Anda di halaman 1dari 13

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA

KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

BA
BI

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.1.1. Umum
Pada dasarnya kota mempunyai dua macam pengertian, pertama adalah
sebagai suatu wadah yang mempunyai batasan administratif wilayah seperti
kotamadya, kota administratif, yang diatur dalam peraturan perundangan yang
berlaku. Kedua sebagai lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri
non agraris seperti Ibukota Kabupaten, Ibukota Kecamatan sebagai pusat
pertumbuhan dan permukiman penduduk.
Perkembangan dan pertumbuhan kota pada dasarnya merupakan
perwujudan tuntutan kebutuhan ruang yang diakibatkan oleh perkembangan dan
pertumbuhan penduduk serta kegiatan fungsional dan interaksi antar kegiatan
tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan kota dapat berjalan dengan
sendirinya tapi suatu saat dapat menimbulkan masalah yang sulit diatasi yang
bersifat keruangan, struktural, dan fungsional. Melihat kenyataan itu, sebaiknya
sejak adanya gejala pertumbuhan dan perkembangan suatu kota perlu sekali
perencanaan

pembangunan

untuk

tercapainya

suatu

keserasian

dan

keseimbangan dalam pemanfaatan potensi yang ada, agar tercipta hubungan


yang serasi dan harmonis antara manusia dan lingkungannya.
Bergulirnya era otonomi dewasa ini, memacu daerah dan kota-kota di
Indonesia untuk mengembangkan daerahnya masing-masing dengan menggali
potensi-potensi yang ada secara optimal. Berbagai potensi yang dapat
dikembangkan antara lain dari sektor perdagangan, industri, pariwisata dan lainlain. Potensi-potensi tersebut dikembangkan untuk menambah pendapatan
daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
potensi daerah dengan melibatkan masyarakat setempat sehingga hasilnya
dapat dinikmati masyarakat secara merata.
INCEPTION REPORT

I - 1

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

1.1.2. Khusus
Secara spasial beberapa kota utama di Jawa Timur memiliki tingkat
perkembangan yang cukup tinggi, sehingga kota-kota tersebut dijadikan SWP
(Satuan Wilayah Pembangunan). Kota Kediri merupakan salah satu kota yang
termasuk koridor Barat Daya dalam pengembangan wilayah Jawa Timur atau
SWP 7, yang meliputi Kediri dan sekitarnya dengan pusat pengembangannya di
Kota Kediri, meliputi Kota dan Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek,
Tulungagung, Nganjuk, Jombang, Kabupaten dan Kota Blitar. Di titik beratkan
pada kegiatan pertanian, industri, perhubungan, pariwisata, perdagangan dan
lingkungan hidup.
Dengan konsep Tribina Kota, yaitu Kediri sebagai Kota Industri dan
Pariwisata, Kota Perdagangan dan Jasa, dan Kota Pendidikan, Pemerintah Kota
Kediri berusaha dengan giat untuk mengembangkan dan membangun kotanya.
Sebagai salah satu daerah pengembangan di wilayah Jawa Timur, Kota
Kediri memiliki peluang yang sangat besar untuk terus berkembang menjadi kota
yang besar dengan skala pelayanan lokal maupun untuk skala pelayanan
regional. Pengembangan kawasan Kota Kediri ini tentu saja memperhatikan
fungsi kota itu sendiri yaitu:

Sebagai kota industri

Sebagai kota pariwisata

Sebagai kota perdagangan dan jasa

Sebagai kota pendidikan

INCEPTION REPORT

I - 2

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Sebagai salah satu fungsi kota pariwisata, Kota Kediri memperhatikan


pengembangan pariwisata dalam rangka menambah Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Wisata-wisata yang ada terus dikembangkan sehingga mampu menarik
wisatawan baik dari Kota Kediri maupun dari daerah sekitarnya. Salah satu
obyek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi adalah Kawasan Wisata Goa
Selomangleng yang terletak di kaki Gunung Klotok.

1.2. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN


1.2.1. Pengertian
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) dengan fungsi
kegiatan pariwisata merupakan suatu bentuk dokumen yang memuat mengenai
perkembangan pariwisata yang ada di Kota Kediri, yang meliputi potensi-potensi
pariwisata, kendala-kendala yang dihadapi dalam sektor pariwisata, serta
rekomendasi arahan pengembangan sektor pariwisata secara makro dan mikro
yaitu baik rencana fisik maupun rencana non-fisik.
1.2.2. Kedudukan
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) dengan fungsi
kegiatan pariwisata, pada hakekatnya setara dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) yang memuat mengenai perkembangan sektor pariwisata yang
ada di Kota Kediri.
Sedangkan untuk arahan pengembangan pariwisata yang dikhususkan
pada pengembangan satu obyek wisata memiliki kedudukan yang setara dengan
Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK).

1.3. Rumusan Masalah


1. Potensi-potensi pariwisata apa saja yang ada di Kota Kediri yang
memungkinkan umtuk dikembangkan?
2. Kendala apa yang ada di sektor pariwisata yang menyebabkan sektor ini
kurang berkembang?
3. Bagaimana arahan pengembangan sektor pariwisata di Kota Kediri baik
rencana makro maupun rencana mikro yang meliputi rencana fisik dan
non-fisik?
INCEPTION REPORT

I - 3

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

1.4. TUJUAN DAN SASARAN


1.4.1. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP)
Fungsi Kegiatan Pariwisata adalah:
1. Mengidentifikasi potensi-potensi pariwisata yang ada di Kota Kediri untuk
kemudian dikembangkan.
2. Menganalisis kendala-kendala yang ada di sektor pariwisata yang
menyebabkan sektor pariwisata kurang berkembang.
3. Memberikan

rekomendasi

mengenai

arahan

pengembangan,

baik

rencana pengembangan makro dan rencana mokro, yang meliputi


rencana fisik maupun rencana non fisik sektor pariwisata di Kota Kediri.
Sasaran penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP)
Fungsi Kegiatan Pariwisata adalah:
1. Memberikan gambaran mengenai potensi-potensi pariwisata yang ada
baik

yang

sudah

dikembangkan

maupun

yang

masih

belum

dikembangkan.
2. Memberikan gambaran mengenai kendala yang ada dalan usaha
mengembangkan sektor pariwisata di Kota Kediri.
3. Memberikan arahan-arahan pengembangan pariwisata melalui programprogram dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat.

1.5. FUNGSI DAN KEGUNAAN


1.5.1. Fungsi
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) Fungsi Kegiatan
Pariwisata

berfungsi

sebagai

pedoman

dalam

rencana

pengembangan

pariwisata di Kota Kediri, serta menjaga konsistensi pembangunan dan


keserasian perkembangan kawasan perkotaan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota/Kabupaten.

INCEPTION REPORT

I - 4

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

1.5.2. Kegunaan
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) Fungsi Kegiatan
Pariwisata memiliki kegunaan :
1. Pedoman Pengembangan Pariwisata
2. Petunjuk Pelaksanaan Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata
3. Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

penyusunan

Kebijakan

Pengembangan Pariwisata Kota Kediri

1.6. BATASAN PERENCANAAN


Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) dengan
fungsi kegiatan pariwisata memiliki batasan perencanaan, yaitu rencana fisik
(rencana spasial dan rencana prasarana dan sarana pariwisata) dan rencana
non-fisik (rencana program).

1.7. RUANG LINGKUP


1.7.1. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah studi yang diambil yaitu pariwisata yang berada di Kota Kediri
yang antara lain wisata alam Gunung Klotok dan Bukit Maskumambang,
kawasan wisata Goa Selomangleng yang terdiri dari wisata Goa Selomangleng,
Museum Airlangga dan tempat rekreasi kolam renang, Dermaga Jayabaya,
Kompleks Makam Setono Gedong, Taman Rekreasi Pagora dan Pemandian
Umum Tirtoyoso, dan wisata belanja di Jalan Dhoho.
1.7.2. Ruang Lingkup Materi
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) Fungsi Kegiatan
Pariwisata memiliki ruang lingkup pembahasan, yaitu antara lain:

Data dan analisa pariwisata Kota Kediri, meliputi potensi dan kendala
yang ada.

Rekomendasi arahan pengembangan obyek wisata yang ada, baik


rencana fisik (spasial) maupun rencana non-fisik (program).

Rekomendasi rencana spesifikasi pada satu kawasan wisata yaitu


kawasan wisata Goa Selomangleng dengan tingkat kedetailan yang

INCEPTION REPORT

I - 5

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

lebih rinci setara dengan Laporan RTRK (Rencana Teknik Ruang


Kawasan).

INCEPTION REPORT

I - 6

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

1.7.3. Ruang Lingkup Waktu


Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP) Fungsi Kegiatan
Pariwisata memiliki waktu perencanaan selama 10 tahun yaitu tahun 2004
hingga tahun 2014.

1.8. TAHAPAN PENYUSUNAN


1.8.1. Laporan Pendahuluan (Interception Report)
Penyusunan laporan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang
dilakukan

sebelum

melaksanakan

survei

di

lapangan.

Dalam

laporan

pendahuluan ini akan diuraikan pemahaman materi penyusunan yang meliputi


latar belakang, tujuan, sasaran, fungsi dan kegunaan Rencana Pengembangan
Pariwisata hingga arahan kebijakan dalam Rencana Pengembangan Pariwisata.
Elemen lain yang berperan penting dalam penyusunan laporan pendahuluan
adalah gambaran umum wilayah perencanaan untuk melihat kondisi dan potensi
yang terdapat di Kota Kediri, metode pendekatan dan kerangka analisis
penyusunan rencana kawasan khusus, serta organisasi kerja, jadwal kerja dan
desain survei.
1.8.2. Laporan Hasil Survey (LHS)
Penyusunan LHS merupakan kegiatan penyusunan laporan setelah
dilaksanakan survey di lapangan. Laporan Hasil Survey ini berisi data-data dan
fakta yang ditemukan di wilayah perencanaan.
1.8.3. Laporan Fakta dan Analisis (Interim Report)
Kegiatan setelah kompilasi data adalah analisis sehingga diperoleh
penilaian tentang kondisi yang ada di wilayah perencanaan tersebut.
1.8.4. Laporan Draft Rencana
Merupakan laporan sebelum Laporan Rencana (Final Report) yang berisi
mengenai rencana-rencana rekomendasi pengembangan pariwisata di Kota
Kediri yang kemudian melalui draft rencana ini akan diseminarkan untuk
menerima masukan-masukan bagi arahan pengembangan pariwisata.
1.8.5. Laporan Rencana (Final Report)
INCEPTION REPORT

I - 7

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Tahapan ini merupakan akhir dari penyusunan Rencana Pengembangan


Pariwisata yang dilakukan, dengan menindaklanjuti hasil kegiatan seminar yang
telah dilakukan sebelumnya dengan merevisi berbagai kekurangan yang
ditemukan dan memantapkan konsep-konsep ataupun rencana-rencana yang
dihasilkan seperti rencana spasial, rencana program, dan rencana prasarana
dan sarana pariwisata yang telah dilakukan.

1.9. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
1.9.1. Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur
A.

Kebijakan Wilayah / Kawasan Prioritas


Kebijakan Wilayah/Kawasan Prioritas meliputi arahan rencana tata ruang

perwilayahan pembangunan.

Wilayah / Kawasan Andalan


Wilayah kawasan andalan merupakan kawasan yang sedang atau

direncanakan menjadi kawasan yang memberikan dampak pertumbuhan


ekonomi yang tinggi setidaknya dalam lingkup propinsi dan atau nasional.
Pada wilayah / kawasan ini penataan ruang pada tingkat rencana yang lebih
rinci perlu dimantapkan untuk mendukung perkembangan fungsi kawasan.

Wilayah / Kawasan Pengendali Ketat


Disamping wilayah atau kawasan andalan yang menjadi perhatian

utama (prioritas) dalam penataan ruang Jawa Timur adalah adanya


wilayah / kawasan yang memerlukan pengendalian secara ketat (high
controled zone) atas dasar pertimbangan aspek kelestarian lingkungan

hidup. Pada wilayah / kawasan ini kegiatan penataan ruang perlu


dimantapkan untuk mengendalikan perkembangan secara berdaya
guna dan berhasil guna.

INCEPTION REPORT

I - 8

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Tabel 1.1.
Pembagian Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Propinsi Jawa Timur
SWP

Nama SWP

Lingkup Wilayah

Gerbangkertasusila

Kota Surabaya,
Kab, Gresik, Kab.
Sidoarjo, Kab.
Bangkalan, Kab.
Mojokerto, Kab.
Lamongan

II

Madura dan
kepulauan

Kab. Sumenep,
Kab. Pamekasan,
Kab. Sampang

III

Banyuwangi

Banyuwangi

IV

Jember dan
sekitarnya

Kab. Jember, Kab.


Situbondo, Kab.
Bondowoso

ProbolinggoLumajang

Kota Probolinggo,
Kab. Probolinggo,
Kab. Lumajang

VI

Jember-Pasuruan

Kota Jember, Kab.


Jember, Kota
Pasuruan, Kab.
Pasuruan

VII

Kediri dan
sekitarnya

VIII

Madiun dan
sekitarnya

IX

Tuban-Bojonegoro

Kota Kediri, Kab.


Kediri, Kab.
Tulungagung, Kab.
Trenggalek, Kab.
Blitar, Kota Blitar,
Kab. Nganjuk, Kab.
Jombang
Kota madiun, Kab.
Madiun, Kab.
Magetan, Kab.
Ngawi, Kab.
Ponorogo, Kab.
Pacitan
Kab. Tuban, Kab.
Bojonegoro

Fungsi Kawasan
Wilayah permukiman, industri, dan
pariwisata Bangkalan(kawasan baru)
Wilayah perkotaan Surabaya Raya
Kawasan industri Sidoarjo, Gresik,
Mojokerto
Kawasan pariwisata pegunungan Kab.
Mojokerto
Kawasan pertanian
Kawasan peternakan
Kawasan perkebunan
Kawasan penggaraman Sumenep
Kawasan pariwisata alam
Kawasan pertanian sawah irigasi
Kawasan perkebunan Kalibaru dan
Glenmore
Kawasan pariwisata Ijen
Kawasan perikanan Muncar
Kawasan pertanian dan perkebunan
Kawasan pariwisata pantai
Kawasan pertambakan
Kawasan pariwisata Ijen
Kawasan pariwisata pegunungan di
Probolinggo, Lumajang
Kawasan perikanan/pertambangan
Kawasan perkebunan hortikultura
Kawasan pariwisata pegunungan di
Jember dan Pasuruan
Kawasan pertanian sawah irigasi
Kawasan perkebunan hortikultura
Kawasan pariwisata pantai
Kawasan industri
Kawasan pertanian dan perkebunan
Kawasan pariwisata Pantai Selatan
Kawasan perikanan Pantai Selatan
Kawasan pertambangan Golongan C

Kawasan pertanian dan perkebunan


Kawasan pariwisata pegunungan di
Sarangan/G. Lawu
Kawasan pariwisata Pantai Selatan
Kawasan perikanan Pantai Selatan
Kawasan pertambangan Golongan C
Kawasan perikanan/tambak
Kawasan industri
Kawasan pertambangan Golongan C
Kawasan pertanian dan perkebunan

Sumber: RTRWP Jawa Timur


INCEPTION REPORT

I - 9

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

1.9.2. Kebijakan Pariwisata Propinsi Jawa Timur


Kebijaksanaan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur dalam bidang
kepariwisataan pada dasarnya adalah merupakan penjabaran dari kebijaksanaan
nasional, yang telah digariskan baik dalam GBHN maupun dalam programprogram Pelita. hal ini telah dirumuskan dalam program pengembangan
pariwisata

Jawa

Timur

pada

setiap

pelita,

yang

menyatakan

bahwa

pengembangan pariwisata di Jawa Timur merupakan bagian internal dari


pengembangan pariwisata nasional secara keseluruhan. Oleh karena itu
pengembangan pariwisata Jawa Timur selalu didasarkan dan sejalan dengan
kebijaksanaan, pada pengembangan dan tujuan-tujuan nasional.
Pembangunan pariwisata Jawa Timur dilakukan dengan mengembangkan
dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan daerah menjadi
kegiatan ekonomi yang diandalkan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan pariwisata, dibutuhkan upaya peningkatan dan kelancaran
penyelenggaraan
sebagai

berikut:

pariwisata
1)

dengan

Pengembangan

kebijaksanaan
Daerah

dan

Tujuan

langkah-langkah
Wisata,

dan

2)

Pengembangan Usaha Wisata.


A. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata
1. Secara menyeluruh, berkesinambungan dan terpadu dengan sektor
pembangunan yang lain serta tetap dijaga terpeliharanya kepribadian
bangsa dan kelestarian lingkungan hidup. Langkah-langkah yang perlu
ditempuh dalam merealisasikan kebijaksanaan tersebut antara lain:

Pembangunan produk wisata diarahkan untuk dapat mencerminkan


nilai-nilai kepribadian dan karakter daerah serta upaya melestarikan
lingkungan hidup.

Pembangunan

Daerah

Tujuan

Wisata

diwujudkan

dengan

mengembangkan obyek-obyek wisata potensial yang dapat berperan


sebagai pusat-pusat pengembangan pariwisata di daerah.

Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait untuk pembangunan


sarana dan prasarana pariwisata.

2. Berdasarkan potensi pembangunan mengupayakan Jawa Timur sebagai


Daerah Tujuan Wisata Konvensi yang menarik dan mampu bersaing.
Langkah-langkah yang perlu diambil adalah:
INCEPTION REPORT

I - 10

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Menumbuhkan

iklim

usaha

yang

sehat

untuk

peningkatan

pengembangan sarana dan fasilitas konvensi.

Meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

Meningkatkan dukungan serta peran serta instansi pemerintah dan


swasta.

3. Rencana induk pengembangan pariwisata Jawa Timur sangat dibutuhkan


dalam upaya mengembangkan dan mendayagunakan kepariwisataan
secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor pembangunan yang lain.
4. Kawasan wisata/obyek wisata yang telah dirintis pengembangannya akan
ditingkatkan, baik penambahan fasilitas kepariwisataan maupun upaya
pemeliharaan.
B. Pengembangan Usaha Pariwisata
Pengembangan dan pendayagunaan usaha pariwisata ditingkatkan
dengan membentuk keterpaduan usaha pemantapan manajemen usaha dan
peningkatan mutu pelayanan. Langkah yang perlu diambil adalah:
1.

Membentuk keterpaduan usaha pariwisata melalui keterkaitan


dengan terjalinnya sistem informasi antar jenis usaha agar terdapat sikap
saling menunjang.

2.

Meningkatkan keterampilan tenaga operasinal di bidang-bidang


usaha pariwisata.

3.

Memantau dan mengevaluasi perkembangan usaha pariwisata.

4.

Peningkatan pelayanan di pintu-pintu masuk, melalui peningkatan


kelengkapan informasi, sarana dan prasarana.

5.

Peningkatan kapasitas angkutan wisata dan sarana wisata


lainnya.

6.

Mewujudkan citra positip produk wisata dengan:

Memberikan keramahan dan suasana Indonesia

Menumbuhkan

rasa

aman,

tertib,

dan

kesejukan

lingkungan

Ketertiban dan kenyamanan produk wisata

Menciptakan

kenangan

bagi

wisatawan

terhadap

pelayanan dan produk wisata.


INCEPTION REPORT

I - 11

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Mengupayakan

standar

desain

tentang

jenis-jenis

cindera mata menurut kelompok, teknis pengepakan dan pengiriman


Bersama kebijaksanaan dan langkah tersebut di atas telah ditetapkan
pula langkah yang mencakup tiga sektor yaitu:
1.

Sektor pemerintah: mencakup sub-sektor obyek/kawasan tujuan


wisata, pemasaran, pembinaan industri, dan pembinaan aneka wisata.

2.

Sektor pemerintah di luar sub-sektor pariwisata: mencakup subsektor

kehutanan

dan

pengawasan

perlindungan

alam,

serta

kebudayaan.
3.

Sektor industri/swasta, mencakup sub-sektor obyek/atraksi wisata


dan industri pariwisata.
Dikaitkan

dengan

usaha

Pemerintah

Daerah

Jawa Timur

untuk

berpartisipasi meningkatkan penerimaan devisa negara melalui peningkatan arus


wisata asing, maka di antara langkah-langkah dari ketiga sektor tersebut di atas
yang penting artinya untuk menarik kedatangan wisatawan asing DTW Jawa
Timur, adalah:
1.

Memanfaatkan dan mengembangkan potensi produk wisata Jawa


Timur serta mengarahkannya dalam bentuk paket-paket wisata yang
dapat dipasarkan kepada wisatawan asing.

2.

Meningkatkan citra Jawa Timur sebagai daerah tujuan wisata


dengan memasarkan paket-paket wisata tersebut pada berbagai sarana
promosi dan pameran-pameran di dalam maupun di luar negeri.

3.

Meningkatkan pelayanan

serta kelancaran

perjalanan arus

wisatawan asing di DTW Jawa Timur.

INCEPTION REPORT

I - 12

R T R K P F U N G S I K E G I ATA N PA R I W I S ATA
KO TA K E D I R I TA H U N 2 0 0 4 - 2 0 1 4

Dalam pengembangan kepariwisataan nasional, DTW Jawa Timur telah


ditetapkan sebagai DTW urutan kedua untuk dikembangkan setelah Bali (RIPPN
I 1979). Sementara itu telah dikeluarkan pula PP-RI No.24 Tahun 1979 yang
berisikan hal pelimpahan sebagian urusan pemerintah di bidang kepariwisataan
kepada daerah Jawa Timur untuk mengembangkan kegiatan kepariwisataannya
secara lebih intensif.
Dalam pengembangan pariwisata di DTW Jawa Timur, telah ditentukan 9
kawasan wisata yaitu:
1. Kawasan Gerbangkertasusila
2. Kawasan Madura dan Kepulauan
3. Kawasan Banyuwangi
4. Kawasan Jember dan sekitarnya
5. Kawasan Probilinggo Lumajang
6. Kawasan Malang Pasuruan
7. Kawasan Kediri dan sekitarnya
8. Kawasan Madiun dan sekitarnya
9. Kawasan Tuban dan sekitarnya
Sebagian tinjauan, sampai tahun 1990 DTW Jawa Timur memiliki 145
obyek wisata yang tersebar di 37 Daerah Tingkat II (Pariwisata dalam Angka,
Diperda Tk I Jatim, 1990). Obyek-obyek wisata tersebut pada dasarnya terdiri
dari tiga jenis, yaitu wisata alam, budaya dan agro. Masing-masing dapat
diklasifikasikan lagi menurut jenis atraksinya yang merupakan kelompok dari
beberapa komponen.
Obyek wisata yang bersifat alam maupun budaya terdapat hampir di
setiap Dati II, sedangkan yang bersifat hiburan/rekreasi umumnya terdapat di
Iibukota Kabupaten/Kotamadya.

INCEPTION REPORT

I - 13

Anda mungkin juga menyukai