berupa masjid, musholah,
surau/langgar, gereja katolik, gereja kristen, pura serta vihara. Yang terbanyak
terdapat pada Desa Tohiti sari yaitu satu (1) masjid, tujuh (7) Musholah, satu (1)
gereja katolik, satu (1) gereja Kristen dan tiga (3) pura.

Tabel 3. 3 Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Toili, 2019


Gereja Gereja
No Desa/ Masji Mushola Surau/ Pur Vihar
Katoli Kriste
. Kelurahan d h Langgar a a
k n
1. Tohiti Sari 1 7 - 1 1 3 -
2. Piondo 1 3 - - 1 - -
3 Bukit Jaya 2 2 - - 1 - -
4. Tolisu 1 6 - - 1 - -
5. Tirta Kencana 1 3 - - - - -
6. Tirta sari 1 3 - 1 - 3 -
7. Sentral Sari 2 4 - 1 1 - -
8. Cendana Putra 1 5 - - 1 - -
9. Singkoyo 3 - - 3 3 - -
10. Rusa Kencana 1 9 - 1 1 - -
11. Benteng 1 - - 1 1 - -
12. Samalaroe 2 - - 1 1 - -
13. Uemea 1 - - 2 2 - -
14. Sindang Baru 1 - - - - 2 -
15. Mansahang 2 2 - - - - -
16. Saribuana - - - - - 4 -
17. Mekar Kencana - 1 - 1 1 - -
18. Marga Kencana 1 4 - - - - -
19. Sentral Timur 2 6 - 1 1 - -
Gereja Gereja
No Desa/ Masji Mushola Surau/ Pur Vihar
Katoli Kriste
. Kelurahan d h Langgar a a
k n
20. Cendana 1 4 - 1 1 - -
21. Jaya Kencana 4 1 - - - - -
22. Tana Abang 1 4 - - - - -
23. Mulya Sari 1 1 - 1 1 - -
24. Tirta Jaya 1 5 - - - 4 -
25. Sido Mukti 1 - 1 - - - -

Gambar 3. 5 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Toili


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.1.3.11 Fasilitas Pemerintahan


Berdasarkan data tabel dibawah ini jumlah Dusun terbanyak di Kecamatan Toili
yaitu ada pada Desa Singkoyo yaitu 6 Dusun. Sedangkan untuk jumlah RT terbanyak
ada pada Desa/Kelurahan Rusa Kencana yaitu 19 RT dan untuk RT paling sedikit ada
pada Desa/Kelurahan Sido Mukti dengan jumlah RT 2.
Tabel 3. 4 Jumlah Dusun dan RT Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Toili, 2019
No. Desa/Kelurahan Dusun RT
1. Tohiti Sari 3 9
2. Piondo 3 13
3 Bukit Jaya 3 13
4. Tolisu 3 14
5. Tirta Kencana 2 7
6. Tirta sari 4 8
7. Sentral Sari 3 9
8. Cendana Putra 2 7
9. Singkoyo 6 10
10. Rusa Kencana 4 19
11. Benteng 3 5
12. Samalaroe 4 6
13. Uemea 2 4
14. Sindang Baru 2 6
15. Mansahang 3 10
16. Saribuana 3 5
17. Mekar Kencana 3 8
18. Marga Kencana 2 7
19. Sentral Timur 4 10
20. Cendana 4 11
21. Jaya Kencana 2 6
22. Tana Abang 4 7
23. Mulya Sari 3 6
24. Tirta Jaya 3 6
25. Sido Mukti 2 2
Sumber : BPS Kecamatan Toili Dalam Angka 2020
Gambar 3. 6 Kantor Camat Kecamatan Toili
Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.1.4 Kondisi Kependudukan


Pada Kecamatan toili untuk Jumlah penduduk terbanyak ada pada
Desa/Kelurahan Rusa Kencana dengan jumlah penduduk sebnyak 2 543 jiwa,
kemudian untuk wilayah terluas yaitu pada Desa/Kelurahan Bukit jawa dengan luas
125.40 Km², sedangkan untuk Desa/Keluarahan terpadat yaitu pada Desa/Kelurahan
Cendana Putra dengan angka 1219.14. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 3. 5 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut


Desa/Kelurahan di Kecamatan Toili, 2019
Jumlah Luas wilayah Kepadatan
No. Desa/Kelurahan
Penduduk (Km²) Penduduk
1. Tohiti Sari 2 053 31.85 64.46
2. Piondo 1 291 125.26 10.31
3 Bukit Jaya 1 710 125.40 13.64
4. Tolisu 2 461 15.00 164.07
5. Tirta Kencana 1 600 4.09 391.20
6. Tirta sari 1 595 4.14 385.27
Jumlah Luas wilayah Kepadatan
No. Desa/Kelurahan
Penduduk (Km²) Penduduk

7. Sentral Sari 1 516 4.95 306.26


8. Cendana Putra 1 975 1.62 1219.14
9. Singkoyo 1 973 10.50 187.90
10. Rusa Kencana 2 543 106.03 23.98
11. Benteng 496 4.76 104.20
12. Samalaroe 853 91.86 9.29
13. Uemea 438 107.00 4.09
14. Sindang Baru 1 158 89.50 12.94
15. Mansahang 920 4.50 204.44
16. Saribuana 1 546 4.15 372.53
17. Mekar Kencana 1 214 2.61 465.13
18. Marga Kencana 1 571 3.60 436.39
19. Sentral Timur 2 109 6.05 348.60
20. Cendana 2 199 2.48 886.69
21. Jaya Kencana 982 5.06 194.07
22. Tana Abang 1 168 3.89 300.26
23. Mulya Sari 1 040 2.86 363.64
24. Tirta Jaya 1 719 4.15 414.22
25. Sido Mukti 348 1.32 263.64
Sumber : BPS Kecamatan Toili Dalam Angka 2020

3.1.5 Kondisi Ekonomi Kecamatan Toili


Tabel 3. 6 kondisi ekonomi Kecamatan Toili
Komponen 2016 2017 2018 2019 2020
Konsumsi Rumah 39,88 38,61 36,67 36,54 38,10

Makanan, Minuman 22,22 20,67 18,63 18,63 20,32


Pakaian dan alas kaki perumahan,1,56 1,55 1,38 1,29 1,47
perkakas

Perlengkapan dan Rumah Tangga 5,72 5,52 5,42 5,18 5,58

Kesehatan dan pendidikan 2,49 2,72 2,92 3,07 3,36

Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan


6,23
Budaya 6,41 6,52 6,68 6,05

Hotel dan Restoran 0,65 0,71 0,78 0,72 0,30

Lainnya 1,01 1,02 1,01 0,96 1,02

Konsumsi Lembaga 1,41 1,47 1,53 1,58 1,67

Konsumsi Pemerintah 10,94 10,37 9,67 9,82 10,62

Pembentukan Modal 51,46 46,39 32,13 35,15 35,28

Perubahan Inventori 6,21 3,98 8,30 -0,22 1,07

Net Ekspor Impor -9.90 -0,82 11,71 17,13 13,27

100.0 100.0 100.0


PDRB 100.000 100.00
0 0 0

Komponen 2016 2017 2018 2019 2020

Konsumsi rumah tangga 6,61 4,89 5,79 3,09 -4,89

Makanan, minuman dan


5,82 0,97 -0,15 2,21 0,47
rokok

Pakaian dan alas kaki 5,13 6,63 9,69 2,78 -7,01

Perumahan, perkakas, perlengkapan dan


penyelenggaraan rumah
4,35 4,96 5,22 1,85 -0,68
tangga
Kesehatan dan pendidikan 5,86 15,01 13,34 8,96 -1,33

Transportasi, komunikasi,
10,73 11,60 17,35 4,57 -15,24
rekreasi dan budaya

Hotel dan restoran 12,95 13,88 18,07 0,93 -60,09

Lainnya 7,85 6,48 7,00 0,78 -2,62

Konsumsi lembaga swasta nirlaba 11,62 12,89 14,70 6,09 -6,33

Konsumsi pemerintah 7,82 2,28 0,01 1,31 -5,31

Pembentukan modal tetap bruto 12,58 2,70 -24,31 20,40 -8,24

Perubahan inventori - - - - -

Net ekspor impor - - - - -

PDRB 38,22 8,71 6,17 6,27 -4,78


Sumber : BPS Kecamatan Toili Dalam Angka 2020

3.1.6 Kondisi Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya pada Kecamatan Toili memiliki beragam agama dan suku.
Tidak jarang pelaku budaya berupa masyarakatnya itu sendiri mencari jalan tengah
dengan melakukan akulturasi. Cara ini dianggap ampuh dalam menyatukan
perbedaan-perbedaan yang dibawah oleh masing-masing suku atau etnis dari
masyarakat di Kecamatan Toili. Akulturasi yang terjadi di masyarakat Kecamatan
Toili tidak menghilangkan unsur asli dari budaya yang dimiliki suku atau etnis yang
bersangkutan, namun justru menghasilkan budaya baru yang sama-sama dapat
diterima oleh masyarakat, dan dianggap sesuai dengan lingkungan sosial. Tradisi
lainnya yang ada di Kecamatan Toili yaitu tradisi basiara.

Kemudian berdasarkan data tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa penduduk yang
tidak/belum pernah bersekolah menurut umur 7-12 yaitu 0,00. Sedangkan untuk
perempuan menurut umur 7-24 yang tidak/belum bersekolah yaitu 0,00.
Tabel 3. 7 kondisi sosial budaya Kecamatan Toili
Jenis kelamin dan Tidak/Belum pernah Masih sekolah Tidak sekolah lagi
kelompok umur sekolah
sekolah

Laki-laki

7-12 0,00 99.41 0.59

13-15 5,35 90.31 4.34

16-18 0,00 62.76 37.24

19-24 0,00 22.53 77.47

7-24 0,83 67.39 31.78

Perempuan

7-12 0.00 99.48 0,52

13-15 0.00 95.26 4.74

16-18 0.00 83.55 16.45

19-24 0.00 39.28 60.72

7-24 0.00 78.19 21.81


Sumber : BPS Kecamatan Toili Dalam Angka 2020

3.1.7 Kebijakan Terkait


3.2 Gambaran Umum Wilayah Perancangan Mikro
3.2.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa
Sentral Timur adalah salah satu Desa di Kecamatan Toili, Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Luas wilayah Desa Sentral Timur
sebesar ± 60.500 Ha. Letak dan Batas Wilayah administrasi Desa Sentral Timur yaitu.

Sebelah Utara : Sungai Singkoyo

Sebelah Selatan : Desa Minahaki


Sebelah Timur : Desa Minakarya

Sebelah Barat : Desa Sentral Sari

3.2.2 Kondisi Fisik Desa Sentral Timur


Desa Sentral Timur berada di ketinggian 10 meter dari permukaan laut
(Mdpl). Adapun presentasi penggunaan lahannya yaitu Tanah sawah 424 Ha, Tanah
Kering 143.5 Ha, Tanah Basah 12 Ha, dan Tanah Fasilitas Umum 12,55 Ha. Dalam
menunjag aktifitas masyarakat, telah terdapat infrastruktur yang dapat dimanfaatkan
pemerintah dan masyarkat di sekitar wilayah Sentral Timur. Yaitu sebagai berikut :

3.2.2.1 Jaringan Telekomunikasi


Jaringan telekomunikasi di Desa Sentral Timur sudah dapat diakses karna
wilayahnya yang berada berdekatan dengan Ibu Kota Kecamatan Cendana Pura.
Jaringan yang digunakan umumnya masih menangkap signal dari tower pemancar
Kecamatan Toili.

3.2.2.2 Jaringan Listrik


Jaringan Listrik di Desa Sentral Timur sudah terpenuhi di setiap permukiman
masyarakat. Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan bahwa di setiap rumah
warga telah memiliki jaringan listrik. Sumber daya listrik yang dialirkan ke Desa
Sentral Timur berada pada satu gardu yang terdapat wilayah Desanya.
Gambar 3. 7 Jaringan Listrik
Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.2.2.3 Jaringan Air Bersih


Penyediaan air bersih di wilayah Desa Sentral Timur berasal dari sumur gali
dan sumur pompa oleh warga setempat yang berjumlah 146 unit sumur gali dan 392
unit sumur pompa. Adapun ketersediaan air bersih di wilayah Desa Sentral Timur
telah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar.

Gambar 3. 8 Jaringan Air Bersih


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.2.2.4 Jaringan Persampahan


Jaringan persampahan di Desa Sentral Timur sudah tersedia di beberapa titik
yang dapat di akses oleh masyarakat sekitar sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Gambar 3. 9 Jaringan Persampahan
Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.2.2.5 Jaringan Jalan


Jaringan jalan di Desa Sentral Timur khususnya di jalan local sudah cukup
baik yang bisa mendukung aktivitas pengguna jalan di Desa Sentral Timur.
Sedangkan untuk jalan lingkungan di wilayah Sentral Timur belum cukup optimal
untuk mendukung aktivitas warga dan masyarakat setempat.

Gambar 3. 10 Jaringan Jalan


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.2.2.6 Jaringan Sanitasi


Pengendalian semua factor lingkungan fisik manusia yang dapat meninbulkan
akibat buruk terhadap kehidupan manusia , baik fisik maupun mental. Jadi pada
sanitasi ini, kita membahas tentang air limbah. Air limbah di Desa Sentral Timur
masih menggunakan pembuangan on site yaitu pembuangan yang dilakukan di rumah
masing-masing.

3.2.2.7 Jaringan Drainase


Sistem drainase di wilayah Desa Sentra Timur masih kurang untuk
menampung aliran dan resapan air hujan yang mengakibatkan sering terjadinya
luapan air ke jalan local maupun jalan linkungan.

Gambar 3. 11 Jaringan Drainase


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.2.2.8 Fasilitas Pendidikan


Berdasarkan data BPS Tahun 2021 fasilitas Pendidikan yang ada di wilayah
Kecamatan Toili sebanyak 32 yang terdiri dari TK, SD, SMP, MTS, SMA, dan SMK.
Gambar 3. 12 Fasilitas Pendidikan
Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021
Berikut table fasilitas pendidikan yang ada di Desa Sentral Timur

Tabel 3. 8 Fasilitas Pendidikan Desa Sentral Timur


No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. TK 1

2. SD 1

3. SMP 1

Total 3
Sumber : Data Profil Desa Sentral Timur

3.2.2.9 Fasilitas Kesehatan


Fasilitas Kesehatan yang terdapat pada wilayah Sentral Timur yaitu hanya
terdapat satu fasilitas Kesehatan yaitu Poskesdes.

Gambar 3. 13 Fasilitas Kesehatan


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021
3.2.210 Fasilitas Peribadatan
Berdasarkan data hasil survei lapangan di wilayah Desa Sentral Timur
terdapat dua sarana peribadatan mesjid dan satu sarana peribadatan gereja

Gambar 3. 14 Fasilitas Peribadatan


Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021
Tabel 3. 9 fasilitas peribadatan
No. Fasilitas Peribadatan Jumlah
1. Masjid 2
2. Musolah 6
3. Gereja 1
4. Pura 1
Total 10
Sumber : Data Profil Desa Sentral Timur

3.2.2.11 Sarana Pemerintahan


Sarana pemerintahan di wilayah Desa Sentral Timur terdapat satu sarana
pemerintahan yaitu kantor desa Sentral Timur.
Gambar 3. 15 Sarana Pemerintahan
Sumber : Dokumentasi Lapangan kelompok 12, 2021

3.2.3 Perkembangan Jumlah Penduduk


Pertambahan penduduk adalah pertambahan populasi sewaktu-waktu, dan
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan “Perwaktu Unit” untuk pengukuran unit. Pertambahan jumlah
penduduk dipengaruhi oleh factor kelahiran, kematian dan migrasi. Dimana
pertumbuhan alami hanya dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian, sedangkan
pertambahan penduduk total di pengaruhi oleh kelahiran, kematian, migrasi masuk
(imigrasi) dan migrasi keluar (migrasi).

Tabel 3. 10 Perkembangan jumlah penduduk Desa Sentral Timur


Tahun Jumlah Penduduk
2013 1.888
2014 2.006
2015 1.959
2016 1.992
2017 2.032
Menurut data table di atas terdapat penurunan jumlah penduduk di tahun 2015
dan terjadi peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2017.
3.2.4 Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi di Desa Sentral Timur yaitu perdagangan dan jasa.
Perdagangan dan jasa yang menonjol seperti kios, warung, dan butik. Berikut table
kegiatan ekonomi di Desa Sentral Timur.

Tabel 3. 11 Kegiatan Ekonomi


Kegiatan Ekonomi Jumlah
Kios 12
Butik 1
Bengkel 2
Warung 4
Pada data table di atas terdapat 12 unit kios, 1 unit butik, 2 unit bengkel, dan 4
unit warung yang terdapat di Desa Sentral Timur.

3.2.5 Perkembangan Penggunaan Lahan

3.2.6 Perkembangan Ruang Aktivitas


Ruang aktivitas pada umumnya terjadi karena adanya perkembangan pada
penggunaan lahan kawasan perancangan. Berikut tabel ruang aktivitas pada kawasan
perancangan.

Tabel 3. 12 Perkembangan ruang aktivitas


No. Aktivitas Uraian Pelaku
1. Permukiman Tempat tinggal dan menjalankan Masyarakat
aktivitas sehari-hari yaitu
aktivitas sosial, budaya, ekonomi,
dsb
2. Peribadatan Beribadah Masyarakat
3. Pendidikan Tempat aktivitas belajar dan Masyarakat
mengajar. Untuk memenuhi
kegiatan pembelajaran.
4. Kesehatan Tempat aktivitas pelayanan Masyarakat
kesehatan bagi masyarakat Desa
Sentral Timur.
5. Pertanian Tempat aktivitas pertanian Masyarakat
masyarakat Desa Sentral Timur.
6. Perdagangan Tempat aktivitas perekonomian Pedagang
perdagan
7. Perkantoran Tempat aktivitas pelayanan Masyarakat
masyarakat terkait pemerintahan.

3.2.7 Identifikasi Aktivitas dan Bangunan di Desa Sentral Timur


Aktivitas yang terdapat pada kawasan perancangan Desa Sentral Timur yaitu
aktivitas permukiman, peribadatan, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan
perdagangan.

Tabel 3. 13 Aktivitas dan bangunan Desa Sentral Timur

No. Aktivitas Uraian Fasilitas Bangunan


1. Permukiman Tempat tinggal dan
menjalankan aktivitas
sehari-hari yaitu
aktivitas sosial,
budaya, ekonomi,
dsb.
2. Peribadatan Tempat peribadatan
masyarakat Desa
Sentral Timur

3. Pendidikan Tempat aktivitas


belajar dan mengajar
di Desa Sentral
Timur.

4. Kesehatan Tempat aktivitas


pelayanan
masyarakat Desa
Sentral Timur.

5. Pertanian Tempat aktivitas


pertanian masyarakat
Desa Sentral Timur.

6. Perdagangan Tempat aktivitas


perekonomian
perdagan Desa
Sentral Timur.
7. Pemerintahan Tempat aktivitas
pelayanan
masyarakat terkait
pemerintahan.

3.2.8 Potensi Masalah di Desa Sentral Timur


Desa Sentral Timur merupakan salah satu desa sentra pangan yang ada di
Kecamatan Toili dengan hasil pertanian, sehingga Desa Sentral Timur dapat di
jadikan wisata alam yang berbasis pertanian. Potensi masalah yang terdapat di Desa
Sentral Timur yaitu banjir di setiap tahun yang di akibatkan dari kurangnya saluran
drainase dan luapan air sungai Singkoyo. Jalan lingkungan yang belum memadai
yang masih berupa pengerasan dari batu dan tanah timbunan.
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN KAWASAN AGROWISATA

4.1 Konsep Perancangan Kawasan Agrowisata Kecamatan Toili


Konsep perancangan kawasan didasari dengan tema Kota Tangguh Bencana,
yang berarti suatu kawasan tersebut dibangun menjadi tangguh dengan
mempertimbangkan ancaman bencana yang ada khususnya yang ada di Desa Sentral
Timur, Kecamatan Toili. Desa Sentral Timur memiliki potensi wisata disektor
pertanian. Hal ini dapat menjadikan sumber pendapatan baru daerah itu sendiri
dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dengan adanya potensi tersebut Desa
Sentral Timur dapat dikembangkan menjadi kawasan agrowisata untuk mendorong
perekonomian yang berkelanjutan. Sehingga perancangan kawasan di Desa Sentral
Timur menggunakan konsep Agrowisata, konsep pengembangan agrowisata
merupakan upaya dalam menggembangkan potensi yang ada, dalam pengelolaan
agrowisata perlu mempertimbangkan beberapa aspek sebagai berikut :

1. sumber daya manusia

2. fasilitas dan sarana prasarana

3. pemilihan lokasi

4. karakteristik tradisi petani

5. karakteristik agroindustri

Dalam mengembangkan kawasan agrowisata terdapat 3 elemen pariwisata yaitu :

1. Attraction

Dalam pengembawangan kawasan Agrowisata memperhatikan daya tarik untuk


mendatangkan pengunjung, dengan menyeguhkan pemandangan alam berupa
persawahan yang indah,

2. Accesibility
Dalam menunjang kegiatan yang ada pada kawasan Agrowisata tentunya akses
munuju lokasi perlu di perhatikan, dengan mempermudah akses masuk ke lokasi
wisata, antara lain dengan menyediakan jalan yang baik yang dapat di lalui
kendaraan baik roda dua, maupun roda empat hingga kendaraan besar sepeti bus.
Pada kawasan perancangan akan menyediakan fasilitas pendestrian atau trotoar
dengan di lengkapi pepehonan hal ini mempermudah wisatawan bermobilisasi dari
tempat yang satu ke tampat lainnya dengan aman dan nyaman. Dengan adanya
akses demikian maka kenyamanan dan kemudahan wsiatawan untuk berkunjung
atau beraktifitas tidak mengalami kesulitan.
3. Amenitties
Fasilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kawsan wisata. Dimana
fasilitas ini dapat memberikan kenyamanandan keamanan bagi pengunjung.
Dengan menggunakan konsep wisata berbasis pertanian maka perlu adanya toko,
sovenir, kios, wc, kamar ganti, penginapan, fasilitas ibadah dan fasilitas kesehatan
dan ruang terbuka hijau serta jalur pedestrian dan jalur evakuasi. Dalam hal ini
peranan masyarakat sekitar perlu diikut sertakan sabagai penggerak ekonomi
masyarakat.

4.2 Penerapan Konsep Perancangan Kawasan Agrowisata Kecamatan Toili


Desa Sentral Timur
Berdasarkan rencana penerapan agrowisata, struktur ruang agrowisata
melahirkan aktivitas utama, aktivitas penunjang, dan aktivitas pelayanan. Oleh
karena itu kawasan perancangan akan dibagi menjadi beberapa zona sesuai dengan
aktifitas yang ada. sebagai berikut :

1. Fungsi utama yaitu aktifitas wisata dan aktivitas budaya


2. Fungsi penunjang yaitu aktivitas penginapan, perdagangan, ruang terbuka
hijau dan aktivitas olahraga, dan peribadatan.
3. Fungsi pelayanan yaitu aktivitas pemerintahan dan kesehatan
Konsep perancangan kawasan agrowisata ini bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan
wilayah serta meningkatkan keterkaitan kota dengan mendorong perkembangan
sistem ekonomi berkelanjutan dan disentralisasi di kawasan agrowisata.

4.3 Strategi dan Skenario Perancangan Kota tangguh berbasis Agrowisata


Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dari perancangan kawasan
agrowisata maka diperlukan beberapa identifikasi terkait potensi dan masalah yang
terdapat di lokasi eksisting kawasan perancangan. Yang dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 4. 1 Analisis Potensi Dan Permasalahan


Internal Eksternal
Kekuatan : Peluang :
- Desa Sentral timur merupakan - Adanya dukungan dari
desa sentra pangan. Pemerintah perihal
- Memiliki potensi wisata pengembangan kawasan
pertanian (agrowisata). Agrowisata.
- Desa Sentral Timur merupakan - Pekerjaan masyarakat masih
salah satu Desa di Kecamatan dominan dibidang pertanian
Toili yang merupakan Desa dan perkebunan
Tangguh Bencana (Destana).
Kelemahan : Ancaman :
- Kurangnya Sarana Prasarana Adanya ancaman dari aliran Sungai
penunjang Singkoyo yang masuk dikawasan
- Infrastruktur pendukung yang perancangan.
belum memadai
- Kurangan pengetahuan
masyarakat. dalam
mengembangkan dan mengelola
potensi-potensi yang ada di
Desa Sentral Timur.
Sumber : Analisis Kelompok 12, 2021

Setelah mengetahui potensi dan permasalahan yang telah diuraikan pada tabel
diatas, maka diperlukan strategi untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Selanjutnya strategi yang akan disusun dapat ditentukan dari analisis SWOT
(strength, Weakness, Opportunities, Threats pada kawasan perancangan. Maka hasil
analisis tersebut dapat dilihat pada matriks berikut :

Tabel 4. 2 Matriks SWOT


Internal Peluang : Ancaman :
- Adanya dukungan Adanya ancaman dari
dari Pemerintah aliran Sungai Singkoyo
perihal yang masuk dikawasan
pengembangan perancangan.
kawasan Agrowisata.
- Pekerjaan
masyarakat masih
Eksternal dominan dibidang
pertanian dan
perkebunan
Kekuatan : Strategi S-O : Strategi S-T :
- Desa Sentral - Melakukan - Dibuatnya regulasi
timur merupakan kerjasama antar mengenai
desa sentra pemerintah dan pengelolaan dan
pangan. masyarakat dalam peningkatan suatu
- Memiliki potensi mengembangkan kawasan untuk
wisata pertanian potensi kawasan mengurangi
(agrowisata). perancangan dampak
- Desa Sentral kerusakan
Timur ekosistem alam
merupakan salah disekitarnya
satu Desa di
Kecamatan Toili
yang merupakan
Desa Tangguh
Bencana
(Destana).
Kelemahan : Strategi W-O : Strategi W-T :
 Kurangnya Sarana - Meningkatkan Mengurangi kerusakan
Prasarana penunjang pengetahuan infrastruktur pada kawasan
 Infrastruktur masyarakat melalui perancangan dengan
pendukung yang kerjasama pembuatan tanggung di
belum memadai pemerintah sepanjang sungai
 Kurangan - Peningkatan dan Singkoyo
pengetahuan pengelolaan sarana
masyarakat. dalam prasarana serta
mengembangkan dan infrastruktur dalam
mengelola potensi- kawasan
potensi yang ada di perancangan
Desa Sentral Timur. - mengembangkan
sumber daya
masyarakat dalam
mengelola potensi
daerah.

Sumber : Analisis Kelompok 12,2021

Sehingga berdasarkan hasil analisis matriks SWOT diatas, maka dapat didapatkan
beberapa strategi melalui potensi dan masalah yang ada pada kawasan perancangan.
Adapun strategi yang akan dilakukan dalam mewujudkan kawasan agrowisata di
Desa Sentral Timur yaitu sebagai berikut :
a. Strategi I : Melakukan kerjasama antar pemerintah dan masyarakat dalam
mengembangkan potensi kawasan perancangan. Langkah pencapaiannya yaitu
bagaimana kerja sama antara pemerintah dan masyarakat para petani untuk
mengelola dan berkontribusi dengan masyrakat dan pemerintah agar kawasan
yang memiliki potensi wisata tersebut dapat diminati oleh daerah di
Kecamatan Toili, khususnya Desa Sentral Timur bahkan diluar dari
Kecamatan tersebut.
b. Strategi II : Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kerjasama
pemerintah. Langkah pencapaian ini bertujuan sebagai penguatan kelompok
masyarakat dengan melakukan pembinaan dan pembelajaran dilapangan, serta
menyediakan fasilitas pendukung pelatihan tentang agrowisata guna
memberikan pengetahuan tentang bagaimana perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan pengawasan serta pengendalian guna untuk menunjang
kelangsungan kegiatan wisata yang ada di Desa Sentral Timur.
c. Strategi III : Mengembangkan sumber daya manusia dalam mengelola potensi
daerah tersebut. Langkah ini dimana memberikan sosialisasi kepada
masyarakat untuk bagaimana sebenarnya menjadi seorang pengelola wisata
yang baik dan juga memberikan fasilitas agar kemauan masyarakat terbangun
dengan baik maka diberikannya fasilitas penunjang guna berjalannya
pengelolaan kawasan wisata tersebut. Tidak hanya itu adapun juga arahan dari
lembaga-lembaga swasta dan pemangku pemerintah guna untuk menjalin
kesatuan dalam mengelola kawasan wisata Desa Sentral Timur, yang bisa
lebih berkembang dan juga atas adanya kemitraan tersebut maka masyarakat
dapat meminta modal kepada pihak terkait guna untuk menjalankan kegiatan
wisata masyarakat yang ada.
d. Strategi IV : Peningkatan dan pengelolaan sarana prasarana serta infrastruktur
dalam kawasan perancangan. Adapun langkah pencapainnya yaitu petani
perkebunan yang berada di Desa Sentral Timur dapat memberikan
permohonan kepada pihak terkait untuk dapat memperbaiki infrastruktur yang
ada serta mengembangkan sarana yang diperlukan. Dengan adanya
infrastruktur yang baik maka aktivitas wisata pun akan lancar, serta dengan
adanya sarana penunjang dan pelayanan maka ekonomi masyarakat dapat
meningkat.
e. Strategi V : Pengembangan sarana berupa sarana penunjang yaitu kantor
pengelola, lembaga masyarakat, tempat beristrahat, perniagaan, pos
keamanan, sirkulasi parkir, peribatan, dan temapta peribdatan

SKENARIO

Adapun selain strategi, dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai juga dapat
dilakukan dengan mengacu pada skenario perancangan kawasan. Untuk itu,
berikut skenario pengembangan kawasan perancangan:

1. Pemasaran dan pengenalan kawasan pertanian di Desa Sentral Timur, yang


dilakukan dengan memalalui menyebarkan informasi mengenai wisata
agrowisata dengan potensi yang ada. Pemasaran/pengenalan wisata ini
tentunya dengan bantuan masyarakat dan juga pemerintah daerah. Sehingga
dengan itu dapat menarik minat pengunjung wisatawan atau pelaku bisnis
2. Pembagian zona kegiatan utama, penunjang, dan zona pelayanan, yang
bertujuanuntuk menata ruang kawasan perencanaan yang dilakukan melalui
analisis tapak sertaidentifikasi fungsi kegiatan berdasarkan zona, yang
kemudian ditetapkan sehingga menghasilkan zonasi kawasan.
3. Membangun kerjasama antara pengelola dengan lembaga masyarakat dan
dinas atau instansi pemerintah terkait dalam pengembangan dan penyediaan
teknologi pertanian.
4. Perancangan kawasan Agrowisata guna menyusun organisasi ruang sebagai
gambaran hasil penyediaan ruang pada kawasan perancangan. Adapun
skenario ini dilakukan dengan analisis kebutuhan ruang, penentuan organisasi
ruang, dan analisis elemen perancangan.
5. Peningkatan infrastruktur dasar kawasan sebagai pendukung kegiatan
Agrowisata, melalui pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan jalan,
jaringan drainase, dan jaringan listri
BAB V

ANALISIS PERANCANGAN KAWASAN WATERFONT CITY

5.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Kawasan Waterfont city


5.1.1 Analisis Fungsi Aktivitas Kawasan Waterfont city
1. Fungsi Utama
Desa Sentral Timur merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan
Toili, yang memiliki potensi wisata pertanian, yang memiliki fungsi sebagai pusat
rekreasi dimana terdapat berbagai macam fasilitas yang bernuansa pertanian. Dalam
mewujudkan sebuah kawasan Agrowisata, terdapat beberapa karakteristik yang dapat
dilihat dari program kegiatan dan fasilitas yang disediakan serta fasilitas penunjang
kawasan Agrowisata. Diketahui fungsi utama dari wisata agrowisata yaitu untuk
berwisata.
Upaya pengelolaan secara berkelanjutan serta adanya program tangguh
bencana diperlukan guna menyeimbangkan kualitas sumber daya yang ada, serta
pemanfaatan sumber daya juga harus diperhatikan antara aspek keseimbangan
pemanfaatan serta kelestarian sumber daya.
Wisata agrowisata memiliki berbagai macam aktivitas didalamnya, yaitu :

Fungsi Utama
1. Aktivitas wisata merupakan segala kegiatan
yang menyenangkan hati dan pikiran serta
menjadi daya tarik pada suatu kawasan
1. Wisata wisata. Pada aktivitas berwisata terdapat
2. Pendidikan aktivitas yang bisa dilakukan oleh
wisatawan yaitu, memancaing, dan
wisatawa dapat melihat pemandangan
sekitar pertanian.
2. Aktivitas pendidikan (edukasi) adalah
aktivitas belajar yang didapatkan oleh
wisatawan, dengan kegiatan dari para
kelompok tani dan ruang pembibitan
sebagai edukasi bagi wisatawan dibidang
pertanian.
2. Fungsi Penunjang

Fungsi penunjang digunakan untuk melengkapi fungsi utama sehingga dapat


menjalankan fungsinya. Fungsi penunjang dapat dinikmati oleh
wisatawan/pengunjung di kawasan Agrowisata. Fungsi ini sangat penting untuk
diperhatikan, sehingga para pengunjung tidak perlu unutk keluar dari kawasan
agrowisata untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kegiatan penunjang pada kawasan
agrowisata ini diantaranya adalah:

Fungsi Penunjang 1. Aktivitas perdagangan dan jasa


merupakan kegiatan jual beli, dimana
para wisatawan dapat membeli oleh-oleh
berupa cindera mata dan bibit untuk
dibawa pulang. Untuk tempat makan
1. Perdagangan dan jasa
atau minum tersedia restoran atau rumah
2. Ruang terbuka hijau
makan dan kios-kios.
3. Penginapan
2. Aktivitas Ruang Terbuka Hijau
4. Peribadatan
merupakan area hijau baik yang tumbuh
5. Toilet umum
secara alami maupun yang sengaja
6. Tempat Parkir
ditanam. RTH juga dapat dijadikan
sebagai area evakuasi ketika terjadi
bencana.
3. Aktivitas penginapan yang diperuntukan
bagi wisatawan untuk beristirahat
ataupun bersantai. Pada aktivitas ini
berupa gazebo.
4. Aktivitas peribadatan adalah kegiatan
ibadah. Pada aktivitas ini terdapat
mushollah sebagai tempat ibadah umat
muslim.
5. Aktivitas toilet umum adalah sarana
yang penting dikarenakan toilet umum
digunakan sebagai aktivitas pribadi
wisatawan seperti buang air kecil, buang
air besar, kamar ganti, dan tempat bilas.
6. Aktivitas parkir merupakan aktivitas
yang menampung kendaraan yang dating
dikawasan perancangan.
3. Fasilitas Pelayanan

Fasilitas pelayanan merupakan segala kegiatan yang menyangkut kebutuhan


masyarakat maupun pwngunjung, bentuk pelayanan yang diakan untuk kawasan
perancangan agrowisata di Desa Sentral Timur ini meliputi aktivitas Perkantoran,
kesehatan, persampahan, dan persinggahan atau halte. Fungsi ini menjadi penting
dalam pariwisata, karena apabila tidak mendapatkan pelayanan yang memadai maka
pengunjung tidak akan tertarik dengan wisata yang disediakan sekalipun memiliki
daya atraksi yang menarik dan unik.

Fungsi Pelayanan

Pengelolaan atau
Administrasi 1. Aktivitas pengelolaan pengendalian, dan
Kesehatan pengawasan jalannya kegiatan yang terjadi
dalam kawasan agrowisata.
Persampahan
2. Aktivitas kesehatan Meliputi kegiatan
mengobati maupun merawat, baik itu
pengunjung ataupun pengelola.
3. Aktivitas persampahan yaitu aktivitas yang
menampung sampah dari hasil makanan,
minuman, atau sisa makanan. Terdapat 1
titik tps pada wisata ini.
5.1.2 Analisis Jenis Aktivitas dan Calon Pengguna Kawasan Waterfont city
Analisis aktivitas pada objek perancangan Wisata Agrowisata di Desa Sentral
Timur ini dibedakan dalam tiga fungsi, yaitu: fungsi Utama, fungsi Penunjang dan
fungsi Pelayanan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai analisis aktifitas pada
perancangan Wisata Agro di Desa Sentral Timur :
Tabel 5. 1 Analisis Aktivitas

Jenias Ruang Atau


Fungsi Ruang Karakteristik Aktivias Jenis Aktivitas Pengguna
Bangunan
Memancing
Area Empang
Wisata Pengunjung dan pengelola
Melihat pemandangan sekitar
Gazebo
Fungsi Utama wisata
Menjelaskan mengenai cara
Petani/Masyarakat,
Pendidikan menanam dan memanen padi Area pertanian
Wisatawan/Pengunjung
yang baik dan benar.
Fungsi Penunjang Kegiatan jual beli atau Pengunjung dan pengelola
berdagang serta memberikan
sesuatu yang diperlukan oleh - Toko Sovenir
Perdagangan dan jasa
orang lain dengan membayar - Rumah makan
imbalan. Hal itu menambah
dapat meningkat
perekonomian masyaraka
Ruang terbuka hijau Taman atau titik kumpul
Area evakuasi sementara
sementara
Penginapan Beristirahat dan bersantai Gazebo
Jenias Ruang Atau
Fungsi Ruang Karakteristik Aktivias Jenis Aktivitas Pengguna
Bangunan

Peribadatan
Beribadah Mushollah

Toilet umum BAB, BAK,Kamar ganti,


Lavatory atau WC
Bilas
- Parkiran Motor
wisatawan
- Parkiran Mobil
wisatawan
Tempat Parkir Memarkir kendaraan
- Parkiran Bus
- Parkir motor
pengelolah Parkir
mobil pengelolah
Fungsi Pelayanan Pengelolaan atau Pengunjung dan pengelola
Bekerja dan mengurus
Administrasi Kantor Pengelola
administrasi

Kesehatan - Mengobati orang sakit Klinik Kesehatan


- Pertolongan pertama pada
kecelakaan
Jenias Ruang Atau
Fungsi Ruang Karakteristik Aktivias Jenis Aktivitas Pengguna
Bangunan
Persampahan
Pembuangan sampah Area TPS

Sumber : Analisis Kelompok 12, 2021


5.1.3 Analisis Kebutuhan Ruang Kawasan Waterfont city

Sebelum melakukan perhitungan maka, dibutuhkan terlebih dahulu jumlah


wisatawan yang diprediksikan akan mengunjungi kawasan ini dengan kurun waktu 20
tahun kedepan, dengan begitu dapat diketahui kapasitas yang diperlukan dalam suatu
ruang. Berikut perhitungannya :

Tabel 5. 2 Data kunjungan wisatawan

No Tahun Wisatawan

1 2011 24.941

2 2012 30.911

3 2013 40.277

4 2014 61.069

5 2015 60.454
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai

Tahun 2011 ke tahun 2012 = 23,93 %

Tahun 2012 ke tahun 2013 = 30,29 %

Tahun 2013 ke tahun 2014 = 51,62 %

Tahun 2014 ke tahun 2015 = -

( tidak mengalami pertumbuhan dikarenakan jumlah wisatawan tahun 2015 lebih


sedikit disbanding tahun 2014)

Perkiraan jumlah wisatawan pada 20 tahun mendatang yaitu :

Tn = t (1 + i)^n
n = Proyeksi jumlah wisatawan pada tahun ke –n

t = Jumlah wisatawan tahun awal (2015)

i = Persentase pertambahan jumlah wisatawan pertahun

n = jumlah tahun diproyeksikan

T20 =

5.1.4 Analisis Hubungan Antar Ruang Kawasan Waterfont city


Analisis hubungan antara ruang digunakan untuk melihat keterkaitan dan
hubungan saling mendukung antara aktivitas dalam kawasan perancangan, analisis
dilakukan dengan bantuan pembuatan diagram silang. Nilai hubungan antar ruang
dalam satu kelompok kegiatan dapat dimisalkan dengan tanda sebagai berikut :

Erat
-------- Tidak erat

Adapun analisis hubungan antar ruang dalam kawasan perancangan sebagai berikut :

1.) Fungsi utama

Gambar 5. 1 Diagram Fungsi Utama


Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021
2.) Fungsi Penunjang

Gambar 5. 2 Diagram Fungsi Penunjang


Sumber : Analisis Kelompok 12, 2021

3.) Fungsi Pelayanan

Gambar 5. 3 Diagram Fungsi Pelayanan


Sumber : Analisis Kelompok 12, 2021
4.) Hubungan antar ruang kawasan perancangan

Gambar 5. 4 Diagram Hubungan Antar Ruang Kawasan


Sumber : Analisis Kelompok 12, 2021

5.1.5 Organisasi Ruang Kawasan Kawasan Agrowisata

Gambar 5. 5 Diagram Organisasi Ruang


Sumber : Analisis Kelompok 12, 2021
5.2 Analisis Site Kawasan Agrowisata

5.2.1 Analisis Tautan Wilayah

5.2.2 Analisis Aksesibilitas

5.2.3 Analisis View

5.2.4 Analisis Lingkungan

5.2.5 Analisis Drainase

5.2.6 Analisis Topografi

5.2.7 Analisis Lintasan Matahari dan Angin

5.2.8 Analisis Vegetasi

5.2.9 Analisis Kebisingan

5.3 Penzoningan Kawasan Agrowisata


5.4 Analisis Kriteria Tak Terukur
5.4.1 Akses atau Pencapaian (Access)

Kawasan perancangan terletak di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili,


Kabupaten Banggai. Akses utama di kawasan perancangan berupa jalan kolektor
dan primer. Untuk menuju kawasan ini dari Pusat Kota Palu melalui jalan Trans
Palu-Banggai sepanjang ±673 km. Kawasan perancangan dapat dicapai dengan
berkendara mobil dan sepeda motor.

Kondisi jalan dari Kota Palu menuju kawasan perancangan terbilang sudah
baik dan memadai, hanya saja masih ada beberapa jalan yang berlubang akibat dari
perbaikan jalan sehingga dan jalan rusak akibat sering dilaului sehingga sedikit
mengganggu pengendara yang melintas. Disepanjang jalan menuju kawasan
perancangan selain permukiman warga akan lebih banyak terlihat tanah kosong,
perkebunan dan pertanian seperti sawah. Saat memasuki Desa Sentral Timur.
Kondisi fisik jalan menuju kawasan perancangan sudah baik dan memadai,
sebagian besar terbuat dari aspal.
Dalam perancangan kawasan ini perlu dilakukan upaya perbaikan terhadap
jalan-jalan lokal dan lingkungan dengan pengaspalan ataupun beton, agar masyrakat
di di Desa tersebut dapat mengakses baik dari luar kedalam untuk lebih baik.
Perbaikan jalan akan membantu agar masyarakat tertarik dan merasa nyaman untuk
masyarakat yang bermukim. Bukan hanya dengan kenyamanan masyarakat
setempat, dengan adanya perbaikan jalan untuk merencanakan sebuah wisata dengan
akses jalan yang sudah memadai akan memberikan kenyamanan juga kepada
wisatawan yang akan berkunjung karena akan lebih mudah dan lancar untuk
menempuh tempat wisata yang berada di Desa Sentral Timur. Selain upaya
perbaikan jalan, kawasan ini juga memerlukan perencanaan pendestrian agar
masyarakat dapat lebih nyaman dan aman untuk berjalan kaki.

Gambar 5. 6 Akses atau pencapaian (Access)


Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021
5.4.2 Kesesuaian (Compatibility)

Koridor kawasan perancangan ini di dominasi permukiman. Bangunan pada


kawasan perancangan sebagian tersebar di kawasan perancangan, sebagian
bangunan sudah bergaya modern adapula yang bergaya tradisional yang mana
diketahui bahwa di kawasan perancangan terdapat beberapa adat dan agama yang
ada. Fasilitas yang tersedia di kawasan perancangan seperti TK, poskesdes, kios,
warung, toko, masjid dan gereja.

Gambar 5. 7 Kesesuaian (Compatibility)


Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021

5.4.3 Pemandangan (View)

Kawasan perancangan berada dikawasan yang dapat dijadikan


sebagai kawasan agrowisata yang dimana kawasan ini terdiri dari
pertanian sawah yang terdapat pula sebuah sungai yang mana hal
tersebut dapat mendukung agrowisata ini. Oleh karena karakteristik
tersebut terdapat beberapa potensi view alami di lokasi yang dapat
dijadikan arah pandang kawasan untuk dimanfaatkan sebagai daya
tarik kawasan ini. Perancangan site kawasan ini akan memanfaatkan
view from site dan viem in site yang ada. View from site dari
kawasan ini yaitu persawahan. View to site pada kawasan ini berupa
gapura yang berfungsi sebagai penanda masuk ke kawasan
perancangan. Perancangan view pada kawasan ini yaitu sebagai
berikut :
 View from site yaitu sungai, pertanian

 View to site berupa gapura yang berfungsi sebagai penanda


memasuki kawasan Desa Sentral Timur

Gambar 5. 8 Pemandangan (View)


Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021

5.4.4 Identitas (Identity)


Identitas yang muncul dari Dari Desa Sentral Timur ini dikelilingi dengan
banyaknya pertanian sawah yang merupakan penghasilan paling dominan di Desa
tersebut. Masyarakat di Desa Sentral Timur lebih dominan bekerja sebagai petani.
Aktivitas permukiman yang ada di sekitarnya tidak terlalu menonjol karena hanya
sebagai rumah tinggal dengan beberapa kios warung, bengkel, dan butik kecil yang
berfungsi melayani kebutuhan warga setempat. Potensi pertanian yang cukup besar
pada kawasan ini seharusnya dapat dikembangkan lebih besar untuk menjadi
lapangan kerja bagi masyarakat Desa Sentral Timur.
Gambar 5. 9 Identitas (Identity)
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021

5.4.5 Rasa (Sense)

Di kawasan perancangan suasana yang ditimbulkan pada


kawasan ini yaitu suasana yang tenang khas pedesaan karena jauh
dari perkotaaan dan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan
kearifan lokalnya. Namun suasana yang ada di kawasan perumahan
yang berada di jalan utama pada siang hari cukup sibuk dan ramai
karena aktivitas masyarakat. Sedangkan suasana kawasan perumahan
berada di jalan lingkungan cukup tenang dan nyaman. Di Desa
Sentral Timur mempunyai pertanian padi sawah yang luas sehingga
menciptakan suasana yang sejuk yang dapat dinikmati banyak orang.
Di Desa Sentral Timur perlu diadakannya upaya untuk menghidupkan
suasana ketika malam hari, karena suasana eksisting hanya bisa
dinikmati pada siang hari karena pada malam hari kurangnya
penerang seperti lampu-lampu jalan yang ada di desa ini belum
memadai.
Gambar 5. 10 Rasa (Sense)
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021

5.4.6 Kehidupan (Livability)

Kondisi kehidupan penduduk Desa Sentral Timur didominasi


oleh masyarakat yang berprofesi sebagai Petani padi sawah.
Masyarakat di Desa Sentral Timur berdominan bekerja sebagai petani
karena memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Beberapa
kekurangan yang dapat dirasakan oleh masyarakat di Desa Sentral
Timur ini masih kurangnya rasa nyaman selama musim penghujan
karena mengakibatkan banjir yang berdampak pada terendamnya
jalan dan rumah warga, juga kurangnya jaringan drainase, sepadan
jalan dan pedestrian untuk pejalan kaki. Karakteristik kawasan ini
yakni kehidupan yang tenang jauh dari suasana hiruk pikuk kota.
Kondisi alam yang tenang ini akan dipertahankan agar kenyamanan
dapat terjaga. Dalam perancangan kawasan ini kedepannya akan
ditambah beberapa aktivitas pendukung yang tidak akan mengganggu
aktivitas dan kenyamanan lingkungan yang telah ada. Untuk memberi
kenyamanan, maka yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi masyarakat dalam
beraktivitas maupun bekerja di kawasan perancangan.
b. Akan disediakan jalur khusus pejalan kaki yang
mengintegrasikan antar satu tempat ke tempat lainnya
dilengkapi dengan peneduh dan lampu jalan.
c. Mengembangkan potensi pertanian yang ada melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendukung produksi
pertanian.
d. Pembuatan tanggul penghalang banjir dan drainase
Gambar 5. 11 Kehidupan (Livability)
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 12, 2021

5.5 Analisis Kriteria Terukur

5.5.1 Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage Ratio)

5.5.2 Ketinggian Bangunan

5.5.3 Jarak Antar Bangunan

5.5.4 Garis Sempadan Bangunan

5.5.5 Garis Sempadan Sungai

5.6 Analisis Elemen Perancangan Kawasan


5.6.1 Land Use ( Guna Lahan)
Untuk elemen tata guna lahan yang terdapat pada kawasan perancangan yaitu
didominasi oleh penggunaan lahan untuk kawasan permukiman yang menjadi
aktivitas utama dan pertanian. Kawasan perancangan sendiri memiliki akses
transportasi yang sangat baik sehingga mudah dicapai.
Tata guna lahan di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili diperuntukan sebagai
permukiman oleh masyarakat setempat, lahan pertanian dan perkebunan, kawasan
pemerintahan, kawasan perdagangan dan jasa serta ruang terbuka hijau. Untuk tata
guna lahan yang paling mendominasi yaitu lahan pertanian yang sebagian besar
menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Hal itu juga didukung karena
kawasan tersebut menjadi awasan strategis bagi lahan pertanian. Pada lokasi
perancangan sendiri masih terdapat lahan yang belum terbangun yang kiranya akan
menjadi titik lokasi perancangan kawasan pariwisata yang berbasis agrowisata di
Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili.

5.6.2 Building Form And Massing (Bentuk dan Massa Bangunan)


Pada kawasan perancangan Desa Sentral Timur hanya terdapat bangunan satu
(1) lantai. Untuk ketinggian bangunan didominasi yaitu 3-4 Meter (1 lantai).
Sedangkan untuk jarak antar bangunan cukup beragam. Untuk yang agak saling
berjauhan yaitu 12 Meter sedangkan yang saling berdekatan 3-5 Meter. Mayoritas
bentuk bangunan pada kawasan perancangan yaitu didominasi oleh rumah tradisional
namun terdapat juga beberapa rumah yang sudah bergaya modern. Rancangan untuk
bentuk dan massa bangunan akan bertumpu dari kondisi eksisting pada lokasi studi
itu sendiri. Hal itu dikarenakan kondisi lingkungan setempat yang masih tetap
mempertahankan bentuk dan massa bangunan berbentuk tradisional dan modern.

Gambar 5. 12 Bentuk dan Massa Bangunan Desa Sentral Timur


Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021
5.6.3 Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)
Sirkulasi pada kawasan perancangan yaitu sirkulasi dua arah dengan luas jalan
yang cukup memadai sehingga dapat dilalui oleh kendaraan dari arah yang
berlawanan. Akses tersebut sangat membantu dan memperlancar pergerakan pada
wilayah perancangan. Kemudian untuk lahan parkir sendiri belum terdapat atau
belum tersedia pada kawasan perancangan. Dari hasil survey maka dapat disimpulkan
bahwa perlu adanya perencanaan untuk lahan parkir pada kawasan studi. Perencanaan
lokasi parkir bagi masyarakat tentunya sangat bermanfaat dan berguna sehingga dapat
mendukung konsep perancangan kawasan pariwisata yang berbasis agrowisata di
kawasan studi ini.

Gambar 5. 13 Sirkulasi Desa Sentral Timur


Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12,, 2021

5.6.4 Open Space


Ruang terbuka atau Open Space pada wilayah perancangan yaitu di Desa
Sentral Timur masih berupa lahan kosong dan lapangan yang biasa digunakan sebagai
lapangan sepak bola. Perancangan yang akan diterapkan pada kawasan studi untuk
ruang terbuka atau Open Space yaitu penanaman vegetasi berupa tumbuhan atau
pepohonan teduh yang berakar kuat agar menjadi salah satu upaya mengantisipasi
terjadinya banjir. Karena seperti yang diketahui bahwa pada wilayah studi merupakan
lokasi yang rawan terjadi bencana banjir. Kemudian rencana selanjutnya yaitu
penambahan fasilitas-fasilitas pada ruang terbuka seperti penyediaan tempat duduk,
tempat sampah, toilet umum, penyedian penerangan berupa lampu untuk aktivitas di
malam hari, penambahan pedagang kaki lima serta penambahan fasilitas bermain bagi
anak-anak.

Gambar 5. 14 open space atau ruang terbuka Desa Sentral Timur


Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12,, 2021

5.6.5 Pedestrian Ways


Pada kawasan perancangan dapat dikatakan sama sekali belum terdapat jalur
pejalan kaki atau pedestrian pada sepanjang jalan di Desa Sentral Sari. Maka dari itu
akan di rencanakan pula untuk jalur pejalan kaki atau pedestrian di wilayah studi agar
para pejalan kaki dapat berjalan di jalur yang semestinya sudah disediakan dengan
aman dan nyaman.

5.6.6 Signage (Penanda)


Untuk papan penanda pada wilayah perancangan dapat dikatakan masih
sangat minim, namun dapat dikatakan juga sudah tertata dengan baik yang
tentunya suda direncanakan dengan baik pula. Papan penanda yang ada seperti papan
reklame, papan penanda jalur evakuasi dan papan penanda pengumuman ataupun
peringatan.
Gambar 5. 15 Papan Penanda Jalur Evakuasi Desa Sentral Timur
Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021

5.6.7 Activity Support (Pendukung Aktivitas)


Kegiatan utama yang ada di lokasi perancangan yaitu permukiman dan
pertanian. Aktivitas pendukung yang terdapat pada kawasan perancangan yaitu
berupa kawasan perkantoran, pusat pelayanan, kawasan komersil berupa perdagangan
dan jasa, kios-kios kecil, beberapa rumah toko atau ruko, butik, dan bengkel. Seperi
yang diketahui bahwa pendukung kegiatan ( activity support) dapat berperan sebagai
komunikator agar tercapainya dialog atau kualitas ruang kota yang menerus antara
fungsi kegiatan yang satu dengan fungsi kegiatan lainnya sekaligus dapat
memberikan citra visual yang spesifik pada kawasan kota tertentu.Perencanaan untuk
aktivitas pendukung pada wilayah studi sendiri seperti penyediaan pusat pelayanan.
Namun penyediaan sarana pendukung tersebut harus kembali melihat kondisi lahan
serta harus disesuaikan dengan zooning pada wilayah tersebut.
Gambar 5. 16 Pendukung Aktivitas Desa Sentral Timur
Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021

5.6.8 Preservasi
Menurut KBBI Preservasi /pre·ser·va·si/ /présérvasi/ n merupakan
pengawetan, pemeliharaan, penjagaan, ataupun perlindungan. Sedangkan pada
kawasan perancangan di Desa Sentral Timur tidak terdapat preservasi.

5.7 Analisis citra kota


Citra Kota merupakan kesan fisik yang memberikan ciri khas kepada suatu
kota. Dalam pengembangan suatu kota, citra kota berperan sebagai pembentuk
identitas kota, dan sebagai penambah daya tarik kota. Oleh karena itu, citra kota yang
jelas dan kuat akan memperkuat identitas dan wajah kota sehingga membuat kota
tersebut menarik dan memiliki daya tarik. Citra dan identitas kawasan seakan telah
menjadi tolak ukur bagi kualitas suatu lingkungan khususnya menyangkut cara
pandang orang terhadap nilai lingkungan tersebut (Linch, 1982).

5.7.1 Path (Jalan)


Path dapat berupa jalan raya, trotoar, jalur transit, canal, jalur kereta api. Bagi
banyak orang, ini adalah elemen dominan dalam gambaran mereka. Orang
mengamati kota sambil bergerak melaluinya, dan sepanjang path elemen-elemen
lingkungan lain diatur dan berhubungan. Jalur pada kawasan Desa Sentral Timur
terdapat jalur kendaraan atau jalan poros yang merupakan jalur utama yang sering
digunakan oleh masyarakat dan dilalui sebagai pergerakan utama, dan juga
merupakan jalur penghubung antara Desa Sentral Sari dengan Desa Minahaki

Gambar 5. 17 Path (Jalan)


Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021

5.7.2 Edges (Tepian)


Edges adalah elemen linear yang tidak digunakan atau dipertimbangkan
sebagai path oleh pengamat. Edges adalah batas-batas antara dua wilayah, sela-sela
linier dalam kontinuitas: pantai, potongan jalur kereta api, tepian bangunan, dinding.
Batok, pagar, dll.diperlukan adanya batas antar kawasan kegiatan terutama
untuk dua atau lebih kawasan yang mempunyai bentuk aktivitas yang dapat saling
mengganggu atau bertentangan dengan memberikan batas fisik. Pembatas yang
terdapat di Lokasi kawasan perancangan yaitu Gapura yang memisahkan antara Desa
Sentral Sari dan Desa Sentral Timur sebagai Lokasi Kawasan Perancangan.
Gambar 5. 18 Edges (Tepian)
Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021

5.7.3 District (Kawasan)


District (kawasan) adalah kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan
skala kota menengah sampai luas, dimana manusia merasakan ’masuk’ dan ’keluar’
dari kawasan yang berkarakter beda secara umum. Karakter ini dapat dirasakan dari
dalam kawasan tersebut dan dapat dirasakan juga dari luar kawasan jika dibandingkan
dengan kawasan dimana si pengamat berada. Untuk Lokasi Kawasan Perancangan
sendiri yang merupakan kawasan distrik adalah Kawasan yang terdapat Banyak
permukiman yaitu di Desa Sentral Timur dan yang tidak terdapat Kawasan
Permukiman atau lahan kosong serta pertanian masyarakat.

Gambar 5. 19 District (Kawasan)


Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021

5.7.4 Nodes (simpul)


Nodes adalah titik-titik, spot-spot strategis dalam sebuah kota dimana
pengamat bisa masuk, dan yang merupakan fokus untuk ke dan dari mana dia
berjalan. Nodes bisa merupakan persimpangan jalan, tempat break (berhenti sejenak)
dari jalur, persilangan atau pertemuan path, ruang terbuka atau titik perbedaan dari
suatu bangunan ke bangunan lain. Nodes yang terdapat pada lokasi perancangan
adalah Lapangan Terbuka yang ada di Desa Sentral Timur tempat tersebut adalah titik
keramaian pada sore hari.

Gambar 5. 20 Nodes (Simpul)


Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021

5.7.5 Landmark (penanda)


Landmark biasanya merupakan benda fisik yang didefinisikan dengan
sederhana seperti: bangunan, tanda, toko, atau pegunungan. Landmark adalah elemen
fisik suatu kota sebagai referensi kota dimana pengamat tidak dapat masuk
kedalamnya, tetapi penanda bersifat eksternal terhadap pengamat. Biasanya dikenali
melalui bentuk fisik dominan dalam suatu kawasan kota seperti bangunan, monumen,
toko, atau gunung. Landmark sudah dikenali dalam jarak tertentu secara radial dalam
kawasan kota dan dapat dilihat dari berbagai sudut kota; tetapi ada
beberapa landmark yang hanya dikenali oleh kawasan tertentu pada jarak yang relatif
dekat. Untuk lokasi kawasan perancangan sendiri memiliki landmark yaitu Gapura
Desa Sentral Timur merupakan ikon Desa Sentral Timur.
Gambar 5. 21 Landmark (Penanda)
Sumber : Dokumentasi lapangan kelompok 12, 2021
5.8 Analisis Estetika
5.8.1 Sumbu
Sumbu merupakan garis maya yang terbentuk oleh dua titik dalam sebuah
ruang terhadap bentuk-bentuk dan ruang-ruang yang tersusun. Garis maya tersebut
tidak selalu berbentuk jalan, tetapi dapat berupa ruang terbuka hijau juga. Sumbu juga
dapat terbentuk karena tata massa bangunan di sekitarnya. Sumbu dalam kawasan
perancangan di Desa Sentral Timur ini adalah jaringan jalan yang berfungsi sebagai
pnghubung menuju kawasan perancangan dan sebagai media transportasi.

5.8.2 Simetri
Simetris merupakan prinsip penyusunan tata massa bangunan yang seimbang,
yakni sama antara bangunan di kanan maupun di kiri sumbu. Persamaan ini termasuk
ukuran maupun bentuk bangunan. Bangunan simetris biasa ditemui pada kawasan
yang memiliki kegiatan formal, seperti kantor, pusat pemerintahan, rumah sakit, dan
militer. Ada dua jenis simetris, simetris bilateral dan simetris radial. Bangunan
simetris akan terlihat sama jika ditarik garis lurus terhadap hasil pembagiannya.
Namun simetri tidak hanya berlaku pada bangunan tetapi juga bisa berupa pohon-
pohon atau pun lampu sebagai batas pembagi garis lurus. Pada kawasan perancangan
di Desa Sentral Timur kondisi bangunan yang ada belum simetris, bangunan yang ada
disisi kiri dan kanan jalan masih terlihat berbeda-beda. Untuk aspek perancangan
yang direncanakan adalah penyusunan dan pembentukan bangunan yang bentuk dan
massanya akan diseimbangkan baik dikiri maupun dikanan jalan selain itu akan
ditambahkan juga beberapa lampu jalan dan pepohonaan baik disisi kiri maupun
kanan pada kawasan perancangan.

5.8.3 Hirarki
Hirarki adalah penyusunan tata massa bangunan yang menunjukkan derajat
kepentingan dari bentuk dan ruang serta peran-peran fungsional, formal, dan
simbolis. Hirarki dapat ditunjukkan melalui perbedaan ukuran, betuk bangunan,
maupun lokasi yang strategis. Perancangan hirarki bertujuan agar pengunjung di
suatu kawasan dapat mengenali posisi mereka dengan jelas karena adanya bentuk
atau massa bangunan yang mencolok dibandingkan bangunan lain.

Hirarki bangunan di Desa Sentral Timur jika dilihat dari segi arsitertur maka
jelas memiliki perbedaan rumah yang satu dan lainnya. Dikawasan perancangan Desa
Sentral Timur bangunan yang ada beragam ada yang memakai konstruksi kayu dan
juga beton. Untuk rencana hirarki bangunannya ditempatkan pada lokasi yang
strategis, guna menunjang sebuah lokasi untuk penempatan lokasi bangunan baru.

5.8.4 Irama
Irama terbentuk berdasarkan pengulangan bentuk, wujud, dan ukuran secara
teratur. ataupun memiliki bentuk bersejarah yang dapat memberikan kesan pada
bangunan dan pada kawasan tersebut. Irama akan ditemukan pada perancangan RTH
pasif yang akan diletakkan disepanjang jalan dengan bentuk dan wujud yang sama.
Hal ini bertujuan untuk menambah keteraturan, peneduh dan menambah nilai estetika
dikoridor kawasan perancangan.
Perencanaan yang akan dilakukan yaitu memindahkan kawasan perumahan
kedalam satu zona serta mengatur irama bangunan perumahan dengan merancang
bangunan rumah yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga dapat terlihat
pengulangan bentuk dan ukuran pada kawasan. Begitu juga dengan pengulangan
bentuk dan ukuran pada fasilitas umum di kawasan perancangan. Pengulangan ukuran
pada bangunan perdagangan jasa juga akan tetap dipertahankan.

5.8.5 Skala
Skala umum merupakan perbandingan unsur-unsur bangunan terhadap
bentuk-bentuk lain di dalam lingkupnya. Skala umum biasanya dilihat dari ukuran
suatu bangunan. Perbedaan ukuran bangunan menunjukkan perbedaan fungsi dari
bangunan tersebut. Kemudian skala manusia merupakan suatu penataan bangunan
yang seharusnya dapat sesuai dengan proporsi tubuh manusia. Dalam hal ini seluruh
bangunan yang akan dirancang disesuaikan dengan proporsti tubuh masyarakat
sebagaimana mereka merupakan pengguna bagi bangunan tersebut. Skala bangunan
adalah skala manusia dimana ketinggian bangunan pada kawasan ini ialah 4 meter
untuk bangunan berlantai 1, 8 meter untuk bangunan berlantai 2, 12 meter untuk
bangunan berlantai 3. Skala yang digunakan ialah skala manusia untuk memberi rasa
nyaman. Dari kondisi eksisting rata-rata ketinggian bangunan yang ada di Desa
Sentral Timur memiliki ketinggian bangunan sekitar 4 meter atau bangunan lantai 1.
Dominan bangunan yang ada di Desa Sentral Timur memiliki bangunan berlantai 1.
5.8.6 Proporsi
Proporsi adalah suatu perbandingan antara bentuk bangunan dengan ruang.
Proporsi ini melibatkan banyak aspek di mana harus sesuai dengan manusia dan
sangat bergantung pada fungsi dan aktivitas yang terjadi. Dalam perancangan suatu
bangunan atau kawasan disesuaikan dengan objek perancangan/pemakai. Pertanian
dan perkebunan memiliki proporsi paling besar dalam kawasan perancangan karena
luas lahan untuk kegiatan ini paling besar serta merupakan aktivitas utama. Proporsi
ruang terbuka juga masih cukup besar di kawasan perancangan. Proporsi untuk
permukiman dikawasan ini tidak begitu besar meskipun aktivitasnya juga cukup
besar.
Perencanaan proporsi kawasan disesuaikan pada fungsi lahan yang ada, sesuai
dengan eksisting yang ada proporsi kawasan lebih didominasi pertanian serta ruang
terbuka, oleh karenanya rencana yang akan dilakukan adalah dengan
mengembangkan kawasan agrowisata dengan cara mempertahankan proporsi
pertanian serta mengembangkan ruang terbuka hijau sesuai dengan pengembangan
kawasan RTH dan pengendalian konvensi lahan agar tidak mengubah penggunaan
lahan untuk pertanian

5.8.7 Konteks

5.8.8 Kontras

Anda mungkin juga menyukai