Anda di halaman 1dari 7

Program Kreativitas Mahasiswa

Gagasan Futuristik Tertulis


2023

PENGGUNAAN SISTEM DINAMIK


DALAM MANAJEMEN TRANSPORTASI UNTUK
MENGATASI KEMACETAN DI DAERAH PERKOTAAN
Diusulkan Oleh:
Jhosua Bastian Salossa - 2702271530
Ruben Rusianto - 2702234176
Deryl Hubert de Wanna - 2702267634
Vincent Wibowo - 2702271594

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA


JAKARTA
2023
1. Latar Belakang
Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah penduduk yang relatif padat. Jakarta
juga dikenal sebagai kota dengan perlalulintasan tinggi karena banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang
melintas di wilayah tersebut. Salah satu Negara yang memiliki 38 provinsi dengan 17.508 pulau di
dalamnya, kota Jakarta merupakan kota berkembang yang masih memiliki banyak masalah yang perlu
diselesaikan. Menurut Oswar Mungkasa (2020), Jakarta mengalami kemacetan, kebanjiran dan lain
sebagainya.
Seiring perkembangan kota, teknologi dari masa ke masa semakin canggih sehingga banyak konsumen
yang ingin mendapatkan suatu barang secara instan. Selain itu, dengan datangnya era baru yang mulai
bermunculan seperti transportasi dengan didukung sistem transportasi yang mengedepankan teknologi
masa kini menyebabkan pertumbuhan ekonomi serta cara pandang masyarakat di Ibukota pada lalu lintas
prasarana jalan selalu ingin berinteraksi. Artinya, transportasi darat memiliki peranan penting dalam
kebutuhan akomodasi. Seperti misalnya, mobil pribadi maupun angkutan umum dan perkeretaapian yang
cenderung mendapat cemoohan dari setiap lapisan masyarakat. Masalah tersebut merupakan masalah
dalam sistem kendaraan operasional transportasi.
Keadaan lalu lintas pada kota Jakarta merupakan prasarana bagi sarana yang melintas, lalu lintas itu
sendiri dapat disebut sebagai jalan raya dan jalan umum yang diperuntukkan oleh kendaraan sehingga
kendaraan tersebut dapat mencapai tempat tujuan dengan lebih mudah. Menurut Oswar Mungkasa (2020),
kepadatan lalu lintas atau yang sering disebut kemacetan lalu lintas dalam berkendara, merupakan suatu
masalah pada ruas jalan tertentu yang salah satunya disebabkan oleh para pengendara itu sendiri.
Sehubungan dengan perencanaan transportasi dalam berlalu lintas ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab kasus terutama pada kemacetan lalu lintas. Salah satu penyebab terjadinya kasus tersebut adalah
peningkatan dari volume kendaraan yang terjadi tiap tahun, kejadian tersebut tidak diimbangi dengan
prasarana yang tersedia maka akibatnya kapasitas jalan yang ada hanya menjadi patokan semata dalam
berkendara. Artinya, kendaraan yang melintas hanya memerlukan sedikit keadilan yaitu berupa jalan raya
atau jalan umum tidak hanya pembangunan-pembangunan infrastruktur diperluas namun tidak dirawat
akibatnya mangkrak. Menurut Wohl (1984), kemacetan yang terjadi disebabkan apabila kapasitas jalan
dengan jumlah pemakai jalan tidak sebanding. Kerugian yang dirasakan oleh masyarakat banyak
khususnya si pemakai jalan adalah waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama dari biasanya.
Pendekatan sistem dinamik adalah pendekatan yang bersifat makro yang didukung oleh pendekatan
mikro dengan 4 tahap pemodelan transportasi, yaitu bangkitkan dan tarikan, distribusi, pemilihan moda,
serta pembebanan lalu lintas atau pemilihan rute. Dengan menggunakan sistem ini, tingkat kemacetan di
ibukota Indonesia dapat diturunkan jika diimplementasikan dengan benar.
Gambar 1: Visualisasi tingkat kemacetan di kota Jakarta saat jam sibuk.
Sumber: news.republika.co.id

2. Tujuan
PKM berikut bertujuan untuk menjelaskan kegunaan dan kekurangan dari sistem dinamik.
Menggunakan sistem dinamik dan pemodelan untuk mengestimasi cara terbaik mengurangi kemacetan.
Juga, memberikan saran/solusi untuk memperlancar kemacetan yang terjadi di ibu kota ,Indonesia.

2.1. Pemicu Gagasan


Kemacetan di ibu kota Indonesia, yakni Jakarta, terus meningkat setiap tahun sejak awal abad 21
sampai kini. Penyebab terjadinya kasus tersebut adalah peningkatan dari volume kendaraan yang
terjadi tiap tahun, kejadian tersebut tidak diimbangi dengan prasarana yang tersedia seperti luas ruas
jalan. Maka akibatnya kapasitas jalan yang ada hanya menjadi patokan semata dalam berkendara.
Kemudian, kepadatan pada jalan lalu lintas mengefek semua orang, apapun profesinya, dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. oleh karena itu, dengan mengurangi parahnya kemacetan lalu lintas,
kita menjadi lebih efektif dalam melakukan pekerjaan kita.

Gambar 2: Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dari tahun 2017 sampai dengan
2021.
Sumber: databoks.katadata.co.id
2.2. Saran dan Solusi
Ide pertama adalah penggunaan sistem dinamik lalu lintas dengan tujuan mengurangi tingkat
kemacetan di Jakarta. Kedua, memberi kritik serta saran terhadap sistem lalu lintas yang berlaku.
Ketiga, memperluas ruas jalan dengan tujuan melancarkan gerak kendaraan publik dan pribadi
serta memudahkan penerapan dan pelaksanaan sistem dinamik.

2.2.1. Sistem Dinamik


Pada sistem dinamik, dipakai pemodelan untuk mengestimasi kebutuhan ruang gerak, dengan
variabel-variabel pemodelan harus ditentukan terlebih dahulu. Tujuan dari penentuan variabel
adalah supaya hasil dari target sesuai dengan apa yang ingin dinilai dan analisis. Kemudian, pada
pemodelan tersebut terdapat juga submodel yang fokus pada beberapa aspek variabel dan dapat
digabungkan dengan submodel lain sehingga hasil lebih kompleks dan pasti. Pada model-model,
Terdapat hubungan negatif (loop negatif) serta hubungan positif (loop positif). Hubungan negatif
merupakan hubungan terbalik, yang berarti peningkatan pada satu variabel akan mengurangi
variabel yang lain. Sedangkan loop positif merupakan hubungan yang berbanding lurus, yang
berarti peningkatan satu variabel akan mengakibatkan peningkatan pada variabel yang lainnya.

2.2.2. Submodel Transportasi


Submodel ini menjelaskan ukuran kenyamanan dan kemudahan suatu lokasi lahan guna
berinteraksi dengan guna lahan lainnya. Perubahan penggunaan lahan kota dipengaruhi oleh
adanya perubahan pada aksesibilitas untuk mencapai suatu lokasi yang dituju. Bila akses
transportasi ke suatu lokasi lahan diperbaiki, maka lahan tersebut akan lebih menarik investasi
sehingga perkembangannya akan lebih cepat. Jadi jika aksesibilitas suatu lokasi lahan meningkat,
perubahan yang terjadi pada lahan tersebut akan semakin cepat.

Causal Loop submodel transportasi


Sumber: Jurnal Wiyono S. “Penggunaan Sistem Dinamik Dalam Manajemen Transportasi Untuk Mengatasi
Kemacetan di Daerah Perkotaan”
2.2.3. Submodel Populasi
Submodel populasi menjelaskan variabel apa sajakah yang mempengaruhi jumlah penduduk
suatu tempat. Variabel tersebut adalah faktor pertumbuhan alami dan migrasi penduduk, submodel
populasi dan proses distribusi penduduk. Perubahan populasi dipengaruhi oleh jumlah kelahiran,
kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar.

Causal Loop submodel populasi


Sumber: Jurnal Wiyono S. “Penggunaan Sistem Dinamik Dalam Manajemen Transportasi Untuk Mengatasi
Kemacetan di Daerah Perkotaan”

No. Causal Loop Variabel yang mempengaruhi Ruas jalan

1. Submodel Transportasi ● Jarak Tempuh


● Volume Kendaraan pada waktu puncak
● Tingkat Pelayanan jalan
● Aksesibilitas

2. Submodel Populasi ● Jumlah Kematian


● Jumlah Kelahiran
● Migrasi Keluar
● Migrasi Masuk
2.3. Pihak-Pihak
1. Pemerintah
Berperan untuk menerapkan dan mengawasi sistem dinamik yang diterapkan. Serta, membantu
menyediakan dana untuk merealisasikan program tersebut.

2. Masyarakat
Berperan untuk menjalankan dan memelihara sistem dinamik ketika diterapkan secara tertib.

3. Penyedia jasa konstruksi


Penyedia jasa konstruksi berperan untuk menggunakan sistem dinamik dalam manajemen
transportasi guna untuk membantu mengatasi kemacetan dalam kota

2.4. Strategi
Cara mengaktualisasikan data-data yang dihasilkan sistem dinamik, dibutuhkan
langkah-langkah demi mengimplementasi adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Kumpulkan informasi transportasi untuk memahami pola lalu lintas,
titik kemacetan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas.
2. Optimasi Jalur Manfaatkan algoritma optimasi jalur untuk mengalokasikan lalu lintas
secara efisien dan menghindari daerah kemacetan yang dikenal.
3. Sistem Manajemen Lalu Lintas yang Adaptif Implementasikan sistem lampu lalu lintas
yang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lalu lintas secara dinamis, mengoptimalkan
aliran kendaraan dan mengurangi kemacetan.
4. Teknologi Informasi dalam Transportasi (ITS) memanfaatkan teknologi informasi untuk
mengintegrasikan berbagai mode transportasi, memberikan informasi real-time kepada
pengguna, dan meningkatkan efisiensi transportasi secara keseluruhan.
5. Peningkatan Transportasi Publik Tingkatkan kualitas dan ketersediaan transportasi publik
untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan dan mendorong mobilitas
berkelanjutan.
6. Evaluasi dan pembaruan pantau terus kinerja sistem dinamik, perbarui model berdasarkan
data terkini, dan evaluasi efektivitas langkah-langkah strategis yang diambil.

3. Kesimpulan
Berdasarkan pemodelan sistem dinamis, mengurangi kemacetan untuk meningkatkan aktivitas dan
mobilitas masyarakat dibutuhkan ruang gerak yang lebih besar. Pemodelan tersebut dapat memperkirakan
seberapa banyak ruang gerak, atau ruas jalan, yang dibutuhkan.

4. Referensi
SOURCE:file (ui.ac.id),
- Rini, C.L. (2013). 9 Penyebab Kemacetan Di
Jakarta.https://news.republika.co.id/berita/my13jf/ini-9-penyebab-kemacetan-di-jakarta. Diakses
pada 4 Oktober 2023
- Mungkasa, O. (2020) Jakarta: Masalah dan Solusi. (PDF) Jakarta: Masalah dan Solusi
(researchgate.net)
- Wohl, M., & Hendrikson C, 1984, Transportation Investment Pricing Principles: An Introduction
for Engineers Planners and Economists, New York, John Wiley &Sons.

Anda mungkin juga menyukai