Anda di halaman 1dari 8

Studi Penyebab Penurunan Demand Penumpang Angkutan Umum Mikrolet

di Kota Surabaya
(Studi Kasus Mikrolet Lyn-X)
Deny Purwa Indarsa, Anak Agung Gde Kartika
Jurusan Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Rungkut Asri Utara XI nomor 20 Surabaya
Tel : 031-8701714
Email :indarsa_28@yahoo.com

Abstrak— Angkutan umum (mikrolet) merupakan Kebutuhan angkutan umum sangat diperlukan
salah satu moda transportasi yang sangat penting dan khususnya di wilayah perkotaan, hal ini dikarenakan
sangat diperlukan keberadaannya di kawasan perkotaan. wilayah perkotaan pada umumnya sangat padat sehingga
Mempertahankan keberadaan mikrolet sebagai sarana mempunyai mobilitas hidup yang tinggi dalam
transportasi perkotaan menjadi suatu kewajiban yang
kegiatannya sehari-hari [2]. Tantangan yang dihadapi
harus dipenuhi oleh pemerintah kota terutama Pemerintah
Kota Surabaya. Pada masa sekarang ini, angkutan umum dalam pengoperasian angkutan umum pada saat ini
(mikrolet) lebih cenderung ditinggalkan oleh masyarakat, adalah upaya untuk mempertahankan penumpang yang
hal ini tidak terlepas dari minimnya tingkat pelayanan sudah ada dan bagaimana menarik penumpang baru. Hal
yang diberikan oleh operator angkutan umum kepada tersebut berarti bahwa operator angkutan umum harus
masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan umum mampu mempertahankan kualitas pelayanan yang
(mikrolet) tersebut. Trayek lyn-X dipilih sebagai sampel dimilikinya [3].
dalam studi ini karena merupakan salah satu trayek yang Kualitas layanan secara langsung berhubungan
masuk dan mangkal di terminal Joyoboyo sebagai salah dengan kepuasan pelanggan dan pada akhirnya akan
satu terminal besar di Surabaya. Metode yang digunakan
menentukan penggunaan pelanggan dan keberlanjutan
dalam penelitian ini adalah metode survey kepada mantan
pengguna dan juga operator mikrolet dan survey sekunder finansial. Apabila kualitas pelayanan yang diberikan
dilakukan kepada Dinas ataupun Instansi terkait. Dalam oleh operator dalam tingkat rendah maka tingkat
tahapan analisa, digunakan metode severity index untuk kepuasan yang dirasakan oleh pengguna akan berkurang
mengetahui kepuasan masyarakat terhadap kinerja [4]. Sedangkan sebaliknya, jika kualitas pelayanan yang
operator mikrolet dan Uji Anova tentang adanya diberikan dalam tingkatan yang tinggi maka tingkat
perbedaan (penurunan) jumlah penumpang dari tahun ke kepuasan yang dirasakan oleh pengguna akan
tahun dan metode Importance Performance Analysis (IPA) meningkat. Peningkatan kualitas pelayanan secara
untuk mengetahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh keseluruhan dapat meningkatkan kepuasan pengguna
dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kinerja
[5].
mikrolet. Hasil penelitian menyatakan bahwa mantan
pengguna Mikrolet Lyn-X merasa tidak puas terhadap Pada masa sekarang ini, angkutan umum (mikrolet)
kinerja mikrolet terkait dengan waktu tunggu penumpang, lebih cenderung ditinggalkan oleh masyarakat terutama
headway dan ketepatan jadwal perjalanan, sedangkan yang berada di kota-kota besar. Hal ini tidak terlepas
mereka merasa puas akan keterjangkauan tarif dan dari minimnya tingkat pelayanan yang diberikan oleh
kompetensi pengemudi. Rata-rata jumlah penumpang operator angkutan umum kepada masyarakat sebagai
mikrolet antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 pengguna jasa angkutan umum (mikrolet) tersebut.
terjadi perbedaan setiap tahunnya yang mengalami Pengguna atau dalam hal ini adalah masyarakat memilih
penurunan. Besar penurunan yang terjadi antara tahun angkutan publik berdasarkan persepsi yang dimilikinya
2005 sampai dengan tahun 2010 adalah 128.431 orang
terhadap angkutan umum tersebut dan juga berdasarkan
dengan rata-rata 21.405 orang per tahun yang
meninggalkan Mikrolet Lyn-X. Adapun faktor-faktor alternatif pilihan angkutan publik yang tersedia.
pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya Penjelasan mengenai pelayanan angkutan umum yang
penurunan jumlah penumpang Mikrolet Lyn-X menurut buruk dilihat dari berbagai faktor antara lain [6] : (1)
analisis kuadran Importance Performance Analysis antara Tingkat pelayanan yang rendah, ditunjukkan dengan
lain ketersediaan jadwal, ketepatan jadwal, waktu tunggu, waktu tunggu yang tinggi, lama waktu perjalanan,
headway dan kenyamanan udara. kurangnya kenyamanan dan keamanan dalam angkutan
umum. (2) Tingkat aksesibilitas rendah, ditunjukkan
Kata Kunci : Persepsi, Penurunan Penumpang, dengan masih banyaknya bagian dari kawasan perkotaan
Mikrolet, Kota Surabaya, severity index, Uji Anova,
yang belum dilayani oleh angkutan umum dan juga rasio
Importance Performance Analysis (IPA)
panjang jalan di perkotaan masih di bawah 70%. (3)
I. PENDAHULUAN Biaya tinggi, terjadi sebagai dampak dari minimnya
aksesibilitas dan kurang baiknya jaringan pelayanan
Permasalahan kemacetan yang sering terjadi di kota-
angkutan umum yang mengakibatkan pengguna harus
kota besar biasanya terjadi sebagai akibat dari kebutuhan
beberapa kali pindah angkutan untuk mencapai tujuan
transportasi lebih besar dibandingkan dengan prasarana
perjalanan.
transportasi yang tersedia. Terdapat kecenderungan
Dalam kaitannya dengan penurunan jumlah
bahwa semakin berkembangnya suatu kota maka akan
penumpang angkutan umum dan semakin bertambahnya
semakin berkembang pula permasalahan yang terjadi di
pengguna kendaraan bermotor pribadi, telah dilakukan
kota tersebut [1].
penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan di
A-45
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
beberapa kota besar di Indonesia. Data Polda Metro operasional mikrolet lyn-X yang meliputi ijin
Jaya menunjukkan bahwa rata-rata jumlah penambahan operasional dan ijin trayek merupakan wewenang Dinas
mobil baru setiap harinya adalah 250 unit, sedangkan Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya
untuk sepeda motor, rata-rata penambahannya adalah (Dishub dan LLAJR) Propinsi Jawa Timur, sedangkan
1.250 unit per harinya [7]. Permasalahan yang dihadapi pengawasan operasional di lapangan menjadi wewenang
oleh angkutan kota di Kota Bandung di antaranya Dinas Perhubungan Kota Surabaya UPTD Terminal
terjadinya penurunan penumpang, naiknya biaya Joyoboyo.
operasional kendaraan dan kesenjangan perolehan Survey wawancara yang dilakukan dalam studi ini
penumpang antar rute [8]. Penurunan jumlah terbagi menjadi 2 (dua) macam responden, yaitu survey
penumpang diakibatkan oleh semakin tingginya pengguna dimana respondennya adalah mantan
kepemilikan kendaraan pribadi. Kondisi yang sama juga pengguna mikrolet atau masyarakat kota Surabaya dan
dialami oleh angkutan umum di Kota Surabaya. Kendati survey operator dimana respondennya adalah sopir
sudah banyak angkutan kota di sudut perkotaan tetapi ataupun pemilik armada mikrolet dengan bentuk
kondisi angkutan umum tersebut sudah termasuk dalam kuesioner kombinasi antara isian dan pilihan. Metode
kategori tidak layak pakai. Hal ini semakin diperparah penyebaran kuesioner adalah bertemu langsung dan
dengan kurangnya kenyamanan dan rasa aman (terhadap wawancara kepada responden. Wawancara bisa
kriminalitas) ketika menggunakan moda angkutan umum menggunakan metode Snow Ball Sampling dimana
tersebut. responden yang sudah diwawancara sebelumnya
Pada Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2007, merekomendasikan saudara atau kerabat yang sudah
berdasarkan data statistik yang tercantum dalam meninggalkan mikrolet lyn-X dan lebih sering
Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, menyebutkan menggunakan kendaraan pribadi untuk menjadi
bahwa jumlah penumpang yang datang dan berangkat responden selanjutnya. Sedangkan wawancara terhadap
melalui terminal Joyoboyo mengalami penurunan yang sopir atau operator mikrolet lyn-X dapat dilakukan di
cukup signifikan. Jumlah penumpang yang datang di terminal, ORGALEX atau pangkalan para sopir atau
terminal Joyoboyo pada Tahun 2007 mengalami operator mikrolet lyn-X tersebut.
penurunan sebesar 44% dibandingkan Tahun 2006, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sopir
sedangkan untuk penumpang yang berangkat mengalami ataupun pemilik armada mikrolet lyn-X dan mantan
penurunan sebesar 20%. Selanjutnya, jumlah angkutan pengguna mikrolet lyn-X dalam kuisioner berbeda.
umum (mikrolet) yang masuk dan keluar pada Tahun Metode pengambilan sample dilaksanakan dengan
2007 mengalami penurunan sekitar 33% dibandingkan Metode Simple Random Sampling. Cara ini digunakan
jumlah pada Tahun 2006. Data statistik ini memperkuat pada populasi yang homogen. Karena diharapkan nilai-
dugaan bahwa penurunan penumpang memang terjadi di nilai atau skor yang diperoleh distribusinya mengikuti
Kota Surabaya. Sebagai trayek tinjauan untuk studi ini distribusi normal, maka sampel yang diperlukan > 30
dipilih mikrolet lyn-X. Trayek ini dipilih karena trayek kasus. Dalam analisis statistik, sampel yang tergolong
ini merupakan salah satu trayek yang masuk dan sampel besar yang distribusinya normal adalah sampel
mangkal di dalam terminal Joyoboyo. yang jumlahnya > 30 kasus yang diambil secara random
Berdasarkan uraian yang tersebut di atas, dapat [9].
diindikasikan bahwa permasalahan angkutan umum di
beberapa kota besar di Indonesia hampir sama, yaitu Metode Analisis Data Tujuan ke-1.
rendahnya tingkat pelayanan yang diberikan oleh Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi dan Tingkat
pemerintah dan operator angkutan umum kepada Pelayanan Angkutan Umum
masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat lebih Analisis yang digunakan untuk mengetahui persepsi
cenderung memilih kendaraan pribadi dan meninggalkan masyarakat terhadap kondisi dan tingkat pelayanan
angkutan umum. Oleh karenanya, dengan dilakukannya angkutan umum pada penelitian ini yaitu perhitungan
penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana nilai probabilitas persepsi kinerja yang diperoleh dengan
persepsi masyarakat kota Surabaya tentang kondisi dan menggunakan Severity Index yang dihitung berdasarkan
tingkat pelayanan angkutan umum (mikrolet) yang hasil jawaban dari responden. Severity index dapat
beroperasi di kota Surabaya, khususnya mikrolet Lyn-X. menggabungkan persepsi dari responden penelitian.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui Severity Index lebih baik digunakan dibandingkan
seberapa besar penurunan jumlah penumpang angkutan dengan menggunakan Nilai Mean dan Metode Variance.
umum (mikrolet) di Kota Surabaya dan faktor-faktor apa Hal ini disebabkan karena hasil yang dikeluarkan oleh
saja yang mempengaruhi penurunan jumlah penumpang Severity Index lebih akurat dan konsisten terhadap
angkutan umum (mikrolet) di Kota Surabaya. jawaban dari responden. Hasil yang dikeluarkan oleh
severity index berupa persentase. Semakin tinggi
II. METODE persentase suatu variabel maka semakin berpengaruh
variabel tersebut. Rangking dari faktor-faktor kinerja
Studi ini dilakukan di dua wilayah administrasi yaitu
dapat digunakan untuk memberikan gambaran atau
kota Surabaya dan kabupaten Sidoarjo. Hal ini
penjelasan dari hasil penelitian.
dikarenakan trayek mikrolet lyn-X melewati dua wilayah
administrasi yang berbeda. Rute terminal Joyoboyo
Metode Analisis Data Tujuan ke-2.
sampai dengan Bundaran Waru merupakan wilayah
Besarnya Penurunan Penumpang Angkutan Umum
administrasi kota Surabaya sedangkan Bundaran Waru
Sebelum menganalisa besarnya perubahan jumlah
sampai dengan Tambak Sawah merupakan wilayah
penumpang angkutan umum terlebih dahulu dilakukan
administrasi kabupaten Sidoarjo. Pengawasan
A-46 ISBN : 978-979-18342-3-0
uji beda untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang 5. Melakukan evaluasi terhadap masing-masing faktor
signifikan antara jumlah penumpang dari tahun ke tahun, sesuai dengan kuadran masing-masing.
dalam penelitian ini digunakan data jumlah penumpang,
besarnya pendapatan dan jumlah rit per harinya yang
diakumulasikan dalam satu tahun yang dianalisis Tahapan Pelaksanaan Penelitian
menggunakan Uji One Way Anova yang merupakan Untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan diatas, telah disusun tahapan-tahapan atau tata urutan
rata-rata antara beberapa kelompok data atau pengerjaan penelitian ini. Adapun tahapan pengerjaan
menghasilkan analisis variansi satu arah untuk variabel penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir berikut :
dependen dengan tipe data kuantitatif dengan sebuah
variabel independen sebagai variabel faktor. Prosedur MULAI

One way Anova adalah Analisis Varian dengan satu


variabel indepeden yang digunakan untuk menguji STUDI
LITERATUR
STUDI AWAL
KONDISI LAPANGAN
hipotesis kesamaan rata-rata antara dua grup atau lebih
(tidak berbeda secara signifikan). KM No.84 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di
IDENTIFIKASI
MASALAH
Jalan Dengan Kendaraan Umum
KM No.35 Tahun 2003
Hipotesis Annova : Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di PENYUSUNAN
Jalan Dengan Kendaraan Umum KUISIONER
H0 : Rata-Rata Jumlah Penumpang Dari Tahun 2005 – NOT OK

2010 adalah sama SURVEY Uji Validitas


dan
PENDAHULUAN
H1 : Rata-Rata Jumlah Penumpang Dari Tahun 2005 – Reliabilitas

2010 adalah tidak sama (ada perbedaan) SURVEY


OK

Kriteria pengujian dan pengambilan keputusan : WAWANCARA

1. Jika Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi tertentu, DATA PRIMER
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Keputusan : rata- Wawancara dan Kuisioner Kepada :
1. Masyarakat Mantan Pengguna Angkutan Umum
rata skor faktor tidak identik (berbeda secara 2. Sopir / Operator Mikrolet

signifikan).
ANALISIS DATA
2. Jika Fhitung ≤ Ftabel pada taraf signifikansi tertentu, 1. Severity Index (SI)
2. One Way Anova dan Deskriptif
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Keputusan : rata- 3. Metode Importance Performance Analysis (IPA)

rata skor faktor identik (tidak ada perbedaan secara


signifikan). HASIL & PEMBAHASAN
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi dan
Untuk mengetahui besarnya persentase penurunan Tingkat Pelayanan
2. Besarnya Penurunan Jumlah Penumpang
penumpang angkutan umum dianalisis secara deskriptif 3. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Penurunan Jumlah Penumpang
dengan bantuan tabel, angka-angka persentasi dan grafik
yang dapat dilihat dari arus kendaraan dan penumpang KESIMPULAN
DAN SARAN
serta laporan jumlah pendapatan supir mikrolet rata-rata
per hari nya dianalisis dalam jangka waktu 1 tahun SELESAI
sebagai studi kasus mikrolet lyn-X.
Gambar 1 : Bagan Alir Penelitian
Metode Analisis Data Tujuan ke-3.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Penurunan Penumpang Angkutan Umum III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk melihat secara pendekatan faktor kinerja
angkutan umum yang berpengaruh terhadap penurunan Persepsi Responden Dalam Menilai Kualitas
penumpang dengan mengukur hubungan antara persepsi Pelayanan Atau Kinerja Angkutan Umum (Mikrolet
masyarakat pengguna terhadap kinerja angkutan umum Lyn-X)
dengan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang Sebuah tanggapan atau persepsi atau penilaian dari
dinilai dengan persepsi kepentingan pengguna angkutan masyarakat yang sebagai mantan pengguna Mikrolet
umum digunakan metode analisa Importance Lyn-X bisa dijadikan sebagai suatu alasan mengapa saat
Performance Analysis (IPA). IPA disini mempunyai ini mereka sudah tidak lagi menggunakan Mikrolet Lyn-
fungsi utama untuk menampilkan informasi yang X atau dengan kata lain meninggalkan moda transportasi
berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut ini dan beralih dengan menggunakan moda transportasi
pengguna angkutan umum sangat mempengaruhi yang lainnya. Ukuran penilaian atau persepsi
kepuasan mereka. IPA menggabungkan pengukuran masyarakat berdasarkan pada faktor internal standar
faktor tingkat kepentingan dan kepuasan dalam grafik pelayanan angkutan umum, atau dengan kata lain
dua dimensi dan terbagi menjadi empat buah kuadran. melihat sisi kinerja angkutan umum itu sendiri.
Berikut dibawah ini beberapa prosedur yang perlu Penilaian masyarakat ini didapatkan dari hasil survey
dilakukan terkait dengan penggunaan metode IPA : wawancara yang dilakukan secara langsung kepada
1. Menentukan faktor-faktor yang akan dianalisa. masyarakat mantan pengguna Mikrolet Lyn-X.
2. Melakukan survey dengan penyebaran/pembagian Analisis yang digunakan untuk menilai persepsi
kuisioner. masyarakat terhadap kondisi dan tingkat pelayanan
3. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan angkutan umum pada penelitian ini yaitu perhitungan
prioritas penanganan. nilai probabilitas persepsi kinerja yang diperoleh dengan
4. Membuat Grafik IPA. menggunakan Severity Index yang dihitung berdasarkan
hasil jawaban responden.
A-47
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Tabel 1 : Urutan/Ranking Prosentase Tingkat Kinerja
Severity Index dirumuskan dengan rumusan sebagai Mikrolet
berikut : Lyn-X
4

Severity index (SI) Σa x i i Indikator Kinerja Tingkat Kinerja Severity


Keterang
= i=0
4
(100% ) Angkutan Umum
1 2 3 4 5
Index
an
4 Σ xi Mikrolet Lyn-X (SI)
i=0 (1) Kesesuaian dan Cukup
Keterjangkauan Tarif 0 8 22 0 0 43,33 % Baik
Dimana : ai = pembobotan yang diberikan terhadap i Cukup
Kompetensi Pengemudi 0 9 21 0 0 42,50 % Baik
(konstanta penilaian) Kenyamanan dan
Xi = Jumlah responden yang memberikan Keleluasaan Tempat Cukup
jawaban Duduk 0 11 19 0 0 40,83 % Baik
terhadap i (respon frekuensi responden) Kondisi Mesin Armada Kurang
i = 0,1,2,3,4......, n Mikrolet 1 16 13 0 0 35,00 % Baik
Sistem Keamanan Dalam Kurang
a0 = 0, a1 = 1, a2 = 2, a3= 3, a4 = 4 Armada Mikrolet 1 16 13 0 0 35,00 % Baik
Kondisi Fisik Armada Kurang
Adapun contoh perhitungan penilaian persepsi Mikrolet 2 16 12 0 0 33,33 % Baik
dengan menggunakan Severity Index adalah seperti yang Kenyamanan Udara di Kurang
ditunjukkan sebagai berikut : dalam Mikrolet 3 19 8 0 0 29,17 % Baik
Perhitungan Penilaian Persepsi Kinerja Parameter Kurang
Ketepatan Jadwal Perjalanan Jarak Henti Mikrolet 2 22 6 0 0 28,33 % Baik
Hasil survey yang dilakukan terhadap 30 responden Kecepatan
adalah sebagai berikut: Operasional Kurang
Perjalanan 3 27 0 0 0 22,50 % Baik
Jumlah Responden yang menyatakan “Tidak Baik” 6
Ketersediaan Jadwal Kurang
Orang Berangkat dan Datang 4 25 1 0 0 22,50 % Baik
Jumlah Responden yang menyatakan “Kurang Baik”22 Ketepatan Jadwal Kurang
Orang Perjalanan 6 22 2 0 0 21,67 % Baik
Jumlah Responden yang menyatakan “Cukup Baik” 2 Kurang
Orang Headway 6 22 2 0 0 21,67 % Baik
Jumlah Responden yang menyatakan “Baik” 0 Waktu Tunggu Kurang
Orang Penumpang 7 23 0 0 0 19,17 % Baik
Jumlah Responden yang menyatakan “Sangat Baik” 0 Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Orang
Dari hasil survey tersebut diatas didapatkan Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa
perhitungan Severity Index-nya adalah sebagai berikut: penilaian mantan pengguna Mikrolet Lyn-X menyatakan
((6x0) + (22x1) + (2x2) + (0x3) + (0x4)) bahwa tarif merupakan indikator dengan penilaian atau
SI = x1000 0
(30x4) tingkat kinerja terbaik. Prosen Severity Index untuk tarif
26 adalah sebesar 43,33% dan berada pada urutan/ranking
SI = x100= 2200 pertama dari 12 indikator lainnya. Sedangkan penilaian
120
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan angka atau tingkat kinerja terburuk adalah waktu tunggu
Severity Index untuk parameter kinerja Ketepatan Jadwal penumpang dengan prosen tingkat kinerja 19,17% yang
Perjalanan adalah 22% dimana menurut klasifikasi skala berada pada urutan/ranking terakhir. Ada 9 dari 12
penilaian, angka tersebut termasuk dalam kategori indikator penilaian kinerja Mikrolet Lyn-X menyatakan
“Kurang Baik” (Majid dan McCaffer, 1997). bahwa 9 kinerja tersebut termasuk ke dalam kategori
Rangkuman/ringkasan penilaian atau pendapat kurang baik, sedangkan 3 indikator sisanya sudah
responden yang dalam hal ini mantan pengguna Mikrolet termasuk ke dalam kategori cukup baik. Oleh karena itu,
Lyn-X terkait dengan beberapa faktor-faktor yang dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
berpengaruh terhadap penilaian kinerja angkutan umum. Masyarakat atau mantan pengguna Mikrolet Lyn-X
Rangkuman atau ringkasan penilaian responden menilai kinerja atau pelayanan Mikrolet Lyn-X masih
ditunjukkan pada tabel berikut : termasuk ke dalam kategori kurang baik.

Jumlah Penurunan Penumpang Angkutan Umum


(Mikrolet Lyn-X) Kota Surabaya
Sebelum menganalisa secara deskriptif besarnya
perubahan jumlah penumpang angkutan umum terlebih
dahulu dilakukan uji beda untuk mengetahui apakah ada
perbedaan yang signifikan antara jumlah penumpang
dari tahun ke tahun, dalam penelitian ini digunakan data
jumlah penumpang per rit per harinya yang
diakumulasikan dalam satu tahun yang dianalisis
menggunakan Uji One Way Anova yang merupakan
prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan
rata-rata antara beberapa kelompok data atau
A-48 ISBN : 978-979-18342-3-0
menghasilkan analisis variansi satu arah untuk variabel tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 seperti yang
dependen dengan tipe data kuantitatif dengan sebuah ditunjukkan pada tabel berikut :
variabel independen sebagai variabel faktor. Prosedur
One way Anova adalah Analisis Varian dengan satu Tabel 3. Rekapitulasi Jumlah Penumpang Mikrolet Lyn-
variabel indepeden yang digunakan untuk menguji X
hipotesis kesamaan rata-rata antara dua grup atau lebih Tahun 2005-2010
(tidak berbeda secara signifikan). Jumlah Prosentase
Pada penelitian ini Uji ANOVA digunakan untuk Jumlah Penurunan Penurunan
Tahun
menguji apakah ada perbedaan rata-rata jumlah Penumpang Penumpang Penumpang
penumpang dari tahun 2005 sampai 2010. Untuk (Orang) (Prosen)
mengetahui apakah ada perbedaan jumlah penumpang, 2005 155.344
dikelompokkan mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 122.786 32.558 20,96%
2010. Output hasil hitung Uji Beda dengan Annova 2007 95.472 27.314 22,25%
ditunjukkan pada tabel berikut : 2008 67.038 28.443 29,78%
2009 44.068 22.970 34,26%
Tabel 2 : Hasil Hitung Uji Annova (Uji Beda) Terhadap
Jumlah Penumpang Per Tahun Mikrolet Lyn- 2010 26.913 17.155 38,93%
X Rata-Rata Penurunan
21.405 29,24%
Penumpang Per Tahun
Jumlah Penurunan Penumpang
Sum of Mean 128.431
Squares df Square F Sig.
Tahun 2005 s.d Tahun 2010
Between Sumber : Olahan Data Primer, 2011.
2670106,383 5 534021,277 14,196 ,000
Groups
Within
6545708,167 174 37619,012 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa besar
Groups penurunan penumpang yang terjadi dari tahun 2005
Total 9215814,550 179 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 128.431
orang. Jika dihitung rata-rata penurunan penumpang
Hipotesis Annova : yang terjadi, didapatkan besarnya penurunan penumpang
H0 : Rata-Rata Jumlah Penumpang Dari Tahun 2005 adalah 21.405 orang per tahunnya atau 29,24% per
– 2010 adalah sama tahun.
H1 : Rata-Rata Jumlah Penumpang Dari Tahun 2005
170.000
– 2010 adalah tidak sama (ada perbedaan) 160.000
155.344
150.000

Berdasarkan hasil hitung uji Annova, angka 140.000


130.000
signifikansi yang didapatkan adalah 0,000 ( <0,05 ) 120.000 122.786

yang menyatakan bahwa H0 ditolak. Atau dengan kata


Jumlah Penumpang

110.000
100.000
lain rata-rata jumlah penumpang antara tahun 2005 90.000
95.472

sampai dengan tahun 2010 adalah tidak sama atau ada 80.000
70.000
perbedaan. 60.000
67.038

Setelah dilakukan uji beda dengan menggunakan 50.000


44.068
Annova, selanjutnya dilakukan analisa menghitung trend 40.000
30.000
perbedaan jumlah penumpang per tahun untuk 20.000
26.913

mengetahui adanya kenaikan atau penurunan jumlah 10.000


0
penumpang. Trend jumlah penumpang per tahun sangat 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
dipengaruhi oleh jumlah penumpang harian dan jumlah Tahun
rit yang mampu ditempuh oleh operator Mikrolet Lyn-X
per harinya dalam satu tahun. Jumlah rit perjalanan Gambar 2 : Grafik Jumlah Penumpang Mikrolet Lyn-X
dalam satu hari terus mengalami penurunan, dan Tahun
pastinya akan berdampak pada penurunan jumlah 2005 s/d Tahun 2010.
penumpang Mikrolet Lyn-X. Alasan utama yang
menjadi penyebab turunnya rit perjalanan adalah Pada Gambar 2 menunjukkan bahwasanya jumlah
dikarenakan sepinya penumpang. Jika pada tahun 2005 penumpang mengalami penurunan jumlah setiap
untuk menunggu Mikrolet Lyn-X penuh penumpang tahunnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, jumlah
dibutuhkan waktu hanya 5-7 menit. Tetapi untuk saat rit juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
ini, dengan waktu 10 menit Mikrolet menunggu di besar kecilnya jumlah penumpang setiap harinya.
pangkalan, penumpang masih juga belum penuh. Sedangkan dari Gambar 3, grafik yang menunjukkan
Bahkan terkadang Mikrolet yang berangkat dari peningkatan prosentase penurunan jumlah penumpang
pangkalan utama (Terminal Joyoboyo dan Tambak mengartikan bahwa penurunan penumpang benar-benar
Sawah) tetap terpaksa berangkat dengan hanya 3-5 orang terjadi setiap tahunnya dan jumlahnya selalu mengalami
penumpang dari 14 orang penumpang maksimal yang peningkatan dari tahun ke tahun.
mampu diangkut oleh Mikrolet Lyn-X. Dari analisa Berdasarkan data yang ditunjukkan diatas dapat
perhitungan jumlah penumpang, maka didapatkan diketahui bahwa jumlah penumpang Mikrolet Lyn-X
rekapitulasi jumlah penumpang Mikrolet Lyn-X dari setiap tahunnya mengalami penurunan. Untuk
menghitung besarnya penurunan penumpang dilakukan
A-49
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
dengan membandingkan jumlah penumpang pada tahun Hasil perhitungan tingkat kesesuaian dengan
tertentu dengan jumlah penumpang pada tahun menggunakan rumusan diatas ditunjukkan pada tabel
sebelumnya kemudian di konversi ke dalam prosentase. berikut :
Sebagai contoh, untuk melakukan besarnya penurunan
penumpang yang terjadi pada tahun 2007, dilakukan Tabel 4 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian
dengan membandingkan atau menghitung selisih jumlah Indikator
penumpang pada tahun 2007 dengan tahun 2006 Kinerja
kemudian dijadikan ke dalam bentuk prosentase dengan Tingkat
membagi jumlah selisih tersebut dengan jumlah pada Kua Kesesuai
No Indikator Kinerja
tahun sebelumnya kemudian dikali dengan 100%. Hasil dran an
perhitungan prosentase penurunan penumpang secara (%)
grafis dapat dilihat pada gambar berikut : 1 Kecepatan Operasional Perjalanan C 58,54
50,00% Ketersediaan Jadwal Berangkat dan 45,24
2 A
45,00%
Datang
40,00%
3 Ketepatan Jadwal Perjalanan A 41,30
38,93%
Prosen Penurunan Jumlah Penumpang

35,00%
34,26%
4 Headway A 41,18
30,00% 29,78%
5 Waktu Tunggu Penumpang A 42,42
25,00%
6 Jarak Henti Mikrolet C 61,72
20,00%
20,96%
22,25% 7 Kondisi Fisik Armada Mikrolet D 47,45
15,00%
8 Kondisi Mesin Armada Mikrolet D 52,55
Kenyamanan dan Keleluasaan Tempat 63,28
10,00% 9 D
Duduk
5,00%
10 Kenyamanan Udara di dalam Mikrolet A 39,55
0,00%
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sistem Keamanan Dalam Armada 52,46
11 B
Tahun Mikrolet
12 Kompetensi Pengemudi D 62,12
13 Kesesuaian dan Keterjangkauan Tarif B 59,83
Gambar 3. Grafik Prosentase Penurunan Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Penumpang
Mikrolet Lyn-X Th.2005 s.d Th.2010
Selanjutnya, sumbu X diisi dengan skor tingkat
kinerja dan sumbu Y diisi dengan skor tingkat
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
kepentingan pengguna mikrolet. Adapun rumusan yang
Penurunan Jumlah Penumpang
dipakai adalah sebagai berikut :
Analisis IMPORTANCE PERFORMANCE
ANALYSIS (IPA)
Tujuan dilakukan analisa Importance Performance dan
Analysis (IPA) adalah untuk mengukur hubungan antara (3)
persepsi konsumen yang dalam hal ini adalah mantan
pengguna Mikrolet Lyn-X dengan prioritas peningkatan dimana : = Rata-Rata Tingkat Penilaian
kualitas pelayanan oleh operator Mikrolet Lyn-X. Kinerja Indikator Ke - i
Metode Importance Performance Analysis (IPA)
= Rata-Rata Tingkat Penilaian
biasa juga disebut dengan quadrant analysis atau analisa
kuadran yang mana fungsi utamanya adalah Kepentingan
menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan Indikator Ke - i
dan kepuasan di dalam grafik dua dimensi yang terbagi n = Jumlah Responden
menjadi 4 kuadran untuk mempermudah penjelasan data.

Menurut Supranto (2001), hasil penilaian tingkat Pada tahapan selanjutnya, proses perhitungan
kepentingan dan penilaian kinerja maka akan dihasilkan dilanjutkan dengan menghitung rata-rata tingkat
suatu perhitungan yang menjadi tingkat kesesuaian kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan indikator.
antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya. Adapun rumusan yang dipakai adalah sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan tingkat kesesuaian disini adalah dan
hasil perbandingan skor kinerja dan skor kepentingan (4)
pengguna mikrolet. Sedangkan rumusan yang
dimana : = Total Rata-Rata Tingkat Penilaian
digunakan untuk menghitung tingkat kesesuaian adalah
sebagai berikut : Kinerja Atribut Ke-i
= Total Rata-Rata Tingkat Penilaian
Kepentingan Atribut Ke-i
(2) k = Jumlah Pertayaan Yang Tercantum
Dalam
dimana : Tki = Tingkat Kesesuaian Responden Kuisioner
Xi = Skor Penilaian Kinerja
Yi = Skor Penilaian Kepentingan Nilai yang didapat dari hasil perhitungan rata-rata
Pengguna Mikrolet tingkat penilaian dan tingkat kepentingan digunakan

A-50 ISBN : 978-979-18342-3-0


sebagai garis pemisah atau pembagi, sehingga Mikrolet Lyn-X hanya perlu menjaga kualitas
didapatkan sebuah grafik yang terbagi menjadi 4 buah pelayanan terhadap indikator yang masuk pada
kuadran. Grafik IPA yang menggambarkan hasil kuadran-B. Adapun indikator kinerja yang masuk
perhitungan diatas ditunjukkan pada gambar berikut : pada kuadran-B menurut grafik IPA antara lain :
• Faktor keamanan di dalam mikrolet
5,00 • Tarif yang diterapkan kepada pengguna
4,90 3. Kuadran - C, “Prioritas Rendah”
4,80 Indikator kinerja yang terletak pada kuadran-C ini
4,70
Ketersediaan dianggap tidak terlalu penting terhadap penilaian
Jadwal
4,60
kinerja Mikrolet Lyn-X. Penjelasan dari
Keamanan
4,50
Ketepatan Jadwal kuadran-C ini sendiri adalah kinerja rendah
Kenyamanan
Waktu Tunggu
Udara kepentingan juga rendah. Artinya, meskipun
4,40 Headway Tarif
kinerja rendah tetapi pihak operator Mikrolet
Kepentingan

4,30 Kenyamanan Kompetensi


Duduk Pengemudi
Lyn-X tidak perlu memberikan penanganan yang
4,20 Kecepatan
berlebihan terhadap indikator kinerja yang masuk
4,10
Jarak Henti
Kondisi Mesin di kuadran-C. Hal ini dikarenakan kepentingan
4,00 atau harapan masyarakat terhadap indikator
3,90 Kondisi Fisik kinerja yang masuk di kuadran-C juga tidak
3,80 terlalu tinggi.
3,70 Adapun faktor-faktor yang termasuk di dalam
3,60
kuadran-C, antara lain:
3,50
• Kecepatan perjalanan
1,50 1,60 1,70 1,80 1,90 2,00 2,10 2,20 2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80 2,90 3,00 • Jarak henti Mikrolet Lyn-X
Pelayanan / Kinerja 4. Kuadran - D, “Cenderung Berlebihan”
Indikator yang berada di kuadran-D dianggap
tidak terlalu penting. Artinya operator tidak perlu
melakukan pembenahan pada indikator yang
Gambar 4. Grafik IPA berada pada kuadran ini, tetapi operator selaku
pengelola atau manajemen lebih perlu melakukan
Adapun penjelasan untuk menunjang gambaran dari pembenahan kinerja pada faktor yang lain
grafik terutama yang berada pada kuadran-A. Faktor-
IPA yang ditunjukkan adalah sebagai berikut : faktor yang terletak pada kuadran-D, antara lain:
1. Kuadran - A, “Prioritas Utama” • Kenyamanan dan keleluasaan duduk
Indikator kinerja yang terletak pada kuadran ini, • Kompetensi pengemudi
antara lain:
• Kondisi mesin
• Ketepatan jadwal, • Kondisi fisik armada
• Ketersediaan jadwal keberangkatan dan
kedatangan, Dari penjelasan atau uraian mengenai masing-masing
• Waktu tunggu, kuadran pada diagram IPA dan juga termasuk faktor-
• Headway faktor yang ada di dalamnya, dapat disimpulkan bahwa
• Kenyamanan udara faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap
Faktor-faktor diatas dirasa sangat penting bagi penentuan keputusan masyarakat untuk menggunakan
masyarakat ataupun mantan pengguna Mikrolet Mikrolet Lyn-X terletak di dalam Kuadran-A dimana
Lyn-X untuk mendapatkan penanganan atau penjelasan dari kuadran ini adalah prioritas utama
peningkatan kualitas pelayanan karena tingkat dengan tingkat kepentingan atau harapan pengguna
pelayanan masih rendah sedangkan tingkat sangat tinggi tetapi tingkat pelayanannya masih sangat
kepentingan atau harapan atas faktor-faktor rendah. Adapun faktor-faktor yang termasuk ke dalam
tersebut diatas cukup tinggi. Atau dengan kata Kuadran-A seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4
lain, indikator yang terletak pada kuadran-A ini antara lain ketersediaan jadwal, ketepatan jadwal
dirasa belum cukup memuaskan pengguna perjalanan, headway, waktu tunggu dan kenyamanan
Mikrolet Lyn-X, sehingga bisa diartikan bahwa udara.
faktor-faktor kinerja yang terletak pada kuadran Faktor-faktor yang terletak di Kuadran ini sangat
ini sebagai alasan mengapa masyarakat tidak lagi sesuai dengan keluhan masyarakat yang juga terungkap
menggunakan jasa angkutan umum terutama pada saat wawancara berlangsung, dimana kebanyakan
untuk Mikrolet Lyn-X. Oleh karena-nya pihak responden menyebutkan mengapa mereka meninggalkan
operator sangat perlu untuk melakukan berbagai angkutan umum adalah karena lambatnya perjalanan dan
macam pembenahan pada sistem operasional ketidakpastian jadwal.
Mikrolet Lyn-X untuk meningkatkan kualitas
pelayanannya.
2. Kuadran - B , “Pertahankan Kinerja” IV. SIMPULAN DAN SARAN
Indikator kinerja yang terletak di kuadran-B Simpulan
diasumsikan sebagai faktor penunjang bagi Berdasarkan analisa dan data, maka penelitian ini
kepuasan masyarakat, sehingga pihak operator dapat disimpulkan sebagai berikut:
A-51
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
1. Secara umum penilaian atau persepsi masyarakat adanya untuk meningkatkan kembali jumlah
terhadap tingkat pelayanan atau kinerja Mikrolet pengguna angkutan umum tersebut.
Lyn-X dapat dinyatakan termasuk dalam kategori 2. Perlu adanya penelitian lanjutan yang
“Kurang Baik”. Dari 13 faktor atau parameter dikembangkan dengan mengidentifikasi faktor-
kinerja hanya 3 faktor saja yang termasuk ke faktor eksternal di luar faktor kinerja mikrolet Lyn-
dalam kategori “Cukup Baik”, sedangkan sisanya X yang juga sangat mempengaruhi keputusan
termasuk dalam kategori “Kurang Baik”. Tiga masyarakat untuk menggunakan jasa layanan
faktor kinerja Mikrolet Lyn-X yang paling buruk angkutan umum terutama mikrolet.
dalam persepsi mantan penggunanya adalah 3. Perlu adanya tinjauan atau revisi terhadap
Waktu Tunggu Penumpang, headway dan kebijakan atau peraturan yang diterapkan oleh
ketepatan jadwal perjalanan mikrolet. Sedangkan Pemerintah terutama Pemerintah Kota Surabaya
3 (tiga) faktor kinerja yang paling baik menurut dan diharapkan mampu mengurangi beban operator
mantan pengguna adalah tarif, kompetensi angkutan umum dalam mengoperasikan armada
pengemudi dan kenyamanan tempat duduk. mikroletnya, sehingga operator lebih bisa
2. Besar penurunan jumlah penumpang yang terjadi meningkatkan pelayanan mikroletnya.
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 adalah
128.431 orang. Sedangkan rata-rata penurunan
jumlah penumpang per tahun adalah 21.405 orang
atau 29,24% per tahun. Sehingga dinyatakan DAFTAR PUSTAKA
bahwa jumlah penumpang Mikrolet Lyn-X terus [1] Wibawa, B.A. (1996), Tata Guna Lahan dan Transportasi Dalam
mengalami penurunan setiap tahunnya tetapi Pembangunan Berkelanjutan, Tugas Kuliah, PPS Magister
Teknik Arsitektur, Universitas Diponegoro, Semarang.
prosentase penurunan jumlah penumpang terus
[2] Abubakar, I (1996), Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
meningkat dari tahun ke tahun. Yang Tertib, PT. Bukit Mayana, Jakarta.
3. Faktor-faktor yang yang berpengaruh terhadap [3] Joewono, T. B and Kubota, H., (2007). Exploring Negative
jumlah penurunan penumpang angkutan umum Experience and User Loyalty in Paratransit. Transportation
(Mikrolet Lyn-X) adalah ketersediaan jadwal Research Record: Journal of the Transportation Research Board,
No. 2034, pp 134-142.
keberangkatan dan kedatangan, kenyamanan
[4] Wright, L., & Fjellstrom, K., (2002), Modul 3a Sustainable
udara, ketepatan jadwal, waktu tunggu dan Urban Transport Sourcebook for Policy-Maker in Developing
headway, dalam kaitannya dengan matriks tingkat Cities, TZ Verlagsgesellschaft,Germany.
pelayanan dan tingkat kepentingan pengguna [5] Firman, M. (2004). The Structure of Affective Reactions To
sebagai alasan mengapa masyarakat tidak lagi Critical Incidents. Journal of Economics Psychology, Vol. 25, pp
menggunakan Mikrolet Lyn-X. 331-53
[6] Amina, S. (2007), Transportasi Publik dan Akesisbiltas
Masyarakat Perkotaan,
Saran (http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Transportasi%20Publik
Beberapa saran yang disampaikan bersifat sebagai %20dan%20Aksesibiltas.pdf, diakses 18 Mei 2009)
masukan terkait dengan kondisi dan permasalahan yang [7] Triana, N. (2007). Kusutnya Transportasi Jakarta. Dikutip dari:
telah dianalisa dan dibahas pada bab sebelumnya, antara http://jawabali.com/ada/nelitriana, diakses 17 April 2009.
lain : [8] Wasono, Sapto Budi (2004), Evaluasi Sistem Pelayanan
1. Perbaikan-perbaikan faktor atau parameter kinerja Operasional Bus Kota di Surabaya. Thesis Pascasarjana Teknik
Sipil Manajemen dan Rekayasa Transportasi ITS.
pelayanan Mikrolet Lyn-X juga sangat penting
[9] Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian
Survai. LP3ES. Jakarta.

A-52 ISBN : 978-979-18342-3-0

Anda mungkin juga menyukai