Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TEKNIS

IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH


DI DESA PANGONGANGAN KECAMATAN MANGU HARJO KOTA MADIUN
PWKL4205 STUDIO PROSES PERENCANAAN

Disusun oleh:

Dini Nur Maulidya Praba 043822734


Dinasty Btari Praja Nagari 043226588
Imam Syafi'I 048970852
Moch. Rendy Fernanda 048066101
Mokhamad Khoiril Afif 044883118
Muhammad Andi Sah Putra 044579293
Nanang Ari Mustofa 045225915
Ony Wahyu Mustaqim 044874434
Rizki Febriyanto Madjid 043143754
Ryan Anhar Dwi Saputro 044957132
Vicka Mey Permatasari 045294809

Dosen Pembimbing: Anak Agung Sagung Alit Widyastuti ST. MT

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Madiun merupakan kota transit pada jalur Selatan yang menghubungkan kota-kota di
Jawa Timur. Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Surabaya, Jombang, Madiun, Solo, Jogjakarta
sampai DKI Jakarta. Sehingga kota Madiun sangat cocok dan menarik untuk mengembangkan
sektor industri, perdagangan, jasa maupun angkutan. Hal ini tampak dari keberadaan sarana dan
prasarana di Kota Madiun sehingga dapat melayani kepentingan dalam skala regional adalah
jaringan jalan yang kondisinya sangat baik untuk menghubungkan kota Madiun, dengan daerah di
luar Kota Madiun yaitu Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Jombang, Ngawi dan Kediri.

Kota Madiun adalah sebuah kota dataran rendah dengan luas 33,23 km 2 yang masuk dalam
wilayah Provinsi Jawa Timur bagian barat. Kota Madiun terbagi menjadi 3 kecamatan dan 27
kelurahan. Salah satu kecamatannya adalah Kecamatan Mangu Harjo yang terletak di belahan barat
kota Madiun, dengan di dalamnya terdapat Sungai Madiun yang membujur di hulu paling selatan di
wilayah kelurahan Nambangan Kidul dan hilir di utara di wilayah kelurahan Sogaten dan Patihan
dengan luas wilayah 10,657 km². Kecamatan Mangu Harjo terbagi menjadi 9 Kelurahan salah satu
Kelurahan yang menjadi studi kajian studio ini berada di Kelurahan Pangongangan yang terletak 1
Km dari pusat kota Madiun dan 3 Km dari pusat kecamatan.

Kota Madiun memiliki potensi besar pada sektor pariwisata terutama pada ruas jalan
Pahlawan yang Kawasannya terbagi kedalam tiga kelurahan yaitu Kelurahan Madiun Lor,
Kelurahan Pangongangan dan Kelurahan Kartoharjo. Keberadaan Pahlawan Street Center atau
biasa disebut PSC sukses membuat Kota Madiun menjadi daerah jujukan wisata. Buktinya adalah
tingginya tingkat kunjungan. Pada 2022 misalnya tercatat sebanyak 45.104 wisatawan datang
berkunjung. Artinya rata-rata sekitar 1.500 wisatawan berkunjung setiap hari di Kota Madiun.

Pahlawan Street Center dibangun pada tahun 2019, diatas lahan yang dulunya menjadi
kawasan banjir, yang kemudian disulap oleh Walikota Maidi sebagai destinasi wisata baru di Jawa
Timur. Pahlawan Street Center menampung ratusan bangku taman bernuansa Eropa, lampu kota,
dan bunga disepanjang jalan juga beberapa ikon-ikon dunia. Diantaranya Miniatur Ka’bah,
Miniatur Menara Eifel, Merlion Singapura, dan masih banyak ikon dunia lainnya. Adanya PSC
menjadikan Kota Madiun ramah lingkungan dengan memiliki tempat wisata yang menjadi andalan.

Pembangunan PSC bertujuan untuk memperkuat perekonomian Kota Madiun. PSC terletak
dalam zona perdagangan. Hal ini diperkuat dengan keberadaan berbagai pusat perbelanjaan di
sekitarnya. Di sekitar pusat perbelanjaan akan mengalami kenaikan jumlah penduduk, jumlah
rumah, jumlah toko, dan jumlah industry yang akan mempengaruhi peningkatan terhadap nilai
tanah. Selain itu di Kelurahan Pangongangan juga terdapat objek wisata lain yaitu Lintasan Balap
Bantaran, Wisata Sungai Bantaran, dan juga Aloon-aloon Kota Madiun.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat diangkat rumusan masalah
yakni bagaimana potensi dan masalah di Kelurahan Pangongangan Kecamatan Mangu Harjo Kota
Madiun?

1.3 Tujuan dan Sarana Kajian Studio


1.3.1 Tujuan
Mengidentifikasi Potensi dan Masalah di Kelurahan Pangongangan Kecamatan
Manguharjo Kota Madiun

1.3.2 Sasaran
Mengidentifikasi Potensi dan Masalah Kelurahan Pangongangan dengan
menggunakan metode survey dan Analisis perencanaan untuk mengumpulkan
informasi terperinci mengenai jenis tanah, ketersediaan air, topografi desa, jenis dan
kualitas sarana dan prasarana, struktur sosial dan budaya, serta potensi ekonomi guna
merumuskan pengembangan potensi wilayah berkelanjutan.

1.4 Ruang Lingkup


Dalam kegiatan studio proses perencanaan terdiri dari 2 (dua) cakupan ruang
lingkup, yakni Ruang Lingkup Materi dan Ruang Lingkup Wilayah. Berikut adalah
penjelasan mengenai keduanya.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi


Adapun ruang lingkup materi merupakan lingkup aspek-aspek yang diidentifikasi
dan dianalisis sebagai dasar studi dalam perencanaan wilayah dan kota. Ruang lingkup
materi ini mencakup proses perencanaan suatu wilayah yang dimulai dari pengamatan
pada wilayah studi, identifikasi potensi dan permasalahan wilayah studi, pengumpulan
data dan pengolahan data serta analisis, sehingga dapat menghasilkan arahan atau
rekomendasi untuk mengatasi potensi dan permasalahan yang ada di wilayah tersebut.
Berikut beberapa aspek yang terkait dalam penyusunan proposal teknis antara lain:

a) Fisik dan Lingkungan


Aspek ini membahas Fisik dan lingkungan seperti: Topografi, Jenis Tanah,
Curah Hujan, Kemiringan Lereng, Tata Guna Lahan, Geologi, Hidrologi,
Daerah Rawan Bencana, sampai Persil Bangungan
b) Sarana dan Prasarana
Sarana di wilayah studi yang akan di bahas meliputi fasilitas umum, fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, infrastruktur utilitas, pengelolaan limbah
padat, transportasi, Ruang Terbuka Hijau (RTH).
c) Sosial Budaya
Aspek sosial budaya meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
kependudukan yang ada di wilayah studi, agama, adat istiadat, dan
kebiasaan penduduk di wilayah studi.
d) Ekonomi
Aspek ekonomi membahas mengenai kontribusi sektor-sektor ekonomi dan
informasi mengenai pertumbuhan ekonomi wilayah studi. *COPAS AJA
DAN SESUAIKAN DEGAN YG ADA DI PANDUAN*

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah


Wilayah ini memiliki luas sekitar 61,550 H 2 dan menjadi tempat tinggal
bagi 3,424 penduduk. Terletak diantara beberapa kelurahan lainnya, Pangongangan
memiliki batas wilayah yang jelas. Di sebelah utara berbatasan dengan kelurahan
Madiun Lor, sementara di sebelah Selatan berada kelurahan Nambangan Lor. Di
sebelah timur, Pangongangan berbatasan dengan kelurahan Kartoharjo, dan di
sebelah baratnya terhampar Sungai madiun yang juga menjadi batas dengan
kelurahan Mangu Harjo.
#Noted: Dokumen peta yang dibutuhkan, peta batas Kecamatan Kota
Madiun, peta orientasi Kelurahan Pangongangan, peta batas Kelurahan
Pangongangan, peta citra satelit Kelurahan Pangongangan.
BAB II
Tinjauan Kebijakan Dan Literatur
2.1. Regulasi
Acauan dasar dalam penyusunan proposal studio proses perencanaan di Kelurahan
Pangongangan, Kecamatan Mangu Harjo, Kota Madiun adalah Undang-Undang, Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota. Dasar hukum penyusunan proposal studo proses adalah sebagai
berikut:

Undang-undang

1. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Peraturan Daerah

a. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010-2030.
b. Peraturan Walikota Madiun Nomor 22 Tahun 2020 tentang Masterplan Smart
City Kota Madiun Tahun 2019-2024.
c. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 8 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Ketentraman dan Ketertiban Umum.

2.2. Teori
Perencanaan adalah proses kontinu dalam pengambilan keputusan atau pilihan
mengenai bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin guna
mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa depan (Conyer, 1984). Salah satu ekonom
pembangunan terkemuka, Sachs mempromosikan konsep "Pembangunan Berkelanjutan"
yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Baginya, perencanaan
pembangunan yang sukses harus memperhitungkan dampak jangka panjang dari kegiatan
ekonomi dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak merugikan lingkungan atau
masyarakat (Jeffrey Sachs, 1995).

Pembangunan suatu wilayah tidak bisa lepas dari proses perencaan yang sudah
direncanakan. Perencanaan merupakan suatu pemilihan dan dapat menghubungkan fakta-
fakta, membuat dan menggunakan asumsi yang memiliki kaitan dengan masa datang
dengan menggambarkan dan merumuskan suatu kegiatan tertentu yang diyakini dapat
dilakukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (George R. Terry: 1975).
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Jenis Data dan Kebutuhan Data
Data merupakan sebuah komponen yang penting dalam suatu proses perencanaan.
Data yang akan diolah akan menghasilkan informasi dan dijadikan acuan untuk membuat
sebuah perencanaan dengan wilayah studi. Data yang dibutuhkan dalam kegiatan
pelaksanaan ini diuraikan dalam bentuk tabel. Kebutuhan data digunakan sebagai acuan
kelompok dalam menentukan aspek-aspek apa saja beserta unit amatannya yaitu kelurahan.
List dari data-data apa saja yang dibutuhkan dalam proses perencanaan suatu wilayah pada
kegiatan pelaksanaan ini adalah Kelurahan Pangongangan. Jenis data dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 3. 1 Tabel Kebutuhan Data


Aspek Data Unit Jenis Sumber Metode Perio Guna Data
Data Data de
Identifik Data curah Kota Sekun BMKG, Survei 2024 Untuk
asi hujan Desa der BPS. data menilai
Aspek Pangongan sekund ketersediaan
Fisik gan er air yang
Dan (Checkl dibutuhkan
Lingkun ist dalam
gan data). kehidupan
(Fisik penduduk
Dasar). atau tanaman.
Peta Kota Sekun Badan Survei 2024 Kemiringan
Topografi der Pertanah data lereng
Kelurahan an sekund berguna
Pangongan Nasional er untuk
gan , dan (Checkl mengidentifi
Instansi ist kasi pijakan
terkait data). dalam
lainnya. penatagunaan
tanah.
Peta Dasar Desa Sekun RBI Survei 2024 Untuk
Kelurahab der (Indones data Mengetahui
Pangongan ia sekund informaasi
gan Geospati er untuk
al (Checkl penatagunaan
Portal) ist lahan.
Data)
Lanjutan Tabel 3.1
Peta/ Kota Primer Informa Observ 2024 Untuk
informasi / si dari asi mengetahui
lapangan Sekun pemerint lapanga keberadaan
terkait der ah n/ sumber daya
sumber daerah Survei mineral yang
daya setempat data berpotensi.
mineral / sekund
Kondisi er
langsun
g di
lapanga
n.
Data Kota Sekun PAM, Survei 2024 Untuk
Hidrologi der dan data memperkirak
Kelurahan instansi sekund an
Pangongan terkait er ketersediaan
gan lainnya. (Checkl air untuk
ist suatu
Data). wilayah.
Aspek Identifikasi Kelurah Primer Kondisi Observ 2024 Mengetahui
Fisik Penggunaa an Eksistin asi keadaan
Dan n Lahan g Lapang Kelurahan
Lingkun Kelurahan an dan Pangonganga
gan Pangongan Plotting n
(Fisik gan
Binaan). Identifikasi Kota Primer Kondisi Observ 2024
daerah fisik asi
rawan alamiah lapanga
bencana n.

Identifik Fasilitas Kelurah Sekun BPS Survei Mengetahui


asi Umum an der Kota data jenis, jumlah,
Sarana Madiun sekund dan
dan er persebaran
Prasaran (checkli fasilitas
a st data) umum di Kel.
Keluraha Pagongangan
n Fasilitas Kelurah Sekun BPS Survei Mengetahui
Pagonga Pendidikan an der Kota data jenis, jumlah,
ngan Madiun sekund dan
Kecamat er persebaran
an (checkli fasilitas
Manguha st data) pendidikan
rjo dan
kesehatan di
Kel.
Pagongangan
Lanjutan Tabel 3.1
dan
Kesehatan

Infrastrukt Kelurah Primer Dinas Observ Mengetahui


ur Utilitas an Tata asi keadaan atau
(Saluran Ruang lapanga kondisi
air bersih, dan n Infrastruktur
Saluran Cipta Utilitas di
pembuanga Karya Kel.
n limbah, Pagongangan
Jaringan
listrik,
Jaringan
gas,
Telekomun
ikasi
(jaringan
telepon,
internet,
dll.),
Penyediaan
air minum,
Pengelolaa
n limbah
padat)

Transporta Kelurah Sekun BPS Survei Mengetahui


si an der Kota data sistem
Madiun, sekund transportasi
Dinas er yang
Tata (checkli dioperasikan
Ruang st data) oleh
dan pemerintah
Cipta atau swasta
Karya untuk
melayani
masyarakat
umum.

Sosial Data Kelurah Primer Data Primer : Thn Mengetahui


Budaya komposisi an dan Primer: observa 2023 data jumlah
penduduk Sekun -Kondisi si dan penduduk
berdasarka der di lapanga 2024
n usia, Lapanga n
jenis n wawan
kelamin, Data cara
pendidikan Sekunde Sekund
,mata r: er: data
pencaharia -BPS instansi
n -Kantor /
Desa lembag
a terkait
Primer:
observa
si
lapanga
n
wawan
cara

Pendapatan Karakteristik
rata-rata penduduk
masyarakat

Data Data
persebaran kepadatan
penduduk penduduk

Data Laju
migrasi pertumbuhan
penduduk penduduk.
, Kebiasaan
masyarakat
di wilayah
studi
Kebudayaa Mengetahui
n yang ada ciri khas
di suatu daerah
Masyarakat

Aspek Data Kota Primer BPS. Survei 2024 Untuk


ekonomi pendapatan / Informa data mengtahui
perkapita Sekun si dari sekund tingkat
der pemerint er pendapatan
ah (Checkl (PDRB) dan
daerah ist jumlah
setempat data). tenaga kerja
/
Kondisi
langsun
g di
lapanga
n
Pendapatan Kota Sekun BPS .Ba Survei 2024 Untuk
daerah der peda data mengetahui
dan sekund pendapatan
kantor er dearah
pemerint (Checkl
ah ist
daerah data).
setempat
Produk Kota Sekun BPS. Survei 2024 Untuk
domestik der dan data mengetahui
Bruto kantor sekund pendapatan
pemerint er dearah dan
ah (Checkl sektok
daerah ist perekonomia
setempat Data). n

3.2. Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan


Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Observasi

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi apapun dari suatu peristiwa
dengan cara mengamati secara langsung ke lapangan. Selain itu, observasi ini juga
termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara sistematis tentang semua
gejala objek yang diteliti. Observasi dalam kegiatan ini dilakukan dengan cara
melihat atau mengamati secara langsung kondisi eksisting fisiografi, sarana dan
prasarana, kondisi ekonomi, sosial budaya di lokasi kegiatan studi, tepatnya di Desa
Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun dengan menggunakan
beberapa alat bantu seperti kamera sebagai alat dokumentasi, alat tulis, check list
mengenai data yang diamati, serta peta dasar sebagai panduan dalam melakukan
survei atau observasi lapangan.

2. Wawancara.

Kegiatan tanya jawab dengan pihak yang bersangkutan. Pada metode ini
peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan
informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalahan pelaksaan kegiatan. Wawancara dalam kegiatan ini merupakan suatu
teknik pengumpulan data melalui interaksi secara langsung dengan masyarakat
Desa Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun melalui kegiatan
tanya jawab untuk mendapatkan berbagai informasi berupa keterangan ataupun
pendapat masyarakat itu sendiri. Adapun dalam melakukan kegiatan wawancara
perlu dilakukan beberapa hal untuk menunjang keberhasilan teknik pengumpulan
data ini. sebagai berikut:

A. Membuat daftar pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.


B. Menentukan daftar responden yang akan diwawancarai seperti masyarakat
Desa Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun, serta
beberapa instansi-instansi pemerintahan.
C. Pembuatan lembar wawancara disesuaikan dengan target responden yaitu
masyarakat Desa Pangongangan serta instansi-instansi terkait dengan data
yang diperlukan.
3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan


penyimpanan informasi di bidang pengetahuan, berupa bukti dan keterangan seperti
gambar, kutipan, kliping, dan bahan referensi lainnya.

4. Studi Literatur

Disebut juga dengan studi kepustakaan yaitu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu penelitian. Studi literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya.

3.3. Metode Analisis dan Permodelan

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam Indentifikasi Potensi


Masalah Di Desa Pangongangan Kecamatan Mangu Harjo Kota Madiun adalah
menggunakan:
1) Analisis Deskriptif Kualitatif
Mendeskriptifkan tentang Kelurahan Pangongangan, menganalisis dan
merancang sistem yang cocok untuk diterapkan dan memberikan rekomendasi
tentang potensi yang bisa dikembangkan di Kelurahan Pangongangan.
Menurut Moleong (2007:3) mengemukakan bahwa analisis kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Adapun model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari suatu penelitian
yang telah dilakukan di Kelurahan Pangongangan Kecamatan Mangu Harjo Kota
Madiun, Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data
deskriptif kualitatif. Adalah:
a. Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan tentang
gambaran aktivitas masyarakat Kelurahan Pangongangan melalui
wawancara dan observasi langsung di lapangan.
b. Mengidentifikasikan masalah yang ada serta menganalisis secara
mendalam dan mempelajari komponen-komponen yang terkait
dengan sistem yang akan dirancang serta pengendalian yang
dibutuhkan.
c. Membuat rancangan bangunan sistem dengan mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan sistem yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada di Kelurahan Pangongangan.
d. Memberikan rekomendasi atas implementasi perancangan sistem
yang telah dibuat yang cocok untuk diterpakan pada Kelurahan
Pangongangan
Analisis deskriptif kualitatif adalah alat yang kuat dalam penelitian ilmiah
dan pengembangan kebijakan karena memungkinkan pemahaman mendalam
tentang kompleksitas fenomena manusia dan lingkungannya. Dengan
mengidentifikasi akar masalah, analisis ini dapat membantu dalam merancang
solusi yang efektif dan relevan untuk masalah yang dihadapi oleh Kelurahan
Pangongangan.
2) Analisis Mapping
Analisis pemetaan (mapping analysis) adalah proses memetakan dan
memvisualisasikan data atau informasi ke dalam bentuk grafis atau visual yang
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan, pola, atau tren di
antara berbagai variabel atau entitas. Tujuannya adalah untuk menyajikan
informasi secara visual sehingga memudahkan pemahaman, interpretasi, dan
pengambilan keputusan.
Analisis pemetaan membantu mengungkapkan informasi yang mungkin
sulit dilihat atau dipahami melalui data mentah saja. Dengan mempresentasikan
data dalam bentuk visual yang lebih mudah dipahami, analisis pemetaan
membantu para pengambil keputusan untuk memperoleh wawasan yang lebih
dalam, membuat keputusan yang lebih tepat, dan merumuskan strategi yang lebih
efektif.

3) Analisi SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metode atau teknik yang digunakan dalam
manajemen bisnis untuk mengevaluasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi kesuksesan suatu penelitian di Kelurahan Pangongangan. Singkatan
"SWOT" sendiri merujuk pada keempat elemen yang dievaluasi:
Strengths (Kekuatan): Ini merujuk pada keunggulan internal dari suatu
entitas. Kekuatan dapat berupa aset, sumber daya, keterampilan khusus, atau aspek
positif lainnya yang memberikan keunggulan kompetitif atau kontribusi positif
terhadap pencapaian tujuan.
Weaknesses (Kelemahan): Ini mencakup aspek-aspek internal yang
membatasi atau melemahkan entitas. Kelemahan dapat berupa keterbatasan
sumber daya, kurangnya keterampilan khusus, atau aspek negatif lainnya yang
menghambat kemampuan entitas untuk mencapai tujuan atau bersaing efektif di
pasar.
Opportunities (Peluang): Ini merujuk pada faktor-faktor eksternal yang
dapat dimanfaatkan oleh suatu entitas untuk mencapai pertumbuhan, keberhasilan,
atau keunggulan kompetitif. Peluang dapat berupa tren pasar, perubahan regulasi,
perkembangan teknologi, atau perubahan dalam lingkungan bisnis yang dapat
dimanfaatkan untuk keuntungan entitas.
Threats (Ancaman): Ini adalah faktor-faktor eksternal yang dapat
menghambat kesuksesan atau kelangsungan hidup suatu entitas. Ancaman dapat
berupa persaingan intensif, perubahan kebijakan, perubahan preferensi konsumen,
atau risiko ekonomi yang dapat mengganggu kinerja atau pertumbuhan entitas
tersebut.
Analisis SWOT biasanya dilakukan sebagai langkah awal dalam
perencanaan strategis atau proses pengambilan keputusan. Dengan menyelidiki
dan memahami keempat elemen ini, organisasi dapat mengidentifikasi strategi
yang sesuai untuk memaksimalkan kekuatan, mengatasi kelemahan,
memanfaatkan peluang, dan mengelola ancaman yang dihadapi. Ini membantu
untuk mengambil langkah-langkah yang lebih terinformasi dan strategis dalam
identifikasi potensi masalah di Kelurahan Pangongangan.

Anda mungkin juga menyukai