di Kota Surabaya
(Studi Kasus Mikrolet Lyn-X)
Deny Purwa Indarsa, Anak Agung Gde Kartika
Jurusan Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Rungkut Asri Utara XI nomor 20 Surabaya
Tel : 031-8701714
Email :indarsa_28@yahoo.com
Abstrak— Angkutan umum (mikrolet) merupakan Kebutuhan angkutan umum sangat diperlukan
salah satu moda transportasi yang sangat penting dan khususnya di wilayah perkotaan, hal ini dikarenakan
sangat diperlukan keberadaannya di kawasan perkotaan. wilayah perkotaan pada umumnya sangat padat sehingga
Mempertahankan keberadaan mikrolet sebagai sarana mempunyai mobilitas hidup yang tinggi dalam
transportasi perkotaan menjadi suatu kewajiban yang
kegiatannya sehari-hari [2]. Tantangan yang dihadapi
harus dipenuhi oleh pemerintah kota terutama Pemerintah
Kota Surabaya. Pada masa sekarang ini, angkutan umum dalam pengoperasian angkutan umum pada saat ini
(mikrolet) lebih cenderung ditinggalkan oleh masyarakat, adalah upaya untuk mempertahankan penumpang yang
hal ini tidak terlepas dari minimnya tingkat pelayanan sudah ada dan bagaimana menarik penumpang baru. Hal
yang diberikan oleh operator angkutan umum kepada tersebut berarti bahwa operator angkutan umum harus
masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan umum mampu mempertahankan kualitas pelayanan yang
(mikrolet) tersebut. Trayek lyn-X dipilih sebagai sampel dimilikinya [3].
dalam studi ini karena merupakan salah satu trayek yang Kualitas layanan secara langsung berhubungan
masuk dan mangkal di terminal Joyoboyo sebagai salah dengan kepuasan pelanggan dan pada akhirnya akan
satu terminal besar di Surabaya. Metode yang digunakan
menentukan penggunaan pelanggan dan keberlanjutan
dalam penelitian ini adalah metode survey kepada mantan
pengguna dan juga operator mikrolet dan survey sekunder finansial. Apabila kualitas pelayanan yang diberikan
dilakukan kepada Dinas ataupun Instansi terkait. Dalam oleh operator dalam tingkat rendah maka tingkat
tahapan analisa, digunakan metode severity index untuk kepuasan yang dirasakan oleh pengguna akan berkurang
mengetahui kepuasan masyarakat terhadap kinerja [4]. Sedangkan sebaliknya, jika kualitas pelayanan yang
operator mikrolet dan Uji Anova tentang adanya diberikan dalam tingkatan yang tinggi maka tingkat
perbedaan (penurunan) jumlah penumpang dari tahun ke kepuasan yang dirasakan oleh pengguna akan
tahun dan metode Importance Performance Analysis (IPA) meningkat. Peningkatan kualitas pelayanan secara
untuk mengetahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh keseluruhan dapat meningkatkan kepuasan pengguna
dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kinerja
[5].
mikrolet. Hasil penelitian menyatakan bahwa mantan
pengguna Mikrolet Lyn-X merasa tidak puas terhadap Pada masa sekarang ini, angkutan umum (mikrolet)
kinerja mikrolet terkait dengan waktu tunggu penumpang, lebih cenderung ditinggalkan oleh masyarakat terutama
headway dan ketepatan jadwal perjalanan, sedangkan yang berada di kota-kota besar. Hal ini tidak terlepas
mereka merasa puas akan keterjangkauan tarif dan dari minimnya tingkat pelayanan yang diberikan oleh
kompetensi pengemudi. Rata-rata jumlah penumpang operator angkutan umum kepada masyarakat sebagai
mikrolet antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 pengguna jasa angkutan umum (mikrolet) tersebut.
terjadi perbedaan setiap tahunnya yang mengalami Pengguna atau dalam hal ini adalah masyarakat memilih
penurunan. Besar penurunan yang terjadi antara tahun angkutan publik berdasarkan persepsi yang dimilikinya
2005 sampai dengan tahun 2010 adalah 128.431 orang
terhadap angkutan umum tersebut dan juga berdasarkan
dengan rata-rata 21.405 orang per tahun yang
meninggalkan Mikrolet Lyn-X. Adapun faktor-faktor alternatif pilihan angkutan publik yang tersedia.
pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya Penjelasan mengenai pelayanan angkutan umum yang
penurunan jumlah penumpang Mikrolet Lyn-X menurut buruk dilihat dari berbagai faktor antara lain [6] : (1)
analisis kuadran Importance Performance Analysis antara Tingkat pelayanan yang rendah, ditunjukkan dengan
lain ketersediaan jadwal, ketepatan jadwal, waktu tunggu, waktu tunggu yang tinggi, lama waktu perjalanan,
headway dan kenyamanan udara. kurangnya kenyamanan dan keamanan dalam angkutan
umum. (2) Tingkat aksesibilitas rendah, ditunjukkan
Kata Kunci : Persepsi, Penurunan Penumpang, dengan masih banyaknya bagian dari kawasan perkotaan
Mikrolet, Kota Surabaya, severity index, Uji Anova,
yang belum dilayani oleh angkutan umum dan juga rasio
Importance Performance Analysis (IPA)
panjang jalan di perkotaan masih di bawah 70%. (3)
I. PENDAHULUAN Biaya tinggi, terjadi sebagai dampak dari minimnya
aksesibilitas dan kurang baiknya jaringan pelayanan
Permasalahan kemacetan yang sering terjadi di kota-
angkutan umum yang mengakibatkan pengguna harus
kota besar biasanya terjadi sebagai akibat dari kebutuhan
beberapa kali pindah angkutan untuk mencapai tujuan
transportasi lebih besar dibandingkan dengan prasarana
perjalanan.
transportasi yang tersedia. Terdapat kecenderungan
Dalam kaitannya dengan penurunan jumlah
bahwa semakin berkembangnya suatu kota maka akan
penumpang angkutan umum dan semakin bertambahnya
semakin berkembang pula permasalahan yang terjadi di
pengguna kendaraan bermotor pribadi, telah dilakukan
kota tersebut [1].
penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan di
A-45
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
beberapa kota besar di Indonesia. Data Polda Metro operasional mikrolet lyn-X yang meliputi ijin
Jaya menunjukkan bahwa rata-rata jumlah penambahan operasional dan ijin trayek merupakan wewenang Dinas
mobil baru setiap harinya adalah 250 unit, sedangkan Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya
untuk sepeda motor, rata-rata penambahannya adalah (Dishub dan LLAJR) Propinsi Jawa Timur, sedangkan
1.250 unit per harinya [7]. Permasalahan yang dihadapi pengawasan operasional di lapangan menjadi wewenang
oleh angkutan kota di Kota Bandung di antaranya Dinas Perhubungan Kota Surabaya UPTD Terminal
terjadinya penurunan penumpang, naiknya biaya Joyoboyo.
operasional kendaraan dan kesenjangan perolehan Survey wawancara yang dilakukan dalam studi ini
penumpang antar rute [8]. Penurunan jumlah terbagi menjadi 2 (dua) macam responden, yaitu survey
penumpang diakibatkan oleh semakin tingginya pengguna dimana respondennya adalah mantan
kepemilikan kendaraan pribadi. Kondisi yang sama juga pengguna mikrolet atau masyarakat kota Surabaya dan
dialami oleh angkutan umum di Kota Surabaya. Kendati survey operator dimana respondennya adalah sopir
sudah banyak angkutan kota di sudut perkotaan tetapi ataupun pemilik armada mikrolet dengan bentuk
kondisi angkutan umum tersebut sudah termasuk dalam kuesioner kombinasi antara isian dan pilihan. Metode
kategori tidak layak pakai. Hal ini semakin diperparah penyebaran kuesioner adalah bertemu langsung dan
dengan kurangnya kenyamanan dan rasa aman (terhadap wawancara kepada responden. Wawancara bisa
kriminalitas) ketika menggunakan moda angkutan umum menggunakan metode Snow Ball Sampling dimana
tersebut. responden yang sudah diwawancara sebelumnya
Pada Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2007, merekomendasikan saudara atau kerabat yang sudah
berdasarkan data statistik yang tercantum dalam meninggalkan mikrolet lyn-X dan lebih sering
Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, menyebutkan menggunakan kendaraan pribadi untuk menjadi
bahwa jumlah penumpang yang datang dan berangkat responden selanjutnya. Sedangkan wawancara terhadap
melalui terminal Joyoboyo mengalami penurunan yang sopir atau operator mikrolet lyn-X dapat dilakukan di
cukup signifikan. Jumlah penumpang yang datang di terminal, ORGALEX atau pangkalan para sopir atau
terminal Joyoboyo pada Tahun 2007 mengalami operator mikrolet lyn-X tersebut.
penurunan sebesar 44% dibandingkan Tahun 2006, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sopir
sedangkan untuk penumpang yang berangkat mengalami ataupun pemilik armada mikrolet lyn-X dan mantan
penurunan sebesar 20%. Selanjutnya, jumlah angkutan pengguna mikrolet lyn-X dalam kuisioner berbeda.
umum (mikrolet) yang masuk dan keluar pada Tahun Metode pengambilan sample dilaksanakan dengan
2007 mengalami penurunan sekitar 33% dibandingkan Metode Simple Random Sampling. Cara ini digunakan
jumlah pada Tahun 2006. Data statistik ini memperkuat pada populasi yang homogen. Karena diharapkan nilai-
dugaan bahwa penurunan penumpang memang terjadi di nilai atau skor yang diperoleh distribusinya mengikuti
Kota Surabaya. Sebagai trayek tinjauan untuk studi ini distribusi normal, maka sampel yang diperlukan > 30
dipilih mikrolet lyn-X. Trayek ini dipilih karena trayek kasus. Dalam analisis statistik, sampel yang tergolong
ini merupakan salah satu trayek yang masuk dan sampel besar yang distribusinya normal adalah sampel
mangkal di dalam terminal Joyoboyo. yang jumlahnya > 30 kasus yang diambil secara random
Berdasarkan uraian yang tersebut di atas, dapat [9].
diindikasikan bahwa permasalahan angkutan umum di
beberapa kota besar di Indonesia hampir sama, yaitu Metode Analisis Data Tujuan ke-1.
rendahnya tingkat pelayanan yang diberikan oleh Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi dan Tingkat
pemerintah dan operator angkutan umum kepada Pelayanan Angkutan Umum
masyarakat sehingga menyebabkan masyarakat lebih Analisis yang digunakan untuk mengetahui persepsi
cenderung memilih kendaraan pribadi dan meninggalkan masyarakat terhadap kondisi dan tingkat pelayanan
angkutan umum. Oleh karenanya, dengan dilakukannya angkutan umum pada penelitian ini yaitu perhitungan
penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana nilai probabilitas persepsi kinerja yang diperoleh dengan
persepsi masyarakat kota Surabaya tentang kondisi dan menggunakan Severity Index yang dihitung berdasarkan
tingkat pelayanan angkutan umum (mikrolet) yang hasil jawaban dari responden. Severity index dapat
beroperasi di kota Surabaya, khususnya mikrolet Lyn-X. menggabungkan persepsi dari responden penelitian.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui Severity Index lebih baik digunakan dibandingkan
seberapa besar penurunan jumlah penumpang angkutan dengan menggunakan Nilai Mean dan Metode Variance.
umum (mikrolet) di Kota Surabaya dan faktor-faktor apa Hal ini disebabkan karena hasil yang dikeluarkan oleh
saja yang mempengaruhi penurunan jumlah penumpang Severity Index lebih akurat dan konsisten terhadap
angkutan umum (mikrolet) di Kota Surabaya. jawaban dari responden. Hasil yang dikeluarkan oleh
severity index berupa persentase. Semakin tinggi
II. METODE persentase suatu variabel maka semakin berpengaruh
variabel tersebut. Rangking dari faktor-faktor kinerja
Studi ini dilakukan di dua wilayah administrasi yaitu
dapat digunakan untuk memberikan gambaran atau
kota Surabaya dan kabupaten Sidoarjo. Hal ini
penjelasan dari hasil penelitian.
dikarenakan trayek mikrolet lyn-X melewati dua wilayah
administrasi yang berbeda. Rute terminal Joyoboyo
Metode Analisis Data Tujuan ke-2.
sampai dengan Bundaran Waru merupakan wilayah
Besarnya Penurunan Penumpang Angkutan Umum
administrasi kota Surabaya sedangkan Bundaran Waru
Sebelum menganalisa besarnya perubahan jumlah
sampai dengan Tambak Sawah merupakan wilayah
penumpang angkutan umum terlebih dahulu dilakukan
administrasi kabupaten Sidoarjo. Pengawasan
A-46 ISBN : 978-979-18342-3-0
uji beda untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang 5. Melakukan evaluasi terhadap masing-masing faktor
signifikan antara jumlah penumpang dari tahun ke tahun, sesuai dengan kuadran masing-masing.
dalam penelitian ini digunakan data jumlah penumpang,
besarnya pendapatan dan jumlah rit per harinya yang
diakumulasikan dalam satu tahun yang dianalisis Tahapan Pelaksanaan Penelitian
menggunakan Uji One Way Anova yang merupakan Untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan diatas, telah disusun tahapan-tahapan atau tata urutan
rata-rata antara beberapa kelompok data atau pengerjaan penelitian ini. Adapun tahapan pengerjaan
menghasilkan analisis variansi satu arah untuk variabel penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir berikut :
dependen dengan tipe data kuantitatif dengan sebuah
variabel independen sebagai variabel faktor. Prosedur MULAI
1. Jika Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi tertentu, DATA PRIMER
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Keputusan : rata- Wawancara dan Kuisioner Kepada :
1. Masyarakat Mantan Pengguna Angkutan Umum
rata skor faktor tidak identik (berbeda secara 2. Sopir / Operator Mikrolet
signifikan).
ANALISIS DATA
2. Jika Fhitung ≤ Ftabel pada taraf signifikansi tertentu, 1. Severity Index (SI)
2. One Way Anova dan Deskriptif
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Keputusan : rata- 3. Metode Importance Performance Analysis (IPA)
110.000
100.000
lain rata-rata jumlah penumpang antara tahun 2005 90.000
95.472
sampai dengan tahun 2010 adalah tidak sama atau ada 80.000
70.000
perbedaan. 60.000
67.038
35,00%
34,26%
4 Headway A 41,18
30,00% 29,78%
5 Waktu Tunggu Penumpang A 42,42
25,00%
6 Jarak Henti Mikrolet C 61,72
20,00%
20,96%
22,25% 7 Kondisi Fisik Armada Mikrolet D 47,45
15,00%
8 Kondisi Mesin Armada Mikrolet D 52,55
Kenyamanan dan Keleluasaan Tempat 63,28
10,00% 9 D
Duduk
5,00%
10 Kenyamanan Udara di dalam Mikrolet A 39,55
0,00%
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sistem Keamanan Dalam Armada 52,46
11 B
Tahun Mikrolet
12 Kompetensi Pengemudi D 62,12
13 Kesesuaian dan Keterjangkauan Tarif B 59,83
Gambar 3. Grafik Prosentase Penurunan Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Penumpang
Mikrolet Lyn-X Th.2005 s.d Th.2010
Selanjutnya, sumbu X diisi dengan skor tingkat
kinerja dan sumbu Y diisi dengan skor tingkat
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
kepentingan pengguna mikrolet. Adapun rumusan yang
Penurunan Jumlah Penumpang
dipakai adalah sebagai berikut :
Analisis IMPORTANCE PERFORMANCE
ANALYSIS (IPA)
Tujuan dilakukan analisa Importance Performance dan
Analysis (IPA) adalah untuk mengukur hubungan antara (3)
persepsi konsumen yang dalam hal ini adalah mantan
pengguna Mikrolet Lyn-X dengan prioritas peningkatan dimana : = Rata-Rata Tingkat Penilaian
kualitas pelayanan oleh operator Mikrolet Lyn-X. Kinerja Indikator Ke - i
Metode Importance Performance Analysis (IPA)
= Rata-Rata Tingkat Penilaian
biasa juga disebut dengan quadrant analysis atau analisa
kuadran yang mana fungsi utamanya adalah Kepentingan
menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan Indikator Ke - i
dan kepuasan di dalam grafik dua dimensi yang terbagi n = Jumlah Responden
menjadi 4 kuadran untuk mempermudah penjelasan data.
Menurut Supranto (2001), hasil penilaian tingkat Pada tahapan selanjutnya, proses perhitungan
kepentingan dan penilaian kinerja maka akan dihasilkan dilanjutkan dengan menghitung rata-rata tingkat
suatu perhitungan yang menjadi tingkat kesesuaian kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan indikator.
antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya. Adapun rumusan yang dipakai adalah sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan tingkat kesesuaian disini adalah dan
hasil perbandingan skor kinerja dan skor kepentingan (4)
pengguna mikrolet. Sedangkan rumusan yang
dimana : = Total Rata-Rata Tingkat Penilaian
digunakan untuk menghitung tingkat kesesuaian adalah
sebagai berikut : Kinerja Atribut Ke-i
= Total Rata-Rata Tingkat Penilaian
Kepentingan Atribut Ke-i
(2) k = Jumlah Pertayaan Yang Tercantum
Dalam
dimana : Tki = Tingkat Kesesuaian Responden Kuisioner
Xi = Skor Penilaian Kinerja
Yi = Skor Penilaian Kepentingan Nilai yang didapat dari hasil perhitungan rata-rata
Pengguna Mikrolet tingkat penilaian dan tingkat kepentingan digunakan