Disusun Oleh:
Kelompok 10
Khumairah Zulqaidah (D101181008)
Iliany Nurul Fitry (D101181010)
Nafiqah Amandah (D101181024)
M. Ishaq (D101181313)
Audi Rifyal Akbar (D101181507)
Pada tahap selanjutnya, data data yang telah diperoleh baik secara
kuantitatif ataupun secara kualitatif dianalisa untuk mendapatkan tingkat
potensi lahan yang dapat dijadikan perumahan.
2.1.1. Perumahan
2.1.2. Permukiman
Menurut UU No. 1 Tahun 2011 Pasal 1 Angka (3) tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup
diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan
dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang,
prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.
Permukiman terbentuk dari kesatuan kata isi dan wadah, yaitu kesatuan
antara manusia sebagai penghuni (isi) dengan lingkungan hunian (wadah)
akan membentuk suatu komunitas yang secara bersamaan dapat membentuk
suatu permukiman yang mempunyai dimensi yang sangat luas, dimana batas
dari permukiman biasanya berupa batasan geografis yang ada dipermukaan
bumi, misalnya suatu wilayah atau benua yang terpisah karena lautan.
1) Persyaratan lokasi
b. Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status
kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan
ekologis.
2) Persyaratan Fisik
b) Informasi
Pada representasi permukaan geografis SIG, terdapat beberapa objek-objek
dimana tiap-tiap objek memiliki informasi masing-masing yang unik.
Hubungan langsung antara objek dan informasi yang bersifat interaktif
membuat peta menjadi intelligent.
c) Sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling
berintegrasi dan berketergantungan dalam lingkungan yang dinamis untuk
mencapai tujuan tertentu. Pada SIG sistem merupakan kumpulan dari
informasi, data geospatial, dan juga sistem komputer atau perangkat
elektronik lainnya.
Nama
No Metode
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
. Analisis
dan Tahun
Yoga Pemanfaatan Analisis Analisi Dari hasil penelitian ini Ruang lingkup Lokasi
Kencana SIG untuk parameter: s AHP berupa hasil analisis penelitian penelitian
Nugraha, Menentukan 1. Daya dukung Skoring dan perhitungan bobot terkait lokasi terdahulu
Arief Laila Lokasi tanah Overlay dengan metode AHP potensial berada di
Nugraha, Potensial 2. Ketersediaan (Analytic Hierarchy pengembangan Kabupaten
Arwan Pengembanga air Process) terhadap kawasan Boyolali
Putra n Kawasan 3. Kemiringan tingkat potensi lahan di perumahan dan sementara
Wijaya, Perumahan lereng Kabupaten Boyolali permukiman Penulis
4. Aksesibilitas
(2014) dan untuk dikembangkan menggunakan mengadakan
1 5. Perubahan
Permukiman kawasan perumahan SIG penelitian di
lahan
(Studi Kasus 6. Kerawanan dan permukiman. Hasil Kawasan
Kabupaten bencana akhir dari penelitian ini Kota Baru
Boyolali) 7. Pelayanan berupa penentuan Satelit
umum lokasi yang berpotensi Moncongloe
dalam pengembangan
kawasan perumahan
dan permukiman sesuai
RTRW
2 Dimas Penentuan Faktor Analisi Dari hasil penelitian ini Ruang lingkup Lokasi
Prawira Prioritas dominan s berupa penentuan penelitian penelitian
Dwi Lokasi dalam spasial faktor yang paling terkait lokasi terdahulu
Saputra, Perumahan di pemilihan overla dominan dalam potensial berada di
Rini Kecamatan lokasi y peta penentuan lokasi pengembangan Kabupaten
Rachmawa Kasihan perumahan tematik perumahan dan kawasan Kasihan
ti, Estuning dengan Lokasi penentu penentuan lokasi perumahan dan sementara
Tyas Menggunaka prioritas an prioritas dalam permukiman Penulis
Wulan n Sistem pembanguna tingkat pembangunan kawasan menggunakan mengadakan
n priorita
Mei, Informasi perumahan di SIG penelitian di
perumahan: s
Geografis Kecamatan Kasihan Kawasan
1. Aksesibilitas
2. Fisik Lahan Kota Baru
(kemiringan Satelit
lereng) Moncongloe
3. Fisik lahan
(penggunaan
lahan)
4. Harga lahan
5. Kerawanan
bencana
6. Utilitas
(jaringan air
minum)
7. Utilitas
(jaringan
listrik)
8. Fasilitias
(kesehatan)
9. Fasilitas
(pendidikan)
10. Pola ruang
11. Legalitas
3 Wahyu Penentuan Klasifik Dari hasil penelitian ini Ruang lingkup Peneliti
Satya Lokasi asi peta berupa hasil analisis penelitian terdahulu
Nugraha, Potensial paramet dan perhitungan bobot terkait lokasi mengindentif
Sawitri untuk er dengan metode AHP potensial ikasi
Subiyanto, Pengembanga Pembo (Analytic Hierarchy pengembangan pengembang
Arwan n Kawasan botan Process) terhadap suatu kawasan an kawasan
Putra Industri dengan tingkat potensi lahan di menggunakan industri,
Wijaya, menggunakan metode Kabupaten Boyolali SIG sementara
(2015) Sistem AHP untuk dikembangkan Penulis
Informasi Skorin kawasan industri. Hasil mengindentif
g
Geografis di akhir dari penelitian ini ikasi
Overlay
Kabupaten berupa saran metode pengembang
peta
Boyolali penentuan lokasi yang an kawasan
priorita
s lahan berpotensi dalam perumahan
untuk pengembangan dan
kawasa kawasan industri permukiman.
n
industr
y Lokasi
Intersec penelitian
t terdahulu
RTRW berada di
Kabupaten
Kasihan
sementara
Penulis
mengadakan
penelitian di
Kawasan
Kota Baru
Satelit
Moncongloe
4 Luqman Analisis Analisis Analisi Dari hasil penelitian ini Ruang lingkup Peneliti
Hakim, Penentuan spasial: s berupa penetuan lokasi penelitian terdahulu
(2019) Lokasi 1. Buffer spasial( optimal pendirian terkait lokasi mengindentif
Optimal 2. Clip buffer, usaha barbershop dan potensial ikasi
Usaha 3. Overlay peta clip) data-data yang pengembangan penentuan
Barbershop di Overlay diperlukan dalam suatu kawasan lokasi
Kecamatan peta penentuannya menggunakan optimal
Depok tematik SIG usaha
Sleman Penentu barbershop,
an sementara
tingkat
Penulis
priorita
mengindentif
s
ikasi
pengembang
an kawasan
perumahan
dan
permukiman.
Lokasi
penelitian
terdahulu
berada di
Kecamatan
Depok
Sleman,
sementara
Penulis
mengadakan
penelitian di
Kawasan
Kota Baru
Satelit
Moncongloe
Sumber: Analisis Penulis, 2020
2.6. Definisi Operasional
Agar setiap variabel dapat diaplikasikan secara empirik, maka berikut ini
dijabarkan defenisi masing-masing variabel, yakni sebagai berikut :
LATAR BELAKANG :
`
1. Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat di Kota Makassar sebagai kota inti Kawasan Mamminasata mencapai 1.567.677 jiwa pada tahun 2019
2. Kurangnya lahan kosong di Kota Makassar sebagai kota inti Kawasan Mamminasata terutama untuk lahan permukiman
3. Dalam RTRW Kabupaten Maros, Kawasan Kota Satelit Moncongloe di peruntukan sebagai kawasan permukiman perkotaan baru
`1
TINJAUAN PUSTAKA : RUMUSAN MASALAH : FAKTOR-FAKTOR PENENTU LOKASI
POTENSIAL PERUMAHAN DAN
Perumahan dan Permukiman 1. Berapa besar pengaruh/bobotuntuk setiap parameter
PERMUKIMAN :
Persyaratan dasar perencanaan yang digunakan dalam menentukan tingkat potensi
perumahan dan permukiman suatu lahan untuk dikembangkan menjadi kawasan 1. Parameter kemiringan
Kota Satelit perumahan dan permukiman dengan metode AHP lereng
SIG (Analytic Hierarchy Process)? 2. Ketersediaan air tanah dan
2. Bagaimana tingkat potensi lahan di Kawasan Kota PDAM
LANDASAN HUKUM Baru Satelit Moncongloe untuk dijadikan sebagai 3. Kerawanan Bencana
kawasan perumahan dan permukiman? 4. Aksesbilitas
UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Permukiman 5. Jarak terhadap pusat
Perda No.4 Tahun 2012 tentang RTRW perdagangan dan fasilitas
Kabupaten Maros 2012-2013 pelayanan umum
TEKNIK ANALISIS
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara 6. Kemampuan tanah
Perencanaan Lingkungan Perumahan di 1. Analisis Deskriptif 7. Perubahan lahan
Perkotaan 2. Analisis Kualitatif
3. Analisis Kuantitatif
4. Analisis Pembobotan
(metode AHP)
5. Analisis Spasial
METODE PENELITIAN
1 Mengetahui Analisis Daya dukung 1) Data Primer Internet Analisis Data bobot
parameter tanah Observasi Jurnal pembobot setiap
besar
Analisis Ketersediaan Wawancara Penelitian an dengan parameter
pengaruh/bobo AHP air 2) Data sekunder terdahulu metode yang
Kemiringan Dokumen Pedoman AHP digunakan
t untuk setiap
lereng Rencana Tata Instansi (Analytica dalam
parameter yang Aksesibilitas Ruang terkait l penentuan
Perubahan Wilayah Hierarchy potensi
digunakan
lahan (RTRW) Process) pengembang
dalam Kerawanan Data Badan Skoring an lahan
bencana Pusat Statistik Overlay perumahan
menentukan
(BPS) dan
Pelayanan
tingkat potensi Kabupaten permukiman
umum
Maros Dalam di Kawasan
suatu lahan
Angka 2019 Kota Baru
untuk Data Badan Moncongloe.
dikembangkan Pusat Statistik
(BPS) Kota
menjadi Makassar
kawasan Dalam Angka
2019
perumahan dan Data Badan
permukiman Pusat Statistik
(BPS)
dengan metode
Kecamatan
AHP (Analytic Moncongloe
Dalam Angka
Hierarchy
2019
Process).
Tabel
Mana yang
Bobot
No Faktor Indikator lebih penting
kepentingan
(A atau B)
A Kerawanan bencana
1
B Aksesibilitas
A Kemiringan lereng
2
B Aksesibilitas
A Perubahan lahan
3
B Jarak terhadap fasilitas
A Aksesibilitas
6
B Daya dukung tanah
A Perubahan lahan
7
B Kemiringan lereng
A Kerawanan bencana
8
B Kemiringan lereng
9 A Perubahan lahan
B aksesibilitas
A Kerawanan bencana
10
B Ketersediaan air
A Aksesibilitas
11
B Ketersediaan air
A Kemiringan lereng
12
B Ketersediaan air
A Kerawanan bencana
13
B Jarak terhadap fasilitas
A Perubahan lahan
14
B Daya dukung lahan
A Perubahan lahan
17
B Ketersediaan air
A Kemiringan lereng
20
B Jarak terhadap fasilitas
A Kerawanan bencana
21
B Perubahan lahan
a. Overlay
1. Aksesibilitas
2. Fasilitas Umum
c. Klasifikasi
2 Rawan Rawan 0
Kerawanan Bencana
No Klasifikasi Nilai
Gempa Bumi
1 <8% Datar 3
2 8-15% Landai 2
3 16-40% Curam 1
1 0-1000 Strategis 2
2 1001-3000 Kurang 1
Strategis