Anda di halaman 1dari 25

PROJECT CONCEPT NOTE

TEMA 2 TRANSPORTASI HIJAU

Strategi Transformasi Ekonomi yang ingin dikembangkan di Bali berpusat pada pengurangan
ketergantungan dan dominasi dari sektor pariwisata, termasuk mendorong pertumbuhan
kawasan dan pusat ekonomi lain di Bali. Hal tersebut sangat membutuhkan dukungan berbagai
hal, khususnya konektivitas transportasi sebagai urat nadi ekonomi.

Project Concept Note ini merupakan gambaran dari pendekatan secara holistik untuk
mengatasi permasalahan ekonomi di Bali melalui pengembangan sistem infrastruktur
transportasi dan logistik di Bali guna mendukung pertumbungan ekonomi yang lebih inklusif
serta berwawasan lingkungan melalui pembangunan rendah karbon.

1. Informasi Umum Proyek


a) Lokasi Proyek:
Lokasi proyek berada di Provinsi Bali.

b) Area fisik yang terpengaruh secara langsung dari proyek dan area yang tidak
terpengaruh secara langsung:
Area fisik yang akan terpengaruh secara langsung berada di wilayah Bali Tengah,
meliputi Bedugul dan Santipagamani, serta lokasi-lokasi sandbox dari percontohan
transportasi hijau, yakni Nusa Penida, Sanur, dan Nusa Dua, serta lokasi
konstruksi/pembangunan fisik infrastruktur. Area yang tidak secara langsung
terpengaruh adalah Pulau Bali secara keseluruhan.

c) Aktivitas dalam proyek:


Komponen yang akan menjadi aktivitas dalam Project Concept Note ini mencakup:

1) Pembangunan infrastruktur konektivitas di wilayah Bali Tengah yang meliputi


Sanda-Baturiti-Pancasari-Plaga-Kintamani (SANTIPAGAMANI) dan Bedugul

Kawasan Bali Tengah merupakan wilayah dataran tinggi dan pegunungan yang
mencakup Bedugul & Santipagamani (Sanda-Baturiti-Pancasari-Plaga-Kintamani)
dengan karakteristik tanah yang subur sehingga merupakan Kawasan pertanian
holtikultura dan perkebunan. Kawasan ini diarahkan untuk menjadi pusat
agroindustri dan agrowisata modern dengan dukungan teknologi informasi untuk
menghasilkan produk-produk pertanian unggulan, baik untuk kebutuhan Pulau Bali
maupun ekspor ke wilayah lain.Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan
pengembangan infrastruktur baik jalan maupun infrastruktur telekomunikasi yang
dapat melancarkan aliran barang dan informasi antara pusat-pusat produksi dan
pasar. Keberadaan infrastruktur ini diharapkan dapat mendorong pemerataan
pertumbuhan ekonomi di wilayah Bali tengah.

Saat ini, kondisi wilayah yang berada di pegunungan tersebut belum terhubung
secara baik sehingga memerlukan peningkatan infrastruktur konektivitas untuk
menghubungkan sentra agroindustri dan agrowisata di dalamnya. Infrastruktur
konektivitas yang diperlukan dan diusulkan mencakup:
(i) jalan darat yang mencakup jalan di tingkat Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten,
(ii) Prasarana telekomunikasi di kawasan pegunungan Bedugul dan
Santipagamani.
Asesmen mengenai kondisi terkini dari infrastruktur konektivitas secara mendetail
masih perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai segmen mana yang
memerlukan peningkatan.

Page 1 of 25
Jaringan konektivitas, baik jalan maupun telekomunikasi, diharapkan untuk
terhubung secara terintegrasi dengan sistem transportasi dan logistik yang nantinya
akan berbasis pada electric vehicle dan smart system ITMC.

2) Penyusunan Rencana Umum Transportasi dan Logistik Bali (Bali


Transportation & Logistic Masterplan)

Penyusunan suatu rencana induk tentang sistem transportasi dan logistik Provinsi
Bali dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata hijau yang berkelanjutan
dan strategi transformasi ekonomi. Tujuan utama dari rencana induk ini adalah
mendorong perubahan sistem transportasi di Provinsi Bali menjadi lebih ramah
lingkungan dan rendah emisi karbon secara bertahap, baik melalui adopsi/konversi
moda transportasi maupun pengembangan sistem moda transportasi massal,
pengaturan lalu lintas, hingga pembangunan infrastruktur transportasi baru (jalan,
jembatan, dan sebagainya).

Komponen penting dalam masterplan adalah strategi dan roadmap untuk mencapai
target 100% konversi kendaraan listrik (transportasi bebas karbon) pada tahun
2035. Selain itu, rencana umum ini juga akan memayungi pengembangan berbagai
moda transportasi di Bali termasuk TOD.

Selain kegiatan perencanaan, aktivitas fisik yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
terbangunnya pusat logistik wilayah (logistic hub) yang terhubung dengan jaringan
transportasi wilayah Bali. Keseluruhan investasi dari logistic hub ini berasal dari
sector swasta dengan fasilitasi dan dukungan non-fiskal dari Pemerintah.

3) Electric Vehicle Conversion Program & Infrastructure


Sesuai dengan RPJMD 2018-2023 Provinsi Bali, pada Misi 18 yang secara spesifik
menyasar infrastruktur konektivitas ditegaskan beberapa kegiatan terkait
transportasi yang ramah lingkungan. Pemerintah Provinsi Bali telah mencanangkan
untuk melakukan transformasi pada sistem transportasi dari transportasi berbasis
fosil menjadi transportasi yang rendah karbon, salah satu opsi utamanya melalui
kendaraan listrik dan infrastrukturnya. Pemerintah Provinsi Bali sudah mulai
melakukan transisi kendaraan, baik pribadi maupun publik, menjadi kendaraan
ramah lingkungan, dengan salah satu opsi yang paling potensial melalui kendaraan
listrik, dengan target pada tahun 2035 seluruh kendaraan berbasis bahan bakar fosil
sudah tidak ada lagi di Bali.
Aktivitas yang diusulkan dalam Program Compact 2 ini adalah melakukan
perencanaan, penyiapan, serta implementasi dari program konversi kendaraan
listrik dan pembangunan infrastruktur pendukungnya yang mencakup:
(i) Pengembangan Skema Pembiayaan
Saat ini kendaraan listrik masih belum populer di masyarakat sehingga berbagai
fasilitas skema/instrumen pembiayaan juga belum banyak tersedia. Melalui
usulan ini diharapkan dapat dikembangkan suatu model skema pembiayaan
untuk kendaraan listrik yang dapat digunakan oleh pengguna (masyarakat,
lembaga, dan sebagainya) maupun penyedia kendaraan (supplier, bengkel,
produsen).
Ruang lingkup aktivitas ini selain mengembangankan model proses bisnis dan
insentif ekonomi, diharapkan juga dapat secara menyeluruh menyentuh aspek
regulasi hingga sosial-budaya yang merupakan faktor penting yang tidak
terpisahkan dari skema pembiayaan.

(ii) Implementasi Konversi dan Penyediaan Kendaraan Listrik

Page 2 of 25
Implementasi lebih lanjut dari usulan aktivitas ini adalah dilakukannya suatu
program konversi dari kendaraan eksisting yang berbahan bakar fosil menjadi
kendaraan listrik, serta penyediaan kendaraan baru. Program ini diharapkan
dapat menjadi pembuktian dan perbaikan dari skema pembiayaan yang telah
dikembangkan sebelumnya.
Implementasi konversi dan pengadaan kendaraan listrik ini diusulkan untuk
dilakukan di 3 lokasi sandbox, yakni: Nusa Penida, Sanur, dan Nusa Dua.

(iii) Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kendaraan Listrik


Salah satu fasilitas pendukung dalam ekosistem kendaraan listrik adalah
ketersediaan infrastruktur seperti stasiun pengisian, penyedia jasa perbaikan
kendaraan listrik, hingga pengelolaan sampah baterai. Infrastruktur ini perlu
untuk secara paralel dipersiapkan bersamaan dengan pengembangan skema
pembiayaan sehingga dapat secara tepat waktu berjalan beriringan dengan
ketersediaan kendaraan listrik di masyarakat.
Implementasi pembangunan infrastruktur kendaraan listrik ini diusulkan untuk
dilakukan di 3 lokasi sandbox, yakni: Nusa Penida, Sanur, dan Nusa Dua.

4) Integrated Traffic Management Center (ITMC)


Provinsi Bali sebagai suatu pulau yang soliter memerlukan suatu Integrated Traffic
Management Center (ITMC) guna mendukung pemantauan aktivitas lalu lintas
secara real-time. Hal ini akan mendukung kegiatan pariwisata, khususnya ketika
peak season, dan juga aktivitas pengangkutan logistik.

Saat ini beberapa Kabupaten telah memiliki suatu Traffic Management Center
masing-masing, ke depannya diharapkan dapat digabungkan menjadi satu ITMC
yang terpusat di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi.

5) Mass Transportation (LRT/ART) & TOD di Kawasan Metropolitan Sarbagita


Tingkat kunjungan wisatawan pada saat puncak musim liburan yang sangat tinggi di
beberapa kawasan destinasi wisata, khususnya Metropolitan Sarbagita (Denpasar –
Badung – Gianyar – Tabanan), seringkali menciptakan kemacetan yang sangat
parah. Hal tersebut memiliki banyak dampak negatif, seperti berkurangnya tingkat
kepuasan wisatawan, gangguan kesehatan masyarakatt akibat polusi, biaya
transport yang lebih mahal (BBM, operasional kendaraan), hingga dampak
pelepasan emisi karbon yang lebih besar.

Salah satu solusi yang ingin dilakukan adalah dengan pengembangan transportasi
massal dan pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD) untuk mengurangi
jumlah kendaraan pribadi di Bali. Transportasi publik yang ingin digunakan juga
merupakan jenis yang ramah lingkungan, seperti kereta listrik, sehingga dapat
secara signifikan berdampak ganda pada pengurangan emisi karbon.
Usulan yang ada hingga saat ini antara lain:
i. LRT Trase Denpasar – Badung
ii. ART Trase Badung - Denpasar – Gianyar – Klungkung
iii. Transit Oriented Development (TOD) untuk kawasan Bali Selatan: Kuta,
Sanur, dan Mengwi

d) Penjelasan Status Proyek (Baru, Peningkatan/Rehab dari Infrastruktur Eksisting):


No Komponen Status
1. Intra-island Connectivity Peningkatan dan baru untuk segmen jalan tertentu
infrastructure in Central Bali (perlu identifikasi & asesmen)
(road & telco) Pembangunan baru untuk fasilitas telekomunikasi dan
peningkatan jaringan untuk fasilitas eksisting

Page 3 of 25
2. Bali Transportation & Sudah ada beberapa studi penyusunan rencana induk
Logistic Masterplan transportasi sebelumnya.
3. Electric Vehicle Conversion Sudah ada konsep.
Program & Infrastructure
4. Integrated Traffic Baru
Management Center (ITMC)
5. Mass Transportation Proyek baru untuk transportasi massal dan peningkatan
(LRT/ART) & TOD Zone untuk TOD

e) Tujuan proyek dan penerima manfaat:


Peningkatan aktivitas perekonomian di Bali, baik dari pariwisata maupun aktivitas
ekonomis lainnya, termasuk strategi Transformasi Ekonomi Bali perlu untuk didukung
infrastruktur konektivitas yang memadai. Komponen-komponen aktivitas yang diusulkan
di atas merupakan bagian tidak terpisahkan dalam rangka pembangunan Bali yang
bertujuan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan dan strategi Transformasi
Ekonomi.

f) Lembaga pemerintah pengampu utama proyek:


No Komponen Lembaga Pemerintah Pengampu Utama
1. Intra-island Connectivity Dinas Perhubungan Provinsi Bali
infrastructure in Central Bali (road Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik
& telco) Provinsi Bali
2. Bali Transportation & Logistic Dinas Perhubungan Provinsi Bali
Masterplan
3. Electric Vehicle Conversion Dinas Perhubungan Provinsi Bali
Program & Infrastructure
4. Integrated Traffic Management Dinas Perhubungan Provinsi Bali
Center (ITMC)
5. Mass Transportation (LRT/ART) &  Ditjen Kereta Api, Kementerian Perhubungan
TOD Zone  Dinas Perhubungan Provinsi Bali

g) Biaya Proyek:
No Komponen Biaya (Rp)
1. Intra-island Connectivity infrastructure in Central Bali (est.) 2.500.000.000.000
(road & telco)
2. Bali Transportation & Logistic Masterplan (est.) 1.500.000.000.000
3. Electric Vehicle Conversion Program & Infrastructure TBA
4. Integrated Traffic Management Center (ITMC) (est.) 1.000.000.000.000
5. Mass Transportation (LRT/ART) & TOD Zone (est.) 18.500.000.000.000

h) Status Proyek (FS, DED):


No Komponen Status Perkembangan Saat ini
1. Intra-island Connectivity Infrastruktur jalan dan telekomunikasi eksisting sudah
infrastructure in Central tersedia di beberapa titik, namun masih perlu identifikasi
Bali (road & telco) dan pendataan lebih lanjut.
2. Bali Transportation & Sudah ada beberapa studi penyusunan rencana induk
Logistic Masterplan transportasi, seperti World Bank (2017) dan Dinas
Perhubungan Provinsi Bali (2020)
3. Electric Vehicle Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan regulasi dan
Conversion Program & roadmap secara umum, namun masih memerlukan
Infrastructure dukungan lebih untuk menyusun action plan dan
implementasinya di lapangan.
4. Integrated Traffic Pemerintah Provinsi Bali telah menyusun konsep ITMC.
Management Center
(ITMC)
5. Mass Transportation Beberapa studi dan inisiasi proyek transportasi massal oleh

Page 4 of 25
(LRT/ART) & TOD Zone pihak swasta telah dilakukan, seperti:
 Studi Transportasi Massal oleh National Center for
Sustainable Transportation Technology ITB
 FS ART oleh Waskita & PT. KAI
 FS LRT oleh Nindya Karya & Korea Network Authority
 FS Kereta Listrik oleh PT INKA

Page 5 of 25
i) Estimasi Jadwal Proyek (Studi/ Konsultasi/ Penyiapan Proyek/ Pengadaan Lahan/ Project Structuring/ Tender/ Izin Membangun Dan Lingkungan/
Konstruksi/ COD):
N Komponen 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
o
1. Intra-island Pra-FS/FS DED; Tender Konstruksi Konstruksi COD
Connectivity
infrastructure in
Central Bali (road &
telco)
2. Bali Transportation & Penyusunan FS Logistic Tender Logistic Konstruksi Konstruksi COD
Logistic Masterplan Masterplan Hub Hub
3. Electric Vehicle Regulasi; Skema Sandbox (pilot) Sandbox (pilot) Sandbox (pilot) Sandbox (pilot) Sandbox (pilot) Sandbox (pilot)
CoWnversion Program Edukasi & kelembagaan & konversi konversi konversi konversi konversi konversi
& Infrastructure Sosialisasi pembiayaan; kendaraan kendaraan kendaraan kendaraan kendaraan kendaraan
Edukasi & listrik; listrik; listrik; listrik; listrik; listrik;
Sosialisasi Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur
Kendaraan Kendaraan Kendaraan Kendaraan Kendaraan Kendaraan
listrik listrik listrik listrik listrik listrik
4. Integrated Traffic Pra-FS/FS DED; Tender Konstruksi Konstruksi COD
Management Center
(ITMC)
5. Mass Transportation Pra-FS/FS DED; Tender Konstruksi Konstruksi Konstruksi COD
(LRT/ART) & TOD Pengadaan
Zone Lahan

Page 6 of 25
j) Dilengkapi Peta/Diagram/Tabel:
Terlampir di halaman belakang dokumen.

Peta gambaran lokasi dari beberapa komponen proyek

2. Rasional Proyek
a) Penjelasan Mengapa Proyek Ini Dibutuhkan? Apakah proyek ini merupakan solusi dari
suatu permasalahan (konektivitas, logistik, kemacetan)?
 Mendorong pertumbuhan pusat ekonomi baru di Bali Tengah yang berorientasi ke
sektor pertanian modern sebagai bagian dari Strategi Transformasi melalui
pengembangan infrastruktur konektivitas akses jalan dan komunikasi.
 Mendukung aktivitas ekonomi dari sektor pariwisata yang terus mengalami
peningkatan jumlah kunjungan dari tahun ke tahun. Hal ini akan berdampak pada
kapasitas transportasi yang terbatas sehingga memerlukan suatu rencana induk
yang dapat mengantisipasi prediksi dari jumlah kunjungan dan aktivitas pariwisata.
 Pulau Bali, termasuk Nusa Penida, sebagai pulau soliter yang relatif kecil memiliki
daya dukung lingkungan yang terbatas sehingga perlu memiliki suatu infrastruktur
transportasi yang ramah lingkungan.
 Bali dengan eksposure ke dunia internasional yang sangat kuat sebagai ‘etalase
Indonesia’ juga akan memiliki peran penting dalam menjadi media edukasi tentang
keberhasilan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia serta pentingnya
transformasi transportasi ke moda yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon.
 Keterbatasan lahan Pulau Bali juga menjadi alasan agar dapat dibangun suatu
infrastruktur transportasi yang bisa mengakomodir jumlah penumpang secara
massal untuk mengurangi kemacetan dan jumlah kendaraan di ruas jalan yang
terbatas
 ITMC akan memberikan manfaat tersedianya suatu sistem terintegrasi untuk
melakukan manajemen lalu lintas sehingga dapat menghindari serta cepat
menyelesaikan permasalahan transportasi dan lalu lintas yang terjadi

b) Penerima manfaat dan kontribusi terhadap pengurangan kemiskinan melalui penguatan


ekonomi regional:
 Ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai secara langsung akan membantu
masyarakat dan pihak swasta dalam melakukan berbagai aktivitas ekonomi. Jalan

Page 7 of 25
akses yang baik pada beberapa wilayah di Bali, seperti Bedugul & Santipagamani,
hal ini akan mendorong peningkatan aktivitas ekonomis berbasis agro. Sementara
Jalan Lingkar akan mendorong aktivitas ekonomi regional antara pulau (Jawa
dengan Nusra) semakin lancar.
 Ketersediaan moda transportasi massal akan secara langsung berdampak pada
pengurangan kemacetan di wilayah Bali Selatan (Metropolitan Sarbagita) sehingga
akan menurunkan biaya transportasi/logistik di wilayah yang sangat padat tersebut
 Kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan akan memberikan manfaat jangka
menengah dan panjang seperti:
1) Penghematan biaya operasional & perawatan kendaraan listrik,
dibandingkan dengan kendaraan berbasis bahan bakar fosil
2) Kesehatan masyarakat yang lebih baik dari semakin rendahnya tingkat
polusi sehingga dapat mengurangi biaya berobat/perawatan sakit

c) Dampak bila proyek ini tidak dijalankan:


 Strategi Transformasi Ekonomi Bali yang diarahkan untuk mendorong aktivitas
sektor ekonomi lain, khususnya agrikultur (pertanian) di wilayah Bali Tengah, tidak
berjalan karena dukungan infrastruktur konektivitas tidak memadai.
 Bali akan mengalami kelebihan kapasitas (overload) jumlah kendaraan di jalan yang
berdampak pada kemacetan, biaya logistik yang tinggi, khususnya pada saat
puncak musim liburan.
 Daya dukung lingkungan Pulau Bali dan Nusa Penida yang terbatas akan
mengalami tekanan yang sangat tinggi akibat meningkatnya jumlah kendaraan
berbahan bakar fossil dan dampak negatif lainnya pada lingkungan.
 Strategi Transformasi Ekonomi Bali yang berupaya untuk mendorong
pengembangan sektor dan industri baru, seperti agro, perikanan, dan sebagainya,
akan mengalami perlambatan akibat infrastruktur transportasi yang tidak
mendukung.

Page 8 of 25
d) Output, outcome dan impact dari proyek:
 Optimalisasi dan peningkatan aktivitas ekonomi, khususnya dari sektor pariwisata, sebagai dampak jangka panjang sistem transportasi yang lebih efisien dengan
OUTPUT OUTCOME IMPACT

prinsip berkelanjutan yang ramah lingkungan dan berorientasi rendah karbon


 Terlaksana implementasi strategi Transformasi Ekonomi yang didukung perencanaan serta infrastruktur transportasi-logistik yang memadai
 Aktivitas ekonomi Jawa – Bali - Nusra, khususnya yang bergantung pada transportasi darat, meningkat dengan adanya infrastruktur intra-pulau
 Berkembangnya sistem dan infrastruktur transportasi Bali berdasarkan Rencana Induk Transportasi yang memuat strategi serta roadmap untuk mendukung
pariwisata berkelanjutan dan transportasi rendah karbon
 Program Kendaraan Listrik berhasil di lokasi sandbox /percontohan
 Meningkatnya aktivitas ekonomi dan semakin efisien perpindahan orang/barang melalui ketersediaan infrastruktur penghubung intra-pulau di Bali Tengah
Intra-island Connectivity Bali Transportation & Electric Vehicle Conversion ITMC Mass Transportation & TOD
infrastructure in Central Bali Logistic Masterplan Program & Infrastructure
(road & telco)

Page 9 of 25
e) Konfirmasi/pembuktian bahwa rasional proyek konsisten untuk mendukung tujuan
pembangunan daerah dan tujuan pembangunan nasional:
 Pada RPJMN 2020-2024 dalam mendorong percepatan pembangunan Wilayah
Jawa-Bali tahun 2020-2024, proyek prioritas strategis (Major Project) adalah
sebagai berikut:
 Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Revitalisasi Bali;
 Pengembangan Wilayah Metropolitan Denpasar.
Usulan proyek Transportasi Hijau ini akan sejalan dan sangat mendukung dua
Major Project tersebut
 Kegiatan konversi kendaraan listrik yang diusulkan akan mendukung Program
Nasional yang dituangkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 entang
Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery
Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan; Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun
2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
 Jaringan Kereta Api Bali sudah masuk di dalam Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan
 RPJMD Bali tahun 2018 – 2023 pada Misi 18 Meningkatkan Pembangunan
Infrastruktur (Darat, Laut Dan Udara) Secara Terintegrasi Dan Terkoneksi Antar
Wilayah Untuk Mendukung Pembangunan Perekonomian Serta Akses Dan Mutu
Pelayanan Publik di Bali secara spesifik mendukung seluruh usulan komponen
proyek dengan beberapa kegiatan yang relevan.

f) Dukungan data disampaikan dalam lampiran:


 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali tahun
2005 – 2025
 Rencana Pembangunan Jangka Menengan Daerah (RPJMD) Provinsi Bali tahun
2018-2023
 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2009-2029

3. Dukungan Pemangku Kepentingan


a) Dukungan pemangku kepentingan dan politik
 Level komitmen proyek dari pemerintah provinsi/kab/kota:
- Pemerintah Pusat melalui berbagai Kementerian/Lembaga sangat
mendukung berbagai upaya yang akan berdampak peningkatan aktivitas
perekonomian Pulau Bali, secara khusus beberapa usulan kegiatan/proyek,
seperti pengembangan transportasi massal (kereta listrik), infrastruktur
konektivitas intra-pulau untuk mendukung Strategi Transformasi Ekonomi
Bali, serta program konversi kendaraan listrik, telah beberapa kali dirapatkan
dan mendapatkan perhatian/bantuan dari Kementerian/Lembaga.1
- Pemerintah Kabupaten Klungkung sangat mendukung usulan kegiatan
kendaraan listrik, peningkatan Jalan Lingkar dan infrastruktur konektivitas
antar-pulau yang akan secara langsung diterapkan di Nusa Penida,
Kabupaten Klungkung.

 Dukungan publik:
1
https://maritim.go.id/perbaiki-perekonomian-bali-menko-luhut-dorong-percepatan-pembangunan/

Page 10 of 25
- Hasil survey yang dilakukan NCSTT ITB menunjukkan bahwa mayoritas
masyarakat di Kawasan Metropolitan Sarbagita sangat mendukung
dibangunnya transportasi massal, khususnya berbasis LRT/ART (57%
mendukung).

 Pandangan dari LSM:


-

b) Ketertarikan dari pemberi pinjaman/ donor/ multilateral/ bilateral:


 World Bank memiliki ketertarikan dengan pengembangan sistem transportasi di
Bali, khususnya wilayah Bali Selatan. Pada tahun 2017 telah membantu
Pemerintah Provinsi Bali melakukan kajian.
 Korea Rail Network Authority memiliki ketertarikan dengan pengembangan LRT
dan telah bekerjasama dengan PT Nindya Karya untuk melakukan Pra-FS.

c) Bukti konsultasi publik/rapat pemangku kepentingan (lampiran):


Page 11 of 25
4. Status Terkini Proyek
a) Penjelasan status terkini proyek (Pre-FS, FS, Amdal, business case, engineering design):
No Komponen Pra-FS FS AMDAL Business Case Eng. Design Studi Lain
1. Intra-island Connectivity infrastructure in
Central Bali (road & telco)
2. Bali Transportation & Logistic Masterplan Studi World Bank
(2017); Studi
Masterplan Dishub
Bali (2020)
3. Electric Vehicle Conversion Program & Dokumen Konsep
Infrastructure
4. Integrated Traffic Management Center Dokumen Konsep
5. Mass Transportation (LRT/ART) & TOD Zone
 LRT Denpasar - Badung Basic Eng. Dsgn
Ada (2020)
(2020)
 ART Badung - Denpasar – Gianyar –
Ada (2020) Ada (2021)
Klungkung
 TOD Masterplan TOD
Mengwi (2021);
Konsep TOD Sanur
(2021)

b) Studi-studi yang telah dilakukan serta sumber pendanaan, tanggal penyelesaian studi, konsultan/ organisasi yang melakukan studi:
Informasi Studi Yang Telah Dilakukan
No Komponen
Studi Tahun Pendanaan Pelaksana
1. Intra-island Connectivity
infrastructure in Central Bali
(road & telco)

Page 12 of 25
Informasi Studi Yang Telah Dilakukan
No Komponen
Studi Tahun Pendanaan Pelaksana
Bali Transportation & Bali Sustainable Transport and Connectivity Initiative 2017 World Bank
2. Logistic Masterplan Penyusunan Masterplan Infrastruktur Transportasi Terintegrasi di 2020 APBD  Fakultas Teknik Universitas
Provinsi Bali Udayana
 Dinas Perhubungan
Pemerintah Provinsi Bali
3. Electric Vehicle Conversion Konsep awal Percepatan Penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Dinas Perhubungan
Program & Infrastructure Baterai di Bali Pemerintah Provinsi Bali
4. Integrated Traffic Konsep awal Bali Integrated Traffic Management Centre (ITMC) APBD Dinas Perhubungan
Management Center (ITMC) Pemerintah Provinsi Bali
5. Mass Transportation Pra-Studi Kelayakan Angkutan Umum Massal untuk Kawasan 2020 National Center for
(LRT/ART) & TOD Zone Perkotaan Bali Selatan Sustainable Transportation
Technology -
Institut Teknologi Bandung
(NCSTT ITB)
Pengembangan Transportasi Publik Berbasis Listrik Provinsi Bali Swasta PT. Industri Kereta Api
(INKA)
Pra-Studi Kelayakan (FS) Proyek LRT Bali 2021 Swasta PT. Nindya Karya
Konsep Future Sanur and Kesiman - TOD Desa Regeneration 2021 Buro Happold
Penyusunan Masterplan Pengembangan TOD MENGWI 2021 APBN Ditjen Perhubungan Darat,
Kemenhub

c) Dokumen terkait kesiapan proyek dapat disertakan sebagai lampiran:


 Dokumen Bali Sustainable Transport and Connectivity Initiative tahun 2017 oleh World Bank
 Dokumen Penyusunan Masterplan Infrastruktur Transportasi Terintegrasi di Provinsi Bali tahun 2020 oleh Fakultas Teknik Universitas Udayana dan
Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Bali
 Dokumen Konsep awal Percepatan Penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai di Bali oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Bali
 Konsep awal Bali Integrated Traffic Management Centre (ITMC) oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Bali
 Dokumen Pra-Studi Kelayakan Angkutan Umum Massal untuk Kawasan Perkotaan Bali Selatan tahun 2020 oleh National Center for Sustainable
Transportation Technology - Institut Teknologi Bandung (NCSTT ITB)
 Dokumen Pengembangan Transportasi Publik Berbasis Listrik Provinsi Bali oleh PT. Industri Kereta Api (INKA)

Page 13 of 25
 Dokumen Pra-Studi Kelayakan (FS) Proyek LRT Bali tahun 2021 oleh PT. Nindya Karya
 Dokumen Konsep Future Sanur and Kesiman - TOD Desa Regeneration tahun 2021 oleh Buro Happold
 Dokumen Penyusunan Masterplan Pengembangan TOD MENGWI tahun 2021 oleh Ditjen Perhubungan Darat, Kemenhub

Page 14 of 25
5. Kelayakan Teknis Proyek
a) Alternatif lain yang telah dipertimbangkan selama pengusulan proyek ini dan penjelasan
mengapa dipilih opsi teknis tertentu:
 Opsi kendaraan listrik dipilih dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar gas
(RPJMD memberikan opsi, yakni kendaraan listrik atau gas) karena ekosistem dan
teknologi kendaraan listrik sudah lebih canggih. Ke depannya diharapkan opsi
kendaraan listrik juga masih dapat mengakomodir perkembangan teknologi lainnya,
seperti baterai dan motor listrik, sehingga tetap relevan di masa mendatang.
 Usulan transportasi massal menggunakan LRT/ART telah dipertimbangkan dengan
membandingkan opsi lain, seperti hybrid bus, dan trolley bus dalam studi yang
dilakukan NCSTT ITB.

b) Elemen teknis kunci dari proyek yang perlu dideskripsikan serta hambatan dan resiko
yang bisa dihadapi:
 Hambatan terbesar dari usulan transportasi massal adalah ketersediaan lahan untuk
lintasan. Hal disebabkan oleh kawasan Bali Selatan merupakan wilayah yang
sangat padat penduduk. Pilihan teknologi yang tepat mungkin dapat mengurangi
hambatan keterbatasan lahan ini.
 Hambatan teknis dari program kendaraan listrik adalah ketersediaan energi listrik di
Pulau Bali yang masih belum mandiri energi dan tergantung dengan transmisi
linstrik dari Pulau Jawa. Tingkat pemadaman listrik di Pulau Bali juga masih relatif
tinggi sehingga memiliki risiko untuk mengganggu pasokan listrik untuk pengisian
daya baterai kendaraan listrik. Mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memprioritaskan aliran listrik ke daerah sandbox/ percontohan kendaraan listrik
melalui pengaturan transmisi listrik dari back-up power plant.

c) Kesimpulan bahwa proyek yang dipilih berdasarkan pertimbangan yang masuk akal dari
opsi-opsi sebagai berikut:
 Kegiatan konversi kendaraan listrik dan pengembangan infrastruktur pendukungnya
diusulkan secara bertahap, termasuk menggunakan pendekatan sandbox pada area
terbatas, salah satunya dilakukan dengan pertimbangan manajemen risiko. Saat ini
risiko teknis dari teknologi kendaraan listrik sudah semakin berkurang seiring
perkembangan teknologi yang ada, sehingga hal ini dapat dilakukan secara
bertahap di 3 area sandbox yang diusulkan. Keterbatasan SDM di tingkat lokal yang
memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam teknologi kendaraan listrik dapat
ditanggulangi dengan mendatangkan expert dari luar untuk melakukan pelatihan
dan on-the-job training pada kegiatan-kegiatan yang membutuhkan keahlian teknis
tertentu.
 Pilihan peningkatan/pembangunan jalan intra-pulau didasarkan karena risiko teknis
yang relatif minim mengingat pelaksanaan pekerjaan jalan dan infrastruktur antar-
pulau (pelabuhan dan jembatan) sudah pernah dilakukan dan terbukti berhasil.
Pekerjaan juga tidak memiliki tingkat kesulitan teknis yang tinggi dan dapat
dilakukan oleh SDM dan teknologi yang tersedia di Bali.
 Usulan transportasi massal (ART/LRT) memang masih memiliki risiko yang relatif
lebih tinggi dibandingkan usulan yang lain karena Bali merupakan salah satu
provinsi yang belum pernah melakukan pembangunan transportasi massal kereta.
Namun proyek ini sudah berhasil dilakukan di berbagai kota di Indonesia, sehingga
risiko teknis dapat diminimalisir dengan cara melakukan kerjasama dengan
konsultan, kontraktor, maupun penyedia jasa di tingkat nasional yang sudah pernah
mengerjakan transportasi massal kereta.

Page 15 of 25
6. Performa Ekonomi Proyek
a) Perkiraan ERR akan melampaui 10%, bahkan bila asesmen ekonomi mendetail belum dilakukan pada tahap sekarang
b) Manfaat ekonomi secara langsung dari proyek selama 20 tahun yang lebih besar dari biaya proyek
c) Penjelasan jenis manfaat ekonomi dari proyek, jumlah penerima manfaat, deskripsi biaya proyek, biaya operasi dan pemeliharaan sesudah konstruksi
selesai
No Komponen Perkiraan ERR dan Manfaat Ekonomi Jangka Panjang Penerima Manfaat Biaya Proyek, serta O&M
1. Intra-island ERR akan tinggi karena saat ini kondisi aksesibilitas di daerah  Masyarakat dan pelaku ekonomi di
Connectivity ini masih kurang optimal. Studi World Bank menyimpulkan Kawasan Bedugul dan
infrastructure bahwa apabila jalan darat di wilayah pegunungan diperbaiki Santipagamani
in Central Bali makan dapat meningkatkan efisiensi waktu tempuh sebesar  Wisatawan yang melakukan
(road & telco) 68% di segmen antara Mengwi dan Singaraja. Perlu juga untuk kunjungan ke Kawasan Bedugul dan
mempertimbangkan manfaat ekonomi lain, seperti Santipagamani
berkurangnya biaya bahan bakar, meningkatnya aktivitas usaha
agro dan pariwisata.
2. Bali  Seluruh masyarakat dan pelaku
Transportatio ERR akan sangat tinggi mengingat biaya untuk melakukan studi ekonomi Bali (4,362 juta jiwa)
n & Logistic akan relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan manfaat yang  Masyarakat dan pelaku ekonomi di
Masterplan dihasilkan dari tersedianya Rencana Induk Transportasi dan koridor Jawa – Bali – Nusra
Logistik Bali yang dapat meningkatkan efisiensi pergerakan  Wisatawan yang melakukan
orang/barang. kunjungan ke Bali (6,275 juta jiwa,
sebelum pandemi)
3. Electric ERR akan tinggi dengan memperhitungkan manfaat tidak  Masyarakat dan pelaku ekonomi di
Vehicle langsung yang didapatkan dari berkurangnya polusi serta lokasi sandbox /percontohan (Nusa
Conversion dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan Penida 45.460 jiwa; Sanur 18.345
Program & hidup, hingga kontribusi secara global terhadap pengurangan jiwa, Nusa Dua 59.695 jiwa)
Infrastructure emisi gas rumah kaca.
4. Integrated ERR akan sangat tinggi. Dengan mempertimbangkan biaya  Seluruh masyarakat dan pelaku
Traffic yang dikeluarkan dengan manfaat yang dapat dihasilkan dari ekonomi Bali (4,362 juta jiwa)
Management ITMC, khususnya untuk pengelolaan lalu lintas di seluruh  Masyarakat dan pelaku ekonomi di
Center (ITMC) Provinsi Bali di puncak musim liburan, maka akan didapatkan koridor Jawa – Bali – Nusra
manfaat ekonomi yang besar, seperti pengurangan kemacetan  Wisatawan yang melakukan
melalui pengaturan lalu lintas yang lebih responsif, potensi kunjungan ke Bali (6,275 juta jiwa,

Page 16 of 25
pengurangan tingkat kecelakaan akibat pelanggaran lalu lintas sebelum pandemi)
yang lebih rendah, dan sebagainya.
5. Mass ERR akan sangat tinggi karena akan secara langsung  Masyarakat dan pelaku ekonomi di
Transportatio menyelesaikan masalah transportasi dan kemacetan di wilayah Kawasan Bali Selatan (Metropolitan
n (LRT/ART) Bali Selatan. Biarpun dalam beberapa studi, secara perhitungan Sarbagita) (1,486 juta jiwa)
& TOD Zone financial tidak layak karena IRR yang rendah, namun jika  Wisatawan yang melakukan
mempertimbangkan manfaat ekonomi secara lebih luas, baik kunjungan ke Bali Selatan
langsung maupun tidak langsung dari penyelesaian kemacetan,
pengurangan jumlah kendaraan pribadi, penghematan biaya
transportasi, hingga pengurangan emisi gas rumah kaca, maka
manfaat ekonomi akan jauh lebih besar.

Page 17 of 25
7. Inklusi Gender Dan Sosial
a) Dampak Positif Terhadap Kehidupan Wanita (Peningkatan Mobilitas, Akses Terhadap
Pekerjaan, Peningkatan Kesempatan Ekonomi, Akses Terhadap Layanan Sosial Dan
Mengurangi Keterbatasan Waktu):

Data BPS Provinsi Bali menunjukkan perbandingan antara pelaku usaha laki-laki dan
perempuan Sudha berkisar antara 60% : 40%. Dengan adanya pengembangan green
transportation dan koridor jalan, maka diproyeksikan akan ada peningkatan peluang
berusaha bagi perempuan karena berkembangnya akses ekonomi di Kawasan WP
seluruh Provinsi Bali. Diharapkan ada peningkatan di bidang jasa dan pertanian da
industry pengolahan (bagian dari rantai pasok) sebagai akibat langsung dari kelancaran
transportasi logistic dan aktivitas di dalamnya.
Tabel Pekerja menurut Lapangan usaha dan Jenis Kelamin

b) Manfaat positif terhadap masyarakat miskin, terisolir, rentan, termarjinalkan atau


kelompok pribumi asli:
Manfaat positif yang muncul adalah potensi kelompok perempuan dan rentan (Buruh,
pekerja bebas dan pekerja keluarga/tidak dibayar) yang dapat memanfaatkan peluang
ekonomi dari program pengembangan greem transpotration melalui pengarusutamaan
kelompok perempuan dan rentan. Dari tabel di bawah, akan ada potensi 560 ribu orang
lebih dari kelompok pekerja keluarga/tak dibayar serta buruh dan pekerja bebas
perempuan yang mampu meningkat ke kategori berusaha sendiri. Dengan adanya jalur-
jalur transportasi tersebut, akses logistic dari dan menuju kantong-kantong sentra
produksi di desa juga mejadi semakin lancar.
Jika dilihat dari struktur pemerintahan, Bali memiliki “keunikan” yang berbeda dengan
daerah lain. Struktur pemerintahan terbawah di Indonesia umumnya terdiri atas kepala
desa/lurah, kepala dusun/kepala lingkungan, ketua RW, lalu ketua RT. Namun struktur
pemerintahan desa di Bali justru ada dua, yaitu desa administratif dan desa budaya.
Desa administratif lazim disebut Desa Dinas, yang berfungsi menjalankan pemerintahan
administratif kedinasan sebagaimana halnya desa di luar Bali umumnya. Susunan
kelembagannya terdiri atas kepala desa/lurah dan di bawahnya ada kepala
dusun/kepala lingkungan. Adapun desa budaya di Bali dinamakan Desa Adat atau Desa
Pakraman. Di bawahnya ada banjar adat atau banjar suka-duka. Dengan adanya
pengembangan konektivitas transportasi hijau dan masterplan transportasi dan logistic,
maka keberadan kelompok-kelompok desa adat khusus dapat lebih terakomodasi dari
sisi peluang berusaha karena akses jalan yang berkesesuaian dengan filosofi masing-
masing wilayah desa.

Page 18 of 25
Tabel Status Pekerjaan Utama berdasarkan Jenis Kelamin

8. Performa Lingkungan dan Sosial (Termasuk Perubahan Iklim)


a) Dampak terhadap lingkungan dan sosial, upaya mitigasi dan dapat diterima oleh
masyarakat, komunitas dan bisnis yang terdampak:
Kegiatan integrasi kegiatan Green transportation akan memiliki dampak signifikan
terhadap perbaikan lingkungan hidup dan social, dengan mempertimbangkan beberapa
dasar pemikiran sebagai berikut
 Masterplan Transportation & Logistic Bali akan menjadi tolak ukur dalam
pengembangan akses jalan ke semua wilayah di Bali. Sebagai sebuah masterplan,
maka kepentingan perlindungan lingkungan yang ada disekitar wilayah jalan akan
menjadi perhatian utama.
 Pengembangan KLBB di wilayah Bali secara langsung akan berdampak pada
pelestarian adat istiadat, tradisi, kearifan lokal dan keunikan seni budaya yang
adiluhung karena wilayah-wilayah desa Pakraman akan terjaga keasrian dan
terhindar dari polusi. Konsep Genuine Bali yang di hadirkan dalam Visi Misi Provinsi
Bali dapat terwujud yang pada akhirnya meningkatkan daya tawar destinasi wisata.
 Pada pengembangan konektivitas jalan darat dalam pulau, akan terdapat kegiatan
konsturksi jalan yang menyebabkan dampak pada lingkungan sekitar. Namun dari
deskripsi yang ada, hanya aka nada minor lahan yang belum dibebaskan dalam
pengembangan project. Dengan ide yang tergabung dalam Masterplan, maka
keberadaan jalan baru yang ada akan mempersingkat jarak tempuh. Dengan
demikian, efisiensi moda transportasi dan pengunaan bahan bakar dapat berkurang.
Lalu lintas yang lebih rendah juga mengurangi dampak kebisingan di jalan raya. Dari
sisi pemeliharaan jalan jga menjadi lebih ringan.
 Pergerkan massa yang besar akan membutuhkan moda penggerak massa yang
lebih massif juga, hadirnya rencana TOD dengan akses terhadap transpotasi massal
akan mengurai permalahan kemacetan dan kebutuhan kendaraan di jalan.
Perencanaan yang tepat dalam masterplan transportasi dan logistic Bali akan

Page 19 of 25
meningkatkan hunian di lokasi-lokasi baru yang lebih tertata sehingga penghuni kota
akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

b) Potensi pembebasan lahan dan pemindahan penduduk (relokasi) (secara khusus status
pembebasan lahan, proses relokasi dan kompensasi, resolusi jadwal dari pembebasan
lahan yang belum selesai):
No Komponen Status Lahan dan Pemindahan Penduduk
1. Intra-island Connectivity
Lahan untuk jalan eksisting tersedia, namun perlu
infrastructure in Central
pengadaan lahan untuk akses jalan baru
Bali (road & telco)
2. Bali Transportation &
Tidak memerlukan lahan.
Logistic Masterplan
3. Electric Vehicle
Lahan untuk infrastruktur pendukung kendaraan listrik
Conversion Program &
tersedia (menggunakan lahan Pemprov dan Pemkab)
Infrastructure
4. Integrated Traffic
Lahan untuk infrastruktur tersedia (menggunakan lahan
Management Center
Pemprov)
(ITMC)
5. Mass Transportation Belum tersedia, namun pengadaan lahan relatif mudah
(LRT/ART) & TOD Zone karena menggunakan badan ataupun bahu jalan eksisting

c) Tambahan informasi seperti usia, jenis kelamin, pendapatan masyarakat yang


terdampak (disertakan dalam lampiran):
Jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Bali hasil SP2020 sebanyak 2,17 juta orang atau
50,29% dari total penduduk Provinsi Bali. Sedangkan Jumlah penduduk perempuan di
Provinsi Bali hasil SP2020 sebanyak 2,15 juta orang, atau 49,71% dari total penduduk
Provinsi Bali. Proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 38,90 persen pada tahun
1980 menjadi 20,80 persen pada tahun 2020. Dalam periode yang sama, penduduk
usia kerja 15-64 tahun meningkat dari 56,31 persen menjadi 70,96 persen. Sementara
penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 4,78 persen menjadi 8,24 persen.
Sementara, jika dilihat dari proporsi pendapatan bersih angkatan kerja, maka
pendapatan sector jasa adalah terbesar untuk setiap wilayah kabupaten/kota. Hal ini
menunjukan juga adanya potensi peningkatan di sector agrikultur bial ada peningkatan
akses transportasi yang efisien sehingga akan sama dengan 2 sektor sumber
pendapatan lainnya.

Page 20 of 25
d) Hasil dari peningkatan gas rumah kaca selama masa hidup dari proyek termasuk
pertimbangan upaya mitigasi dan diimbangi dengan proyek/program pengurangan emisi
secara paralel:
Seperti telah dijelaskan diatas, pembangunan konsep green transportation di Bali akan
mengurai permasalahan emissi GRK dari bidang energi dan transportasi. Penggunaan
KLBB akan berdampak pad menurunnya carbon footprint secara sangat signifikan.
Sementara pengaturan transportasi logistic yang efisien dengan pembangunan jalan
intra-islan darat akan menurunkan potensi kemacetan di jalan utama.
Dengan berjalannya konsep green transportation di Bali, maka akan ada banyak
peluang untuk Provinsi Bali menggunakan credit carbon yang dihasilkan untuk
membiayai pembangunan rendah karbon lainnya, salah satu prediksi terhadap
ketersediaan pasar yang ditimbulkan dari kebijakan KLBB dapat dilihat pada table
dibawah ini.

9. Struktur Finansial Dan Hambatan Hukum/Legal


a) Strategi awal yang mengindikasikan sumber pendanaan/pembiayaan dan bagaimana
kontribusi yang dibutuhkan dari dana Compact MCC dibandingkan dengan yang lain:
Indikasi Sumber Bagaimana Kontribusi MCC
No Komponen
Pendanaan Dibutuhkan
1. Intra-island Connectivity Penyiapan proyek dan co-
infrastructure in Central APBD financing
Bali (road & telco)

Page 21 of 25
2. Bali Transportation & Studi dan penyusunan
APBD
Logistic Masterplan Masterplan
3. Electric Vehicle Penyiapan proyek dan co-
Conversion Program & ABPN, APBD, Swasta financing
Infrastructure
4. Integrated Traffic Penyiapan proyek dan co-
Management Center APBD financing
(ITMC)
5. Mass Transportation Penyiapan proyek dan co-
ABPN, APBD, Swasta
(LRT/ART) & TOD Zone financing

b) Strategi awal juga menjelaskan kemungkinan kebutuhan pembiayaan dari pihak swasta
melalui KPBU dan model KPBU: user pay, avaibility payment, hybrid:
No Komponen Strategi Pembiayaan dari Pihak Swasta
1. Intra-island Connectivity Pengembangan/pembangunan infrastruktur jalan berpotensi
infrastructure in Central untuk dapat melibatkan pihak swasta dengan menggunakan
Bali (road & telco) skema KPBU AP
2. Bali Transportation &
Logistic Masterplan
3. Electric Vehicle  Skema pembiayaan dapat melibatkan pihak swasta
Conversion Program & (lembaga/institusi keuangan sebagai intermediary
Infrastructure maupun penyedia dana/lender)
 Pembangunan infrastruktur kendaraan listrik dapat
melibatkan pihak swasta sebagai investor ataupun
pengelola
4. Integrated Traffic Beberapa sub-komponen dari ITMC, seperti jaringan kamera
Management Center pengawas hingga server, memiliki potensi untuk melibatkan
(ITMC) pihak swasta dengan menggunakan skema KPBU AP
5. Mass Transportation Pengembangan/pembangunan infrastruktur transportasi
(LRT/ART) & TOD Zone massal dapat melibatkan pihak swasta dengan menggunakan
skema KPBU user pay
 ART berpotensi KPBU unsolicited dengan pemrakarsa
proyek PT. KAI
 LRT berpotensi KPBU unsolicited dengan pemrakarsa
proyek PT. Nindya Karya

c) Isu hukum, hambatan regulasi atau politik dan resiko proyek seperti regulasi daerah,
persetujuan DPRD atau kemungkinan melanggar ruang lingkup perencanaan regional:
Hingga saat ini tidak teridentifikasi adanya hambatan regulasi ataupun politik terkait
usulan-usulan komponen proyek yang dijelaskan dalam project concept note ini.

Page 22 of 25
10. Keberlanjutan Proyek
a) Usulan untuk merawat nilai dan kegunaan aset kedepan melalui managemen aset, operasi dan pemeliharaan memadai:
b) Pihak yang akan bertanggung jawab dalam operasi dan pemeliharaan, pendanaannya dan peningkatan kapasitas untuk pemeliharaan jangka panjang:
No Komponen Manajemen Aset, serta O&M Penanggungjawab, Pendanaan, Peningkatan Kapasitas
1. Intra-island Apabila menggunakan skema KPBU, maka penanggungjawab adalah pihak
Connectivity Aset fisik akan dirawat secara reguler menggunakan swasta pemegang konsesi dengan pendanaan bersumber dari internal.
infrastructure in standar baku tentang infrastruktur jalan ataupun Apabila menggunakan skema anggaran publik, maka Dinas Pekerjaan
Central Bali (road & telekomunikasi Umum, baik Provinsi maupun Kabupaten, sebagai penanggungjawab yang
telco) harus melakukan perawatan secara rutin.
2. Bali Transportation &
Tidak menghasilkan aset fisik
Logistic Masterplan
3. Electric Vehicle  Aset fisik berupa kendaraan listrik akan menjadi
Conversion Program tanggungjawab individu  Infrastruktur pendukung kendaraan listrik (charging station, jaringan
& Infrastructure  Infrastruktur pendukung kendaraan listrik (charging transmisi, dsb) perlu untuk dilakukan kajian untuk melihat ruang lingkup
station, jaringan transmisi, dsb) perlu untuk dilakukan kewenangan yang menjadi penanggungjawab dan pola pendanaannya
kajian untuk melihat ruang lingkup kewenangan
4. Integrated Traffic Dinas Perhubungan Provinsi sebagai penanggungjawab perlu untuk
Management Center Aset fisik berupa infrastruktur Teknologi Informasi (IT) mengalokasikan anggaran rutin dari APBD provinsi untuk melakukan
(ITMC) akan dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi dan operasionalisasi dan perawatan. Penggunaan infrastruktur Teknologi
dirawat secara reguler menggunakan standar baku Informasi (IT) juga memerlukan peningkatan kapasitas, baik SDM maupun
peralatan, sesuai dengan perkembangan teknologi.
5. Mass Transportation  Penanggungjawab adalah pihak swasta pemegang konsesi dengan
 Aset fisik dari transportasi massal akan dioperasikan
(LRT/ART) & TOD pendanaan bersumber dari internal.
dan dirawat oleh perusahaan operator
Zone Dinas PUPR, Provinsi atau Kabupaten, sebagai penanggungjawab perlu
Aset fisik dari kawasan TOD akan dirawat secara reguler
untuk mengalokasikan anggaran rutin dari APBD provinsi untuk melakukan
oleh Dinas PUPR, Provinsi atau Kabupaten,
perawatan.

Page 23 of 25
Lampiran Gambar/Diagram/Tabel:

Tahapan Percepatan Penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) di Bali


(Sumber: Dokumen Rencana Aksi Kendaraan Listrik Bali)

Peta Tematik Volume/Capacity Ratio Ruas Jalan Provinsi Bali


(Sumber: Studi Penyusunan Masterplan Infrastruktur Transportasi Terintegrasi, 2020)

Page 24 of 25
Analisis integrasi trase ART dan LRT dengan sistem angkutan umum massal eksisting
(Sumber: Pra-Studi Kelayakan Angkutan Umum Massal untuk Kawasan Perkotaan Bali
Selatan, 2020)

Hasil survey (n = 9738) menunjukkan antusiasme pilihan dan dukungan masyarakat terhadap
moda LRT/ART sebagai solusi transportasi massal (Sumber: Pra-Studi Kelayakan Angkutan
Umum Massal untuk Kawasan Perkotaan Bali Selatan, 2020)

Page 25 of 25

Anda mungkin juga menyukai