Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344732389

Analisis Perilaku Sosial Pengguna Moda Transportasi Perkotaan: Studi Kasus


Mass Rapid Transit (MRT) DKI Jakarta

Article · September 2020


DOI: 10.47266/bwp.v3i2.74

CITATIONS READS

0 71

2 authors:

Andi Setyo Pambudi Sri Hidayati


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
26 PUBLICATIONS   32 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Andi Setyo Pambudi on 18 June 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Perilaku Sosial Pengguna Moda
Transportasi Perkotaan: Studi Kasus Mass
Rapid Transit (MRT) DKI Jakarta
Andi Setyo Pambudi1 dan Sri Hidayati2

Afiliasi
1Kasubdit Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah Wilayah

IV, Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia


2Staf Direktorat Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah,

Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia

Korespondensi: andi.pambudi@bappenas.go.id

Abstrak

Setelah melalui proses panjang, pada bulan Maret 2019, warga Jakarta memiliki Mass
Rapid Transit (MRT) sebagai moda transportasi massal yang modern. Kehadiran MRT
yang direncanakan sejak Tahun 1986 diharapkan menjadi salah satu solusi mengatasi
kemacetan parah Jakarta yang seolah sulit ditangani. Permasalahan yang kemudian
muncul adalah perilaku penumpang MRT yang tidak siap dengan segala peraturan
yang harus dipenuhi dalam penggunaan MRT, sehingga ditemukan berbagai
pelanggaran peraturan. Tulisan ini berusaha menyajikan analisis tentang user attitudes
dan acceptability-nya sebelum dan sesudah kehadiran MRT berbasis studi literatur, big
data dan analisis deskriptif kualitatif. Studi ini juga diharapkan mampu memberikan
rekomendasi yang dapat diberikan dengan penekanan pada aspek sosial. Studi
dilakukan menggunakan big data dan data sekunder lainnya terkait perilaku
penumpang di dalam MRT dan fasilitasnya yang didapatkan dari berbagai sumber dan
hasil observasi. Hasil studi menggambarkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
saat uji coba MRT disebabkan oleh budaya dan kesiapan masyarakat dalam
menggunakan teknologi baru, serta pemberitaan MRT sejak1 (satu) tahun beroperasi
mampu mengubah perilaku masyarakat yang ditunjukkan melalui hasil analisis big data.

Keywords: MRT Jakarta, Perilaku Sosial, Big Data, Analisis Sentimen

Doi: https://doi.org/10.47266/bwp.v3i2.74 | halaman: 143-156


Dikirim pada: 22 Juli 2020. Diterima pada: 31 August 2020. Dipublikasikan pada: 07
September 2020

143
Volume III No. 2

I. Pendahuluan resmi Indonesia, jumlah penduduk Jakarta pada


Tahun 2015 adalah 10,18 juta orang (BPS
Salah satu upaya yang dilakukan oleh
Team, 2016), meningkat menjadi 10,28 juta
pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat
orang pada Tahun 2016 (BPS Team, 2017).
adalah dengan cara pembangunan.
Pada Tahun 2017, Kota Jakarta memiliki
Pembangunan juga harus berkelanjutan yang
penduduk 10,37 juta orang yang berarti bahwa
didapatkan dari pemahaman manusia terkait
selama dua tahun terakhir jumlah penduduk
penyelesaian masalah dunia (Sachs, 2015;
kota ini bertambah 269 orang per hari atau 11
Koengkan et al., 2020). Konsep pembangunan
orang per jam (BPS Team, 2018).
berkelanjutan berawal dari kesadaran manusia
Banyaknya jumlah penduduk ini
terhadap keberlanjutan lingkungan (Larasati,
berbanding lurus dengan banyaknya mobilitas
2016). Pembangunan berkelanjutan mencakup
sehari-hari dan meningkatnya kemacetan.
tiga pilar penting dalam pelaksanaannya, yaitu
Penyebab kemacetan di perkotaan salah satunya
ekonomi, sosial, dan lingkungan (Sutopo et al.,
adalah meningkatnya kecenderungan pemakai
2014). Pembangunan ekonomi adalah salah satu
jasa transportasi untuk menggunakan
bagian penting pembangunan yang menuju
kendaraan pribadi dibandingkan dengan
keberlanjutan efisiensi ekonomi, kesejahteraan,
kendaraan umum (Tamin, 2000). Perbaikan
dan pemerataan (Erwandari, 2017).
kondisi ekonomi dan mudahnya memiliki
Pengukuran capaian kualitas pembangunan
kendaraan pribadi mendorong peningkatan
dengan hanya berpatokan pada pertumbuhan
tingkat kepemilikan kendaraan tanpa diimbangi
ekonomi sudah pasti tidak cukup untuk
upaya peningkatan pelayanan transportasi
menggambarkan kondisi kesejahteraan
umum itu sendiri. Kurangnya minat masyarakat
seutuhnya (Sachs, 2015; Damayanti & Chamid,
menggunakan transportasi umum adalah
2016). Paradigma keberhasilan pembangunan
menyangkut lamanya waktu tempuh lama,
juga berpatokan pada indikator-indikator
sarana dan prasarana yang kurang memadai,
komposit yang bukan hanya mengukur dari sisi
jumlah penumpang yang melebihi kapasitas
material saja tetapi juga kemajuan-kemajuan
angkut, tingkat kenyamanan yang rendah, serta
yang terkait dengan sisi pembangunan manusia.
sistem jaringan yang kurang memadai (Wells,
Jakarta adalah ibukota negara Indonesia
1975; Tamin, 2000). Masyarakat menginginkan
yang memiliki segala daya tarik dan magnet
sarana transportasi yang ramah, aman, efektif
bagi penduduk dari berbagai latar suku bangsa
dan efisien yang sesuai dengan tuntutan
dan negara untuk beraktivitas didalamnya
mobilitas mereka. Oleh sebab itu, salah satu
(Yudhistira et al., 2018). Padatnya penduduk
langkah untuk mengubah gaya transportasi dari
Jakarta disebabkan kedudukan Jakarta sebagai
penggunaan kendaraan pribadi menjadi
pusat bisnis, politik, dan kebudayaan sehingga
pengguna transportasi umum adalah dengan
masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia
adanya sistem dan proyek pembangunan Mass
berdatangan ke Jakarta untuk mencari
Rapid Transit .
pekerjaan (Jones et al., 2016). Jakarta juga
Mass Rapid Transit (MRT) dipandang
dikelilingi beberapa wilayah penyangga
sebagai salah satu solusi untuk menjawab
disekitarnya yang terdiri dari Bogor, Depok,
masalah mobilitas penduduk dan masalah
Tangerang, dan Bekasi. Kota-kota tersebut
kemacetan di Jakarta. Pembangunan MRT ini
sebagian masyarakatnya bekerja di Jakarta
akan berkembang sebagai moda transportasi
sehingga menambah padatnya arus transportasi
baru dengan peningkatan kenyamanan dan
dan kemacetan di Jakarta. Berdasarkan data

144
Volume III No. 2

layanan menggunakan fasilitas bawah tanah Saat ini ada hampir 1 miliar kendaraan
yang lebih modern. Fasilitas sistem transportasi bermotor di dunia, jumlahnya terus bertambah
MRT ini sangat diperlukan di Kota Jakarta dengan cepat. Di Jepang sebagai produsen
sebagai akses ke pusat kota dan area Central mobil, penduduknya lebih memilih
Business District (CBD), menghubungkan menggunakan moda transportasi Mass Rapid
dengan moda transportasi Trans Jakarta yang Transit (MRT) yang pengunaannya lebih
jaringannya semakin meluas saat beroperasi, murah, mudah, dan cepat. Jepang memiliki salah
serta untuk membantu keadaan transportasi satu sistem kereta api terbaik di dunia.
saat ini di metropolitan Jakarta. Keunggulan Dibandingkan New York dan London, Jepang
transportasi ini daripada opsi lain untuk memiliki posisi tertinggi dalam penggunaan
mengatasi kemacetan adalah dapat mengangkut transportasi umum. Sekalipun Tokyo juga
penumpang dalam jumlah banyak dengan sebagai kota dengan kepemilikian kendaraan
waktu yang cepat, tidak menggunakan jaringan mobil tertinggi (Rogers et al., 2012). Hal ini
jalan raya, hemat bahan bakar minyak (BBM) menunjukkan ekspektasi masyarakat pada
dan dapat mengurangi tingkat polusi udara MRT di Jepang terpenuhi dengan baik
sehingga mendukung peningkatan kualitas sehingga MRT mampu menarik banyak
lingkungan. Pada bulan Maret 2019, Provinsi penumpang dan menjadi salah satu transportasi
DKI Jakarta telah mulai menggunakan Mass publik yang berhasil dalam mengatasi
Rapid Transit untuk pertama kalinya. Tahap permasalahan kebutuhan mobilitas
awal pembangunan MRT Jakarta ini bertujuan penduduknya. Keberhasilan Jepang tersebut
untuk layanan publik antara Pusat Kota seharusnya dapat menjadi stimulan dan
(Monas) dan Terminal Bus Suburban (Lebak pendorong bagi kota-kota di Asia seperti Hanoi,
Bulus) yang panjangnya sekitar 15 km dan Bangkok dan Jakarta dengan penggunaan
termasuk segmen elevated dan underground. kendaraan roda dua (motor) yang lebih tinggi
Permasalahan yang timbul setelah untuk mobilisasi agar mulai investasi ke
adanya moda transportasi ini adalah kesiapan pembangunan sistem MRT. Hal tersebut
warga Jakarta dan sekitarnya dalam bertujuan agar dapat memenuhi peningkatan
memanfaatkannya secara berkelanjutan. permintaan perjalanan penduduk dan untuk
Sebagai contoh adalah viralnya foto-foto di mengurangi penggunaan motor yang
pemberitaan nasional tentang pengguna MRT mendominasi perjalanan (Tuan, 2015).
yang bergelantungan, makan didalam area Pengenalan sistem MRT di daerah
MRT dan membuang sampah sembarangan perkotaan dapat dipandang sebagai pengenalan
serta berdiri di kursi MRT itu sendiri. Perilaku teknologi transportasi baru dari perspektif
penumpang yang tidak tertib di masa-masa pengguna angkutan umum yang harus
awal pengoperasian moda raya terpadu (MRT) diperhatikan dalam konteks penerimaan
ternyata bukan hanya terjadi di Jakarta, teknologi agar dapat memprediksi keberhasilan
melainkan juga di Singapura. Penduduk penggunaan MRT (Chen & Chao, 2011).
Singapura saat itu juga tidak disiplin saat awal Pemahaman tentang sikap dan perilaku
MRT beroperasi pada 1987 (Zhu & Liu, 2004). pengguna sebagai penumpang adalah hal yang
Hal yang menjadi perhatian adalah pada tahun diperlukan untuk pengembangan dari sistem
2019 ini ternyata perilaku sosial pengguna transportasi yang efektif agar mendorong
MRT di Jakarta tidak jauh berbeda seperti di penggunaan yang lebih efisien dari sistem
Singapura tahun 1987. transportasi umum perkotaan (Fatima &

145
Volume III No. 2

Kumar, 2014). Pilihan transportasi yang kualitas dan kaitan antara satu kejadian dengan
digunakan seseorang dipengaruhi oleh kejadian lainnya (Sukmadinata, 2011). Selain
beberapa faktor, seperti karakteristik individu itu, metode ini digunakan juga karena dalam
dan gaya hidup, jenis perjalanan, dan kinerja penelitian ini tidak perlakuan ataupun
layanan yang dirasakan dari masing-masing manipulasi yang diberikan pada variabel-
moda transportasi (Beirão & Cabral, 2007). variabel yang diteliti, tetapi hanya berusaha
Sangat penting memahami perilaku penumpang menggambarkan suatu kondisi telah terjadi
angkutan umum bagi pembuat kebijakan untuk tanpa suatu rekayasa. Selain itu, metode ini
menciptakan kebijakan yang ramah agar dapat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
menekan pertumbuhan kendaraan pribadi, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
karena tanpa memahami perilaku penumpang peraturan penggunaan MRT yang dilakukan
angkutan umum, kebijakan pemerintah akan penumpang pada masa uji coba.
berakhir menjadi sia-sia (Sumaedi et al., 2014). Analisis lain yang dilakukan dalam
Dalam rangka mengetahui kebijakan penelitian ini adalah sentiment analysis dengan
transportasi publik berhasil diterapkan, perlu memanfaatkan big data, yaitu merupakan proses
dilakukan survei terhadap user attitudes dan klasifikasi dokumen tekstual ke dalam beberapa
acceptability-nya sebelum dan sesudah kebijakan kelas seperti sentimen positif dan negatif serta
diterapkan (Bhattacharjee et al., 1997). Tulisan besarnya pengaruh dan manfaat dari sentiment
ini berusaha menyajikan analisis tentang user analysis tersebut (Nomleni et al., 2013). Software
attitudes dan acceptability-nya sebelum dan yang digunakan untuk mengolah big data adalah
sesudah kehadiran MRT berbasis studi R Studio. Pada penelitian ini dibahas sentimen
literatur, big data dan analisis deskriptif pemberitaan terkait MRT Jakarta berbasis
kualitatif. artikel online dan google trend. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana atensi
II. Metodologi masyarakat di Indonesia terhadap perilaku
pengguna MRT Jakarta yang dimiliki
Metode yang digunakan dalam studi ini
Indonesia periode Januari – Mei 2019 serta hal-
adalah studi literatur, analisis big data dan
hal yang dapat menjadi masukan bagi
analisis deskriptif kualitatif. Studi literatur
pengambil kebijakan terkait MRT ke depan.
digunakan untuk mengetahui hasil-hasil
Analisis dengan memanfaatkan big data juga
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
membahas pemberitaan pengguna MRT
tujuan pada penelitian ini. Selain itu, studi
diberbagai negara dibandingkan Indonesia dan
literatur juga dilakukan untuk mendapatkan
dampaknya terhadap perubahan perilaku.
data-data sekunder yang diperlukan pada
Analisis fenomena sosial berbasis big data juga
penelitian ini diantaranya yaitu big data
melihat pada periode saat terjadi pada rentang
pemberitaan tentang pengoperasian awal MRT
data analisis Januari – Mei 2020. Pada awal
di Jakarta dan setelahnya. Setelah data-data
tahun 2020, pemberitaan banyak mengulas
tersebut didapatkan, kemudian dilakukan
bagaimana perilaku masyarakat setelah 1 (satu)
pengolahan/analisis data dan penyajian data.
tahun MRT beroperasi.
Langkah selanjutnya adalah analisis
deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih karena
III. Hasil dan Pembahasan
data-data yang ada merupakan fenomena yang
terjadi saat awal pengoperasian MRT Jakarta 3.3. Penerapan Mass Rapid Transport
yang bersifat alamiah dan memperhatikan (MRT) di Jakarta

146
Volume III No. 2

Tahap awal pengoperasian MRT Jakarta resmi beroperasi untuk masyarakat umum.
yang dimulai sejak Maret 2019, disambut Terdapat beberapa strategi dalam pengenalan
dengan antusiasme 332.284 masyarakat MRT Jakarta. Selama satu minggu awal
(seminggu pertama operasi) terhadap adanya beroperasi, MRT Jakarta memberikan promosi
moda transportasi baru yang diharapkan akan gratis terhadap seluruh pengguna jasa. Setelah
menjadi salah satu solusi transportasi umum itu, mulai dari 1 April 2019 hingga 12 Mei 2019
yang nyaman, aman, cepat, dan tentunya lebih MRT Jakarta memberikan promosi diskon 50%
modern. Diperlukan adanya survei terhadap dari tarif normal kepada seluruh pengguna jasa.
perilaku pengguna dan penerimaan dari Selama periode 2019, MRT Jakarta mengalami
masyarakat, adanya pembangunan MRT di fluktuasi kenaikan dan penurunan pengguna
awal ini selain sebagai sarana transportasi juga jasa setiap bulannya. Di sepanjang tahun 2019
sebagai tempat berkunjung masyarakat yang pengguna jasa MRT tercatat mencapai
menunjukkan euphoria terhadap sesuatu yang 24.621.467 pengguna jasa dengan rata-rata
baru dan modern. Salah satu strategi untuk 89.645 pengguna jasa per hari.
mengetahui sejauh mana penerimaan Pilihan transportasi yang dipengaruhi
masyarakat terhadap MRT ini telah dilakukan faktor karakteristik individu dan gaya hidup,
pengelola MRT dengan membuka masa operasi nyatanya dapat berlaku sebaliknya (Beirão &
tak berbayar dalam periode tertentu dan Cabral, 2007). Menurut Stoner & Freeman
terbukti melebihi jumlah target 65.000 (1989), karakteristik individu adalah minat,
penumpang per hari. Rata-rata penumpang per sikap dan kebutuhan seseorang terhadap
hari adalah 89.645 orang (PT. MRT Jakarta, sesuatu. Sementara itu, gaya hidup didefinisikan
2020). sebagai pola hidup seseorang di dunia yang
Data dari PT. MRT Jakarta (2020), diekspresikan pada sebuah aktivitas, minat,
diketahui bahwa Tahun 2019 merupakan tahun serta opini dari orang tersebut (Kotler & Keller,
pertama layanan operasional MRT Jakarta. 2008)
Pada tanggal 24 Maret 2019, MRT Jakarta

Gambar 1. Jumlah Penumpang MRT Jakarta dan Rata-Rata Pengguna Jasa MRT Per Hari di
Setiap Bulan Tahun 2019
Sumber: PT. MRT Jakarta, 2020 (diolah)

147
Volume III No. 2

Pada tahun 2019, penumpang MRT dengan tidak menyediakan tempat sampah
Jakarta didominasi oleh pegawai kantor yang dalam MRT sebagai pola pembiasaan bagi
memang pada umumnya bekerja di daerah penumpang untuk menjaga kenyamanan dan
Sudirman- Thamrin sesuai dengan rute MRT kebersihan di dalam MRT. Hal ini didukung
yang tersedia saat ini. Hal ini dapat pula dengan tidak adanya para pedagang di
menunjukkan bahwa dengan adanya MRT sekitar stasiun dengan tujuan agar pembiasaan
dapat mempengaruhi gaya hidup. Misalnya, bagi perilaku pengunjung untuk menjaga
seorang pegawai kantor yang awalnya kenyamanan dan membudayakan stasiun MRT
menggunakan kendaraan pribadi atau yang modern.
kendaraan umum berbasis online mengubah pola
mobilisasinya menggunakan MRT. Hal ini 3.4. Analisis Deskriptif Kualitatif
dapat terjadi karena keberadaan MRT dapat
Kehadiran MRT yang dianggap sebagai
mempermudah aktivitas dan mobilisasi mereka
fasilitas dan teknologi baru yang belum pernah
untuk menuju tempat bekerja sehari-hari
ada sebelumnya di Indonesia, menjadikan MRT
dengan mempersingkat waktu tempuh dan
sebagai tujuan “wisata” baru untuk masyarakat
mengefisienkan biaya dibandingkan dengan
pada masa uji coba. Meskipun demikian, hal
menggunakan kendaraan pribadi atau
yang disayangkan adalah sikap beberapa
transportasi umum lainnya. Selain karena
pengguna MRT yang melanggar peraturan
kebutuhan menuju dan kembali dari tempat
pada masa uji coba tersebut seperti duduk-
kerja, MRT ini menjadi fasilitas mobilisasi
duduk di dalam stasiun, serta membawa
pegawai kantor pada jam istirahat, seperti
makanan dan minuman dari rumah untuk
ramainya Stasiun Blok M dan Bundaran HI
dimakan di stasiun (Fajri, 2019). Fenomena
pada jam istirahat tersebut. Maka dari itu,
tersebut terjadi karena perubahan teknologi
pilihan transportasi tidak hanya dipengaruhi,
yang ditawarkan MRT menuntut masyarakat
tetapi juga mempengaruhi karakteristik dan
untuk menerima hal-hal baru yang berkaitan
gaya hidup individu.
dengan tata tertib penggunaan fasilitas MRT.
Sebuah kebijakan hendaknya dapat
Hal yang terjadi pada masa uji coba adalah
memahami perilaku penumpang angkutan
sebagian orang belum dapat menerima
umum, dimana juga melihat dari perspektif dari
perubahan tersebut. Penentu utama
penyedia fasilitas MRT agar kebijakan dapat
akseptabilitas terhadap suatu teknologi baru
dipahami dan diberlakukan bersama. Dalam hal
adalah pengetahuan dan kesadaran, latar
ini, penumpang sebagai pengguna fasilitas
belakang sosiodemografi dan pengetahuan
MRT perlu diinformasikan dan
lingkungan (Thesen & Langhelle, 2008).
mengimplementasikan kebijakan yang berlaku
Perilaku masyarakat yang melanggar peraturan
agar sesama penumpang dapat menggunakan
penggunaan MRT, dapat terjadi karena faktor
fasilitas MRT dengan nyaman dan aman. Dari
kurangnya pengetahuan dan kesadaran dini
segi penyedia fasilitas pun perlu memahami
masyarakat tentang peraturan penggunaan
saran dari penumpang terhadap perbaikan atau
fasilitas umum tersebut. Padahal, pihak MRT
penyediaan fasilitas yang tepat-guna agar
telah mengeluarkan peraturan mengenai
perilaku penumpang dapat memenuhi kebijakan
larangan dan aturan ketika menggunakan MRT
yang berlaku. Misalnya, adanya kebijakan tidak
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.
diperkenankan makan dan minum di dalam
MRT. Penyedia fasilitas sudah berupaya

148
Volume III No. 2

menurunkan dan menaikkan penumpang,


sehingga hal tersebut membentuk kebiasaan
masyarakat untuk tidak antri di halte-halte
yang telah disediakan (Joewono & Kubota,
2006). Kebiasaan duduk-duduk di tempat yang
bukan fasilitasnya yang sudah sering terjadi
sebelumnya di fasilitas umum.
Perilaku tersebut juga disebabkan adanya
perbedaan kultur dan gaya hidup masyarakat
saat ini. Gaya hidup yang tidak disiplin, kultur
budaya yang cenderung menerima dan
memaklumi pelanggaran peraturan, serta
kesadaran hukum di Indonesia yang masih
rendah membuat pelanggaran-pelanggaran
semacamnya masih sering ditemukan
Gambar 2. Peraturan Penggunaan MRT (Hasibuan, 2016).
Jakarta Efektivitas hukum dalam masyarakat
Sumber: PT. MRT Jakarta, 2020 (diolah) ditentukan oleh berbagai faktor yaitu faktor
Dalam hal law enforcement, pihak MRT hukumnya sendiri, faktor penegak hukum,
telah berupaya menegakkan peraturan tersebut. faktor fasilitas, faktor kesadaran hukum
Upaya-upaya tersebut dilakukan salah satunya masyarakat, dan faktor budaya hukum
oleh petugas MRT dalam menjalankan tugas (Soekanto, 1977). Efektivitas hukum dapat
dan fungsinya telah berupaya untuk diartikan sebagai kemampuan hukum
menerapkan komunikasi dan sosialisasi sebagai menciptakan situasi seperti yang dikehendaki
bentuk proses dalam lingkungan sosialnya. oleh hukum. Dalam kenyataannya. hukum itu
Petugas telah mencoba untuk memberikan tidak hanya berfungsi sebagai sosial kontrol,
peringatan kepada penumpang yang melanggar tetapi dapat juga menjalankan fungsi
peraturan tersebut, namun karena keterbatasan perekayasaan sosial (Yudo & Tjandrasar, 2017)
kontrol petugas yang berjumlah kurang lebih
1000 orang pada masa uji coba yang tidak 3.5. Analisis Sentimen Berbasis Big Data
seimbang dengan jumlah penumpang uji coba
pada masanya sebanyak sekitar 90.000 Pengambilan keputusan yang baik pada
penumpang, upaya petugas tidak terlalu dasarnya didukung oleh data. Keuntungan yang
optimal dari sebuah data akan didapat oleh para
signifikan terhadap perubahan perilaku
pihak yang peka dengan perkembangan zaman
penumpang dalam menaati peraturan.
Selain itu, masyarakat masih belum untuk mampu mengolah data yang beragam,
memiliki kompleksitas tinggi serta volume yang
terbiasa dengan perbedaan fasilitas yang ada
pada MRT dibandingkan dengan moda besar atau yang biasa disebut dengan big data
transportasi lainnya. Kebiasaan tidak mematuhi (Sirait, 2016). Oleh karena itu, dalam beberapa
peraturan yang dianggap “ringan” juga tahun terakhir, big data dengan cepat mengubah
menjadikan pelanggaran-pelanggaran terjadi wajah ekonomi global sejalan dengan kecepatan
saat masa uji coba MRT. Sebagai contoh, moda pertumbuhan layanan analitik data berbasis
transportasi angkutan umum yang ada di jaringan (Tao, et al., 2019). Sejak meluasnya
Indonesia sebagian besar tidak tertib dalam hal penggunaan teknologi big data di Indonesia di

149
Volume III No. 2

sekitar tahun 2013, banyak sektor privat yang berdasarkan hasil penelusuran artikel online
telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk terkait perilaku pengguna MRT Jakarta juga
mengembangkan bisnisnya meskipun menunjukkan kumpulan kata-kata yang
penerapannya di sektor publik/pemerintahan menggambarkan hal tidak jauh berbeda dengan
tampaknya masih terbatas (Aryasa 2015; Sirait apa yang tersebar luas di media sosial.
2016). Berdasarkan hasil wordcloud tentang
perilaku pengguna MRT di Indonesia yang
dirangkum dari artikel-artikel online, dapat
diketahui apa yang sering menjadi
perbincangan dan pemberitaan warganet
terkait dengan MRT Jakarta. Berdasarkan
wordcloud tersebut, pengguna MRT sering
dihubungkan dengan “viral”, “gelantungan”,
“makan”, “injak”, “etika”, dan kata-kata
komentar negatif lainnya. Selain itu, warganet
Gambar 3. WordCloud Pemberitaan di Google juga sering mengaitkan pengguna MRT
News Terkait Perilaku Pengguna MRT Jakarta dengan kata “pemerintah”, “Jakarta”,
Sumber: Diolah dari Berbagai Judul Artikel di Google “pengamat”, “aturan”, “tertib”. Kondisi riil
News dengan Sofware Rstudio dilapangan sesuai dengan yang ada di
Analisis berbasis big data dapat dilakukan pemberitaan sehingga worlcloud tersebut sesuai
untuk menilai sentimen masyarakat terhadap dengan denga fakta yang ada. Hal ini
perilaku sosial, khususnya dalam menggunakan menunjukkan bahwa selain mengkritik perilaku
transportasi umum, termasuk MRT. pengguna MRT yang tidak tertib, warganet
Masyarakat DKI Jakarta menyambut juga berharap pemerintah untuk terus
beroperasinya MRT dengan uji coba gratis di mensosialisasikan aturan-aturan agar
bulan 24 Maret 2019 yang diikuti 4000 orang. masyarakat pengguna MRT dapat tertib.
Antusiasme warga Jakarta pada hari pertama Hasil penelusuran selanjutnya, setelah
pembukaan komersil juga tetap sama besarnya viral tindakan tidak terpuji pengguna MRT,
yang ditandai dengan antrian tiket cukup pemberitaan masyarakat mengenai pengguna
panjang. Calon penumpang tersebut berdiri layanan MRT mulai menunjukkan bahwa
antri di loket tiket, baik di loket pembelian masyarakat pengguna MRT telah berubah
manual maupun di vending machine (tiket mengarah lebih baik dan tertib. Menelusuri
mesin). Perilaku pengguna MRT di Indonesia berita-berita di media online pada situs google
sejak uji coba gratis sampai pengoperasian trend, frekuensi banyaknya berita yang
secara komersial menjadi hal yang yang membahas mengenai MRT Jakarta mulai intens
menarik perhatian, baik di media massa maupun bermunculan pada Bulan Februari 2019 hingga
media online . Ujicoba awal MRT terlihat bahwa setelahnya, seperti yang terlihat pada grafik di
masyarakat tidak tertib seperti bergelantungan, Gambar 4, dengan puncak frekuensi terbanyak
menginjak kursi, makan lesehan, membuang terjadi pada 24-30 Maret 2019.
sampah sembarangan, dan tidak tertib antri
masuk, telah banyak membuat warganet geram
terlihat dari komentar-komentar di media cetak
dan media online. Selain media sosial,

150
Volume III No. 2

Tabel 1. Jumlah Sentimen Pemberitaan


Terkait Perilaku Pengguna Moda
Transportasi Umum “MRT Jakarta” Pada Fase
Awal Operasi
Bulan Sentimen Pemberitaan Jumlah
Neutral 13
Januari Negative 3
Positive 6
Neutral 25
Februari Negative 5
Gambar 4. Pemberitaan di Indonesia Terkait Positive 22
MRT Jakarta Neutral 95
Sumber: Google Trend, 2019
Maret Negative 8
Kondisi perbaikan perilaku penumpang Positive 47
akibat dari viralnya perilaku-perilaku Neutral 18
melanggar peraturan menandakan bahwa April Negative 9
pengguna MRT mengetahui adanya berita- Positive 9
berita negatif tersebut. Hal ini sejalan dengan
Neutral 1
konsep perubahan sosial menurut Gillin &
Mei Negative 9
Gillin (1948) yaitu terjadi disebabkan adanya
perubahan di lingkungan, kebudayaan, Positive 9
penduduk, ideologi ataupun temuan-temuan Sumber: Hasil Analisis Big Data, 2019
baru di masyarakat. Ketika seseorang membuat
Kecenderungan naiknya sentimen negatif
penilaian dan keputusan tentang masalah yang
pada Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin
mereka tidak sadari, mereka bergantung pada
banyak penambahan penumpang MRT tiap
kepercayaan untuk menebus kurangnya
bulan, berbanding lurus dengan pemberitaan
informasi (Siegrist & Cvetkovich, 2000). Dalam
negatif tentang perilaku pengguna MRT di fase
hal perubahan perilaku masyarakat sebagai
awal operasinya. Selain itu, pemberitaan
pengguna MRT yang semula melanggar
tentang MRT Jakarta saat itu juga telah
banyak peraturan penggunaan MRT pada masa
menjadi perhatian dunia. Beberapa negara yang
awal uji coba dipengaruhi oleh kekuatan media
juga mengulas pemberitaan mengenai MRT
masa/media sosial dalam hal pengangkatan isu
Jakarta adalah Jepang, Belanda, Korea Selatan,
pelanggaran tata tertib penggunaan MRT,
dan Taiwan. Pemberitaan dan perbandingannya
sehingga hal tersebut menjadi viral dan sampai
dengan perilaku penumpang di Singapura yang
pada individu-individu masyarakat yang sempat
lebih tertib memicu aksi warganet Indonesia
menjadi pelanggar tata tertib tersebut. Sikap
untuk mengingatkan agar menjadi lebih baik
publik berubah karena pengalaman pribadi
karena ada sanksi sosial dalam masifnya berita
yang memberi pemahaman baru tentang
negatif, baik berita online maupun offline.
implikasi dari tuduhan untuk kesejahteraan
Setelah adanya pemberitaan viral dan
pribadinya sendiri (Winslott et al., 2009).
masif tentang perilaku pengguna MRT Jakarta
pada awal operasinya yang dinilai negatif,

151
Volume III No. 2

ternyata efek berita ini cukup dapat merubah MRT tersebar jelas dan luas di berbagai
perilaku masyarakat pengguna MRT linimasa berita serta dapat disaksikan keluarga,
selanjutnya. Faktor pendorong utama teman, tetangga dan masyarakat secara global
perubahan ini adalah sanksi sosial yang masif dengan mudah.
ketika foto perilaku yang negatif di fasilitas

Gambar 5. Pemberitaan di Dunia Terkait MRT Jakarta dan MRT Singapura


Sumber: Diolah dari Google Trend, 2019

Gambar 6. Pemberitaan di Dunia Terkait MRT Jakarta (Indonesia)


Sumber: Diolah dari Google Trend, 2019

152
Volume III No. 2

Gambar 7. WordCloud Pemberitaan Terkait MRT Jakarta di Tahun 2020


Sumber: Diolah dari Berbagai Judul Artikel di Google News dengan Sofware Rstudio

Pada tahun 2020, dalam periode bulan mengangkat isu ini secara masif, sehingga hal
yang sama yaitu Januari – Mei 2020 atau 1 tersebut menjadi viral. Hasil analisis big data
(satu) tahun sejak MRT beroperasi, hasil menunjukkan bahwa ada perubahan perilaku
pemberitaan memperlihatkan bahwa MRT pengguna MRT Jakarta ke arah positif setelah
telah mampu mengubah perilaku masyarakat sebelumnya sentimen negatif dalam
(PT. MRT Jakarta, 2020). Setelah viralnya pemberitaan yang viral. Fenomena ini
pemberitaan negatif pengguna MRT Jakarta, menunjukkan bahwa untuk mengubah perilaku
masyarakat telah tertib dan disiplin dalam masyarakat untuk sadar akan tertib aturan
mematuhi aturan di MRT, seperti tidak memang membutuhkan waktu yang tidak
membuang sampah sembarangan di area instan. Hal yang patut diapresiasi adalah
stasiun, tertib saat di dalam MRT maupun saat ternyata peran media sangat signifikan dalam
keluar masuk MRT, serta tertib saat keluar perubahan yang terjadi di masyarakat.
stasiun melalui pintu yang sudah ditentukan. Pemerintah dan penyedia layanan MRT
disarankan melibatkan peran media yang lebih
IV. Kesimpulan dan Saran optimal sebagai social control karena terbukti
efektif dan efisien terhadap perilaku
Fenomena sosial yang terjadi saat masa
masyarakat.
uji coba MRT Jakarta yang ditemukan dari
berbagai sumber adalah terkait kesiapan
masyarakat dengan moda transportasi baru Daftar Pustaka
yang modern. Analisis berbasis big data dapat Alvin L. Betrand. (1980). Sosiologi, terjemahan:
dilakukan untuk menilai sentimen masyarakat Sanapiah S. F, Jakarta: Penerbit CV.
terhadap perilaku sosial, khususnya dalam Rajawali.
mengakses transportasi umum, termasuk MRT Aryasa, K. (2015). Big Data: Challenges and
ada hal-hal yang diperbolehkan maupun Opportunities. Disampaikan dalam
dilarang untuk dilakukan. Workshop Big data Puslitbang Aptika
Perilaku pengguna MRT pada masa awal dan IKP pda tanggal 19 Mei 2015.
uji coba yang semula negatif menjadi positif Puslitbang Aptika dan IKP.
dipengaruhi oleh kekuatan media ketika

153
Volume III No. 2

Bhattacharjee, D., Haider, S.W., Tanaboriboon, Internasional. 5(3): 875-888. Submitted on


Y., & Sinha, K.C. (1997). Commuters Aug 9, 2017.
Attitudes Towards Travel Demand Fatima, E., & Kumar, R. (2014). Introduction of
Management in Bangkok. Journal of public bus transit in Indian cities.
Transport Policy. DOI: 10.1016/S0967- International Journal of Sustainable Built
070X(97)00004-8 Environment, 3(1), 27–34. DOI:
Beirão, G., & Cabral, J.A.S. (2007). https://doi.org/10.1016/j.ijsbe.2014.06.
Understanding attitudes towards public 001
transport and private car: A qualitative Gillin, J. L., & Gillin, J. P. (1948). Cultural
study. Journal of Transport Policy. sociology. McMillan, New York.
https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2007. Hasibuan, Zulkarnain. (2013). Kesadaran
04.009 Hukum dan Ketaatan Hukum
BPS Team. (2018). DKI Jakarta Dalam Angka Masyarakat Dewasa Ini. JUSTITIA:
Tahun 2017. Jakarta: Badan Pusat Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora, Vol 1,
Statistik. No 01 (2013)
BPS Team. (2017). DKI Jakarta Dalam Angka Joewono, T. B., & Kubota, H. (2006). Safety and
Tahun 2016. Jakarta: Badan Pusat Security Improvement in Public
Statistik. Transportation Based On Public
BPS Team. (2016). DKI Jakarta Dalam Angka Perception in Developing Countries.
Tahun 2015. Jakarta: Badan Pusat IATSS Research, 30(1), 86–
Statistik. 100. doi:10.1016/s0386-1112(14)60159-
Chen, C.F. & Chao, W.H. (2011). Habitual or x
reasoned? Using the theory of planned Jones, G.W., Rangkuti, Hasnani, Utomo, A.J, &
behavior, technology acceptance model, McDonald, P. (2016). Migration,
and habit to examine switching Ethnicity, and the Educational Gradient in
intentions toward public transit. Journal the Jakarta Mega-Urban Region: A Spatial
of Transportation Research Part F: Traffic Analysis. Bulletin of Indonesian Economic
Psychology and Studies.
Behaviour.https://doi.org/10.1016/j.trf. DOI: 10.1080/00074918.2015.1129050
2010.11.006 Koengkan, M., Fuinhas, J. A., & Santiago, R.
Damayanti, R. & Chamid, M.S. (2016). Analisis (2020). The relationship between CO2
Pola Hubungan PDRB dengan Faktor emissions, renewable and non-renewable
Pencemaran Lingkungan di Indonesia energy consumption, economic growth,
menggunakan Pendekatan and urbanisation in the Southern
Geographically Weighted Regression Common Market. Journal of
(GWR). Jurnal Seni dan Sains ITS Volume Environmental Economics and Policy, 1–
5 No. 1. 19. doi:10.1080/21606544.2019.1702902
DOI: 10.12962/j23373520.v5i1.14170
Erwandari, Nelti. (2017). Implementasi Kotler, P. & Keller, K.L. (2008). Manajemen
Sustanaible Development Goals (SDGs) Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga
dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Larasati, Kirana. (2016). Pengaruh Politik
di Provinsi Riau. eJournal Hubungan Ekologi Terhadap Pembangunan

154
Volume III No. 2

Berkelanjutan di Indonesia (Skripsi). Tamin, O.Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan


Medan: Universitas Sumatera Utara. Transportasi. ISBN 979-9299-10-1.
Nomleni, P., Hariadi, M., Purnama, I.K. (2013). Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sentiment Analysis Based Big Data. Tao, H., Bhuiyan, M.Z.A., Rahman, M.A.,
Seminar Nasional ke – 9: Rekayasa Wang, G., Wang, T., Ahmed, M.M., & Li,
Teknologi Industri dan Informasi. J. (2019). Economic Perspective Analysis of
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Protecting Big data Security and Privacy.
November Future Generation Computer
PT. MRT Jakarta. (2020). Laporan Tahunan Systems.doi:10.1016/j.future.2019.03.04
(Annual Report) MRT Jakarta 2019. 2
Jakarta: PT. MRT Jakarta Tuan, V. A.(2015). Mode Choice Behavior and
Rogers, P. P., Jalal, K. F., & Boyd, J. A. Modal Shift to Public Transport in
(2012). An introduction to sustainable Developing Countries: The Case of Hanoi
development. Routledge. City. Journal of the Eastern Asia Society for
Sachs, J. D. (2015). The Age of Sustainable Transportation
Development. Columbia University Press. Studies.https://doi.org/10.11175/easts.1
ISBN 978-0-231-17314-8. 1.473
Sirait, Emyana Ruth Eritha. 2016. Wells G.R. (1975). Comprehensive Transport
Implementation of Big data Technology In Planning. London: Charles Griffin dan
Government Institutions In Indonesia. Company Ltd.
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika. Yudhistira, M.H., Indriyani, W., Pratama, A.P.,
DOI: 10.17933/jppi.2016.060201 Sofiandi, Y., & Kurniawan, Y. R.
Soekanto, S. (1977). Kesadaran hukum dan (2018). Transportation network and
kepatuhan hukum. Jurnal Hukum dan changes in urban structure: Evidence
Pembangunan, 7(6), 462-470. from the Jakarta Metropolitan Area.
Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Journal of Research in Transportation
Pendidikan. Bandung: Remaja Economics. DOI:
Rosadakarya. 10.1016/j.retrec.2018.12.003
Sumaedi, S., Bakti, M.Y., Astrini, N.J., Siegrist, M., & Cvetkovich, G. (2000).
Rakhmawati, T., Widianti, T., & Yarmen, Perception of hazards: The role of social
M. (2014). Public Transport Passengers trust and knowledge. Risk analysis, 20(5),
Behavioural Intentions: Paratransit in 713-720.
Jabodetabek–Indonesia. ISBN 978-981- Stoner, J.A.F. & Freeman, R.E. (1989).
4585-24-8. Springer Science dan Management. Fourth Edition. New Jersey:
Business Media. Prentice-Hall, Inc.
Sutopo, A., Arthati, Fitriana, F., Rahmi, Winslott-Hiselius, L., Brundell-Freij, K.,
Anzalika, U .(2014). Kajian Indikator Vagland, Å., & Byström, C. (2009). The
Lintas Sektor: Kajian Indikator Sustainable development of public attitudes towards
Development Goals (SDGs). Nomor the Stockholm congestion trial.
Katalog : 3102020. Nomor Publikasi Transportation Research Part A: Policy and
: 07330.1413.Jakarta: Badan Pusat Practice, 43(3), 269–
Statistik. 282. doi:10.1016/j.tra.2008.09.006

155
Volume III No. 2

Yudho, W., & Tjandrasari, H.


(2017). Efektivitas Hukum Dalam
Masyarakat. Jurnal Hukum &
Pembangunan, 17(1),
57. doi:10.21143/jhp.vol17.no1.1227
Zhu, X., & Liu, S. (2004). Analysis of the impact
of the MRT system on accessibility in
Singapore using an integrated GIS tool.
Journal of Transport Geography, 12(2), 89–
101. doi:10.1016/j.jtrangeo.2003.10.003

156

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai