AGENDA 2
DI DKI JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Jakarta merupakan daerah yang strategis dan menjadi ibu kota
negara, Adapun letak geografis yang strategis itulah, menjadikan
pergerakkan orang dan barang sangat padat. Guna menunjang pergerakkan
orang dan barang yang aman, handal dan efisien, Pemerintah sosial Kota
Jakarta telah berupaya melakukan pembenahan pada sektor transportasi.
Oleh karena itu pemerintah Kota Jakarta mencoba menyelaraskan akan
penafsiran visi dan misi transportasi darat sebagai penunjang, penggerak
dan pendorong pembangunan nasional yang berperan sebagai urat nadi
kehidupan ekonomi, politik, budaya, teknologi, lingkungan dan pertahanan
keamanan. Dengan itu out put yang diharapkan adalah terwujudnya sistem
transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dalam pembangunan, serta
meningkatkan mobilitas manusia dan barang, guna mendukung
pengembangan wilayah. Hal inilah yang menjadi point penting dalam
meningkatkan Sarana dan prasarana transportasi dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi yang sudah tentunya menjadi tuntutan, bahwa
fasilitas transportasi dengan segala pendukungnya haruslah menjangkau
segala arah.Adapun kondisi yang berperan di Kota Jakarta adalah
transportasi darat dengan sistem yang terfokus pada pengembangan
transportasi moderen, hal ini menyangkut pemerataan yang dimaksud
agardapat terwujud secara efektif dan menimbulkan nilai efisien.
Optimalisasi pengembangan transportasi di Kota Jakarta, perlu adanya
rancangan moda yang terintegrasi antar moda lainnya sebagai titik sentral
arus pertemuan bagi kegiatan ekonomi dan pariwisata di DKI Jakarta.Hal ini
dapat dilihat dengan adanya pertumbuhan ekonomi Kota Jakarta yang tidak
lepas dari masyarakatnya.
C. Tujuan Penulisan
A. Landasan Teori
Kaitannya dengan pengembangan transportasi perkotaan, maka ada halnya
yang substantif. Hal ini berarti segala aktifitas pemerintah yang dilakukan oleh
masalah publik dengan warna administrasi publik yang lebih terasa kental.
Kebijakan publik masuk ke dalam ranah kepentingan dengan banyak aktor yang
berkepentingan di dalamnya.
Keadaan tersebut oleh andrew Dunsire, 1978 (dalam Parson, 2005) disebut
satu sama lain. yang terorientasi pada pemahaman governance dalam konteks
B. Analisis
Dalam upaya mencari penyelesaian pada perrmasalahan sistem
transportasi di DKI Jakarta, kami menggunakan analisis pemetaan
pemangku kepentingan dari hasil koordinat peran dan matriks kolaborasi
pemangku kepentingan. Berikut ini adalah hasil analisisnya.
TABEL 2.1 KORDINAT PERAN
1 √ √
Sektor pemerintah
2 √ √
Sektor privat
3
Sektor
√ √
masyarakat
B. Daftar Pustaka
Parson, Wayne, 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik