Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Ruteng merupakan ibu kota kabupaten Manggarai dengan luas daerah

mencapai 63,11 km2 (BPS, 2018). Secara administratif kota Ruteng berada pada

kecamatan Langke Rembong yang terbagi dalam 20 kelurahan dengan jumlah

penduduk keseluruhan mencapai 68,745 jiwa/ km2 (kecamatan langke rembong

dalam angka, 2018). Tata letak Kota Ruteng yang strategis ini, juga berdampak

pada pesatnya pertumbuhan ekonomi penduduk, disertai berkembangnya berbagai

sektor pembangunan baik disektor ekonomi, sosial, dan budaya akan berdampak

pada meningkatnya aktivitas kehidupan masyarakat kota Ruteng itu sendiri

sehingga akan mempengaruhi konsumen yang baik yang datang dan berangkat.

Kota Ruteng juga merupakan pusat wilayah pengembangan pendidikan dan

pariwisata, tentunya pemanfaatan lahan untuk sarana pendidikan, pemukiman,

perhotelan, restaurant, industri dan lain-lain meningkat dengan sendirinya akan

memanfaatkan ruang-ruang kosong yang ada. Pemanfaatan lahan ini mempengaruhi

struktur yang akan direncanakan terhadap wilayah yang ditinjau, sehinggga semua

aktivitas (pergerakan barang, manusia dan jasa) itu sangat dibutuhkan; melalui

berbagai sarana transportasi, baik udara, darat maupun laut. Kondisi ini tentunya

membawa dampak terhadap perkembangan transportasi (Trip Generation And Trip

Distribution).

Peningkatan jumlah penduduk yang disertai pertumbuhan perekonomian di

kota Ruteng telah mendorong tingkat kepemilikan kendaraan bermotor ataupun

1
kendaraan lainnya dari tahun ke tahunnya meningkat, dengan menggunakan moda

yang berbeda meliputi angkutan umum dan angkutan pribadi. Tentunya peningkatan

tersebut akan memberi pengaruh pada kondisi lalu lintas yang ada di kota Ruteng.

Melihat kondisi tersebut diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan

(demand) pada kebutuhan transportasi pada tahun yang akan mendatang.

Peningkatan permintaan tersebut jika tidak diikuti ketersediaan (supply) sarana dan

prasarana yang memadai akan menimbulkan permasalahan di bidang transportasi itu

sendiri. Setiap aktivitas akan menimbulkan suatu pola pergerakan baik pergerakan

antara kecamatan dan kelurahan didalam Kota Ruteng dengan berbagai moda

transportasi yang tersedia.

Pada penelitian Krispinus Gabriel Mahat pada tahun 2014 tentang “Analisis

Sebaran Perjalanan Antar Zona Di Kota Ende” menunjukan; bahwa presentase

produksi dan tarikan perjalanan di kota Ende untuk maksud bekerja terdapat

39,22 %, untuk maksud sekolah sebesar 37,49 % dan untuk maksud belanja sebesar

23,29 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa perjalanan orang dengan maksud

bekerja memiliki pengaruh terbesar dalam membebani jalan di kota Ende dan

perjalanan orang dengan maksud belanja memiliki pengaruh paling sedikit dalam

membebani jalan, dan karakteristik moda yang dipakai untuk melakukan perjalanan

oleh masing-masing anggota keluarga ke tempat tujuan jelas berbeda dan hasil

menunujukan bahwa 40,12 % perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dan 27,93

% perjalanan menggunakan angkutan umum, sedangkan perjalanan dengan

menggunakan sepeda motor merupakan perjalanan terbesar dari seluruh perjalanan

2
yang ada sebesar 37,31 %, di mana sebagian besar perjalanan dilakukan di dalam

satu zona atau disebut dengan pergerakan intra zona

Sampai saat ini belum diketahui bagaimana karateristik sebaran perjalanan di

kota Ruteng, permodelan matematis sebaran perjalanan, dan bagaimana pola

sebaran perjalanan perjalanan di masa yang akan datang. Oleh karena itu pentingya

karakteristik pola sebaran perjalanan di kota Ruteng yang terlihat dari meningkatnya

arus barang, manusia dan jasa dalam melaksanakannya, karena itu pula kondisi

lintasan rute sebaran perjalanan perlu mendapat perhatian yang diupayakan melalui

studi “Analisis Sebaran Perjalanan Antara Zona Di Kota Ruteng” agar tingkat

efektivitas dan efisiensi tetap terjaga baik pada saat ini maupun ditahun yang akan

datang.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk memberi arah yang jelas pada studi yang akan dilakukan dan

gambaran mengenai data yang diperlukan maka perlu dibuatkan perumusan

masalah. Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah karakteristik sebaran perjalanan di Kota Ruteng saat ini ?

2. Bagaimanakah model matematis sebaran perjalanan di kota Ruteng ?

3. Bagaimanakah pola sebaran perjalanan di kota Ruteng yang terjadi di masa

yang akan datang ?

3
1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui karakteristik sebaran perjalanan antara zona saat ini di

Kota Ruteng.

2. Untuk mengetahui model matematis dari sebaran perjalanan di Kota Ruteng.

3. Untuk mengetahui sebaran perjalanan antara zona di masa yang akan datang

di Kota Ruteng.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Pemerintah, selaku pengambil Keputusan, yaitu mengetahui sebaran

perjalanan yang terjadi baik sekarang maupun yang akan datang di Kota

Ruteng sehingga memudahkan didalam mengambil Keputusan terutama

mengenai perencanaan jaringan transportasi dan permodelan transportasi.

2. Bagi Para perencana di bidang transportasi bisa merencanakan suatu jaringan

jalan yang efektif dan efisien sehingga mampu memenuhi kebutuhan akan

transportasi.

3. Analisis Sebaran perjalanan yang ditinjau berbasis kelurahan yaitu pada

kecamatan Langke Rembong kabupaten Manggarai tengah.

4. Bagi mahasisiwa manfaat yang didapat adalah menambah dan memperdalam

pengetahuan mengenai permodelan transportasi, khususnya model sebaran

sebaran perjalanan.

4
1.5. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam penelitian, maka perlu adanya pembatasan

masalah yaitu sebagai berikut:

1. Analisa data dibatasi pada perjalanan orang yang berasal dari rumah (home

based trip) yaitu perjalan yang berasal dari lokasi pemukiman (awal) ke

tempat aktivitas (tujuan) dan kembali lokasi pemukiman lagi (awal).

2. Bangkitan perjalanan (produksi dan tarikan) dianalisis menggunakan

model faktor pertumbuhan.

3. Analisis batasan sebaran perjalanan hanya ada pada wilayah kecamatan

Langke Rembong kabupaten Manggarai

4. Model yang digunakan untuk memperkirakan sebaran perjalan adalah model

fully constrained gravity (FCGR) dan model furnes.

Anda mungkin juga menyukai