Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA

Kementrian Negara/Lembaga : Kementerian Perhubungan

Unit Eselon I : Ditjen Perhubungan Darat

Pembangunan Dan Pengelolaan


Program :
Angkutan Jalan
Pembinaan Dan Pengembangan Angkutan
Hasil :
Perkotaan

Unit Eselon Ii : Direktorat Angkutan Jalan

Pendampingan Manajemen Proyek


Pengembangan Angkutan Massal Berbasis
Kegiatan : Jalan di Kawasan Perkotaan (Kota Surabaya,
Bandung, Makassar, Banjarmasin,
Banyumas)
Terselenggaranya pelayanan angkutan
Indikator Kinerja Kegiatan :
umum perkotaan

Satuan Ukur Dan Jenis Keluaran : Paket

Volume : 1 (Satu) Paket

1
SISTEMATIKA PENULISAN KERANGKA ACUAN KERJA
A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
2. GAMBARAN UMUM
B. MAKSUD, TUJUAN, KELUARAN DAN PENERIMA MANFAAT
C. RUANG LINGKUP, STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN, TENAGA
PELAKSANA DAN LAPORAN KEGIATAN
D. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
E. PERSYARATAN PENYEDIA YANG DIBUTUHKAN
F. BIAYA YANG DIPERLUKAN
A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Angkutan;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
d. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2015
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10 Tahun 2012
Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.
f. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 9 Tahun 2020
Tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan

2. Gambaran Umum
Angkutan umum perkotaan yang berada di kota – kota besar sangatlah penting
keberadaanya. fungsi utamanya yaitu sebagai pengangkut pergerakan masyarakat untuk
mengerjakan aktivitas sehari – hari. pelayanannya yang diberikan diharapkan dapat
dilakukan secara cepat, aman, nyaman murah dan efisien. Kota yang baik dapat dicirikan
mempunyai sistem transportasi yang baik, Sistem transportasi yang baik memiliki sistem
2
layanan angkutan umum yang prima, dengan kata lain, angkutan umum akan selalu
menjadi moda utama dari sistem transportasi yang ada dan akan menjadi salah satu
“wajah” kota.

Transportasi kota dapat dikembangkan dengan prinsip mengatur, mengurai dan


membatasi. Sistem Transportasi dirancang dan direncanakan berdasarkan kepada rencana
pengembangan kota bukanlah berdasarkan kepada permasalahan yang muncul. Dalam
Pengembangan transportasi perkotaan diperlukan pendekatan dari aspek-aspek baik itu
aspek fisik, aspek teknis dan aspek demand masyarakatnya. Pengembangan sistem
layanan angkutan massal perkotaan tidak hanya meningkatkan jumlah pengguna
angkutan umum saja, melainkan semua bagian dalam sebuah layanan perjalanan door to
door. Mulai dari konektivitas jaringan jalan, layanan informasi dan ticketing, bahkan
layanan pelanggan adalah komponen vital dari sistem transportasi yang unggul.

Pertumbuhan pusat permukiman baru yang mendekati akses jalan mendorong kota - kota
berkembang pesat. Hal ini membentuk aglomerasi kawasan perkotaan yang berimplikasi
terhadap penyediaan infrastruktur layanan dasar masyarakat yang membutuhkan.
kepadatan penduduk sebagai prasyarat efisiensinya. Sehingga transportasi publik
menjadi semakin mahal dan hal ini yang akan menyebabkan pemerintah mengalami
kegagalan dalam mewujudkan kota layak huni. Penyelenggaraan angkutan perkotaan
didasarakan pada tanggung jawab pemerintah dalam menjamin ketersediaan angkutan
umum perkotaan. Pasal 5 Undang – Undang 22/2009 mengatur bahwa Negara
bertanggung jawa atas lalu lintas dan angkutan jalan dan pembinaanya dilaksanakan oleh
pemerintah. Pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi perencanaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan.

Layanan angkutan perkotaan bersifat public goods sehingga dalam hal ini pemerintah
bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan layanan angkutan massal perkotaan.
Intervensi Pemerintah diperlukan untuk mencegah kegagalan sistem angkutan massal
perkotaan. Intervensi Pemerintah ini dijalankan melalui 3 (tiga) kebijakan, yaitu:
a. Pemerintah menanggung risiko terbesar dalam penyediaan angkutan umum perkotaan;
b. Pemerintah memberikan lisensi kepada perusahaan angkutan umum yang mampu
memenuhi standar pelayanan minimal; dan
c. Pemerintah memberikan prioritas kepada angkutan umum supaya memiliki

3
keunggulan dibandingkan kendaraan pribadi.
Terjadinya penurunan kinerja jalan diakibatkan oleh tidak seimbangnya jumlah
kendaraan dengan infrastruktur jalan, agar kemacetan di suatu daerah dapat teratasi maka
perlu adanya pengembangan sistem transportasi umum massal berkapasitas banyak.
Pengembangan dan pelayanan sektor transportasi perkotaan untuk saat ini masih jauh
dari harapan yang dibutuhkan masyarakat. Rendahnya komitmen Pemerintah dalam
menangani sektor transportasi, menyebabkan masyarakat lebih memilih transportasi yang
lebih mudah dan murah namun mengabaikan aspek keselamatan. Pengembangan
Angkutan Massal Berbasis Jalan guna menjamin tersedianya layanan kebutuhan
angkutan umum di kawasan perkotaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Untuk kondisi saat ini, angkutan massal berbasis jalan dihadapkan pada berbagai
permasalahan, yang diantaranya :
1. Layanan angkutan umum yang kurang nyaman, aman, dan berkualitas;
2. Kendaraan tua yang tidak terawat dengan baik sehingga berkontribusi pada kemacetan
dan polusi;
3. Angkutan umum belum saling terintegrasi, belum menjangkau seluruh wilayah;
4. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan angkutan umum;
5. Himbauan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi yang kurang ditaati;
6. Angkutan umum belum menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat pada saat
penerapan sistem pembatasan lalu lintas.
Kementerian perhubungan dalam rencana strategis 2020-2024 memastikan keberlanjutan
penyediaan layanan angkutan umum perkotaan di 5 kota setiap tahunnya dengan skema
Buy The Service. Dalam tahun ini akan dikembangkan di 5 kota terpilih diantaranya
Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Banyumas dan Makasar. Pemerintah akan membeli
perjalanan bus-bus yang melayani trayek dan menjualnya kepada masyarakat dengan
tarif yang ditentukan. Dalam sistem tersebut pemerintah akan memberikan subsidi
kepada angkutan umum massal, khususnya bus. Pemberian subsidi disesuaikan dengan
biaya ekonomi dan daya beli masyarakat sehingga tarif perjalanan menjadi lebih murah.
Sistem Buy The Service ini memindahkan resiko surplus atau defisit operasi dari operator
bus ke pemerintah. Sistem Buy The Service merupakan pilihan sesuai yang
memungkinkan penerapan competition for the market. Sehingga kondisi tersebut akan
membuat kendali mutu dan operasi angkutan umum dapat terkendali.

4
B. MAKSUD, TUJUAN, KELUARAN DAN PENERIMA MANFAAT

1. MAKSUD PELAKSANAAN KEGIATAN


Maksud dari kegiatan pendampingan manajemen proyek pengembangan angkutan
massal berbasis jalan di kawasan perkotaan adalah
1. Dalam memenuhi kewajiban sebagai mana amanat pasal 158 dalam Undang –
Undang No 22 Tahun 2009 bahwa pemerintah menjamin ketersediaan angkutan
massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan
kendaraan bermotor umu di kawasan perkotaan.
2. Dalam Menjalankan fungsi Pengawasan terhadap pengelolaan Bus dalam
menjamin penyelenggaraan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman,
transparan dan terjangkau.
3. Untuk menjaga kewajiban perusahaan angkutan umum dalam memenuhi standar
pelayanan minimal yang telah ditetapkan dapat terpenuhi berdasarkan jenis
pelayanan yang diberikan

2. TUJUAN PELAKSANA KEGIATAN


Adapun tujuan dilakukan kegiatan pendampingan manajemen proyek pengembangan
angkutan massal berbasis jalan di kawasan perkotaan ini adalah :
a. Menyediakan pihak ketiga yang mampu melakukan pengelolaan mulai dari tahap
perencanaan, pengoperasian, pengawasan, monitoring dan evaluasi.
b. Membuat perencanaan pengelolaan bus mulai dari penyediaan personil, pembuatan
dokumen pendukung yang dimulai dari Standard Operational Procedure (SOP),
Pedoman Pelaksanaan, Dokumen penilaian pelayanan dan lain sebagainya.
c. Melaksanakan Pengoperasian manajemen pengelolaan dan pengasawan kepada
pengelola bus terkait aspek – aspek kehandalan, keamanan, keselamatan,
keterjangkauan, kenyamanan dan kesetaraan dalam mengoperasikan angkutannya.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemenuhan aspek standar pelayanan
minimal terhadap pengelolaan operator bus.
e. Melaksanakan kegiatan publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait
program buy the service.

3. KELUARAN KEGIATAN
Adapun keluaran kegiatan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :

5
a. Terlaksananya manajemen pengelolaan terhadap bus terhadap kota yang telah
ditentukan agar dapat menjalankan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman
transparan dan terjangkau.
b. Terlaksananya perencanaan pengelolaan bus, pengoperasian dan pengawasan,
monitoring dan evalusi terhadap pengelolaan bus.
c. Dokumentasi, promosi, dan publikasi setiap program buy the service.
d. Tercapainya pelayanan angkutan umum perkotaan yang dapat menjawab
kebutuhan masyarakat akan pelayanan angkutan umum mulai dari memastikan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, keamanan, kenyamanan, ketepatan
dan lain sebagainya.
e. Pelaporan hasil Pelaksanaan pekerjaan.
f. Hasil evaluasi kinerja pengelolaan bus.

4. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Bagi Kementerian Perhubungan adalah terselenggaranya manajemen pengelolan
buy the service pada bus di Kota Bandung, Surabaya, Banyumas, Makassar dan
Banjarmasin yang lebih profesional dalam hal menjalankan fungsi perencanaan,
pengoperasian, pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
angkutan umum.
2. Bagi Pengelola bus adalah terselenggaranya angkutan umum yang aman dan
nyaman serta dapat meningkatkan keselamatan pengguna yaitu masyarakat.

C. RUANG LINGKUP, STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN, TENAGA


PELAKSANA DAN PELAPORAN
1. RUANG LINGKUP
Pihak ketiga atau perusahaan bertugas membantu Direktorat Angkutan Jalan dalam
teknis operasional pengelolaan manajemen terhadap pengelola sistem buy the service
terhadap operator bus dan dalam menyediakan tenaga ahli dan petugas pengawasan,
melaksanakan verifikasi, survei, sosialisasi (publikasi dan promosi) monitoring dan
evaluasi, yang mencakup :
a. Menyusun dan membuat dokumen pendukung dan verifikasi mulai dari Standar
Operational Prosedur (SOP), Pedoman Pelaksanaan, Dokumen penilaian Standar
Pelayanan dan lain sebagainya.
6
b. Menyusun dokumen verifikasi terkait dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang akan diterapkan kepada operator bus.
c. Menyediakan melakukan pelatihan terhadap petugas di daerah untuk melakukan
pengasawan pengelolaan operator bus.
d. Melakukan sosialisasi terhadap program penyelenggaraan buy the service kepada
pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder lainnya baik melalui media
sosial, media cetak ataupun media elektronik.
e. Memeriksa kelengkapan administrasi dan kelayakan kendaraan angkutan umum
sebelum beroperasi.
f. Melakukan verifikasi terhadap layanan yang harus dipenuhi oleh angkutan
umum.
g. Melakukan analisa dan perhitungan pemenuhan kinerja pengelolaan operator bus.
h. Melakukan evaluasi terhadap data – data yang diperoleh meliputi data kinerja
sarana, prasarana dan kinerja operasional.
i. Melakukan rapat tim teknis sesuai dengan kebutuhan dan menyiapkan berita
acara terhadap kinerja pengelolaan operator bus.
j. Melakukan monitoring dan evaluasi kepada pengelola bus untuk melakukan
perbaikan apabila terjadi penyimpangan.
k. Penyusunan laporan kegiatan atas hasil pengawasan dan monitoring serta evaluasi
terhadap penyelenggaraan operator bus.
l. Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan.

2. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendampingan manajemen proyek pengembangan angkutan
massal berbasis jalan di kawasan perkotaan terdiri dari
1. Persiapan pelaksanaan pekerjaan
a. Pengumpulan dan invetarisasi data;
b. Peninjauan lapangan dalam rangka survei pendahuluan;
2. Pelaksanaan pekerjaan
3. Pelaporan
b. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan meliputi :

7
a. Persiapan mulai dari rapat koordinasi dengan pihak terkait, melakukan
perekrutan personil, penyiapan ATK, peyiapan dokumen pendukung persiapan
bahan – bahan pendukung lainnya.
b. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan operator bus angkutan yang
harus memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM).
c. Monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan bus.
d. Presentasi laporan mengenai hasil identifikasi, pengawasan, monitoring dan
evaluasi pengelolaan bus kepada Kementerian Perhubungan.
e. Penyusunan dan presentasi laporan.

3. PELAKSANA DAN KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pendampingan manajemen proyek pengembangan
angkutan massal berbasis jalan di kawasan perkotaan merupakan pekerjaan
kontraktual yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yang melibatkan tenaga ahli di
bidang masing – masing. Tenaga ahli yang terlibat harus sesuai dengan dipersuratkan
dan disertakan dengan CV, KTP, NPWP, Ijazah terakhir, referensi dan surat
pernyataan kesanggupan untuk ditugaskan pada kegiatan. Serta adapun kebutuhan
tenaga kegiatan ini terdiri dari :
a. Tenaga ahli di pusat
b. Tenaga pendukung di pusat dan di daerah
Berdasarkan tahapan kegiatan, kebutuhan tenaga ini dibagi atas kebutuhan untuk
tahap persiapan dan tahap pelaksanaan termasuk tahap pelaporan. Rincian tenaga ahli
dan pendukung dirincikan dalam tabel di bawah ini :
Jumlah Jumlah Orang
No. Posisi Pendidikan
Orang Bulan (OB)
Tenaga Ahli
1 Ketua Tim S-2 Teknik Transportasi / 1 Orang 4 OB
Manajemen Bisnis
(Pengalaman 10 Tahun)
2 Ahli Perencanaan S-2 Transportasi 1 Orang 4 OB
Angkutan Umum (Pengalaman 5 Tahun)
3 Ahli Pemasaran S-2 Manajemen / 1 Orang 3 OB
Administrasi Bisnis
(Pengalaman 5 Tahun)

8
Jumlah Jumlah Orang
No. Posisi Pendidikan
Orang Bulan (OB)
4 Ahli Keuangan S-2 Manajemen Keuangan 1 Orang 3 OB
/ Akuntansi (Pengalaman 5
Tahun)
5 Ahli Mesin S-2 Teknik Mesin 1 Orang 3 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
6 Ahli Manajemen Risiko S-2 Manajemen (Pengalaman 1 Orang 4 OB
5 Tahun)
Tenaga Pendukung
1 Koordinator Operasional S-1 Teknik 1 Orang 4 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
2 Koordinator Data dan S-1 Manajemen 1 Orang 4 OB
Quality Assurance (Pengalaman 5 Tahun)
3 Staff Administrasi dan Min D-3 Semua Jurusan 1 Orang 4 OB
Umum (Pengalaman 5 Tahun)
4 Data dan Quality S-1 Semua Jurusan 5 Orang 20 OB
Assurance (Pengalaman 5 Tahun)
5 Staff Pelaporan S-1 Semua Jurusan 5 Orang 20 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
6 Staff IT S-1 Semua Jurusan 2 Orang 8 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
7 Staff Call Center Min D-3 Semua Jurusan 2 Orang 8 OB
(Pengalaman 3 Tahun)
8 Koordinator Wilayah S-1 Semua Jurusan 5 Orang 20 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
9 Petugas Operasional SMA/Sederajat 126 Orang 504 OB

10 Petugas Pencatatan SMK / Sederajat 63 Orang 252 OB


(Rampcheck)
11 Petugas Pelayanan SMA/Sederajat 63 Orang 252 OB

Berdasarkan kebutuhan tenaga pelaksana tersebut, dapat dijelaskan lebih rinci tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
No Tenaga Pelaksana Tugas dan Tanggung Jawab
1 Ketua Tim • Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
kegiatan
• Menyusun rencana kerja operasional angkutan
umum massal berbasis jalan dikawasan perkotaan
• Menyiapakan kebutuhan petugas pelaksana
9
kegiatan di lapangan
• Melaksanakan evaluasi bersama dan melaporkan
hasil evaluasi kegiatan bersama dengan Tim
Tenaga Ahli
• Mengkoordinasikan penyusunan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan
2 Ahli Perencanaan • Membantu Ketua Tim sesuai bidangnya
Angkutan Umum • Bertanggung jawab dalam memberikan
rekomendasi pengembangan angkutan umum
massal berbasis jalan dikawasan perkotaan
• Bertugas dalam menganalisa dan mengevaluasi
data rencana operasi seperti jumlah trip dan
ritase, tarif dan kilometer tempuh.
• Bertugas dalam membantu kegiatan monitoring
dan evaluasi.
3 Ahli Pemasaran • Membantu Ketua tim dalam menganalisa dan
mengevaluasi seluruh hasil pelaksanaan
pengawasan (operasional) dan pemenuhan SPM
di lapangan.
• Melakukan analisa kebutuhan pasar terkait
kebutuhan angkutan umum berbasis jalan
dikawasan perkotaan.
4 Ahli Keuangan • Bertugas untuk menganalisa dan mengevaluasi
seluruh biaya yang digunakan selama
pelaksanaan kegiatan.
• Bertugas dalam menganalisa biaya yang
diperlukan dan memberikan rekomendasi terkait
kegiatan selanjutnya.
• Menyusun hasil evaluasi untuk pencairan
keuangan kepada pihak operator bus.
• Membantu dalam menyusun laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.
5 Ahli Mesin • Membantu dalam menganalisis terkait
pengawasan operasional angkutan umum massal.
• Memberikan rekomendasi terkait kelaikan
operasional angkutan umum massal berbasis jalan
di wilayah perkotaan.
• Membantu dalam memberikan masukan kepada
anggota tim dan petugas tim dalam pemenuhan
SPM angkutan massal di lapangan
6 Ahli Manajemen Risiko • Menyusun dan menetapkan SOP setiap kegiatan

10
• Mengidentifikasi risiko pada setiap aktivitas
terkait dengan pelaksanaan program Buy The
Service
• Melakukan pengukuran risiko dengan
memperhitungkan besarnya dapak dan
kemungkinan terjadinya peluang risiko
• Melakukan evaluasi sumber dan penyebab
terjadinya risiko
• Menyusun strategi pengendalian risiko
• Melakukan pemantauan risiko secara berkala
7 Koordinator Operasional • Membantu ketua tim dalam mengendalikan
pelaksanaan kegiatan.
• Membantu ketua tim dalam menyusun rencana
kerja.
8 Koordinator Data dan • Melakukan QC dalam pengawasan kualitas data
Quality Assurance dari lapangan serta dalam pembuat laporan
(harian) dokumen yag sudah di QC pada tingkat
pusat
9 Staff Pelaporan • Menyusun laporan setiap kegiatan terkait
Pendampingan Manajemen Pengelolaan
Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
Di Kawasan Perkotaan Dengan Skema Pembelian
Layanan (Buy The Services)
10 Staff IT • Menyusun sistem jaringan (network system) yang
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan
• Melakukan evaluasi dan peningkatan terhadap
software dan pengembangan network system
11 Staff Call Center • Menerima panggilan telepon yang masuk,
menjawab permasalahan pelanggan, memberikan
solusi, mencatat pesan atau persoalan yang harus
diselesaikan.
12 Koordinator Wilayah • Membantu ketua tim dalam mengendalikan
pelaksanaan kegiatan
• Membantu dalam menyusun rencana kerja
pengawasan operasional dan SPM angkutan
umum massal
• Menyiapkan kebutuhan petugas pelaksana
kegiatan di lapangan
• Melakukan rekapitulasi permasalahan di lapangan
untuk didiskusikan dengan tim tenaga ahli dalam
merumuskan solusi permasalahan

11
• Memberikan pengarahan kepada petugas di
wilayah masing-masing sesuai penempatannya;
• Melakukan komunikasi intensif dengan
Koordinator Pusat terhadap permasalahan di
lapangan
13 Data dan Quality • Membantu melakukan QC dalam pengawasan
Assurance kualitas data dari lapangan serta dalam pembuat
laporan (harian) dokumen yag sudah di QC pada
tingkat pusat
• Melakukan pemeriksaan kualitas pengisian data
oleh tim petugas checker, operasional dan
pelayanan selama di lapangan
14 Administrasi dan • Membantu Koordinator Wilayah dalam
Umum melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
rencana kegiatan pendampingan dan anggaran
yang digunakan
• Membantu melakukan koordinasi mobilisasi dan
demobilisasi tim dari segi administrasi dan
keuangan di masing-masing wilayah penempatan
• Bertanggung jawab terhadap perencanaan
pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan
perjalanan kegiatan pendampingan
15 Petugas Pencatatan • Bertugas melaksanakan pencatatan pengawasan
(Rampcheck) teknis kendaraan angkutan umum dan operator
kendaraan sebelum memulai beroperasi;
• Bertanggung jawab terhadap data hasil pencatatan
/survei yang akurat dan faktual di lapangan;
• Menyusun berita acara pada saat pelaksanaan di
lapangan.
16 Petugas Operasional • Bertugas melaksanakan pelayanan pengawasan
operasional pada angkutan umum seperti
pengecekan kecepatan angkutan, waktu
operasional selama pemberhentian, dan jumlah
penumpang
• Bertanggung jawab terhadap data hasil pencatatan
/survei yang akurat dan faktual di lapangan
• Menyusun berita acara pada saat pelaksanaan di
lapangan
17 Petugas Pelayanan • Bertugas melaksanakan pencatatan terkait dengan
waktu kedatangan angkutan umum pada halte
transit
• Bertanggung jawab terhadap data hasil pelayanan
12
yang akurat dan faktual di lapangan
• Menyusun berita acara pada saat pelaksanaan
pencatatn di lapangan
4. PELAPORAN
Laporan pada pelaksanaan ini meliputi laporan bulanan yang terdiri dari
a. Laporan bulanan dan executive summary yang berisi :
1) Laporan kondisi pelaksanaan manajemen pengelolan buy the service.
2) Rekapitulasi hasil pengawasan, verifikasi dan penilaian kinerja pengelola buy
the service.
3) Laporan Laporan pengawasan, verifikasi dan penilaian kinerja pengelola buy
the service.
4) Laporan supervisi manajemen pengelolaan buy the service.
5) Saran dan rekomendasi perbaikan Pengelolaan buy the service.

D. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pendampingan manajemen proyek pengembangan
angkutan massal berbasis jalan di kawasan perkotaan adalah selam 4 (empat) bulan dengan
jadwal rencana pelaksanaan kegiatan sebagai mana tabel berikut :
Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
A TAHAP PERSIAPAN KEGIATAN
1 Sosialisasi
B TAHAP PELAKSANAAN
1 Operasional
2 Pengawasan
C PENYUSUNAN LAPORAN KEGIATAN
1 Pelaporan

E. PERSYARATAN PENYEDIA YANG DIBUTUHKAN


A). Syarat Kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Badan Usaha
1). Memiliki Surat Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan dan bidang
pekerjaan yang diadakan.
a. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi bidang Transportasi
dengan Kualifikasi Non Kecil yang masih berlaku;
b. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi bidang Konsultansi
Manajemen dengan Kualifikasi Non Kecil yang masih berlaku;
13
2). Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)/NIB dengan Kode KBLI 70202
(Aktivitas Konsultasi Transportasi) dan KBLI 70209 (Aktivitas Konsultasi
Manajemen Lainnya) yang masih berlaku yang masih berlaku
3). Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT
Pajak Tahun 2020)
4). Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar, tetap
dan jelas berupa milik sendiri atau sewa.
5). Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak yang
dibuktikan dengan :
a. Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
b. Surat Kuasa (apabila dikuasakan);
c. Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap (apabila
dikuasakan); dan
d. Kartu Tanda Penduduk (KTP).
6). Pernyataan Pakta Integritas yang berisi :
a. Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
b. Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya praktik
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini.
c. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional
untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
d. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a, b, dan c maka
bersedia dikenakan sanksi administratif, dikenakan sanksi Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
7). Pernyataan:
a. yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
b. yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang dikenakan
sanksi daftar hitam;
c. yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
d. pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
14
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan pengurus badan
usaha sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
e. Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan;
f. Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran
yang disampaikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka
direktur utama/pimpinan perusahaan/pimpinan koperasi, atau kepala cabang,
dari seluruh anggota Kemitraan bersedia dikenakan sanksi administratif,
sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
8). Dalam hal Peserta melakukan Kemitraan harus mempunyai perjanjian Kemitraan;
9). Memiliki sertifikasi ISO 17020 yang masih berlaku
10). Memiliki sertifikasi ISO 9001:2015 yang masih berlaku
11). Evaluasi persyaratan pada angka 8) huruf a sampai dengan huruf e dilakukan
untuk setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari Kemitraan.
B). Syarat kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Perorangan
1). Memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia seperti Kartu Tanda Penduduk
(KTP)/Paspor/Surat Keterangan Domisili Tinggal.
2). Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir.
3). Pernyataan Pakta Integirtas yang berisi :
a. Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
b. Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya praktik
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini.
c. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional
untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
d. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a, b, dan c maka
bersedia dikenakan sanksi administratif, dikenakan sanksi Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana sesuai dengan
15
peraturan perundang-undangan.
4). Pernyataan yang ditandatangani berisi:
a. Tidak dikenakan Sanksi Daftar Hitam;
b. Keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang
terkait;
c. Tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi pidana;
dan
d. Tidak berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
C). Syarat kualifikasi Teknis Penyedia
Memiliki pengalaman:
a. Penyediaan jasa pada divisi yang sama paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
b. Penyediaan jasa sekurang- kurangnya dalam kelompok/grup yang sama paling
kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurung waktu 3 (tiga) tahun terakhir baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
dan
c. Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir untuk usaha non kecil paling kurang sama dengan 50% (lima puluh
persen) nilai total HPS.
d. Memiliki kemampuan untuk menyediakan sumber daya manusia dan peralatan
yang dibutuhkan dalam proses penyediaan termasuk layanan purnajual.
D). Jenis Kapasitas, Komposisi dan Jumlah Peralatan yang disediakan terdiri dari :
No Peralatan Jumlah Persyaratan
1 Komputer 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto
2 Printer 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto
3 Scanner 1 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto

16
4 Fasilitas 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
komunikasi pembelian
internet/mo • Foto
dem
5 Kamera 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto
6 Perekam Video 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto
7 Projector 1 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian.
• Foto
8. Gedung / 1 Unit • Surat Kepemilikan/ Surat
Ruang Kantor Perjanjian Sewa
• Foto

E). Syarat Kualifikasi Kemampuan Keuangan


1). Menyampaikan laporan keuangan tahun terakhir tahun 2020, khusus untuk Peserta
Non Kecil disertakan laporan keuangan tahun 2020 yang telah diaudit dan
disahkan oleh akuntan publik.
2). Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) paling kecil 50% (lima puluh persen)
dari nilai HPS.

F. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan Kegiatan Pendampingan Manajamen
Pengelolaan Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan Di Kawasan Perkotaan adalah
sebesar Rp. 15.779.225.642,- (Lima Belas Milyar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta
Dua Ratus Dua Puluh Lima Ribu Enam Ratus Empat Puluh Dua Rupiah) yang bersumber
dari dana APBN tahun anggaran 2021, dengan rencana anggaran biaya (RAB) pekerjaan
sebagai mana dijabarkan dalam lampiran dokumen ini.
Jakarta, Agustus 2021
Direktur Angkutan Jalan

AHMAD YANI, ATD., MT


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19650930 199003 1 003
17
18

Anda mungkin juga menyukai