Anda di halaman 1dari 21

Nama : Marzel Aries Dwiva

Npm : 21110013

Prodi : Teknik Sipil

Matkul : Sistem Transportasi

TUGAS BESAR

 Sistem Aktivitas (Demand side)

 Transportation Demand Management


 Travel Reduction

Penerapan kebijakan WFH di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak awal pandemi
COVID-19, dan banyak perusahaan dan institusi pemerintah yang menerapkan kebijakan ini
secara terus menerus atau secara fleksibel. Selain dapat mengurangi jumlah perjalanan harian,
kebijakan WFH juga dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan mengurangi biaya
operasional perusahaan.

 Peak spreading (penyebaran puncak)

Kemacetan yang terjadi DKI Jakarta sudah melampaui ambang batas kewajaran
sehingga menyebabkan kinerja masyarakat DKI Jakarta menjadi menurun. Pemerintah
dengan berbagai cara membuat alternative kebijakan guna mengurangi kepadatan kendaraan
di jalan raya. Salah satunya dengan diterapkannya system plat nomor ganjil/genap. Penerapan
system plat nomor ganjil/genap ini masih pro dan kontra sehingga pelaksanaannya menjadi
tertunda. Pengamatan penulis dilihat dari segi positif dan negative dan mendapatkan
kesimpulan bahwa penerapan system plat nomor ganjil/genap ini baik diterapkan dengan
syarat bahwa selain system ini dilaksanakan, Adapun infrastruktur seperti jalan, transportasi
umum harus dikembangkan dan dipantau mengenai kondisi kendaraan (perawatan kendaraan)
serta keamanannya.

Oprasi sistem ganjil genap lampung

 LAND USE/URBAN PLANNING


 Growth management, compact city, intensive

Pengembangan Kawasan Berkelanjutan di Bandung

Pemerintah Bandung telah mengembangkan kawasan berkelanjutan dengan


mengintegrasikan penggunaan lahan yang kompak dan intensif, serta memprioritaskan
transportasi berbasis pedestrian dan bersepeda.Pengembangan kawasan berkelanjutan di
Bandung telah meningkatkan kualitas hidup, mengurangi polusi udara, dan memperbaiki
mobilitas penduduk. Tetapi Masih terdapat tantangan dalam pengawasan dan penegakan
aturan terkait penggunaan lahan dan transportasi berkelanjutan.

Penerapan penggunaan lahan atau perencanaan kota dalam pengelolaan pertumbuhan


kota kompak dan intensif serta solusi transportasi berkelanjutan ini telah memberikan
dampak positif dalam mengurangi kemacetan, polusi udara, dan ketergantungan pada
kendaraan pribadi. Namun, masih terdapat permasalahan yang perlu diatasi, seperti
pengembangan infrastruktur pendukung, peningkatan kesadaran masyarakat, dan penegakan
aturan terkait penggunaan lahan dan transportasi berkelanjutan.
Gambar Jalan untuk para Sepeda , bandar lampung

Gambar Bus Bandros , Bandung


Gambar Kawasan Pedestrian , Bandung

 Development with mixed use, transit oriented develoopment

Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta

Pemerintah Jakarta telah menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD)


dengan membangun stasiun transit yang terintegrasi dengan pusat-pusat perkotaan dan
mengembangkan kawasan sekitarnya. Penerapan TOD di Jakarta telah meningkatkan
aksesibilitas, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan mengurangi kemacetan lalu
lintas. Tetapi Masih terdapat tantangan dalam pengembangan kawasan TOD yang terintegrasi
secara menyeluruh.

TOD merupakan area perkotaan yang dirancang untuk memadukan fungsi transit
dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang bertujuan untuk
mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut
penumpang.

: Dengan konsep kawasan berorientasi transit, PT MRT Jakarta mendorong


sejumlah keuntungan bagi masyarakat, yaitu

 Mengurangi penggunaan kendaraan, kemacetan jalan, dan polusi udara;


 Pembangunan yang mendukung berjalan kaki serta gaya hidup sehat dan aktif;
 Meningkatkan akses terhadap kesempatan kerja dan ekonomi;
 Berpotensi menciptakan nilai tambah melalui peningkatan nilai properti;
 Meningkatkan jumlah penumpang transit dan keuntungan dari penjualan tiket;
 Menambah pilihan moda pergerakan kawasan perkotaan.

Dalam mengembangkan perencanaan TOD, PT MRT Jakarta menggunakan


delapan prinsip, yaitu:

1. Fungsi campuran (pengembangan fungsi campuran dalam radius tempuh jalan


kaki dari setiap stasiun, yaitu fungsi komersial, perkantoran, kelembagaan, hunian,
dan fasilitas umum) ;

2. Kepadatan tinggi (memaksimalkan kepadatan dan keaktifan di sekitar stasiun


transit) yang sesuai dengan daya dukung kawasannya;
3. Peningkatan kualitas konektivitas (koneksi sederhana, langsung, dan intuitif yang
mendukung mobilitas penggunan menuju, dari, dan di antara stasiun yang bebas
kendaraan bermotor dan memiliki sistem penanda yang jelas menuju stasiun
dalam kawasan pengembangan);
4. Peningkatan kualitas hidup (pengalaman ruang yang menarik, aman, dan nyaman
yang menunjang kebutuhan harian penumpang, pejalan kaki, pekerja, penghuni,
dan pengunjung melalui jalan, plaza, ruang terbuka yang dapat memberi
kontribusi positif kepada identitas dan karakter kawasan transit terpadu);
5. Keadilan sosial (memampukan komunitas baru yang dapat bertahan dan sukses
dalam jangka waktu panjang dengan membuka kesempatan pekerjaan dan hunian
untuk semua kalangan sosial ekonomi, mempertahankan komunitas dan jaringan
sosial yang ada di daerah pengembangan, dan menyediakan infrastruktur sosial
untuk mendukung identitas dan hubungan komunitas yang lebih kuat);
6. Keberlanjutan lingkungan (mengurangi dampak buruk pembangunan terhadap
lingkungan dengan desain yang ramah lingkungan, penurunan jejak karbon
sebagai dampak dari optimalisasi jalan kaki dan bersepeda, pembaruan air dan
energi, menjaga ekosistem alam dan kota, serta pengolahan limbah untuk sumber
daya baru);
7. Ketahanan infrastruktur (merancang kota yang dapat bertahan dari bencana besar
dan dampak perubahan iklim); dan
8. Pembaruan ekonomi (pengembangan ekonomi lokal yang dapat menarik investasi
dan peluang kerja baru).

Penerapan alternatif pembangunan dengan penggunaan campuran, pembangunan


berorientasi transit, dan solusi transportasi berkelanjutan ini telah memberikan dampak positif
dalam mengurangi kemacetan, polusi udara, dan ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Namun, masih terdapat permasalahan yang perlu diatasi, seperti pengembangan infrastruktur
pendukung, peningkatan kesadaran masyarakat, dan penegakan aturan terkait penggunaan
lahan dan transportasi berkelanjutan.
Transit Oriented Development (TOD), Jakarta Gambar Stasiun Transit, lampung

Peta Lokasi kawasan berorientasi Transit

 Regional atau national development policy


 Development of secondary cities
Pada 2019 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan letak ibu kota baru
Indonesia. Ibu kota akan dipindah ke dua kabupaten di Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten
Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Ibu kota tersebut Bernama Nusantara
akan menggantikan Jakarta sebagai Ibu Kota. Di fase awal, Istana Negara akan dipindah
segera pada 2024 mendatang bersama 4 Kementerian.

Gambaran Rencana ibukota baru

 INDUSTRIAL/LABOUR POLICY
 Work/businnise style, production/distribution proces

Beberapa kebijakan industri atau ketenagakerjaan dan gaya kerja atau proses bisnis
manufaktur atau distribusi yang terkait dengan transportasi berkelanjutan di Indonesia antara
lain:

1. Kebijakan angkutan umum ramah lingkungan

Pemerintah Indonesia telah mengembangkan jaringan Transjakarta, Bus Rapid Transit


(BRT) dan kereta peluru untuk meningkatkan angkutan umum yang ramah lingkungan.
Beberapa kota di Indonesia telah mengembangkan sistem transportasi umum yang ramah
lingkungan, seperti bus listrik dan kereta ringan.

2. Kebijakan logistik ramah lingkungan

Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan logistik hijau untuk mengurangi


dampak lingkungan dari kegiatan logistik dan distribusi. Beberapa perusahaan di Indonesia
telah menerapkan kebijakan green logistics dengan mengoptimalkan rute pengiriman,
menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan kemasan yang
dapat didaur ulang.

3. Kebijakan penggunaan kendaraan listrik

Beberapa perusahaan Indonesia beralih ke kendaraan listrik sebagai alternatif dari


kendaraan bermotor konvensional yang lebih ramah lingkungan.

4. Kebijakan peningkatan infrastruktur sepeda Pemerintah Jakarta telah membangun


jalur khusus sepeda dan menyediakan tempat parkir sepeda yang aman di beberapa
kota di Indonesia. Beberapa perusahaan di Indonesia telah meluncurkan program
sepeda untuk mempromosikan transportasi berkelanjutan.

Kebijakan industri atau tenaga kerja dan gaya kerja atau proses bisnis manufaktur atau
distribusi terkait transportasi berkelanjutan di Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Namun, beberapa masalah masih
perlu dibenahi, seperti kurangnya infrastruktur dan kesadaran masyarakat akan manfaat
transportasi berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah kebijakan untuk
memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat
transportasi berkelanjutan.

GambarTransmedan

Gambar Transjogja
Gambar mobil Listrik Gambar Jalur Sepeda, Jakarta

Gambar Kereta Peluru Jakarta-Bandung

 SOSIAL POLICY
 Life style, lessure

Implementasi kebijakan sosial, gaya hidup, dan rekreasi terkait transportasi


berkelanjutan di Jakarta telah mencapai beberapa keberhasilan, meskipun masih ada beberapa
masalah yang perlu diperbaiki. Berikut adalah beberapa kebijakan dan inisiatif yang ada di
Jakarta dan keberhasilannya:

1. Kebijakan peningkatan infrastruktur sepeda

Pemprov DKI Jakarta telah membangun jalur khusus sepeda dan


menyediakan tempat parkir sepeda yang aman di beberapa wilayah Jakarta, seperti Sudirman-
Thamrin dan zona bebas mobil pada siang hari. Keberhasilan kebijakan ini terlihat dari
meningkatnya jumlah pengguna sepeda dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
manfaat penggunaan sepeda sebagai alat transportasi alternatif.

2. Kebijakan untuk mendorong penggunaan sepeda


Pemprov DKI Jakarta memberikan insentif bagi pengguna sepeda sebagai
alat transportasi alternatif, seperti diskon pembelian sepeda dan gratis penggunaan jalur
sepeda. Kebijakan ini berhasil meningkatkan jumlah pengguna sepeda di Jakarta.

3. Gerakan gerakan publik

Pemerintah DKI Jakarta meluncurkan kampanye GNAU (Gerakan Advokasi


Angkutan Umum) untuk mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum sebagai
alternatif kendaraan pribadi. Kebijakan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan
manfaat menggunakan angkutan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di
Jakarta.

4. Kebijakan pembatasan kendaraan bermotor di jalan tol

Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan emisi gas rumah kaca, Pemprov
DKI Jakarta menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan bermotor di jalan raya pada
waktu-waktu tertentu. Kebijakan ini berhasil mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta dan
meningkatkan kualitas udara di kota tersebut.

5. Kebijakan Gaya Hidup Berkelanjutan

Beberapa perusahaan di Jakarta juga telah menerapkan kebijakan gaya hidup


berkelanjutan untuk mendorong karyawan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Kebijakan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat transportasi
berkelanjutan dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta.

Meskipun penerapan kebijakan sosial, gaya hidup, dan rekreasi terkait


transportasi yang berkelanjutan di Jakarta cukup berhasil, masih banyak masalah yang harus
diselesaikan, seperti kurangnya infrastruktur, lantai yang memadai, dan ketergantungan
publik yang tinggi pada kendaraan pribadi. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan upaya
untuk memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat
transportasi berkelanjutan di Jakarta.

Gambar Infrastruktur Sepeda, Jakarta Gambar angkutan umum Jogjakarta

 TRAFFIC MANAGEMENT (MANAJEMEN LALU LINTAS)


 Eficient use via traffic engineering measures

Penerapan Sistem Parkir Terpusat Pemerintah di beberapa kota di Indonesia telah


menerapkan sistem parkir terpusat agar tidak terjadi parkir liar yang dapat menghambat lalu

lintas. Contohnya adalah penerapan sistem parkir terpusat di Malioboro, Yogyakarta.


 Inprovement of alternative

Angkutan umum, sepeda/pejalan kaki, para transit

a) Angkutan umum

Program Bus Rapid Transit di Jakarta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga
telah meluncurkan program Bus Rapid Transit (BRT) yang disebut "TransJakarta".
Program ini memungkinkan pengguna transportasi umum untuk bergerak dengan
cepat dan efisien di sepanjang rute-rute yang telah ditentukan. BRT juga memiliki
jalur khusus yang terpisah dari kendaraan bermotor lainnya, sehingga meminimalkan
kemacetan dan waktu perjalanan.
b) Pejalan kaki
Jaringan Trotoar yang Lebih Baik di Bandung Pemerintah Kota Bandung telah
meningkatkan jaringan trotoar di kota untuk meningkatkan kemudahan berjalan kaki.
Trotoar yang lebih baik dan lebih luas memungkinkan pejalan kaki untuk berjalan
dengan aman dan nyaman, serta mengurangi risiko kecelakaan dengan kendaraan
bermotor.
kendala yang dihadapi dalam mendorong penggunaan transportasi alternatif di
Indonesia?

Meskipun pemerintah Indonesia telah mendorong penggunaan transportasi


alternatif, seperti sepeda dan pejalan kaki, namun masih ada beberapa kendala yang
dihadapi dalam mendorong masyarakat untuk beralih ke mode transportasi yang lebih
ramah lingkungan dan berkelanjutan. Beberapa kendala tersebut antara lain:
1. Keterbatasan Infrastruktur Infrastruktur yang terbatas menjadi kendala utama
dalam mendorong penggunaan transportasi alternatif. Misalnya, kurangnya
jalur sepeda yang terpisah dari kendaraan bermotor, kurangnya penyebaran
stasiun pengisian baterai untuk sepeda motor listrik, atau kurangnya fasilitas
pejalan kaki yang memadai di kota-kota besar.
2. Kebiasaan dan Budaya Kebiasaan dan budaya masyarakat Indonesia yang
cenderung lebih memilih kendaraan pribadi daripada transportasi umum atau
alternatif menjadi kendala lainnya. Masyarakat Indonesia masih cenderung
menganggap kendaraan pribadi sebagai status sosial dan kenyamanan, sehingga
sulit untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan tersebut.
3. Kurangnya Kesadaran Lingkungan Kurangnya kesadaran lingkungan menjadi
kendala lainnya dalam mendorong penggunaan transportasi alternatif. Banyak
orang Indonesia masih tidak menyadari dampak negatif dari penggunaan
kendaraan bermotor terhadap lingkungan dan kesehatan mereka sendiri.
4. Keterbatasan Keamanan Keterbatasan keamanan menjadi kendala lainnya
dalam mendorong penggunaan transportasi alternatif, seperti sepeda dan
pejalan kaki. Masalah keamanan dapat menjadi hambatan bagi orang-orang
yang ingin beralih ke mode transportasi alternatif, terutama bagi wanita dan
anak-anak.
5. Kurangnya Dukungan Pemerintah dan Swasta Kurangnya dukungan
pemerintah dan swasta menjadi kendala lainnya dalam mendorong penggunaan
transportasi alternatif. Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai
program dan inisiatif untuk mendorong penggunaan transportasi alternatif,
namun masih kurangnya dukungan dan investasi dari pemerintah dan swasta
untuk membangun infrastruktur yang lebih ramah lingkungan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat transportasi alternatif.
Dalam menghadapi kendala-kendala tersebut, pemerintah dan
masyarakat Indonesia perlu bekerja sama untuk meningkatkan
infrastruktur, kesadaran lingkungan, dan budaya serta mengembangkan
solusi inovatif untuk mengatasi masalah keamanan dan kurangnya
dukungan pemerintah dan swasta.

 Trasnportation infrastructure development


 Funsional road/public tarnsportation network

Jalan tol menjadi salah satu infrastruktur konektivitas yang krusial dalam sebuah
wilayah. Tak terkecuali di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Yakni Jalan Tol
Akses Menuju Ibu Kota Negara dari Kota Balikpapan yang sedang dalam proses penyusunan
studi kelayakan. Bahkan, Kementerian PUPR juga telah memasukkannya dalam daftar
rencana proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Tahun 2022.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Perikesit mengatakan,
ada 16 jalan tol yang masuk daftar KPBU 2022.
Pada Pasal 20 dijelaskan bahwa pembangunan IKN akan mengusung strategi
pengembangan konektivitas tinggi secara regional dan internasional dengan dukungan
integrasi transportasi darat, laut, dan udara. Untuk darat, salah satunya dengan membangun
jalan tol dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN menuju bandar udara (bandara)
internasional dengan waktu tempuh kurang dari 50 menit.
Untuk sistem jaringan jalan tol, berikut rencana pengembangannya sebagaimana
tertuang di dalam Pasal 36:

 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Km 11-Junction Pulau Balang;


 Jalan Tol Bandara Sepinggan-Jalan Tol Balikpapan-Samarinda;
 Jalan Tol Bandara VVIP-Outer Ring Road KIPP;
 Jalan Tol Junction Pulau Balang-KIPP IKN.
 Higt quaility, capasity system, urban rail

KRL Commuter Line adalah sistem transportasi angkutan cepat komuter


berbasis Kereta Rel Listrik (KRL).Penggunaan krl di harapkan sebagai pendukung mobilitas
sehari-hari, termasuk terbebas dari kemacetan. Adanya KRL dengan jalur khusus dan
keberangkatan yang terjadwal mendukung penumpang agar bebas dari kemacetan. Harganya
yang terjangkau serta singkatnya waktu perjalanan yang ditempuh karena KRL Commuter
memiliki jalur sendiri. Jadi pengguna KRL Commuter dapat menghindari kemacetan jalanan
di Jabodetabek.

 Ring road/bypass
Lombok - Jalan Bypass Bandara International Lombok (BIL) - Mandalika telah siap
diresmikan pada awal November 2021 untuk mendukung event Superbike pada pertengahan
November 2021 dan MotoGP pada Maret 2022.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan jalan Bypass BIL
sepanjang 17,36 km akan memperlancar konektivitas dari Bandara BIL ke kawasan wisata di
Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika sekaligus mendukung akses menuju
sirkuit MotoGP yang juga dibangun di kawasan Mandalika.
Jalan bypass dilengkapi 2 jembatan, 11 overpass, dan 3 jembatan penyeberangan
orang (JPO) yang dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas dan memfasilitasi akses bagi
warga sekitar.

 NEW TEKNOLOGY
 Intelligent transportation system

Penerapan mobil listrik dijakarta

Intelligent Transport System atau sistem transportasi cerdas adalah integrasi antar
sistem informasi dan teknologi komunikasi dengan infrastruktur transportasi, kendaraan dan
pengguna jalan. Melalui sistem ini, pemerintah memberikan solusi dengan mengintegrasikan
pengguna jalan, sistem transportasi, dan kendaraan melalui sistem informasi dan teknologi
komunikasi.
Penggunaan mobil listrik diharapkan menjadi salah satu solusi atas isu pencemaran
lingkungan yang disebabkan emisi karbon kendaraan yang menyebabkan pencemaran udara,
khususnya yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. juga menghemat pengeluaran biaya
operasional, baik secara individu ataupun pengeluaran daerah dan negara. Dengan maraknya
instansi pemerintahan dan kementerian menggunakan kendaraan listrik maka populasi
kendaraan listrik ini akan semakin banyak, dan tentunya akan mendorong pembangunan
infrastruktur pendukung kendaraan listrik seperti lokasi pengecasan kendaraan listrik di
tempat umum makin banyak dan kian menjamur. penggunaan mobil listrik di semua lini
kegiatan transportasi, mendorong membuka kebijakan yang meransang, dan memotivasi
masyarakat terhadap penggunaan kendaraan listrik.
Pemerintah juga berharap aplikator transportasi online (Grab, Gojek, Maxim) untuk
segera menggunakan kendaraan listrik. DAMRI yang merupakan armada milik BUMN juga
diharapkan seluruhnya segera menggunaan bus listrik.

 Low emission vehicle

Penggunaan mobil listrik

Saat ini, moda transportasi berbahan bakar fosil masih menjadi yang utama di
Indonesia, baik sebagai kendaraan pribadi maupun umum. Peningkatan jumlah kendaraan
berbahan bakar fosil yang tak diimbangi dengan pemeliharaan lingkungan menimbulkan
polusi yang berakibat masalah kesehatan, kemacetan, dan masalah lingkungan. Penggunaan
mobil listrik diharapkan menjadi salah satu solusi atas isu pencemaran lingkungan yang
disebabkan emisi karbon kendaraan yang menyebabkan pencemaran udara, khususnya yang
terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
Penggunaan mrt untuk pengurangan emisi bahan bakar

Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat dan tingkat mobilitas manusia
yang tinggi maka dibutuhkan suatu sarana pendukung kegiatan tersebut yang dapat mengatasi
permasalahan ibukota, transportasi massal merupakan alternatif penyelesaian masalah yang
ada, tinggal bagaimana pemerintah dapat mengatur sistem transportasi tersebut menjadi
terstruktur maksud dari terstruktur tersebut iyalah adanya keterpaduan transportasi yang
mudah dan perlu diperhatikan keamanan dan kenyamanan transportasi tersebut, MRT dalam
hal ini telah banyak mewujudkan perubahan transportasi yang ada bagaimana sistem
operasional MRT yang baik dan dijalankan oleh sdm yang berkualitas untuk bisa
menghasilkan kualitas transportasi yang baik. Dan menjadi salah satu solusi atas isu
pencemaran lingkungan yang disebabkan emisi karbon kendaraan yang menyebabkan
pencemaran udara, khususnya yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. juga menghemat
pengeluaran biaya operasional, baik secara individu ataupun pengeluaran daerah dan negara
 New underground delivery system
Kadal 132 kereta bawah tanah pertama di indonesia

MRT merupakan transportasi darat berbasis gerbong yang menggunakan rel dan
listrik dalam beroperasinya. Hal yang membedakan MRT dengan seniornya yaitu KRL adalah
perlintasan relnya yang menggunakan rel bawah tanah serta jumlah gerbongnya yang
berjumlah 6 buah. Namun, tidak semua perlintasan MRT berada di bawah tanah, setidaknya
terdapat 7 dari 13 stasiun yang menggunakan jenis perlintasan layang. Stasiun tersebut di
antaranya Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan ASEAN
yang semuanya berlokasi di Jakarta Selatan.

Hal ini membuat MRT diperkirakan memiliki waktu tempuh yang lebih cepat dan
diharapkan mampu mengatasi masalah kemacetan di ibukota. DPRD dan Pemprov DKI
Jakarta sudah menetapkan tarif MRT senilai Rp10.000,-/km dengan tarif antar stasiun yang
berbeda yaitu berkisar antara Rp3000,- hingga Rp14.000,-. Jika dilihat, tarif ini sedikit lebih
mahal dibandingkan dengan tiket KRL. Hal ini dikarenakan target yang dituju berbeda. MRT
lebih mengarah kepada segmentasi masyarakat menengah ke atas karena penyumbang macet
terbesar adalah pengguna kendaraan pribadi dan MRT bertujuan untuk mengalihkan
pengguna kendaraan pribadi untuk menggunakan MRT.

Anda mungkin juga menyukai