Anda di halaman 1dari 19

TUGAS AKHIR

SISTEM TRANSPORTASI

Disusun Oleh:
Nama : Erwin Cahyo Santoso
NIM : 202122201049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
2023
KATA PENGANTAR
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan urbanisasi dan perkembangan
ekonomi, Kota Sorong sebagai pusat kegiatan ekonomi di Papua Barat
menghadapi tantangan signifikan dalam mengelola sistem transportasinya.
Peningkatan mobilitas penduduk, perubahan pola perjalanan, dan tuntutan
akan ketersediaan layanan transportasi yang efisien menjadi isu utama yang
perlu diatasi.

Makalah ini bertujuan untuk mendalami analisis kebutuhan sistem


transportasi di Kota Sorong, merinci aspek-aspek kritis seperti bangkitan
perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan angkutan, dan penentuan rute
dengan pertimbangan investasi. Melalui pendekatan holistik ini, diharapkan
dapat ditemukan solusi-solusi strategis untuk meningkatkan konektivitas,
mengurangi kemacetan, dan memastikan layanan transportasi yang responsif
terhadap kebutuhan masyarakat.

Pentingnya pemahaman mendalam terhadap dinamika perjalanan dan


mobilitas menjadi landasan utama dalam mengambil keputusan yang cerdas
dan berkelanjutan. Penerapan solusi yang tepat tidak hanya akan membentuk
lingkungan transportasi yang efisien, tetapi juga mendukung pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat Kota Sorong.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai literatur,


riset, dan analisis yang telah dilakukan oleh para ahli dan peneliti di bidang
transportasi. Oleh karena itu, penyusunan makalah ini diharapkan dapat
menjadi kontribusi yang berarti dalam pemahaman dan pengembangan sistem
transportasi Kota Sorong. Terakhir, penulis menyampaikan apresiasi dan
terima kasih atas dukungan serta kontribusi dari berbagai pihak yang telah
membantu terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pandangan yang komprehensif dan bermanfaat untuk pengembangan sistem
transportasi di Kota Sorong.

ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

BAB 2 DASAR TEORI...........................................................................................6

2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas...........................................................6

2.2 Teori Perilaku Perjalanan...............................................................................6

2.3 Zonasi Kota dan Pusat Kegiatan....................................................................6

2.4 Teori Kepuasan Pengguna dan Ketersediaan Infrastruktur............................6

2.5 Teori Penentuan Rute dengan Pertimbangan Investasi..................................6

2.6 Dampak Lingkungan dalam Penentuan Rute.................................................7

BAB 3 PEMBAHASAN DAN ANALISIS MASALAH........................................8

3.1 Bangkitan Perjalanan: Konsep dan Analisis..................................................8

3.2 Sebaran Perjalanan: Konsep dan Analisis......................................................9

3.3 Pemilihan Angkutan: Konsep dan Analisis..................................................10

3.4 Penentuan Rute dengan Pertimbangan Investasi: Konsep dan Analisis.......12

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................14

4.1 Kesimpulan...................................................................................................14

4.2 Implikasi dan Rekomendasi:........................................................................15

BAB 5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN..............................................................17

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Sorong, sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah Indonesia,
mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini
tidak hanya tercermin dalam aspek ekonomi dan industri, tetapi juga dalam hal
jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan tersebut,
sistem transportasi di Kota Sorong perlu disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan
mobilitas yang semakin kompleks.

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan infrastruktur di Kota Sorong secara


alami berdampak pada pola perjalanan masyarakat. Keberlanjutan dan ketersediaan
layanan transportasi yang efektif menjadi kunci bagi pengembangan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu, analisis kebutuhan sistem transportasi di Kota Sorong
menjadi suatu kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa infrastruktur
transportasi dapat mendukung pertumbuhan kota ini secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Kota Sorong, sebagai pusat kegiatan ekonomi di Papua Barat,
menghadapi sejumlah tantangan dalam mengelola sistem transportasinya.
Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dan dinamika perubahan sosial-
ekonomi, perencanaan transportasi menjadi krusial untuk memastikan
mobilitas yang efisien dan layanan yang responsif terhadap kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam konteks ini adalah:

1. Bagaimana proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Sorong dan bagaimana


dampaknya terhadap kebutuhan mobilitas?

2. Bagaimana pola bangkitan perjalanan di Kota Sorong dan faktor-faktor


apa yang memengaruhi dinamika pergerakan penduduk?

3. Sebaran perjalanan di Kota Sorong seperti apa dan bagaimana


pengaruhnya terhadap pola transportasi yang ada?

5
4. Apa faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan angkutan oleh masyarakat
Kota Sorong dalam melaksanakan perjalanan?

5. Bagaimana penentuan rute dapat dioptimalkan dengan mempertimbangkan


aspek investasi, efisiensi, dan keberlanjutan di Kota Sorong?

Melalui pemahaman mendalam terhadap pertumbuhan kota, perilaku


perjalanan masyarakat, dan infrastruktur transportasi yang ada, diharapkan
rumusan masalah ini dapat menjadi landasan untuk mengidentifikasi solusi-solusi
konkret dalam pengembangan sistem transportasi Kota Sorong yang berkelanjutan
dan adaptif.

6
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas
Pertumbuhan penduduk menjadi faktor utama yang memengaruhi mobilitas
dalam suatu kota. Menurut teori demografi, pertumbuhan penduduk dapat
memberikan gambaran tentang peningkatan kepadatan penduduk dan potensi
lonjakan permintaan transportasi. Teori ini memberikan landasan untuk menganalisis
tren pertumbuhan penduduk Kota Sorong dan dampaknya terhadap kebutuhan
mobilitas.

2.2 Teori Perilaku Perjalanan


Teori perilaku perjalanan mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan masyarakat dalam memilih moda transportasi dan pola perjalanan. Faktor
seperti jarak, waktu perjalanan, ketersediaan moda, dan preferensi individu menjadi
dasar dalam memahami pola sebaran perjalanan di Kota Sorong. Teori ini
mendukung analisis pemilihan angkutan dalam rangka memenuhi kebutuhan
mobilitas masyarakat.

2.3 Zonasi Kota dan Pusat Kegiatan


Konsep zonasi kota dan identifikasi pusat kegiatan merupakan landasan
teoritis dalam merinci sebaran perjalanan. Teori ini mencakup pemahaman bahwa
kota dapat dibagi menjadi zona-zona dengan karakteristik dan tingkat aktivitas yang
berbeda. Pusat kegiatan seperti pusat bisnis, pendidikan, dan rekreasi menjadi fokus
dalam menentukan kebijakan transportasi.

2.4 Teori Kepuasan Pengguna dan Ketersediaan Infrastruktur


Teori kepemilihan pengguna dan ketersediaan infrastruktur membantu dalam
memahami preferensi masyarakat terhadap moda transportasi. Analisis kepuasan
pengguna menjadi penting untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi.
Sementara itu, ketersediaan infrastruktur, seperti jalan, transportasi umum, dan
terminal, menjadi dasar untuk menilai keefektifan sistem transportasi.

2.5 Teori Penentuan Rute dengan Pertimbangan Investasi


Teori cost-benefit analysis digunakan untuk mengevaluasi keefektifan dan
efisiensi suatu proyek transportasi. Dalam penentuan rute dengan pertimbangan

7
investasi, aspek-aspek ini digunakan untuk membandingkan biaya pembangunan dan
operasional dengan manfaat yang dihasilkan. Teori ini membantu dalam membuat
keputusan investasi yang tepat guna.

2.6 Dampak Lingkungan dalam Penentuan Rute


Pendekatan berkelanjutan menekankan pada pentingnya mempertimbangkan
dampak lingkungan dalam pengembangan sistem transportasi. Teori ini menuntun
pada penilaian dampak lingkungan yang holistik dan berkelanjutan, termasuk
pemilihan rute yang ramah lingkungan serta kebijakan pengurangan emisi gas rumah
kaca.

Dengan landasan teori ini, analisis kebutuhan sistem transportasi di Kota


Sorong dapat dilakukan secara terpadu, mengintegrasikan berbagai aspek yang
melibatkan pertumbuhan penduduk, perilaku perjalanan, zonasi kota, kepuasan
pengguna, ketersediaan infrastruktur, dan dampak lingkungan.

8
BAB 3
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Bangkitan Perjalanan: Konsep dan Analisis
Bangkitan perjalanan merujuk pada jumlah orang yang memulai perjalanan
dari satu lokasi ke lokasi lain dalam suatu wilayah atau daerah tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Konsep ini merupakan bagian integral dari perencanaan transportasi,
di mana pemahaman tentang tingkat dan karakteristik bangkitan perjalanan sangat
penting untuk merancang sistem transportasi yang efektif dan efisien.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bangkitan Perjalanan

1. Pertumbuhan Penduduk: Tingkat pertumbuhan penduduk memiliki dampak


langsung terhadap peningkatan bangkitan perjalanan. Semakin banyak penduduk,
semakin banyak individu yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk
berbagai keperluan seperti pekerjaan, pendidikan, dan hiburan.

2. Perubahan Ekonomi: Perubahan dalam struktur ekonomi suatu daerah dapat


memengaruhi pola perjalanan. Pertumbuhan sektor-sektor tertentu atau
perubahan dalam pola pekerjaan dapat menciptakan kebutuhan perjalanan yang
baru.

3. Ketersediaan Fasilitas dan Pelayanan Publik: Ketersediaan fasilitas dan


pelayanan publik, seperti pusat perbelanjaan, pusat bisnis, dan institusi
pendidikan, dapat menjadi pemicu peningkatan bangkitan perjalanan ke area
tersebut.

4. Perubahan Sosial dan Demografis: Perubahan dalam struktur sosial dan


demografis, seperti perubahan gaya hidup, tingkat pendidikan, dan struktur
keluarga, dapat mempengaruhi motif dan pola perjalanan masyarakat.

Analisis Bangkitan Perjalanan di Kota Sorong

1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk: Analisis proyeksi pertumbuhan penduduk Kota


Sorong menjadi langkah awal untuk memahami seberapa besar dampaknya
terhadap bangkitan perjalanan. Data ini mencakup perkiraan jumlah penduduk
dan distribusinya dalam beberapa tahun ke depan.

9
2. Pemetaan Pusat Kegiatan: Identifikasi pusat-pusat kegiatan ekonomi, pendidikan,
dan hiburan di Kota Sorong membantu memetakan area dengan tingkat bangkitan
perjalanan yang tinggi. Pusat-pusat kegiatan ini menjadi fokus utama
perencanaan transportasi.

3. Analisis Faktor Pendorong Perjalanan: Pemahaman faktor-faktor seperti


perubahan ekonomi, sosial, dan demografis yang mungkin mempengaruhi
kebutuhan perjalanan penduduk Kota Sorong. Ini termasuk evaluasi dampak
pembangunan infrastruktur baru dan perubahan dalam kebijakan transportasi.

4. Survei Perilaku Perjalanan: Melakukan survei perilaku perjalanan dapat


memberikan wawasan langsung tentang motif dan preferensi masyarakat terkait
perjalanan. Survei ini mencakup tujuan perjalanan, moda transportasi yang
digunakan, dan jarak perjalanan.

Analisis bangkitan perjalanan menjadi langkah penting dalam memahami


dinamika mobilitas masyarakat di Kota Sorong. Dengan merinci faktor-faktor
yang mempengaruhi bangkitan perjalanan, perencana transportasi dapat
merancang sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kota secara
efektif.

3.2 Sebaran Perjalanan: Konsep dan Analisis


Sebaran perjalanan mengacu pada pola arah dan distribusi perjalanan yang
dilakukan oleh masyarakat dari suatu lokasi ke lokasi lain dalam suatu wilayah atau
daerah. Memahami sebaran perjalanan sangat penting dalam perencanaan transportasi
untuk mengidentifikasi pola mobilitas dan menentukan kebutuhan infrastruktur yang
diperlukan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sebaran Perjalanan

1. Zonasi Kota: Pemetaan kota menjadi zona-zona berdasarkan karakteristik dan


kegiatan menjadi dasar untuk menganalisis sebaran perjalanan. Zona-zona ini
dapat mencakup pusat bisnis, pusat perbelanjaan, daerah industri, dan perumahan.

2. Pusat Kegiatan: Identifikasi pusat-pusat kegiatan seperti pusat bisnis, pusat


pendidikan, dan area industri membantu dalam menentukan daerah yang menjadi
fokus sebaran perjalanan. Pusat-pusat ini biasanya menjadi titik awal atau tujuan
perjalanan yang penting.

10
3. Struktur Jaringan Transportasi: Keberadaan jalan utama, rel kereta api, dan jalur
transportasi umum lainnya berkontribusi pada sebaran perjalanan. Fasilitas
transportasi yang baik mendukung mobilitas masyarakat antar zona dengan lebih
lancar.

4. Tingkat Kepadatan Penduduk: Zona-zona dengan tingkat kepadatan penduduk


tinggi cenderung memiliki sebaran perjalanan yang lebih padat dibandingkan
dengan daerah yang kurang padat. Tingkat kepadatan penduduk mempengaruhi
permintaan transportasi di suatu wilayah.

Analisis Sebaran Perjalanan di Kota Sorong

1. Zonasi Kota: Pemetaan zona-zona di Kota Sorong melibatkan identifikasi daerah


pusat kota, daerah residensial, pusat industri, dan pusat pendidikan. Pemahaman
ini membantu merinci wilayah-wilayah dengan tingkat aktivitas yang berbeda.

2. Pusat Kegiatan Ekonomi dan Sosial: Menilai pusat-pusat kegiatan seperti


kawasan bisnis, pusat perbelanjaan, dan kampus-kampus pendidikan menjadi
fokus. Analisis ini membantu memahami titik-titik awal dan tujuan utama
perjalanan masyarakat.

3. Karakteristik Jaringan Transportasi: Memahami struktur jaringan jalan, angkutan


umum, dan infrastruktur transportasi lainnya di Kota Sorong. Evaluasi ini
mencakup kondisi jalan, kapasitas, dan aksesibilitas ke pusat-pusat kegiatan.

4. Survei Mobilitas: Melakukan survei mobilitas untuk mengidentifikasi pola


perjalanan masyarakat, seperti asal dan tujuan perjalanan, waktu yang dihabiskan
di perjalanan, dan moda transportasi yang digunakan. Survei ini memberikan data
empiris untuk mendukung analisis sebaran perjalanan.

Analisis sebaran perjalanan merupakan langkah krusial dalam


perencanaan transportasi Kota Sorong. Dengan memahami pola perjalanan yang
terjadi antar zona-zona dan pusat-pusat kegiatan, pihak berwenang dapat
merancang sistem transportasi yang responsif dan efektif, memastikan
konektivitas yang optimal antar berbagai wilayah dalam kota.

11
3.3 Pemilihan Angkutan: Konsep dan Analisis
Pemilihan angkutan merujuk pada keputusan yang diambil oleh individu atau
masyarakat dalam memilih moda transportasi yang akan digunakan untuk melakukan
perjalanan. Pemahaman faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan angkutan sangat
penting dalam perencanaan transportasi untuk meningkatkan keefektifan dan
kenyamanan layanan transportasi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Angkutan

1. Jarak Perjalanan: Jarak antara titik asal dan tujuan perjalanan memainkan peran
penting dalam pemilihan angkutan. Pada jarak pendek, pejalan kaki atau sepeda
mungkin menjadi pilihan utama, sedangkan pada jarak jauh, transportasi umum
atau kendaraan pribadi mungkin lebih dipilih.

2. Waktu Perjalanan: Ketersediaan waktu juga mempengaruhi pemilihan angkutan.


Mode transportasi yang lebih cepat atau membutuhkan waktu perjalanan lebih
singkat dapat menjadi pilihan utama, terutama untuk perjalanan harian yang
sibuk.

3. Biaya: Faktor biaya, termasuk tarif angkutan dan biaya operasional pribadi, dapat
memengaruhi pemilihan angkutan. Layanan yang ekonomis sering kali lebih
diminati, tetapi juga harus memperhitungkan biaya waktu dan kenyamanan.

4. Kenyamanan dan Kualitas Layanan: Kualitas layanan, keamanan, dan


kenyamanan juga memainkan peran penting dalam pemilihan angkutan.
Masyarakat cenderung memilih moda transportasi yang memberikan pengalaman
perjalanan yang baik dan nyaman.

Analisis Pemilihan Angkutan di Kota Sorong

1. Jarak Perjalanan di Kota Sorong: Menganalisis pola jarak perjalanan di Kota


Sorong membantu dalam memahami preferensi angkutan untuk perjalanan jarak
pendek, menengah, dan jarak jauh. Pemahaman ini memungkinkan perencana
transportasi untuk menyesuaikan penawaran layanan dengan kebutuhan
masyarakat.

2. Waktu Perjalanan dan Kepadatan Lalu Lintas: Evaluasi waktu perjalanan dan
tingkat kepadatan lalu lintas membantu mengidentifikasi kendaraan yang lebih

12
efisien pada jam-jam sibuk. Pengaturan waktu keberangkatan dan kedatangan
angkutan umum dapat dioptimalkan untuk mengatasi kemacetan.

3. Analisis Biaya dan Tarif Angkutan: Menilai biaya penggunaan kendaraan pribadi
dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum atau sepeda dapat
memberikan wawasan tentang faktor ekonomis yang memengaruhi pemilihan
angkutan di Kota Sorong.

4. Survei Kepuasan Pengguna: Melakukan survei terhadap pengguna angkutan


umum, taksi, sepeda, atau kendaraan pribadi dapat memberikan pandangan
langsung tentang kenyamanan dan kualitas layanan. Hasil survei ini dapat
membantu meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan.

Analisis pemilihan angkutan di Kota Sorong adalah langkah kunci dalam


perencanaan transportasi yang sukses. Dengan memahami preferensi masyarakat
terkait jarak perjalanan, waktu perjalanan, biaya, dan kenyamanan, pihak berwenang
dapat mengembangkan kebijakan yang mendukung berbagai moda transportasi,
meningkatkan konektivitas, dan memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat dengan
lebih baik.

3.4 Penentuan Rute dengan Pertimbangan Investasi Usaha: Konsep dan


Analisis
Penentuan rute dengan pertimbangan investasi melibatkan evaluasi dan
pemilihan rute transportasi yang efisien dan efektif, dengan mempertimbangkan
faktor investasi yang diperlukan. Pendekatan ini mencakup analisis cost-benefit, di
mana biaya pembangunan dan operasional rute dibandingkan dengan manfaat yang
dihasilkan, dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Rute

1. Biaya Pembangunan Infrastruktur: Biaya pembangunan jalan, rel kereta, atau


jalur transportasi lainnya menjadi faktor utama yang harus dipertimbangkan. Ini
mencakup biaya pembebasan lahan, konstruksi, dan instalasi infrastruktur
pendukung.

2. Biaya Operasional: Biaya operasional termasuk biaya bahan bakar, pemeliharaan,


dan gaji pengemudi atau operator. Pemilihan rute harus meminimalkan biaya
operasional jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan layanan.

13
3. Manfaat yang Dihasilkan: Manfaat yang dihasilkan mencakup kenyamanan
perjalanan, waktu tempuh yang lebih singkat, dan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan. Pemilihan rute harus memaksimalkan
manfaat positif yang dihasilkan.

4. Dampak Lingkungan: Dampak lingkungan dari pembangunan dan operasional


rute juga harus dievaluasi. Penentuan rute yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan menjadi prioritas, dengan meminimalkan dampak negatif pada
lingkungan.

Analisis Penentuan Rute dengan Pertimbangan Investasi di Kota Sorong

1. Evaluasi Rute Alternatif: Identifikasi dan evaluasi beberapa opsi rute yang
mungkin, termasuk pembandingan jarak, topografi, dan fasilitas pendukung. Ini
mencakup analisis rute darat, air, atau udara yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

2. Analisis Cost-Benefit: Melakukan analisis cost-benefit menyeluruh untuk setiap


opsi rute, mencakup biaya pembangunan, biaya operasional, dan manfaat yang
dihasilkan. Evaluasi ini harus mencakup aspek-aspek seperti waktu perjalanan
yang dihemat dan kontribusi ekonomi.

3. Survei Kepuasan Pengguna: Mengumpulkan data langsung dari pengguna


potensial melalui survei untuk menilai preferensi dan kebutuhan mereka.
Informasi ini dapat digunakan dalam menentukan sejauh mana rute tersebut akan
memenuhi harapan dan memperoleh dukungan masyarakat.

4. Analisis Dampak Lingkungan: Menilai dampak lingkungan dari setiap opsi rute,
termasuk potensi kerusakan habitat, emisi gas rumah kaca, dan dampak lainnya.
Identifikasi rute yang memiliki dampak lingkungan yang paling rendah atau
dapat dikendalikan.

5. Perbandingan Investasi dan Manfaat: Membandingkan total biaya investasi


dengan manfaat yang dihasilkan dari setiap opsi rute. Pilihan rute yang
memberikan manfaat positif yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan menjadi prioritas.

14
Penentuan rute dengan pertimbangan investasi di Kota Sorong
memerlukan pendekatan yang holistik, mempertimbangkan biaya, manfaat,
dampak lingkungan, dan preferensi pengguna. Dengan merinci setiap faktor
dengan cermat, perencana transportasi dapat memilih rute yang paling optimal
dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Makalah ini telah membahas secara rinci tentang analisis kebutuhan sistem
transportasi di Kota Sorong, mencakup aspek bangkitan perjalanan, sebaran
perjalanan, pemilihan angkutan, dan penentuan rute dengan pertimbangan investasi.
Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut:

1. Bangkitan Perjalanan:

 Pertumbuhan Penduduk: Proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Sorong


menjadi poin awal dalam memahami dampaknya terhadap mobilitas
masyarakat. Pertumbuhan ini menjadi indikator penting dalam
menentukan kebutuhan transportasi masa depan.

 Faktor-faktor Pengaruh Lainnya: Pola sebaran perjalanan juga


dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan ekonomi, perubahan
sosial, dan ketersediaan pusat kegiatan. Analisis ini memberikan
pemahaman mendalam tentang dinamika perjalanan masyarakat.

2. Sebaran Perjalanan:

 Zonasi Kota dan Pusat Kegiatan: Pemetaan zona-zona dan identifikasi


pusat-pusat kegiatan membantu mengidentifikasi area-area dengan
tingkat aktivitas tinggi. Ini membentuk dasar untuk merencanakan sistem
transportasi yang efektif dan responsif.

 Faktor-faktor Pengaruh: Faktor-faktor seperti struktur jaringan


transportasi dan tingkat kepadatan penduduk turut memengaruhi sebaran
perjalanan. Evaluasi ini membantu dalam merancang sistem transportasi
yang dapat mengakomodasi pola perjalanan yang bervariasi.

15
3. Pemilihan Angkutan:

 Faktor Pemilihan Angkutan: Analisis pemilihan angkutan


memperhitungkan jarak perjalanan, waktu tempuh, biaya, dan
kenyamanan. Pemahaman ini menjadi dasar untuk mengoptimalkan
penawaran layanan transportasi yang sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan masyarakat Kota Sorong.

4. Penentuan Rute dengan Pertimbangan Investasi:

 Evaluasi Rute Alternatif: Evaluasi rute alternatif termasuk analisis cost-


benefit, mempertimbangkan biaya pembangunan dan operasional.
Pemilihan rute harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti waktu
perjalanan, biaya, dan manfaat yang dihasilkan.

 Perbandingan Investasi dan Manfaat: Keputusan akhir dalam penentuan


rute harus mempertimbangkan total biaya investasi dengan manfaat yang
dihasilkan. Memilih rute yang memberikan manfaat positif yang
sebanding dengan biaya investasi menjadi kunci.

4.2 Implikasi dan Rekomendasi:


1. Pengembangan Infrastruktur:

 Berdasarkan analisis bangkitan perjalanan, pengembangan infrastruktur


transportasi harus dilakukan dengan memperhitungkan pertumbuhan
penduduk dan meningkatnya mobilitas.

2. Optimasi Pusat Kegiatan:

 Pusat-pusat kegiatan harus dioptimalkan dan diperbarui untuk


mencerminkan perubahan dalam pola perjalanan dan preferensi
masyarakat.

3. Diversifikasi Moda Transportasi:

 Pemahaman tentang faktor-faktor pemilihan angkutan membuka peluang


untuk diversifikasi moda transportasi. Fasilitas untuk pejalan kaki,
sepeda, transportasi umum, dan kendaraan pribadi perlu dioptimalkan
sesuai kebutuhan.

16
4. Pemantauan dan Evaluasi Periodik:

 Pemantauan terus-menerus terhadap pola perjalanan dan evaluasi sistem


transportasi yang ada perlu dilakukan secara berkala untuk
mengakomodasi perubahan dan meningkatkan efisiensi.

Dengan merinci dan menganalisis setiap aspek kebutuhan sistem transportasi, Kota
Sorong dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk membangun sistem transportasi
yang berkelanjutan, efisien, dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang terus
berkembang.

17
BAB 5
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan analisis kebutuhan sistem transportasi di Kota Sorong, berikut adalah
beberapa keputusan strategis yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi dan
responsivitas sistem transportasi:

1. Pengembangan Infrastruktur:

 Keputusan: Melakukan investasi signifikan dalam pengembangan


infrastruktur transportasi, terutama jaringan jalan, untuk mengakomodasi
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan aksesibilitas ke berbagai pusat
kegiatan.

 Rasionalisasi: Merancang infrastruktur yang terintegrasi dengan pusat-


pusat kegiatan utama dan menghubungkan berbagai wilayah kota untuk
memastikan distribusi perjalanan yang seimbang.

2. Optimasi Pusat Kegiatan:

 Keputusan: Mengoptimalkan pusat-pusat kegiatan seperti pusat bisnis,


pusat perbelanjaan, dan pusat pendidikan dengan menyediakan fasilitas
transportasi yang mendukung, termasuk jalur pejalan kaki dan sepeda.

 Inovasi: Mendorong inovasi di pusat-pusat kegiatan untuk memanfaatkan


teknologi dan solusi pintar yang dapat meningkatkan pengalaman
perjalanan dan efisiensi transportasi.

3. Diversifikasi Moda Transportasi:

 Keputusan: Mendorong diversifikasi moda transportasi dengan


meningkatkan fasilitas untuk pejalan kaki, sepeda, dan transportasi
umum. Peningkatan kapasitas dan kualitas transportasi umum menjadi
prioritas.

 Koordinasi: Meningkatkan koordinasi antara moda transportasi, termasuk


integrasi jadwal dan pembayaran yang mudah, untuk memberikan
pengalaman perjalanan yang terintegrasi.

4. Pemantauan dan Evaluasi Periodik:

18
 Keputusan: Menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi rutin untuk
memahami perubahan dalam pola perjalanan, kebutuhan masyarakat, dan
kinerja sistem transportasi.

 Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam proses evaluasi


untuk mendapatkan umpan balik langsung dan memahami kebutuhan
serta preferensi masyarakat.

5. Dampak Lingkungan:

 Keputusan: Mengutamakan rute dan infrastruktur transportasi yang


ramah lingkungan dengan mempertimbangkan dampak positif dan
negatif terhadap lingkungan.

 Inisiatif Berkelanjutan: Mendorong inisiatif berkelanjutan seperti


transportasi umum listrik, penggunaan energi terbarukan, dan
pengurangan emisi karbon untuk menciptakan sistem transportasi yang
berkelanjutan.

6. Peningkatan Kualitas Layanan:

 Keputusan: Fokus pada peningkatan kualitas layanan transportasi dengan


meningkatkan kebersihan, keamanan, dan kenyamanan moda
transportasi.

 Pelatihan Karyawan: Memberikan pelatihan kepada operator transportasi


untuk meningkatkan pelayanan pelanggan dan keterampilan berkendara
yang aman.

Dengan mengambil keputusan berdasarkan analisis mendalam atas kebutuhan sistem


transportasi, Kota Sorong dapat membangun lingkungan transportasi yang adaptif,
berkelanjutan, dan dapat memenuhi tuntutan mobilitas masyarakat secara efisien.
Keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, perusahaan
transportasi, dan pemerintah, akan menjadi kunci keberhasilan implementasi keputusan
ini.

19

Anda mungkin juga menyukai