net/publication/344732389
CITATIONS READS
0 71
2 authors:
All content following this page was uploaded by Andi Setyo Pambudi on 18 June 2021.
Afiliasi
1Kasubdit Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah Wilayah
Korespondensi: andi.pambudi@bappenas.go.id
Abstrak
Setelah melalui proses panjang, pada bulan Maret 2019, warga Jakarta memiliki Mass
Rapid Transit (MRT) sebagai moda transportasi massal yang modern. Kehadiran MRT
yang direncanakan sejak Tahun 1986 diharapkan menjadi salah satu solusi mengatasi
kemacetan parah Jakarta yang seolah sulit ditangani. Permasalahan yang kemudian
muncul adalah perilaku penumpang MRT yang tidak siap dengan segala peraturan
yang harus dipenuhi dalam penggunaan MRT, sehingga ditemukan berbagai
pelanggaran peraturan. Tulisan ini berusaha menyajikan analisis tentang user attitudes
dan acceptability-nya sebelum dan sesudah kehadiran MRT berbasis studi literatur, big
data dan analisis deskriptif kualitatif. Studi ini juga diharapkan mampu memberikan
rekomendasi yang dapat diberikan dengan penekanan pada aspek sosial. Studi
dilakukan menggunakan big data dan data sekunder lainnya terkait perilaku
penumpang di dalam MRT dan fasilitasnya yang didapatkan dari berbagai sumber dan
hasil observasi. Hasil studi menggambarkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
saat uji coba MRT disebabkan oleh budaya dan kesiapan masyarakat dalam
menggunakan teknologi baru, serta pemberitaan MRT sejak1 (satu) tahun beroperasi
mampu mengubah perilaku masyarakat yang ditunjukkan melalui hasil analisis big data.
143
Volume III No. 2
144
Volume III No. 2
layanan menggunakan fasilitas bawah tanah Saat ini ada hampir 1 miliar kendaraan
yang lebih modern. Fasilitas sistem transportasi bermotor di dunia, jumlahnya terus bertambah
MRT ini sangat diperlukan di Kota Jakarta dengan cepat. Di Jepang sebagai produsen
sebagai akses ke pusat kota dan area Central mobil, penduduknya lebih memilih
Business District (CBD), menghubungkan menggunakan moda transportasi Mass Rapid
dengan moda transportasi Trans Jakarta yang Transit (MRT) yang pengunaannya lebih
jaringannya semakin meluas saat beroperasi, murah, mudah, dan cepat. Jepang memiliki salah
serta untuk membantu keadaan transportasi satu sistem kereta api terbaik di dunia.
saat ini di metropolitan Jakarta. Keunggulan Dibandingkan New York dan London, Jepang
transportasi ini daripada opsi lain untuk memiliki posisi tertinggi dalam penggunaan
mengatasi kemacetan adalah dapat mengangkut transportasi umum. Sekalipun Tokyo juga
penumpang dalam jumlah banyak dengan sebagai kota dengan kepemilikian kendaraan
waktu yang cepat, tidak menggunakan jaringan mobil tertinggi (Rogers et al., 2012). Hal ini
jalan raya, hemat bahan bakar minyak (BBM) menunjukkan ekspektasi masyarakat pada
dan dapat mengurangi tingkat polusi udara MRT di Jepang terpenuhi dengan baik
sehingga mendukung peningkatan kualitas sehingga MRT mampu menarik banyak
lingkungan. Pada bulan Maret 2019, Provinsi penumpang dan menjadi salah satu transportasi
DKI Jakarta telah mulai menggunakan Mass publik yang berhasil dalam mengatasi
Rapid Transit untuk pertama kalinya. Tahap permasalahan kebutuhan mobilitas
awal pembangunan MRT Jakarta ini bertujuan penduduknya. Keberhasilan Jepang tersebut
untuk layanan publik antara Pusat Kota seharusnya dapat menjadi stimulan dan
(Monas) dan Terminal Bus Suburban (Lebak pendorong bagi kota-kota di Asia seperti Hanoi,
Bulus) yang panjangnya sekitar 15 km dan Bangkok dan Jakarta dengan penggunaan
termasuk segmen elevated dan underground. kendaraan roda dua (motor) yang lebih tinggi
Permasalahan yang timbul setelah untuk mobilisasi agar mulai investasi ke
adanya moda transportasi ini adalah kesiapan pembangunan sistem MRT. Hal tersebut
warga Jakarta dan sekitarnya dalam bertujuan agar dapat memenuhi peningkatan
memanfaatkannya secara berkelanjutan. permintaan perjalanan penduduk dan untuk
Sebagai contoh adalah viralnya foto-foto di mengurangi penggunaan motor yang
pemberitaan nasional tentang pengguna MRT mendominasi perjalanan (Tuan, 2015).
yang bergelantungan, makan didalam area Pengenalan sistem MRT di daerah
MRT dan membuang sampah sembarangan perkotaan dapat dipandang sebagai pengenalan
serta berdiri di kursi MRT itu sendiri. Perilaku teknologi transportasi baru dari perspektif
penumpang yang tidak tertib di masa-masa pengguna angkutan umum yang harus
awal pengoperasian moda raya terpadu (MRT) diperhatikan dalam konteks penerimaan
ternyata bukan hanya terjadi di Jakarta, teknologi agar dapat memprediksi keberhasilan
melainkan juga di Singapura. Penduduk penggunaan MRT (Chen & Chao, 2011).
Singapura saat itu juga tidak disiplin saat awal Pemahaman tentang sikap dan perilaku
MRT beroperasi pada 1987 (Zhu & Liu, 2004). pengguna sebagai penumpang adalah hal yang
Hal yang menjadi perhatian adalah pada tahun diperlukan untuk pengembangan dari sistem
2019 ini ternyata perilaku sosial pengguna transportasi yang efektif agar mendorong
MRT di Jakarta tidak jauh berbeda seperti di penggunaan yang lebih efisien dari sistem
Singapura tahun 1987. transportasi umum perkotaan (Fatima &
145
Volume III No. 2
Kumar, 2014). Pilihan transportasi yang kualitas dan kaitan antara satu kejadian dengan
digunakan seseorang dipengaruhi oleh kejadian lainnya (Sukmadinata, 2011). Selain
beberapa faktor, seperti karakteristik individu itu, metode ini digunakan juga karena dalam
dan gaya hidup, jenis perjalanan, dan kinerja penelitian ini tidak perlakuan ataupun
layanan yang dirasakan dari masing-masing manipulasi yang diberikan pada variabel-
moda transportasi (Beirão & Cabral, 2007). variabel yang diteliti, tetapi hanya berusaha
Sangat penting memahami perilaku penumpang menggambarkan suatu kondisi telah terjadi
angkutan umum bagi pembuat kebijakan untuk tanpa suatu rekayasa. Selain itu, metode ini
menciptakan kebijakan yang ramah agar dapat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
menekan pertumbuhan kendaraan pribadi, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
karena tanpa memahami perilaku penumpang peraturan penggunaan MRT yang dilakukan
angkutan umum, kebijakan pemerintah akan penumpang pada masa uji coba.
berakhir menjadi sia-sia (Sumaedi et al., 2014). Analisis lain yang dilakukan dalam
Dalam rangka mengetahui kebijakan penelitian ini adalah sentiment analysis dengan
transportasi publik berhasil diterapkan, perlu memanfaatkan big data, yaitu merupakan proses
dilakukan survei terhadap user attitudes dan klasifikasi dokumen tekstual ke dalam beberapa
acceptability-nya sebelum dan sesudah kebijakan kelas seperti sentimen positif dan negatif serta
diterapkan (Bhattacharjee et al., 1997). Tulisan besarnya pengaruh dan manfaat dari sentiment
ini berusaha menyajikan analisis tentang user analysis tersebut (Nomleni et al., 2013). Software
attitudes dan acceptability-nya sebelum dan yang digunakan untuk mengolah big data adalah
sesudah kehadiran MRT berbasis studi R Studio. Pada penelitian ini dibahas sentimen
literatur, big data dan analisis deskriptif pemberitaan terkait MRT Jakarta berbasis
kualitatif. artikel online dan google trend. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana atensi
II. Metodologi masyarakat di Indonesia terhadap perilaku
pengguna MRT Jakarta yang dimiliki
Metode yang digunakan dalam studi ini
Indonesia periode Januari – Mei 2019 serta hal-
adalah studi literatur, analisis big data dan
hal yang dapat menjadi masukan bagi
analisis deskriptif kualitatif. Studi literatur
pengambil kebijakan terkait MRT ke depan.
digunakan untuk mengetahui hasil-hasil
Analisis dengan memanfaatkan big data juga
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
membahas pemberitaan pengguna MRT
tujuan pada penelitian ini. Selain itu, studi
diberbagai negara dibandingkan Indonesia dan
literatur juga dilakukan untuk mendapatkan
dampaknya terhadap perubahan perilaku.
data-data sekunder yang diperlukan pada
Analisis fenomena sosial berbasis big data juga
penelitian ini diantaranya yaitu big data
melihat pada periode saat terjadi pada rentang
pemberitaan tentang pengoperasian awal MRT
data analisis Januari – Mei 2020. Pada awal
di Jakarta dan setelahnya. Setelah data-data
tahun 2020, pemberitaan banyak mengulas
tersebut didapatkan, kemudian dilakukan
bagaimana perilaku masyarakat setelah 1 (satu)
pengolahan/analisis data dan penyajian data.
tahun MRT beroperasi.
Langkah selanjutnya adalah analisis
deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih karena
III. Hasil dan Pembahasan
data-data yang ada merupakan fenomena yang
terjadi saat awal pengoperasian MRT Jakarta 3.3. Penerapan Mass Rapid Transport
yang bersifat alamiah dan memperhatikan (MRT) di Jakarta
146
Volume III No. 2
Tahap awal pengoperasian MRT Jakarta resmi beroperasi untuk masyarakat umum.
yang dimulai sejak Maret 2019, disambut Terdapat beberapa strategi dalam pengenalan
dengan antusiasme 332.284 masyarakat MRT Jakarta. Selama satu minggu awal
(seminggu pertama operasi) terhadap adanya beroperasi, MRT Jakarta memberikan promosi
moda transportasi baru yang diharapkan akan gratis terhadap seluruh pengguna jasa. Setelah
menjadi salah satu solusi transportasi umum itu, mulai dari 1 April 2019 hingga 12 Mei 2019
yang nyaman, aman, cepat, dan tentunya lebih MRT Jakarta memberikan promosi diskon 50%
modern. Diperlukan adanya survei terhadap dari tarif normal kepada seluruh pengguna jasa.
perilaku pengguna dan penerimaan dari Selama periode 2019, MRT Jakarta mengalami
masyarakat, adanya pembangunan MRT di fluktuasi kenaikan dan penurunan pengguna
awal ini selain sebagai sarana transportasi juga jasa setiap bulannya. Di sepanjang tahun 2019
sebagai tempat berkunjung masyarakat yang pengguna jasa MRT tercatat mencapai
menunjukkan euphoria terhadap sesuatu yang 24.621.467 pengguna jasa dengan rata-rata
baru dan modern. Salah satu strategi untuk 89.645 pengguna jasa per hari.
mengetahui sejauh mana penerimaan Pilihan transportasi yang dipengaruhi
masyarakat terhadap MRT ini telah dilakukan faktor karakteristik individu dan gaya hidup,
pengelola MRT dengan membuka masa operasi nyatanya dapat berlaku sebaliknya (Beirão &
tak berbayar dalam periode tertentu dan Cabral, 2007). Menurut Stoner & Freeman
terbukti melebihi jumlah target 65.000 (1989), karakteristik individu adalah minat,
penumpang per hari. Rata-rata penumpang per sikap dan kebutuhan seseorang terhadap
hari adalah 89.645 orang (PT. MRT Jakarta, sesuatu. Sementara itu, gaya hidup didefinisikan
2020). sebagai pola hidup seseorang di dunia yang
Data dari PT. MRT Jakarta (2020), diekspresikan pada sebuah aktivitas, minat,
diketahui bahwa Tahun 2019 merupakan tahun serta opini dari orang tersebut (Kotler & Keller,
pertama layanan operasional MRT Jakarta. 2008)
Pada tanggal 24 Maret 2019, MRT Jakarta
Gambar 1. Jumlah Penumpang MRT Jakarta dan Rata-Rata Pengguna Jasa MRT Per Hari di
Setiap Bulan Tahun 2019
Sumber: PT. MRT Jakarta, 2020 (diolah)
147
Volume III No. 2
Pada tahun 2019, penumpang MRT dengan tidak menyediakan tempat sampah
Jakarta didominasi oleh pegawai kantor yang dalam MRT sebagai pola pembiasaan bagi
memang pada umumnya bekerja di daerah penumpang untuk menjaga kenyamanan dan
Sudirman- Thamrin sesuai dengan rute MRT kebersihan di dalam MRT. Hal ini didukung
yang tersedia saat ini. Hal ini dapat pula dengan tidak adanya para pedagang di
menunjukkan bahwa dengan adanya MRT sekitar stasiun dengan tujuan agar pembiasaan
dapat mempengaruhi gaya hidup. Misalnya, bagi perilaku pengunjung untuk menjaga
seorang pegawai kantor yang awalnya kenyamanan dan membudayakan stasiun MRT
menggunakan kendaraan pribadi atau yang modern.
kendaraan umum berbasis online mengubah pola
mobilisasinya menggunakan MRT. Hal ini 3.4. Analisis Deskriptif Kualitatif
dapat terjadi karena keberadaan MRT dapat
Kehadiran MRT yang dianggap sebagai
mempermudah aktivitas dan mobilisasi mereka
fasilitas dan teknologi baru yang belum pernah
untuk menuju tempat bekerja sehari-hari
ada sebelumnya di Indonesia, menjadikan MRT
dengan mempersingkat waktu tempuh dan
sebagai tujuan “wisata” baru untuk masyarakat
mengefisienkan biaya dibandingkan dengan
pada masa uji coba. Meskipun demikian, hal
menggunakan kendaraan pribadi atau
yang disayangkan adalah sikap beberapa
transportasi umum lainnya. Selain karena
pengguna MRT yang melanggar peraturan
kebutuhan menuju dan kembali dari tempat
pada masa uji coba tersebut seperti duduk-
kerja, MRT ini menjadi fasilitas mobilisasi
duduk di dalam stasiun, serta membawa
pegawai kantor pada jam istirahat, seperti
makanan dan minuman dari rumah untuk
ramainya Stasiun Blok M dan Bundaran HI
dimakan di stasiun (Fajri, 2019). Fenomena
pada jam istirahat tersebut. Maka dari itu,
tersebut terjadi karena perubahan teknologi
pilihan transportasi tidak hanya dipengaruhi,
yang ditawarkan MRT menuntut masyarakat
tetapi juga mempengaruhi karakteristik dan
untuk menerima hal-hal baru yang berkaitan
gaya hidup individu.
dengan tata tertib penggunaan fasilitas MRT.
Sebuah kebijakan hendaknya dapat
Hal yang terjadi pada masa uji coba adalah
memahami perilaku penumpang angkutan
sebagian orang belum dapat menerima
umum, dimana juga melihat dari perspektif dari
perubahan tersebut. Penentu utama
penyedia fasilitas MRT agar kebijakan dapat
akseptabilitas terhadap suatu teknologi baru
dipahami dan diberlakukan bersama. Dalam hal
adalah pengetahuan dan kesadaran, latar
ini, penumpang sebagai pengguna fasilitas
belakang sosiodemografi dan pengetahuan
MRT perlu diinformasikan dan
lingkungan (Thesen & Langhelle, 2008).
mengimplementasikan kebijakan yang berlaku
Perilaku masyarakat yang melanggar peraturan
agar sesama penumpang dapat menggunakan
penggunaan MRT, dapat terjadi karena faktor
fasilitas MRT dengan nyaman dan aman. Dari
kurangnya pengetahuan dan kesadaran dini
segi penyedia fasilitas pun perlu memahami
masyarakat tentang peraturan penggunaan
saran dari penumpang terhadap perbaikan atau
fasilitas umum tersebut. Padahal, pihak MRT
penyediaan fasilitas yang tepat-guna agar
telah mengeluarkan peraturan mengenai
perilaku penumpang dapat memenuhi kebijakan
larangan dan aturan ketika menggunakan MRT
yang berlaku. Misalnya, adanya kebijakan tidak
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.
diperkenankan makan dan minum di dalam
MRT. Penyedia fasilitas sudah berupaya
148
Volume III No. 2
149
Volume III No. 2
sekitar tahun 2013, banyak sektor privat yang berdasarkan hasil penelusuran artikel online
telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk terkait perilaku pengguna MRT Jakarta juga
mengembangkan bisnisnya meskipun menunjukkan kumpulan kata-kata yang
penerapannya di sektor publik/pemerintahan menggambarkan hal tidak jauh berbeda dengan
tampaknya masih terbatas (Aryasa 2015; Sirait apa yang tersebar luas di media sosial.
2016). Berdasarkan hasil wordcloud tentang
perilaku pengguna MRT di Indonesia yang
dirangkum dari artikel-artikel online, dapat
diketahui apa yang sering menjadi
perbincangan dan pemberitaan warganet
terkait dengan MRT Jakarta. Berdasarkan
wordcloud tersebut, pengguna MRT sering
dihubungkan dengan “viral”, “gelantungan”,
“makan”, “injak”, “etika”, dan kata-kata
komentar negatif lainnya. Selain itu, warganet
Gambar 3. WordCloud Pemberitaan di Google juga sering mengaitkan pengguna MRT
News Terkait Perilaku Pengguna MRT Jakarta dengan kata “pemerintah”, “Jakarta”,
Sumber: Diolah dari Berbagai Judul Artikel di Google “pengamat”, “aturan”, “tertib”. Kondisi riil
News dengan Sofware Rstudio dilapangan sesuai dengan yang ada di
Analisis berbasis big data dapat dilakukan pemberitaan sehingga worlcloud tersebut sesuai
untuk menilai sentimen masyarakat terhadap dengan denga fakta yang ada. Hal ini
perilaku sosial, khususnya dalam menggunakan menunjukkan bahwa selain mengkritik perilaku
transportasi umum, termasuk MRT. pengguna MRT yang tidak tertib, warganet
Masyarakat DKI Jakarta menyambut juga berharap pemerintah untuk terus
beroperasinya MRT dengan uji coba gratis di mensosialisasikan aturan-aturan agar
bulan 24 Maret 2019 yang diikuti 4000 orang. masyarakat pengguna MRT dapat tertib.
Antusiasme warga Jakarta pada hari pertama Hasil penelusuran selanjutnya, setelah
pembukaan komersil juga tetap sama besarnya viral tindakan tidak terpuji pengguna MRT,
yang ditandai dengan antrian tiket cukup pemberitaan masyarakat mengenai pengguna
panjang. Calon penumpang tersebut berdiri layanan MRT mulai menunjukkan bahwa
antri di loket tiket, baik di loket pembelian masyarakat pengguna MRT telah berubah
manual maupun di vending machine (tiket mengarah lebih baik dan tertib. Menelusuri
mesin). Perilaku pengguna MRT di Indonesia berita-berita di media online pada situs google
sejak uji coba gratis sampai pengoperasian trend, frekuensi banyaknya berita yang
secara komersial menjadi hal yang yang membahas mengenai MRT Jakarta mulai intens
menarik perhatian, baik di media massa maupun bermunculan pada Bulan Februari 2019 hingga
media online . Ujicoba awal MRT terlihat bahwa setelahnya, seperti yang terlihat pada grafik di
masyarakat tidak tertib seperti bergelantungan, Gambar 4, dengan puncak frekuensi terbanyak
menginjak kursi, makan lesehan, membuang terjadi pada 24-30 Maret 2019.
sampah sembarangan, dan tidak tertib antri
masuk, telah banyak membuat warganet geram
terlihat dari komentar-komentar di media cetak
dan media online. Selain media sosial,
150
Volume III No. 2
151
Volume III No. 2
ternyata efek berita ini cukup dapat merubah MRT tersebar jelas dan luas di berbagai
perilaku masyarakat pengguna MRT linimasa berita serta dapat disaksikan keluarga,
selanjutnya. Faktor pendorong utama teman, tetangga dan masyarakat secara global
perubahan ini adalah sanksi sosial yang masif dengan mudah.
ketika foto perilaku yang negatif di fasilitas
152
Volume III No. 2
Pada tahun 2020, dalam periode bulan mengangkat isu ini secara masif, sehingga hal
yang sama yaitu Januari – Mei 2020 atau 1 tersebut menjadi viral. Hasil analisis big data
(satu) tahun sejak MRT beroperasi, hasil menunjukkan bahwa ada perubahan perilaku
pemberitaan memperlihatkan bahwa MRT pengguna MRT Jakarta ke arah positif setelah
telah mampu mengubah perilaku masyarakat sebelumnya sentimen negatif dalam
(PT. MRT Jakarta, 2020). Setelah viralnya pemberitaan yang viral. Fenomena ini
pemberitaan negatif pengguna MRT Jakarta, menunjukkan bahwa untuk mengubah perilaku
masyarakat telah tertib dan disiplin dalam masyarakat untuk sadar akan tertib aturan
mematuhi aturan di MRT, seperti tidak memang membutuhkan waktu yang tidak
membuang sampah sembarangan di area instan. Hal yang patut diapresiasi adalah
stasiun, tertib saat di dalam MRT maupun saat ternyata peran media sangat signifikan dalam
keluar masuk MRT, serta tertib saat keluar perubahan yang terjadi di masyarakat.
stasiun melalui pintu yang sudah ditentukan. Pemerintah dan penyedia layanan MRT
disarankan melibatkan peran media yang lebih
IV. Kesimpulan dan Saran optimal sebagai social control karena terbukti
efektif dan efisien terhadap perilaku
Fenomena sosial yang terjadi saat masa
masyarakat.
uji coba MRT Jakarta yang ditemukan dari
berbagai sumber adalah terkait kesiapan
masyarakat dengan moda transportasi baru Daftar Pustaka
yang modern. Analisis berbasis big data dapat Alvin L. Betrand. (1980). Sosiologi, terjemahan:
dilakukan untuk menilai sentimen masyarakat Sanapiah S. F, Jakarta: Penerbit CV.
terhadap perilaku sosial, khususnya dalam Rajawali.
mengakses transportasi umum, termasuk MRT Aryasa, K. (2015). Big Data: Challenges and
ada hal-hal yang diperbolehkan maupun Opportunities. Disampaikan dalam
dilarang untuk dilakukan. Workshop Big data Puslitbang Aptika
Perilaku pengguna MRT pada masa awal dan IKP pda tanggal 19 Mei 2015.
uji coba yang semula negatif menjadi positif Puslitbang Aptika dan IKP.
dipengaruhi oleh kekuatan media ketika
153
Volume III No. 2
154
Volume III No. 2
155
Volume III No. 2
156