Oleh:
Muhamad Fajri Nurachman (NPM. 2006618076)
Classification: Internal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta adalah perangkat daerah yang bertugas untuk
menjalankan roda pemerintahan dengan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perhubungan. Seperti penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis pelaksanaan urusan
perhubungan; pengembangan sistem transportasi perkotaan; penyelenggaraan perhubungan
darat, perkeretaapian, perairan, dan laut; penetapan lokasi, pengelolaan, pengendalian dan
pembinaan usaha perparkiran; pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum dan
barang, dan pemeriksaan mutu karoseri kendaraan bermotor; penghitungan, pengawasan dan
evaluasi tarif angkutan; penataan, penetapan dan pengawasan jaringan trayek angkutan jalan;
pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi; pelaksanaan upaya keselamatan
prasarana dan sarana perhubungan; pengawasan dan pengendalian izin di bidang Perhubungan.
B. Visi
Mewujudkan Jakarta Baru melalui penyediaan layanan transportasi yang handal,
modern, dan berdaya saing internasional, dengan angkutan publik sebagai layanan utama
C. Misi
1. Mewujudkan layanan transportasi yang selamat, lancar, aman, nyaman, dan
terintegrasi;
2. Mewujudkan layanan transportasi yang informatif berbasis teknologi informasi dan
komunikasi;
3. Mewujudkan transportasi ramah lingkungan dan menunjang aksesibilitas bagi
penyandang disabilitas;
4. Mewujudkan biaya transportasi yang terjangkau bagi masyarakat.
3
Strategi 1 : Menata Dan Mengintegrasikan Kawasan Stasiun.
• Selama Tahun 2020, Dinas Perhubungan selaku Leading Sector melakukan kolaborasi
dengan SKPD, BUMD, dan BUMN dalam menata dan mengintegrasikan Kawasan
Stasiun.
• Stasiun yang dilakukan penataan pada tahap 1 di Tahun 2020 antara lain Stasiun
Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, dan Stasiun Pasar Senen. Integrasi
dilakukan dengan menghubungkan antar moda (KRL dengan Transjakarta dan moda
transportasi umum lainnya) yang lebih efektif serta untuk mengatasi permasalahan
lalu lintas di sekitar stasiun. Dengan penataan ini, diharapkan saat pandemi mereda
dan aktivitas masyarakat kembali normal, mereka akan memilih untuk mobilitas
menggunakan angkutan umum
Strategi 2: Membuat Prioritas Penanganan Transportasi di DKI Jakarta
• Perubahan paradigma penanganan transportasi Jakarta, membuat Empat prioritas
antara lain; pejalan kaki, kendaraan listrik, angkutan umum dan penanganan kendaraan
pribadi.
• Regulasi yang membatasi aktivitas kendaraan pribadi dan mendorong masyarakat
menggunakan transportasi publik, contohnya: Kebijakan Ganjil Genap dan rencana
penerapan Electronic Road Pricing (ERP).
Classification: Internal
• Untuk mendukung pengembangan kota berbasis TOD, jalur pejalanan kaki juga harus
ditata dan dibuat senyaman dan seaman mungkin. Sehingga dapat menarik minat warga
untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
• TOD juga mensyaratkan adanya fasilitas park and ride yang memadai.
Strategi 5 : Mempromosikan dan Menerapkan Transportasi Ramah Lingkungan
• Membuat Jalur Sepeda sepanjang 170 Kilometer
• Bekerja sama dengan vendor Bike Sharing untuk menyediakan sepeda sewa di beberapa
titik dan ditempatkan dekat Halte, Stasiun, dan kawasan perkantoran.
• Regulasi yang progresif seperti memberlakukan Low Emision Zone di Kota Tua, tarif
parkir progresif untuk kendaraan yang belum atau tidak lulus uji emisi.
• Penggunaan sepeda listrik dan motor listrik sebagai kendaraan patroli.
• Kelonggaran pajak pada mobil listrik serta mobil listrik boleh melintas di kawasan
ganjil genap.
Classification: Internal
BAB II
ANALISIS
Classification: Internal
c. Sarana dan Prasarana
Strength:
1. Memiliki jumlah aset yang banyak; memenuhi kebutuhan kerja.
Weakness:
1. Banyak aset yang tidak terawat dan bahkan rusak berat yang dibiarkan tersimpan.
2. Penanggung jawab pemilik aset tidak menggunakan aset dengan hati-hati sehingga
cepat rusak atau hilang.
B. Analisis PESTEL
Analisis PESTEL adalah konsep dalam prinsip manajemen strategis. Konsep ini
diterapkan sebagai alat untuk memantau lingkungan perusahaan/organisasi di mana beroperasi
atau berencana untuk meluncurkan produk dan layanan, atau untuk mengantisipasi situasi
makro yang memengaruhi situasi organisasi. PESTEL adalah sebuah singkatan yang dibentuk
dari beberapa kata sehingga mudah diingat oleh penggunanya, yaitu: Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi, Environment (Lingkungan), dan Legal.
Analisis PESTEL dari organisasi Dinas Perhubungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Politik
- Isu kemacetan dan polusi udara sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja
pemerintah. Sehingga harus ditangani secara serius.
2) Ekonomi
- Pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami perbaikan dibandingkan tahun
2020 pasca pandemic COVID-19. Ojek dan Angkutan Khusus Online sudah
diperbolehkan beroperasi. Perkantoran sudah dibuka untuk beroperasi, artinya
para pekerja akan melakukan aktivitas mobilisasi transportasi kembali.
Classification: Internal
3) Sosial
- Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat untuk bersepeda sebagai alat
transportasi dan aktifitas hobi.
4) Teknologi
- Penerapan inovasi, riset dan pengembangan serta pemanfaatan teknologi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi.
- Memanfaatkan Pusat Data dan Informasi sebagai transparansi informasi dan
Hak Untuk Tahu.
5) Environmental (Lingkungan)
- Di lingkungan kantor menerapkan pembuangan sampah terpisah.
- Petugas melakukan patroli menggunakan sepeda dan/atau sepeda/motor listrik
- Membuat kebijakan yang mendukung ramah lingkungan serta prinsip
sustainable management.
6) Legal
- Intruksi Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
Classification: Internal
BAB III
PENUTUP
Classification: Internal
DAFTAR PUSTAKA
10
Classification: Internal