1
SISTEMATIKA PENULISAN KERANGKA ACUAN KERJA
A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
2. GAMBARAN UMUM
B. MAKSUD, TUJUAN, KELUARAN DAN PENERIMA MANFAAT
C. RUANG LINGKUP, STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN, TENAGA
PELAKSANA DAN LAPORAN KEGIATAN
D. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
E. PERSYARATAN PENYEDIA YANG DIBUTUHKAN
F. BIAYA YANG DIPERLUKAN
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Angkutan;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
d. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: 122 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2015
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10 Tahun 2012
Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.
f. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 9 Tahun 2020
Tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan
2. Gambaran Umum
Angkutan umum perkotaan yang berada di kota – kota besar sangatlah penting
keberadaanya. fungsi utamanya yaitu sebagai pengangkut pergerakan masyarakat untuk
mengerjakan aktivitas sehari – hari. pelayanannya yang diberikan diharapkan dapat
dilakukan secara cepat, aman, nyaman murah dan efisien. Kota yang baik dapat dicirikan
mempunyai sistem transportasi yang baik, Sistem transportasi yang baik memiliki sistem
2
layanan angkutan umum yang prima, dengan kata lain, angkutan umum akan selalu
menjadi moda utama dari sistem transportasi yang ada dan akan menjadi salah satu
“wajah” kota.
Pertumbuhan pusat permukiman baru yang mendekati akses jalan mendorong kota - kota
berkembang pesat. Hal ini membentuk aglomerasi kawasan perkotaan yang berimplikasi
terhadap penyediaan infrastruktur layanan dasar masyarakat yang membutuhkan.
kepadatan penduduk sebagai prasyarat efisiensinya. Sehingga transportasi publik
menjadi semakin mahal dan hal ini yang akan menyebabkan pemerintah mengalami
kegagalan dalam mewujudkan kota layak huni. Penyelenggaraan angkutan perkotaan
didasarakan pada tanggung jawab pemerintah dalam menjamin ketersediaan angkutan
umum perkotaan. Pasal 5 Undang – Undang 22/2009 mengatur bahwa Negara
bertanggung jawa atas lalu lintas dan angkutan jalan dan pembinaanya dilaksanakan oleh
pemerintah. Pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi perencanaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan.
Layanan angkutan perkotaan bersifat public goods sehingga dalam hal ini pemerintah
bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan layanan angkutan massal perkotaan.
Intervensi Pemerintah diperlukan untuk mencegah kegagalan sistem angkutan massal
perkotaan. Intervensi Pemerintah ini dijalankan melalui 3 (tiga) kebijakan, yaitu:
a. Pemerintah menanggung risiko terbesar dalam penyediaan angkutan umum perkotaan;
b. Pemerintah memberikan lisensi kepada perusahaan angkutan umum yang mampu
memenuhi standar pelayanan minimal; dan
c. Pemerintah memberikan prioritas kepada angkutan umum supaya memiliki
3
keunggulan dibandingkan kendaraan pribadi.
Terjadinya penurunan kinerja jalan diakibatkan oleh tidak seimbangnya jumlah
kendaraan dengan infrastruktur jalan, agar kemacetan di suatu daerah dapat teratasi maka
perlu adanya pengembangan sistem transportasi umum massal berkapasitas banyak.
Pengembangan dan pelayanan sektor transportasi perkotaan untuk saat ini masih jauh
dari harapan yang dibutuhkan masyarakat. Rendahnya komitmen Pemerintah dalam
menangani sektor transportasi, menyebabkan masyarakat lebih memilih transportasi yang
lebih mudah dan murah namun mengabaikan aspek keselamatan. Pengembangan
Angkutan Massal Berbasis Jalan guna menjamin tersedianya layanan kebutuhan
angkutan umum di kawasan perkotaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Untuk kondisi saat ini, angkutan massal berbasis jalan dihadapkan pada berbagai
permasalahan, yang diantaranya :
1. Layanan angkutan umum yang kurang nyaman, aman, dan berkualitas;
2. Kendaraan tua yang tidak terawat dengan baik sehingga berkontribusi pada kemacetan
dan polusi;
3. Angkutan umum belum saling terintegrasi, belum menjangkau seluruh wilayah;
4. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan angkutan umum;
5. Himbauan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi yang kurang ditaati;
6. Angkutan umum belum menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat pada saat
penerapan sistem pembatasan lalu lintas.
Kementerian perhubungan dalam rencana strategis 2020-2024 memastikan keberlanjutan
penyediaan layanan angkutan umum perkotaan di 5 kota setiap tahunnya dengan skema
Buy The Service. Dalam tahun ini akan dikembangkan di 5 kota terpilih diantaranya
Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Banyumas dan Makasar. Pemerintah akan membeli
perjalanan bus-bus yang melayani trayek dan menjualnya kepada masyarakat dengan
tarif yang ditentukan. Dalam sistem tersebut pemerintah akan memberikan subsidi
kepada angkutan umum massal, khususnya bus. Pemberian subsidi disesuaikan dengan
biaya ekonomi dan daya beli masyarakat sehingga tarif perjalanan menjadi lebih murah.
Sistem Buy The Service ini memindahkan resiko surplus atau defisit operasi dari operator
bus ke pemerintah. Sistem Buy The Service merupakan pilihan sesuai yang
memungkinkan penerapan competition for the market. Sehingga kondisi tersebut akan
membuat kendali mutu dan operasi angkutan umum dapat terkendali.
4
B. MAKSUD, TUJUAN, KELUARAN DAN PENERIMA MANFAAT
3. KELUARAN KEGIATAN
Adapun keluaran kegiatan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
5
a. Terlaksananya manajemen pengelolaan terhadap bus terhadap kota yang telah
ditentukan agar dapat menjalankan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman
transparan dan terjangkau.
b. Terlaksananya perencanaan pengelolaan bus, pengoperasian dan pengawasan,
monitoring dan evalusi terhadap pengelolaan bus.
c. Dokumentasi, promosi, dan publikasi setiap program buy the service.
d. Tercapainya pelayanan angkutan umum perkotaan yang dapat menjawab
kebutuhan masyarakat akan pelayanan angkutan umum mulai dari memastikan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, keamanan, kenyamanan, ketepatan
dan lain sebagainya.
e. Pelaporan hasil Pelaksanaan pekerjaan.
f. Hasil evaluasi kinerja pengelolaan bus.
4. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Bagi Kementerian Perhubungan adalah terselenggaranya manajemen pengelolan
buy the service pada bus di Kota Bandung, Surabaya, Banyumas, Makassar dan
Banjarmasin yang lebih profesional dalam hal menjalankan fungsi perencanaan,
pengoperasian, pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
angkutan umum.
2. Bagi Pengelola bus adalah terselenggaranya angkutan umum yang aman dan
nyaman serta dapat meningkatkan keselamatan pengguna yaitu masyarakat.
7
a. Persiapan mulai dari rapat koordinasi dengan pihak terkait, melakukan
perekrutan personil, penyiapan ATK, peyiapan dokumen pendukung persiapan
bahan – bahan pendukung lainnya.
b. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan operator bus angkutan yang
harus memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM).
c. Monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan bus.
d. Presentasi laporan mengenai hasil identifikasi, pengawasan, monitoring dan
evaluasi pengelolaan bus kepada Kementerian Perhubungan.
e. Penyusunan dan presentasi laporan.
8
Jumlah Jumlah Orang
No. Posisi Pendidikan
Orang Bulan (OB)
4 Ahli Keuangan S-2 Manajemen Keuangan 1 Orang 3 OB
/ Akuntansi (Pengalaman 5
Tahun)
5 Ahli Mesin S-2 Teknik Mesin 1 Orang 3 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
6 Ahli Manajemen Risiko S-2 Manajemen (Pengalaman 1 Orang 4 OB
5 Tahun)
Tenaga Pendukung
1 Koordinator Operasional S-1 Teknik 1 Orang 4 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
2 Koordinator Data dan S-1 Manajemen 1 Orang 4 OB
Quality Assurance (Pengalaman 5 Tahun)
3 Staff Administrasi dan Min D-3 Semua Jurusan 1 Orang 4 OB
Umum (Pengalaman 5 Tahun)
4 Data dan Quality S-1 Semua Jurusan 5 Orang 20 OB
Assurance (Pengalaman 5 Tahun)
5 Staff Pelaporan S-1 Semua Jurusan 5 Orang 20 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
6 Staff IT S-1 Semua Jurusan 2 Orang 8 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
7 Staff Call Center Min D-3 Semua Jurusan 2 Orang 8 OB
(Pengalaman 3 Tahun)
8 Koordinator Wilayah S-1 Semua Jurusan 5 Orang 20 OB
(Pengalaman 5 Tahun)
9 Petugas Operasional SMA/Sederajat 126 Orang 504 OB
Berdasarkan kebutuhan tenaga pelaksana tersebut, dapat dijelaskan lebih rinci tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
No Tenaga Pelaksana Tugas dan Tanggung Jawab
1 Ketua Tim • Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
kegiatan
• Menyusun rencana kerja operasional angkutan
umum massal berbasis jalan dikawasan perkotaan
• Menyiapakan kebutuhan petugas pelaksana
9
kegiatan di lapangan
• Melaksanakan evaluasi bersama dan melaporkan
hasil evaluasi kegiatan bersama dengan Tim
Tenaga Ahli
• Mengkoordinasikan penyusunan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan
2 Ahli Perencanaan • Membantu Ketua Tim sesuai bidangnya
Angkutan Umum • Bertanggung jawab dalam memberikan
rekomendasi pengembangan angkutan umum
massal berbasis jalan dikawasan perkotaan
• Bertugas dalam menganalisa dan mengevaluasi
data rencana operasi seperti jumlah trip dan
ritase, tarif dan kilometer tempuh.
• Bertugas dalam membantu kegiatan monitoring
dan evaluasi.
3 Ahli Pemasaran • Membantu Ketua tim dalam menganalisa dan
mengevaluasi seluruh hasil pelaksanaan
pengawasan (operasional) dan pemenuhan SPM
di lapangan.
• Melakukan analisa kebutuhan pasar terkait
kebutuhan angkutan umum berbasis jalan
dikawasan perkotaan.
4 Ahli Keuangan • Bertugas untuk menganalisa dan mengevaluasi
seluruh biaya yang digunakan selama
pelaksanaan kegiatan.
• Bertugas dalam menganalisa biaya yang
diperlukan dan memberikan rekomendasi terkait
kegiatan selanjutnya.
• Menyusun hasil evaluasi untuk pencairan
keuangan kepada pihak operator bus.
• Membantu dalam menyusun laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.
5 Ahli Mesin • Membantu dalam menganalisis terkait
pengawasan operasional angkutan umum massal.
• Memberikan rekomendasi terkait kelaikan
operasional angkutan umum massal berbasis jalan
di wilayah perkotaan.
• Membantu dalam memberikan masukan kepada
anggota tim dan petugas tim dalam pemenuhan
SPM angkutan massal di lapangan
6 Ahli Manajemen Risiko • Menyusun dan menetapkan SOP setiap kegiatan
10
• Mengidentifikasi risiko pada setiap aktivitas
terkait dengan pelaksanaan program Buy The
Service
• Melakukan pengukuran risiko dengan
memperhitungkan besarnya dapak dan
kemungkinan terjadinya peluang risiko
• Melakukan evaluasi sumber dan penyebab
terjadinya risiko
• Menyusun strategi pengendalian risiko
• Melakukan pemantauan risiko secara berkala
7 Koordinator Operasional • Membantu ketua tim dalam mengendalikan
pelaksanaan kegiatan.
• Membantu ketua tim dalam menyusun rencana
kerja.
8 Koordinator Data dan • Melakukan QC dalam pengawasan kualitas data
Quality Assurance dari lapangan serta dalam pembuat laporan
(harian) dokumen yag sudah di QC pada tingkat
pusat
9 Staff Pelaporan • Menyusun laporan setiap kegiatan terkait
Pendampingan Manajemen Pengelolaan
Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
Di Kawasan Perkotaan Dengan Skema Pembelian
Layanan (Buy The Services)
10 Staff IT • Menyusun sistem jaringan (network system) yang
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan
• Melakukan evaluasi dan peningkatan terhadap
software dan pengembangan network system
11 Staff Call Center • Menerima panggilan telepon yang masuk,
menjawab permasalahan pelanggan, memberikan
solusi, mencatat pesan atau persoalan yang harus
diselesaikan.
12 Koordinator Wilayah • Membantu ketua tim dalam mengendalikan
pelaksanaan kegiatan
• Membantu dalam menyusun rencana kerja
pengawasan operasional dan SPM angkutan
umum massal
• Menyiapkan kebutuhan petugas pelaksana
kegiatan di lapangan
• Melakukan rekapitulasi permasalahan di lapangan
untuk didiskusikan dengan tim tenaga ahli dalam
merumuskan solusi permasalahan
11
• Memberikan pengarahan kepada petugas di
wilayah masing-masing sesuai penempatannya;
• Melakukan komunikasi intensif dengan
Koordinator Pusat terhadap permasalahan di
lapangan
13 Data dan Quality • Membantu melakukan QC dalam pengawasan
Assurance kualitas data dari lapangan serta dalam pembuat
laporan (harian) dokumen yag sudah di QC pada
tingkat pusat
• Melakukan pemeriksaan kualitas pengisian data
oleh tim petugas checker, operasional dan
pelayanan selama di lapangan
14 Administrasi dan • Membantu Koordinator Wilayah dalam
Umum melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
rencana kegiatan pendampingan dan anggaran
yang digunakan
• Membantu melakukan koordinasi mobilisasi dan
demobilisasi tim dari segi administrasi dan
keuangan di masing-masing wilayah penempatan
• Bertanggung jawab terhadap perencanaan
pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan
perjalanan kegiatan pendampingan
15 Petugas Pencatatan • Bertugas melaksanakan pencatatan pengawasan
(Rampcheck) teknis kendaraan angkutan umum dan operator
kendaraan sebelum memulai beroperasi;
• Bertanggung jawab terhadap data hasil pencatatan
/survei yang akurat dan faktual di lapangan;
• Menyusun berita acara pada saat pelaksanaan di
lapangan.
16 Petugas Operasional • Bertugas melaksanakan pelayanan pengawasan
operasional pada angkutan umum seperti
pengecekan kecepatan angkutan, waktu
operasional selama pemberhentian, dan jumlah
penumpang
• Bertanggung jawab terhadap data hasil pencatatan
/survei yang akurat dan faktual di lapangan
• Menyusun berita acara pada saat pelaksanaan di
lapangan
17 Petugas Pelayanan • Bertugas melaksanakan pencatatan terkait dengan
waktu kedatangan angkutan umum pada halte
transit
• Bertanggung jawab terhadap data hasil pelayanan
12
yang akurat dan faktual di lapangan
• Menyusun berita acara pada saat pelaksanaan
pencatatn di lapangan
4. PELAPORAN
Laporan pada pelaksanaan ini meliputi laporan bulanan yang terdiri dari
a. Laporan bulanan dan executive summary yang berisi :
1) Laporan kondisi pelaksanaan manajemen pengelolan buy the service.
2) Rekapitulasi hasil pengawasan, verifikasi dan penilaian kinerja pengelola buy
the service.
3) Laporan Laporan pengawasan, verifikasi dan penilaian kinerja pengelola buy
the service.
4) Laporan supervisi manajemen pengelolaan buy the service.
5) Saran dan rekomendasi perbaikan Pengelolaan buy the service.
16
4 Fasilitas 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
komunikasi pembelian
internet/mo • Foto
dem
5 Kamera 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto
6 Perekam Video 2 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian
• Foto
7 Projector 1 Unit • Invoice/nota/ kuitansi
pembelian.
• Foto
8. Gedung / 1 Unit • Surat Kepemilikan/ Surat
Ruang Kantor Perjanjian Sewa
• Foto