Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

AGENDA 2

ANALISIS VIDEO SISTEM TRANSPORTASI TERINTEGRSI

DI DKI JAKARTA

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

YULIA ATIYAH, S.Pd

SUS MARYANI, S.Pd.

TITA ASTRI, S.Pd

LATSAR CPNS ANGKATAN 6

PPSDM KEMENDAGRI REGIONAL BANDUNG

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Jakarta merupakan daerah yang strategis dan menjadi ibu kota
negara, Adapun letak geografis yang strategis itulah, menjadikan
pergerakkan orang dan barang sangat padat. Guna menunjang pergerakkan
orang dan barang yang aman, handal dan efisien, Pemerintah sosial Kota
Jakarta telah berupaya melakukan pembenahan pada sektor transportasi.
Oleh karena itu pemerintah Kota Jakarta mencoba menyelaraskan akan
penafsiran visi dan misi transportasi darat sebagai penunjang, penggerak
dan pendorong pembangunan nasional yang berperan sebagai urat nadi
kehidupan ekonomi, politik, budaya, teknologi, lingkungan dan pertahanan
keamanan. Dengan itu out put yang diharapkan adalah terwujudnya sistem
transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dalam pembangunan, serta
meningkatkan mobilitas manusia dan barang, guna mendukung
pengembangan wilayah. Hal inilah yang menjadi point penting dalam
meningkatkan Sarana dan prasarana transportasi dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi yang sudah tentunya menjadi tuntutan, bahwa
fasilitas transportasi dengan segala pendukungnya haruslah menjangkau
segala arah.Adapun kondisi yang berperan di Kota Jakarta adalah
transportasi darat dengan sistem yang terfokus pada pengembangan
transportasi moderen, hal ini menyangkut pemerataan yang dimaksud
agardapat terwujud secara efektif dan menimbulkan nilai efisien.
Optimalisasi pengembangan transportasi di Kota Jakarta, perlu adanya
rancangan moda yang terintegrasi antar moda lainnya sebagai titik sentral
arus pertemuan bagi kegiatan ekonomi dan pariwisata di DKI Jakarta.Hal ini
dapat dilihat dengan adanya pertumbuhan ekonomi Kota Jakarta yang tidak
lepas dari masyarakatnya.

Inovasi yang dibutuhkan sangat berpengaruh akan pemanfaatan


sistem transportasi yang sangat comprehensive. Adapun sistem transportasi
bus dan kereta di kebanyakan belahan dunia saat ini tidaklah mendorong
besarnya keinginan baik bagi pelanggan. Pelayanan bus dan kereta sering
kali tidak dapat diandalkan, tidak nyaman, dan berbahaya. Secara umum,
penduduk DKI Jakarta hanya sebagian yang menggunakan alat trasnportasi
umum tersebut. Pemerintah sudah melakukan inovasi terbaru agar
transportasi umum di DKI Jakarta aman, nyaman dan bersih. Perlunya
dukungan dari masyarakat dan pemerintah agar pembangunan transportasi
yang terbaik. Prempov DKI Jakarta sudah meningkatkan transportasi
terintegrasi dan terpadu. Namun tranportasi terintegrasi masih belum
sempurna masih dalam tahapan-tahapan pembangunan jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kolaborasi pemangku kepentingan
terhadap sistem transportasi terintegrasi di DKI Jakarta?
2. Apa saja hambatan yang terjadi dalam menjalankan strategi yang
dilakukan untuk mengatasi sistem transportasi di DKI Jakarta?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah sistem
transportasi di Jakarta?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengaruh kolaborasi pemangku kepentingan terhadap


sistem transportasi terintegrasi di DKI Jakarta
2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam menjalankan masalah
strategi yang dilakukan untuk mengatasi sistem trasnportasi
terintegrasi di DKI Jakarta
3. Mengetahui strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah sistem
transportasi terintegrasi di DKI Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Kaitannya dengan pengembangan transportasi perkotaan, maka ada halnya

kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana kerangka kebijakan publik dipahami

sebagai gagasan untuk mengkrangkakan kebijakan publik kedalam kerangka

yang substantif. Hal ini berarti segala aktifitas pemerintah yang dilakukan oleh

pemerintah dalam memecahkan masalah publik yang dihadapinya. Kondisi ini

membawa kebijakan publik yang dimaknai sebagai upaya memecahkan

masalah publik dengan warna administrasi publik yang lebih terasa kental.

Kebijakan publik masuk ke dalam ranah kepentingan dengan banyak aktor yang

berkepentingan di dalamnya.

Pelaksanaan (implementasi) kebijakan terutama di kebanyakan negara

terutama negara berkembang, selama ini baru mampu dalam tahap

pengesahaan kebijakan dan belum sepenuhnya mampu untuk menjamin,

bahwa kebijakan yang ditetapkan tersebut, dapat dilaksanakan dan akan

menimbulkan dampak atau perubahan-perubahan (inovasi) yang diharapkan.

Keadaan tersebut oleh andrew Dunsire, 1978 (dalam Parson, 2005) disebut

sebagai “implementation gap”, yaitu untuk menjelaskan sesuatu keadaanyang

dalam proses kebijakan, akan selalu terbuka kemungkinan terjadinya

perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang senyatanya.

Hal diatas mengisyaratkan sebuah kepentingan publik menuntut institusi,

kelompok dan lembaga untuk bersama-sama bertindak dan saling melengkapi

satu sama lain. yang terorientasi pada pemahaman governance dalam konteks

kerjasama. Kerjasama antar institusi diharapkan dapat menjadi penopang


perekonomian yang konsisten dalam pembangunan daerah. analisis ini

kedalam bahasan sebagai berikut: (1) Analisis Peran Stakeholder, (2)

Pemaknaan Governance dalam Mengaktualkan Aksi Aktor yang

Berkesinambungan, dan (3) Pengertian dan Bentuk Kerjasama Antar Institusi

dalam Meningkatkan Pelayanan Publik.

B. Analisis
Dalam upaya mencari penyelesaian pada perrmasalahan sistem
transportasi di DKI Jakarta, kami menggunakan analisis pemetaan
pemangku kepentingan dari hasil koordinat peran dan matriks kolaborasi
pemangku kepentingan. Berikut ini adalah hasil analisisnya.
TABEL 2.1 KORDINAT PERAN

Pengaruh (power) Kepentingan (interest)


NO Stakeholders
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 √ √
Sektor pemerintah

2 √ √
Sektor privat

3
Sektor
√ √
masyarakat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah


menjadi pemangku kepentingan kunci karena instansi-instansinya memiliki
kewenangan secara legalitas sebagai perumus kebijakan, pelaksana
kebijakan, memberi bimbingan teknis dan melakukan evaluasi pelaksana
bimbingan teknis terkait dengan sistem transportasi.
Sektor privat ini sebagai pemangku kepentingan utama yang
merupakan pemangku kepentingan seperti penyedia transportasi yang
secara langsung terkena dampak, baik positif maupun negatif terkait
sistem transportasi. Sedangkan Masyarakat ini sebagai pemangku
kepentingan
pendukung yang merupakan pemangku kepentingan penerima manfaat
kebijakan dan memiliki kepedulian terkait sistem transportasi.

GRAFIK 2.1 PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN

TABEL 2.2 KOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGAN

STAKEHOLDERS PERAN HAMBATAN UPAYA INTEGRITAS

Masih banyak Meningkatkan


Sebagai Membangun
masyarakat yang koordinasi
pembuat kepercayaan
belum kelembagaan
Pemerintah dan dengan terus
menggunakan Dewan
pengatur memperbaiki
transportasi Transportasi
kebijakan pelayanannya
umum Kota (DTK)
Tuntutan dari Meningkatkan
berbagai pihak dan Menghasilkan
Penyedia
Sektor privat atas kualitas memperbaiki pelayanan
transportasi
dan kuantitas kinerja maupun yang baik
transportasi fasilitas
Pengguna Ketidaknyamanan Mengggunakan
Berupaya
transportasi dan kekhawatiran social media
untuk beralih
umum dan dalam sebagai bahan
Masyarakat menggunakan
Penerima penggunaan edukasi
transportasi
Manfaat transportasi kepada
umum
Kebijakan umum masyarakat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada matriks dan tabel di atas maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Pengaruh kolaborasi pemangku kepentingan terhadap system
transportasi sangat erat dan saling berkaitan satu dengan yang
lainnya, sehingga pemerintah, sektor privat, dan masyarakat
harus saling bersinergi dalam mengatasi permasalahan
transportasi di DKI Jakarta.
2. Hambatan dalam penerapan strategi adalah masyarakat yang
kurang percaya terhadap transportasi umum dan masih
tingginya pengguna kendaraan pribadi .
3. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dalam mengatasi sistem transportasi di Jakarta
yaitu dengan meminimalkan biaya dengan meningkatkan sarana
dan prasarana serta menjamin keamanan dan keselamatan
pengguna transportasi umum.

B. Daftar Pustaka
Parson, Wayne, 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik

Analisis Kebijakan. Jakarta: Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai