Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Analisis Sistem Transportasi Terintegrasi di DKI Jakarta dengan menggunakan
metode analisis pemetaan pemangku kepentingan. Makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok LATSAR CPNS PPSDM Regional Bandung Angkatan XXXIV
Kelompok 4 Subkelompok II.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
A. Kesimpulan ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi adalah bagian inti dari DKI Jakarta karena tidak hanya untuk
mendukung kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, perlu terus dilanjutkan upaya untuk
menciptakan sistem yang terintegrasi dan tepat yang akan mendukung kegiatan
sehari-hari serta mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang akan menyebabkan
kemacetan dan polusi udara.
Masalah sosial seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara adalah contoh
dari masalah pelik yang dihadapi kota Jakarta dan sekitarnya. Oleh karena itu,
kebijakan yang dibuat perlu memperhatikan berbagai faktor pemangku kepentingan
dan sektor-sektor yang saling bergantungan. Masalah pelik di ruang publik
membutuhkan kebijakan yang menghasiikan win-win solution untuk setiap
pemangku kepentingan, terutama masyarakat. Diharapkan dapat menemukan ide-
ide yang mendukung integrasi antar moda transportasi massal sehingga para
komuter dapat memperoleh pengalaman perjalanan yang aman dan lancar.
1
2
modern dan terintegrasi melalui pengembangan sistem transit melalui trunk dan
feeder juga terus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan transportasi publik.
Kemudahan dan kenyamanan menjadi faktor penting untuk mendukung upaya ini.
Komitmen nyata dari Kementerian termasuk integrasi fasilitas yang memadai,
sinkronisasi sistem operasi antar moda, manajemen data dan teknologi waktu serta
keterlibatan pemangku kepentingan. Keberadaan industri ride-hailing dapat
dimanfaatkan untuk mengisi kebutuhan layanan feeder dalam mengoptimalkan
ekosistem. Sebagai layanan berbasis on-demand, layanan ride-hailing dianggap
memiliki keunggulan dari sisi fleksibilitas dibandingkan feeder yang konvensional,
khususnya dalam melayani perjalanan first mile dan last mile.
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah untuk mengetahui
apa pengertian dari moda transportasi terintegrasi dan bagaimana solusi atas
permasalahan moda transportasi di DKI Jakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada tahun 2015
menunjukkan, kebutuhan perjalanan per hari dengan angkutan umum dari
Bodetabek ke Jakarta dan sebaliknya makin meningkat. Pada tahun 2002, misalnya,
tercatat 7,3 juta perjalanan per hari, tahun 2010 diperkirakan menjadi 9,9 juta
perjalanan per hari, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi
13 juta perjalanan setiap hari Perjalanan Bogor-Depok Jakarta dan sebaliknya pada
tahun 2020 diperkirakan melesat menjadi 1.148.528. Perjalanan Bekasi-Jakarta dan
sebaliknya cenderung lebih rendah dan diprediksi di tahun 2020 mencapai 940.834.
Angka-angka prediksi ini masuk akal karena pertumbuhan kawasan perumahan
baru ke arah Tangerang dan Banten, juga masih ke arah Depok dan Bogor.
4
5
C. Hasil Analisis
Tabel 2.1
Matriks Koordinat Peran
Pengaruh Kepentingan
No Stakeholders (power) (interest)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Sektor Pemerintah √ √
2. Sektor Swasta √ √
3. Sektor Masyarakat √ √
Pengaruh 1
: Kondisi 4 : Kelayakan
2 : Kepribadian 5 : Organisasi
3 : Kompensasi
9
Kepentingan
1 : Manfaat
4 : Persentasi Program Kerja 5 :
2 : Tingkat Ketergantungan 3
Peran
: Keterlibatan
Tabel 2.2
Swasta :
Pemerintah :
Kepentingan Kemauan berinvestasi,
Kepentingan politik
memberikan pinjaman, dan menangani
Besar
proyek
Masyarakat : Pemerintah :
Kepentingan Kemauan untuk menggunakan
layanan transportasi terintegrasi Perizinan Pembebasan
Kecil lahan
yang murah, nyaman, dan aman
11
Swasta Pemerintah
Masyarakat Pemerintah
Tabel 2.3
Selain itu, masyarakat berperan sebagai pengunjung dan pengguna layanan moda
transportasi terintegrasi. Masyarakat selaku pengguna jasa transportasi publik diharapkan
dengan hadirnya transportasi yang terintegrasi ini merubah pikiran untuk menggunakan
jasa transportasi publik dalam kegiatan sehar-hari. Tentunya masyarakat juga harus
menjaga sarana dan prasarana demi terciptanya kenyamanan bersama.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan tabel yang telah dijabarkan, serta melihat fakta yang ada dilapangan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemetaan stakeholders yang memiliki
kepentingan dalam pengembangan dan pembangunan sarana moda transportasi
terintegrasi adalah pihak pemerintah, pihak swasta dan pihak masyarakat. Pemerintah
sebagai stakeholders sekunder memiliki peran sebagai kelompok yang berfungsi untuk
menjembatani keputusan. Pihak swasta sebagai stakeholders primer memiliki peran
penting namun perlu pemberdayaan. Masyarakat berperan sebagai pengunjung dan
pengguna layanan moda transportasi.
Solusi untuk permasalahan moda transportasi Integrasi di DKI Jakarta adalah
adanya kerjasama yang sinergis antara para stakeholders yang ada di dalamnya yaitu
pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Reed, M.S, Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., Prell, C., Quinn,
C.H., and Stringer, L.C, (2009)
Maguire B, Potss J, Fletcher S. (2012). The role of stakeholders in the marine planning
process stakeholder analysis within the Solent, United Kingdom. Marine Policy 36, 246-
257.
http://dephub.go.id/post/read/penggunaan-transportasi-perkotaan-meningkat-di-
masa-pandemi,-menhub-dukung-inovasi-lrt-jakarta-bangun-sistem-transportasi-
terintegrasi
http://www.internationaltransportforum.org/2011/index.htmlhttps://www.google.co.id/
url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/viewFile/1
5684/12620&ved=2ahUKEwjwh_Sjvp7xAhVQOisKHZ9uBO0QFjAJegQIKhAC&usg=
AOvVaw37B8II0DiLODvgJ3oCkywn