Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pembangunan wilayah maupun kota tidak terlepas dari sebuah isu atau
permasalahan, dikarenakan perencanaan merupakan suatu proses untuk memecahkan
masalah guna mencapai suatu tujuan. Untuk mengatasi isu dan permasalahan
diperlukan adanya suatu sistem perencanaan, baik perencanaan wilayah maupun kota
dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Isu dan permasalahan wilayah dan
kota memiliki perbedaan, dimana isu atau permasalahan kota menyangkut unsur fisik
suatu wilayah seperti kondisi eksisting dan sarana prasarana, sedangkan isu dan
permasalahan wilayah menyangkut unsur non fisik seperti perekonomian, sosial
budaya, kependudukan dan pariwisata. Isu dan permasalahan wilayah strategis
merupakan faktor berpengaruh dalam pembangunan wilayah, dimana isu dan
permasalahan menjadi salah satu faktor penentu perencanaan guna pembangunan dan
perkembangan wilayah.

Mayoritas pembangunan dan perkembangan wilayah yang ada di Indonesia tidak


berlandaskan pada isu permasalahan strategis, sehingga masih muncul berbagai
permasalahan yang sering dijumpai di wilayah seperti kesenjangan kota satu dengan
yang lainnya atau aspek satu dengan yang lainnya karena lebih mementingkan
perkembangan kota maupun aspek yang menonjol pada suatu wilayah. Suatu wilayah
tidak dapat terlepas dari suatu permasalahan, tetapi dengan adanya perencanaan
permasalahan tersebut dapat dikurangi.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
pariwisata dan sosial budaya yang khas. Yogyakarta terdiri dari berbagai kabupaten,
dimana masing - masing kabupaten memiliki potensi yang berbeda - beda. Salah satu
kabupaten yang terdapat di Yogyakarta yaitu Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul
merupakan kabupaten terbesar di Yogyakarta. Dengan topografi pantai dan perbukitan
menjadikan Kabupaten Bantul kaya akan potensi pariwisata.

Potensi pariwisata di Kabupaten Bantul memiliki prospek yang baik untuk terus
dikembangkan menjadi sebuah pariwisata terpadu yang dapat memanfaatkan sumber
daya alam serta sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Sektor
pariwisata di Kabupaten Bantul sangat berkembang dan memiliki peringkat tiga di
Indonesia sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Sarana pendukung pariwisata seperti hotel, pusat oleh-oleh, pusat kerajinan tangan,
serta kampung tradisional juga terdapat di kabupaten ini. Kerajinan gerabah yang
berada di Kampung Kasongan merupakan kampong gerabah yang cukup terkenal
dikarenakan produk-produknya banyak digemari wisatawan domestik maupun
mancanegara. Banyaknya kegiatan pariwisata di Kabupaten Bantul membawa dampak
baik terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten ini. Kabupaten Bantul masih
memegang teguh adat dan budayanya. Acara kebudayaan yang sering dilaksanakan di
Kabupaten Bantul, bahkan di lokasi pariwisata dapat menarik wisatawan lebih banyak.
Sektor pariwisata dan budaya di Kabupaten Bantul dapat menumbuhkan potensi lahan
pekerjaan dan sektor ekonomi, baik yang bergerak dalam sektor jasa, perdagangan,
hotel, restoran dll.

Dibalik majunya perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten bantul, terdapat pula


kesenjangan pada sektor sarana dan prasarana. Masalah yang sering terjadi di
Kabupaten Bantul adalah masalah krisis air, banyaknya jaringan jalan yang rusak,
kurang terintegritasnya desa wisata satu dengan desa wisata lainnya. Selain itu,
permasalahan yang menjadi momok utama Kabupaten Bantul adalah adanya alih
fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman. Tingginya angka alih fungsi lahan
sawah produktif membuat Pemerintah Kabupaten Bantul menempuh kebijakan protektif.
Salah satunya menetapkan 700 hektar lahan sawah produktif menjadi lahan abadi.

Maka dari itu diperlukan sebuah sistem pariwisata terpadu yang dapat
mengembangkan sektor pariwisata Kabupaten Bantul dengan melakukan upaya-upaya
dan tahap perencanaan jangka panjang yang mengatur pariwisata, sarana pendukung
pariwisata, penyediaan lahan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar daerah
pariwisata, pemerataan sarana prasarana, serta mempromosikan pariwisata Kabupaten
Bantul. Selain pengembangan sistem pariwisata terpadu, dibutuhkan pula pengendalian
alih fungsi lahan dengan memaksimalkan kebijakan protektif lahan pertanian, agar
lahan pertanian di Kabupaten Bantul tetap berfungsi dan dapat menjadi lumbung padi
Yogyakarta seterusnya.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Tujuan

Tujuan dari studio perencanaan ini adalah membuat sebuah sistem pariwisata terpadu
yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal Kabupeten Bantul serta penekanan alih fungsi
lahan melalui perencanaan jangka panjang 2012 – 2022.

Tujuan disusunnya proposal teknis adalah mengetahui informasi dan impresi awal
terhadap Kabupaten Bantul melalui data-data sekunder, dan mengangkat isu-isu
strategis wilayah dan kota sebagai tahapan pengenalan wilayah stud, serta penyusunan
rencana kerja kegiatan lapangan.

1.2.2 Sasaran
Sasaran dalam studio perencanaan adalah:
1. Teridentifikasinya isu dan permasalahan di Kabupaten Bantul.
2. Teridentifikasinya sektor-sektor ekonomi yang tumbuh dan mendukung pariwisata
Kabupaten Bantul.
3. Terciptanya sistem pengendalian lahan yang terpadu dan maksimalnya pengendalian
lahan dalam menekan alih fungsi lahan di Kabupaten Bantul.
4. Terencananya sistem pariwisata dan sistem pengendalian lahan terpadu dalam
jangka menengah (10 tahun)
Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan proposal teknis ini antara
lain:
1. Tersusunnya potret Kabupaten Bantul berdasarkan data sekunder.
2. Teridentifikasinya isu strategis wilayah dan kota dan mengintegerasikan keduanya
guna mengetahui hubungan isu wilayah dan isu kota di Kabupaten Bantul.
3. Tersusunnya kerangka kerja.
4. Tersusunnya desain survei serta metode dan teknis kerja.

1.3 RUANG LINGKUP


1.3.1 Ruang Lingkup WilayahWilayah studi perencanaan adalah Kabupaten Bantul
yang termasuk ke dalam wilayah hinterland Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Kota
Yogyakarta sebagai pusat pertumbuhan. Secara tidak langsung daerah hiterland Kota
Yogyakarta memiliki keterkaitan dalam pengembangan wilayah yang ditunjang dengan
berbagai aspek. Berkembangnya penduduk dan permukiman daerah kota di
Yogyakarta mengakibatkan ekspansi atau pelebaran permukiman hingga ke kawasan
hinterland Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul disebut sebagai wilayah peri urban
dengan segala perkembangan dan pertumbuhan yang terdapat di dalamnya.
Permukiman Kabupaten Bantul berkembang cepat. Hal tersebut mengakibatkan
beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman.

Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY)
dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya (60%) daerah
perbukitan yang kurang subur. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan dan 96
desa.

1.3.2 Ruang Lingkup Materi


Kegiatan studio perencanaan ini membahas isu permasalahan wilayah dan isu
permasalahan kota. Isu permasalahan wilayah yaitu hubungan berbagai aspek dan
bidang antara wilayah satu dengan wilayah yang lainnya, sedangkan isu permaslahan
kota yaitu permasalahan yang muncul dari dalam kota itu sendiri. Isu permasalahan
wilayah dan isu permaslahan kota saling terkait dimana permasalahan kota dapat
mempengaruhi permasalahan wilayah.

Dalam penyusunan proposal teknis ini, ruang lingkup materi yang akan dibahas adalah
1. Kajian Literatur
Pada bagian ini menyusun kajian literatur yang akan digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan proposal teknis meliputi materi perkuliahan yang didapat dan kajian lain
yang mendukung

2. Potret Kabupaten Bantul


Pada bagian profil Kabupaten Bantul ini membahas mengenai posisi geografis, kondisi
geografis, topografi atau kemiringan lahan, jenis tanah, klimatologi, tata guna lahan,
sejarah Kabupaten Bantul, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Bantul,
pariwisata yang ada di Kabupaten Bantul, perekonomian, sosial budaya, serta isu dan
permasalahan yang terjadi di kabupaten Bantul.

3. Kerangka Kerja
Kerangka kerja digunakan sebagai acuan kerja dalam penyusunan proposal teknis,
kegiatan lapangan atau survei, dan penyusunan preskripsi yang dapat mengatasai isu
permasalahan Kabupaten Bantul baik pada wilayah maupun kota.

4. Metode dan Teknis


Metode dan teknis merupakan desain survei yang digunakan untuk memberikan arahan
dalam menyusun metode dan teknis dalam pencarian data yang dapat mendukung
penyusunan rencana sistem pariwisata dan pengendalian lahan terpadu.

Kerangka Kerja

Sumber: Hasil kerja kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai