Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH

SISTEM TRANSPORTASI

JAKARTA HUMAN AID SYSTEM : CARA MENANGGULANGI


GANGGUAN SISTEM TRANSPORTASI DALAM MEWUJUDKAN
INDONESIA YANG MANDIRI

Disusun Oleh:

Fathiya Salsabila

1506723263

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2018
ABSTRAK

Meningkatnya jumlah kendaraan pribadi di Jakarta tiap tahunnya tidak diiringi


dengan penambahan panjang jalan nasional sehingga berujung pada kemacetan.
Permasalahan ini sedang gencar diatasi dengan transportasi umum massal seperti
Transjakarta, Commmuter Line (KRL), dan LRT serta MRT. Namun, pada
penerapannya, kualitas pelayanan operator masih jauh dari harapan terkendala oleh
gangguan sistem operasi seperti gangguan sinyal dan anjlok. Jak-HAS merupakan
aplikasi yang akan mengintegrasikan ojek online dengan berbagai transportasi
umum ketika KRL mengalami gangguan. Melalui dua fitur utamanya: Go-Rescue
dan Real Time, Jak-HAS akan memangkas travel time dan menciptakan jarak yang
efisien untuk mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan
beragam moda transportasi dan memangkas travel time dalam mencapai tujuan
ketika terjadi permasalahan KRL. Tujuan ini dapat dicapai dengan menerapkan
survei untuk mengetahui preferensi driver ojek online sebagai penyelamat dan trip
assignment digunakan untuk menentukan rute terintegrasi menggunakan
multimoda transportasi. Hasil Permodelan dan simulasi rute terintegrasi mampu
menunjukkan alternatif rute saat terjadi gangguan pada rute moda tertentu dengan
jarak yang efisien dan ratio actual and designed travel time <1. Hasil survei
menyatakan 79% dari 108 driver bersedia menjadi rescuer team KRL dengan
reward tertentu. Implementasi Jak-HAS menjadi jawaban dalam meningkatkan
mobilitas para commuter meskipun terjadi gangguan perjalanan dan dengan sistem
transportasi yang optimal, Indonesia mandiri 2025 diharapkan dapat segera
terwujud.
Kata Kunci : Jak-HAS, Gangguan, Ojek Online, Integrasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Kota Jakarta memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi jika
dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari
sensus penduduk pada tahun 2010, tingkat populasi di Jakarta berada pada urutan
teratas dengan perbedaan yang cukup signifikan dengan kota-kota lainnya.

Peran transportasi publik ibu kota sangat dominan terkait pertumbuhan


ekonomi Indonesia. Mobilitas yang tinggi akan tercapai ketika mayoritas dari
masyarakat ibu kota beralih dari kendaraan pribadi menjadi transportasi publik.
Dengan begitu, tingkat kemacetan yang terjadi akan menurun dan kemudahan
masyarakat untuk sampai di titik tujuan akan terealisasi dengan baik.
Sebagai pusat dari perekonomian, tentunya pertumbuhan ekonomi ibukota
juga dipengaruhi oleh kota satelit yang letaknya berdekatan dengan Jakarta seperti
Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Salah satu moda trasnportasi yang sering
digunakan oleh masyarakat untuk menuju ibu kota, atau sebaliknya adalah KRL
Commuter Line. Beradasarkan data statistik yang diperoleh pada tahun 2014,
jumlah komuter yang menggunakan KRL Commuter Line sebesar 3.566.178 orang,
2.429.751-nya menuju Ibu kota. Jumlah ini merepresentasikan 68% total perjalanan
yang ada berpusat di Jakarta (BPS, 2014).
Alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah pada gangguan
KRL Commuter Line adalah pemanfaatan peran dari ojek online sebagai partner
untuk melakukan tindakan evakuasi. Faktanya, pengintegrasian moda transportasi
umum sangat dibutuhkan untuk memotong waktu perjalanan ketika gangguan dari
satu moda transportasi terjadi.
Dengan pemanfaatan ojek online, masyarakat dapat melakukan tindakan
secara langsung dengan gadget yang dimiliknya tanpa menunggu lama evakuasi
yang dikirimkan ke lokasi. Masyarakat pun dapat melakukan mobilitas dengan
normal, meskipun gangguan terjadi pada moda transprotasi KRL Commuter Line.
Selain itu, dengan semakin baiknya pelayanan transportasi publik ibu kota, hal ini
akan mendukung pertumbuhan ekonomi karena mobilitas yang terjadi di ibu kota
akan tinggi
1.2   Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi dasar dari penelitian ini, adalah:
1.   Apakah saja masalah sistem transportasi yang sedang dihadapi Jakarta?
2.   Bagaimana implementasi dari inovasi Jak-HAS?
3.   Bagaimana penerapan fitur aplikasi Jak-HAS sebagai solusi dari
permasalah KRL Commuter Line?
1.3   Tujuan Penelitian

Tujuan dari dibentuknya penelitian ini adalah:

1.   Menjadikan Jakarta sebagai kota penggerak dalam mewujudkan Indonesia


mandiri pada tahun 2025;
2.   Mengintegrasikan berbagai moda transportasi umum dan memotong
travel time dalam mencapai tujuan tertentu;
3.   Melakukan perancangan fitur Jak-HAS sebagai strategi permasalahan
transportasi di Jakarta.

1.4   Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara khusus memberikan manfaat untuk berbagai pihak.


Beberapa diantaranya adalah:
1.   Masyarakat
a.   Mencegah pengguna KRL Commuter line dari gangguan
keterlambatan dalam mencapai lokasi tujuan;
b.   Memberikan waktu tempuh yang lebih efisien dan meningkatkan
mobilitas meskipun dalam kondisi KRL terkena gangguan sinyal atau
anjlok;
c.   Penelitian ini memberikan beberapa alternatif transportasi multi-
modal untuk mencapai tujuan dalam waktu tempuh terkecil.
2.   Operator
Jak-HAS akan membantu PT KCI untuk memperbaiki layanan mereka
agar pengguna nyaman dan aman saat menggunakan KRL.
3.   Pemerintahan
Penelitian akan meningkatkan tingkat pelayanan transportasi publik serta
mendorong pemakai kendaraan pribadi untuk beralih pada transportasi publik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1   Indonesia yang Mandiri


Dalam menjalankan kegiatan pembangunan yang mencakup berbagai aspek
kehidupan, suatu negara pasti menemui berbagai tantangan, termasuk Indonesia.
Sebagai negara berkembang, sudah dapat dipastikan bahwa Indonesia menemui
banyak tantangan yang harus dilewati dengan menggunakan modal dasar negara
Indonesia sendiri yang meliputi kepemilikan kekayaan alam dan keanekaragaman
hayati yang tinggi, jumlah penduduk yang besar dengan beragam budaya,
merupakan negara kepulauan yang memiliki letak geografis yang strategis. Dalam
menghadapi tantangan-tantangan tersebut dan mengutilisasi modal dasar negara
Indonesia, pemerintah menyusun Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2025
yang merupakan visi dan misi untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satu visi
dari RPJN 2005-2025 tersebut adalah Indonesia yang Mandiri yaitu yang mampu
mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan
mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Gangguan pada sistem transportasi juga pastinya akan sangat berdampak pada
ekonomi suatu wilayah bahkan negara karena aku menurunkan tingkat
produktivitas masyarakat. Oleh karena itu, dalam mewujudkan Indonesia yang
mandiri, sistem transportasi yang menerapkan konsep ketahanan (resilient)
merupakan kunci dari keberhasilan mewujudkan Indonesia yang mandiri sesuai
dengan RPJN 2005-2025. Konsep dari ketahanan itu sendiri merupakan
kemampuan untuk menanggulangi ancaman atau gangguan tanpa memberikan
perubahan yang signifikan dan dapat kembali ke keadaan normal dalam waktu
singkat sehingga dapat dipastikan sistem transportasi yang resilient merupakan
jawaban dari segala masalah sistem transportasi di Indonesia yang pastinya
berdampak pada sector ekonomi secara langsung maupun tidak langsung.

2.2   Transportasi Perkotaan Eksisting di Jakarta


DKI Jakarta sebagai ibu kota dari Indonesia merupakan pusat kegiatan bisnis
dan pemerintahan yang dikelilingi beberapa kota satelit seperti Bogor, Depok,
Tanggerang, dan Bekasi yang telah berkembang dengan baik akhir-akhir ini. Dari
beberapa kegiatan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Jakarta pada
tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah komuter Jabodetabek mencapai 3.566.178
orang yang terdiri dari 2.479.751 orang yang bekerja atau bersekolah di Jakarta,
1.067.762 orang yang tinggal di Bogor, Depok, Tanggerang, atau Bekasi tetapi
memiliki aktivitas rutin di Jakarta (Badan Pusat Statistik, 2016). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa transportasi yang massif dan bekerlanjutan merupakan hal
yang memiliki urgensi tinggi untuk dipenuhi.
Peningkatan tersebut diikuti oleh jenis moda transportasi lain yaitu KRL
Commuter Line Jabodetabek. Inovasi dan kebijakan yang diimplementasikan pada
bis Transjakarta juga telah diterapkan oleh KRL Commuter Line Jabodetabek
dengan mengimpor kereta jepang dan menerapkan tiket elektronik yang progresif
sejak bulan Juli 2013 (Badan Pusat Statistik, 2016). Hal tersebut diharapkan dapat
menekan jumlah kendaraan pribadi dan pergantian paradigma masyarakat yang
yang kebanyakan merupakan pengguna kendaraan pribadi menjadi pengguna KRL
Commuter Line. Lebih jauh lagi, pemerintah juga mensubsidikan biaya KRL
Commuter Line sehingga harga yang dibebankan pada penumpang lebih murah
dibandingkan sebelumnya. Selain biaya yang dibebankan, peningkatan komuter
juga dipicu oleh revitalisasi dan penambahan area parker serta fasilitas lain di
stasiun kereta.
Transportasi berbasis online juga memgang peran penting dalam sistem
transportasi di Jakarta. Transportasi berbasis online dalam bentuk aplikasi
smartphone menjadi hal yang cukup populer di tengah masyarkat. Pemesanan
transportasi jenis ini diintegrasikan dengan handphone pintar yang telah dipasang
aplikasi transportasi berbasis online secara gratis sehingga komuter dapat memesan
jasa ini dimanapun dan kapan pun menggunakan handphone pintar yang
dimilikinya.

2.3 Integrasi Angkutan Umum


Sistem transportasi publik yang optimal hanya bisa dicapai melalui
pemahaman yang tepat mengenai pola perjalanan masyarakat (travel behavior)
serta kebutuhan dan ekspektasi (preference) masyarakat terhadap kualitas
pelayanan transportasi publik (Belraodan Cabral, 2007).
Sistem transportasi umum massal yang tidak terintegrasi cenderung
mengabaikan kebutuhan customer (masyarakat pengguna transportasi umum di
suatu daerah) yang akan berdampak signifikan pada rendahnya jumlah pengguna
kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi.
Wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa, misalnya
seperti di Jakarta, sudah seharusnya memiliki sistem transportasi publik yang
efisien yang mana terintegrasi bukan hanya secara operasional tetapi juga dengan
sektor lain seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan (Potter dan Skinner, 2000).
Penerapan integrasi sistem transportasi umum massal telah menghasilkan
dampak yang signifikan pada sistem transportasi umum massal di berbagai kota di
dunia seperti berikut ini:
1.   Integrasi jadwal pada Hong Kong Mass Transit Railway mampu
mereduksi waktu tunggu sebesar 43% dan biaya sebesar 73% (Wong dan
Leung, 2004 dalam Currie dan Bromley, 2005);
2.   Integrasi informasi transportasi publik di Kota London mampu
meningkatkan rasio biaya dan manfaat hingga sebesar 7,67% (Preston,
2010);
3.   Reduksi tarif melalui integrasi tarif (May dan Roberts, 1995) mampu
meningkatkan jumlah penggunaan moda transportasi publik sebesar 24%
di Kota Wina (Austria) pada tahun 2001 dan 33% di Kota Paris (Perancis)
selama periode tahun 1975- 1993.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1   Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang mendukung terbentuknya Jak-HAS adalah permodelan
rute dari berbagai moda transportasi yaitu KRL, Transjakarta, dan ojek online;
survei untuk mempertimbangkan preferensi ojek online dalam bekerja sama dengan
operator KRL; studi literatur sebagai dasar analisis deskriptif hasil penelitian yang
keseluruhannya didekatkan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Secara
kuantitatif, akan diambil beberapa faktor yang dianggap mewakili atau menjelaskan
fenomena dan pencarian hubungan non-kausal atau kausal antar faktor tersebut.
Begitupun secara kualitatif yang dilakukan dengan survei dan analisis keuangan
berfungsi untuk menganalisis hasil data untuk dibandingkan dengan teori yang ada
melalui studi literatur. Faktor yang diambil berupa parameter jarak tempuh, waktu
tempuh (travel time), minat driver ojek online, dan kondisi sistem operasi KRL.

3.2   Sumber Data


Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan peneliti selama
simulasi dan survei, sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan secara
tidak langsung melalui permodelan rute dan studi literatur penelitian terdahulu
ataupun peraturan yang mengatur integrasi berbagai moda angkutan.
Secara garis besar data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Korelasi Data yang Digunakan
Data Primer Data Sekunder
1.   Hasil simulasi travel time 1.   Rute perjalanan Transjakarta
perjalanan menggunakan beberapa berdasarkan sumber BPTJ;
transportasi; 2.   Rute perjalanan KRL bersumber
2.   Kuantifikasi survei minat driver PT KCI;
untuk bekerjasama dengan 3.   Peraturan Menteri Perhubungan
operator KRL dan Transjakarta; Republik Indonesia Nomor: PM. 54
Tahun 2013 Tentang Rencana
Umum Jaringan Angkutan Massal
Pada Kawasan Perkotaan
Jabodetabek.
Sumber: Olahan Penulis, 2018

3.3   Metode Penelitian


Penelitian ini dibangun dengan menggunakan dua metode yaitu trip
assignment dan survei. Kedua metode tersebut akan mendukung dua fitur utama
Jak-HAS untuk dapat diimplementasikan. Penggambaran prosedur penelitian
ditunjukkan melalui diagram alir berikut:
Diagram Alir Jak-HAS

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1   Inovasi
Secara garis besar, inovasi aplikasi Jak-HAS menjadi solusi bagi salah satu
permasalahan sistem transportasi di Jakarta yaitu gangguan sistem operasi KRL
seperti anjlok dan gangguan sinyal. Kedua permasalahan tersebut menimbulkan
dampak tersendiri bagi para komuter berupa kerugian waktu yang berujung pada
menurunnya produktivitas kerja. Tingkat mobilitas yang tinggi memerlukan sistem
transportasi yang bebas dari gangguan, untuk itu Jak-HAS tersusun atas dua fitur
utamanya yaitu Go-Rescue dan Real Time yang memiliki peran tersendiri bagi jenis
gangguan KRL. Masing-masing objek penelitian tersebut akan dideskripsikan lebih
lanjut di bawah ini.

4.1.1   Kerangka Kerja Jak-HAS


Indonesia yang mandiri dikarakterisasi dengan infrastruktur yang
berkembang pesat dengan salah satunya memiliki sistem transportasi yang mampu
menahan dampak dari kondisi yang abnormal maupun normal. Tanpa transportasi
yang memiliki kemampuan tersebut, sebuah kota bahkan Indonesia tidak dapat
diakui sebagai mandiri karena gangguan pada sistem transportasi terkait dengan
mobilitas dari masyarakat, jasa, dan logistik memiliki dampak terhadap berbagai
sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor ekonomi. Hal tersbeut merupakan
alasan utama mengapa transportasi merupakan aspek yang vital dalam mendukung
Indonesia mandiri 2025.

Sistem transportasi yang mendukung kemajuan infrastruktur terdiri dari tiga


aspek utama yang harus dipertimbangkan dengan baik dalam tahap perencanaan
sistem transportasi. Tiga aspek utama tersebut adalah memiliki moda transportasi
yang terintegrasi dengan baik, memiliki tindakan mitigasi terkait dengan berbagai
ancaman, dan memiliki sistem penyelamatan ketika terjadi hal yang emergensi. Jak-
HAS sebagai aplikasi smartphone yang inovatif menjadi jawaban dalam mencapai
ketiga aspek tersebut.
Fokusan utama dari aplikasi Jak-HAS dalam menyelamatkan komuter
dikhususkan untuk penumpang KRL Commuter Line sebagai moda transportasi
yang paling diminati melihat terjadi peningkatan jumlah penumpang yang
siginfikan dari tahun ke tahun. Namun, ketika KRL Commuter Line mengalami
gangguan ketika moda transportasi tersebut belum memiliki sistem mitigasi atau
penyelamatan, dapat diprediksi bahwa jumlah kerugian yang dihasilkan sangat
besar karena gangguan tersebut. Jadi, penerapan Jak-HAS sebagai pendukung
dalam sistem mitigasi dan penyelamatan untuk KRL Commuter Line tidak dapat
dielakkan.

350.000.000
292.340.798*
300.000.000
250.000.000 280.586.407
257.530.195
200.000.000 206.809.273
150.000.000
158.118.170
100.000.000 134.087.064
50.000.000
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Data Statistik Dari Komuter yang Menggunakan KRL Sebagai Moda Transportasi
yang Paling Diminati
Sumber: PT KCI, 2018

Jasa penyelamat ini sangat dibutuhkan mengingat bahwa gangguan dapat


terjadi saat rush hour yang berarti terdapat ribuan orang yang harus dievakuasi.
Apabila komuter memesan transportasi motor berbasis online secara manual, hal
tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih banyak karena mereka harus
memasukkan lokasi awal dan tujuan yang mereka ingin capai, menunggu driver
tiba di titik pertemuan tertentu, dan mencari driver tersebut diantara ribuan supir
yang sedang dipesan oleh komuter lainnya. Kondisi tersebut dapat dibayangkan
bahwa akan sangat hectic mengingat bahwa terdapat ribuan orang yang mencari-
cari driver yang telah mereka pesan diantara ribuan driver yang tiba.
Setelah mereka mencapai stasiun kereta atau halte Transjakarta terdekat,
sangat direkomendasikan menggunakan fitur Real-Time untuk mengtahui jalan
yang paling cepat untuk mencapai tujuan mereka sehongga masih ada kemungkinan
untuk mencapai tujuan mereka tepat waktu meskipun terjadi gangguan pada sistem
transportasi.
Selain memiliki jasa mitigasi dan penyelamatan, terkait dalam pencapaian
aspek transportasi yang mandiri, Jak-HAS juga memiliki fitur yang
mengintegrasikan moda transportasi dalam bentuk fitur Real-Time. Tidak hanya
untuk situasi emergensi, fitur Real-Time juga dapat digunakan pada kondisi normal.
Fitur Real-Time sebagai jasa pengintegrasian moda transportasi memiliki kerangka
kerja tersendiri yang dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini,

Kerangka Kerja Jak-HAS: Fitur Real-Time saat Kondisi Normal


Sumber: Dokumen Penulis, 2018

Pada kondisi normal, fitur Real-Time dapat digunakan untuk merencanakan


perjalanan ke tujuan tertentu dengan baik mengingat bahwa fitur ini memberikan
informasi mengenai jalan tercepat dan estimasi waktu dalam mencapai tujuan
tertentu. Fitur ini dianggap sebagai pengintegrasi karena fitur ini memberikan dua
opsi dalam merencanakan rute perjalanan yaitu one-mode transportation atau
modal-split transportation. Modal-split transportation adalah kunci dari integrasi
karena secara otomatis fitur ini akan mengkalkulasikan waktu tempuh dengan
berbagai moda transportasi yang mengkombinasikan pilihan pengguna atau pilihan
fitur ini sendiri berdasarkan waktu tempuh tercepat. Setelah menggunakan fitur ini
pada kondisi tersebut, pengguna dapat tiba di tujuan tepat waktu,
Kerangka kerja Jak-HAS telah menunjukkan bukti yang cukup bawah aplikasi
smartphone yang inovatif ini dapat menjadi cara yang terbaik dalam mencapai tiga
aspek dari sistem transportasi mandiri di Jakarta untuk mendukung Indonesia
mandiri 2025.
BAB V

PENUTUP

5.1   Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1.   Jak-HAS menjadi strategi untuk mengatasi permasalahan gangguan sistem operasi
KRL sehingga menciptakan pelayanan transportasi yang aman dan nyaman demi
terwujudnya Indonesia mandiri 2025.
2.   Jak-HAS terdiri dari dua fitur utama yaitu Go-Rescue untuk mengatasi anjloknya
KRL dan Real Time dapat mengatasi gangguan sinyal.
3.   Kerjasama antar operator KRL dan driver motor ojek online dapat menciptakan
integrasi antar moda transportasi.

5.2   Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat beberapa
saran yang peneliti ajukan, yaitu:
1.   Diperlukan pembuatan aplikasi Jak-HAS agar dapat mulai diterapkan dan digunakan
oleh para komuter.
2.   Implementasi Jak-HAS perlu dibarengi dengan aksesibilitas komuter untuk keluar rel
menuju driver ojek online.
3.   Sistem pembayaran menggunakan kartu perlu disesuaikan karena posisi tap-out
apabila terjadi KRL anjlok menjadi tak menentu.
DAFTAR PUSTAKA

Jha, A. K., Miner, T. W., & Stanton-Geddes, Z. (2013). Building Urban Resilience:
Principles, Tools, and Practice. Washington DC: The World Bank.

Widiantoro, W. (2014, Januari 19). Rel di Stasiun Tanah Abang Terendam Banjir 10 cm.
Retrieved September 13, 2017, from Tribunnews Website:
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/01/19/rel-di-stasiun-tanah-abang-terendam-
banjir-10-cm

www.krl.co.id. (n.d.).

Jabodetabek Commuter Statistics . (2014).

Kata Data Indonesia. (2016).

krl.co.id. (2016).

KCJ, P. (2016).

(2016). Retrieved from PT KCJ.

Anda mungkin juga menyukai