PROPOSAL
(BAB I & 2)
OLEH
SUFRIYANO
180606001010
B. Fokus Penenlitian
Penelitian ini dilalkukan untuk mengetahui dan menganalisis dampak lalulintas yag di
akibatkan dengan beroperasinya pusat kegiatan komersil Plaza Ratahan di Kabupaten
Minahasa Tenggara
C. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana kinerja lalulintas di sekitar lokasi Plaza Ratahan pada kondisi eksisting
2. Berapa besar dampak lalulintas yang ditimbulkan akibat pembangunan Plaza Ratahan
3. Bagaimana Strategi penanganan untuk mengatasi pengaruh dampak lalulintas akibat
beroperasinya Plaza Ratahan
4. Bagaimana Daya Tampung parkir terhadap kebutuhan ruang parkir di Plaza ratahan
5. Seberapa besar estimasi bangkitan dan tarikan pergerakan lalulintas akibat beroperasinya
Plaza Ratahan dengan permodelan bangkitan dan tarikan didasarkan bangunan yang
diasumsikan sama dengan Plaza Ratahan
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. memperkirakan besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan lalulintas akibat
pembangunan Plaza Ratahan
2. mengidentifikasi kinerja lalulintas disekitar lokasi Plaza Ratahan
3. mengetahui dampak lalulintas dari pembangunan Plaza Ratahan di Kota Ratahan
4. merekomendasikan strategi penanganan untuk mengatasi penaruh dampak lalulintas dari
pembangunan Plaza Ratahan
5. mengetahui kesesuaian daya tampung parkir terhadap kebutuhan parkir
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan lalu lintas yang terjadi di sekitar
kawasan Plaza Ratahan
2. Memberi stimulasi melalui hasil penelitian ini, agar pemerintah daerah dalam hal
kebijakan Analisis Dampak Lalu Lintas, dengan memahami dan mengerti pentingnya
Analisis Dampak Lalu Lintas dalam suatu perencanaan kawasan di perkotaan maka
diharapkan adanya landasan hukum untuk mewajibkan kepada penggiat usaha melakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas.
3. Dapat menjadi referensi tambahan untuk dapat dikembangkan kemudian hari oleh
akademisi peneliti lainnya.
BAB II.
LANDASAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, ALUR PENELITIAN
1. LANDASAN TEORI
1.1. Transportasi
Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution diartikan sebagai
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan
kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut,
tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui.
Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan dimulai
dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan
barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang
dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the
servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soesilo (2009) yang mengemukakan bahwa
transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik dalam
membawa dirinya sendiri maupun membawa barang2. Selain itu, Tamin (2007:5)
mengungkapkan bahwa , prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu
sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan dan sebagai
prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya
kegiatan di daerah perkotaan tersebut.
Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering
digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan
wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah
baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah
tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi
tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju
wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk
menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana
transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang.
Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana
keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin
(2007:4) bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi,
karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan
kebutuhan pergerakannya pun menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana
transportasi yang tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan
perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat
mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya
infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya.
Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan
ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya
kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk
mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut. Pentingnya peran sektor
transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi
yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem
transportasi yang memenuhi kapasitas yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan
antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman
dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik
sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.
1.7.1.2 Faktor penyesuai kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw)
Faktor penyesuai kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas jalan perkotaan
adalah faktor penyesuai untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu
lintas. Faktor Penyesuaian Kapasitas (FCw) Untuk Pengaruh Lebar
Jalur Lalu Lintas Jalan Perkotaan.
FCsp Dua lajur 2/2 1,00 0,94 0,88 0,82 0,76 0,70
Keterangan :
Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 5 a2 = 20
Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
Gol III : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 50 a2 = 20
Satuan Ruang Parkir khusus untuk penderita cacat
(difable), khususnya untuk pengguna kursi roda juga harus
mendapatkan perhatian. Dimensi SRP untuk pemakai kursi roda
adalah lebar 3,6 m (minimal 3,2 m). Untuk SRP ambulans
diambil lebar 3,0 m (minimal 2,6 m).
1.8.1.5 Satuan Ruang Parkir Untuk Bus/Truk
Untuk kendaraan Bus/Truk, dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis
golongan berdasarkan ukuran kendaraan, yakni kecil, sedang,
dan besar. SRP untuk bus/truk dapat dilihat pada gambar
berikut :
1.8.1.6 Sa
tua
n
2. Kajian Pustaka
Analisis dampak lalu lintas (Andalalin) adalah suatu hasil kajian yang menilai tentang
efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pembangunan pusat
kegiatandan/atau pengembangan kawasan baru pada suatu ruas jalan terhadap jaringan
transportasi di sekitarnya. Studi Andalalin adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan
jalan dibagian dalam kawasan sampai dengan jalan di sekitar kawasan pusat kegiatan atau
pengembangan kawasan baru yang trepengaruh dan merupakan akses jalan dari dan menuju
kawasan tersebut (UU No. 22 Tahun 2009).
Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lau
lintas dari pembangunan pusat kegiatan, pemukiman, dan infrastruktur yang hasilnya
dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. (PP No 32 Tahun 2011).
Erwin Kusnandar (2009), Manual kapasitas jalan (MKJI) sebagai manual kegiatan
analisis, perencanaan, perancangan, dan operasi fasilitas lalu lintas jalan.yang merupakan
produk hasil penelitian yang dilakukan secara empiris di beberapa tempat yang mewakili
kondisi karakteristik lalu lintas si wilayah Indonesia.
A Traffic Impact Analysis (TIA) is an important tool that identifies the need for any
improvements to a transportation system to reduce congestion, improve safety, provide
adequate access, and mitigate the impact associated with the project. (City of McAllen Traffic
Operations, 2008).
A Traffic Impact Analysis (TIA) identifies existing traffic volumes and conditions,
development traffic volumes and conditions and their combined impacts on the existing and
future roadway system. The TIA is a useful tool for early identification of potential traffic
problems and can play an important part in the success of a development. (City of Avondale
Engineering Department, 2008).
Tujuan dari studi analisis dampak lalu lintas adalah untuk dapat mengantisipasi dampak
yang ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan terhadap lalu lintas di sekitarnya dan
memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kawasan, beberapa penelitian
yang berkaitan dengan analisis dampak lalu lintas.
Widodo, 2007, menganalisis dampak lalu lintas (andalalin) pada pusat perbelanjaan yang
telah beroperasi ditinjau dari tarikan perjalanan (studi kasus pada Pacific Mall Tegal). Pada
penelitiannya dilakukan metode survey dengan kuisioner untuk mengetahui karateristik sosial
ekonomi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara random secara proporsional
untuk setiap pengunjung yang menggunakan moda tertentu untuk mencapai Pacific Mall yang
mewakili semua zona. Hasil dari penelitian tersebut adalah pada ruas jalan.
Mayjen Sutoyo pada tahun 2006 derajat kejenuhannya adalah 0,78 dengan volume lalu
lintas sebesar 3661,67 smp/jam, dengan adanya Pacific Mall maka jalan Mayjen Sutoyo pada
tahun 2008 derajat kejenuhan sudah mencapai titik kritis yaitu sebesar 0,84 dengan volume
lalu lintas sebesar 3945,24 smp/jam. Pada ruas jalan Kapten Sudibyo pada tahun 2006 derajat
kejenuhannya adalah 0,42 dengan volume lalu lintas sebesar 1038,93 smp/jam, dengan
adanya Pacific Mall pada tahun 2016 derajat kejenuhannya mencapai 0,61 dengan volume
lalu lintas sebesar 1508,55 smp/jam.
Bawono dan Rakhmat, 2009, menganalisis dampak lalu lintas akibat pembangunan
Gedung Graha Energi (MEDCO TOWER). Analisis dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis
kondisi do nothing dan analisis kondisi do something. Kesimpula pada analisis ini adalah
pengaruh yang ditimbulkan oleh bangkitan dan tarikan Gedung Graha Energi tidaklah begitu
besar. Dapat dilihat dari kinerjakinerja pada ruas-ruas (VCR) dan simpang (DS) yang dikaji
yang tidak terlalu beda dengan kondisi do-nothing. Adapun masalah mengkhawatirkan yang
terjadi, disebabkan oleh faktor luar yang sangat besar pengaruhnya (dalam hal ini aturan three
in one), bukan karena akibat Gedung Graha Energi yang pengaruhnya relatif kecil.
Permani, 2010, melakukan penelitian tentang analisis dampak lalu lintas akibat
pembangunan Solo Paragon dengan mempertimbangkan matriks asal tujuan kota Surakarta
dan dengan menggunakan bantuan program EMME-3. Dari hasil penelitian diperoleh estimasi
total bangkitan akibat pembangunan Solo Paragon sebesar 17 smp/jam, total tarikan sebesar
287 smp/jam, nilai NVK di wilayah kajian pada kondisi existing dan kondisi setelah
pembukaan Solo Paragon nilai terbesar 0,32 yaitu pada ruas jalan Dr.Muwardi (node 189-
188) yang berarti jaringan jalan dalam kondisi stabil. Peningkatan volume lalu lintas tertinggi
terjadi pada ruas jalan Yosodipuro (node 191-299) sebesar 254 smp/jam. Ruas jalan yang
mengalami peningkatan volume dan nilai NVK ada 61 %, maka dapat disimpulkan
pembangunan akibat Solo Paragon menimbulkan dampak lalu lintas meskipun nilainya masih
kecil dengan nilai terbesar adalah 0,32.
Widodo, 2010, melakukan studi dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo Center
Point. Dari hasil perhitungan dengan bantuan EMME-3, diperoleh estimasi total bangkitan
akibat pembangunan Solo Center Point sebesar 36 smp/ jam, total tarikan sebesar 218 smp/
jam, nilai NVK di wilayah kajian pada kondisi existing dan kondisi setelah pembukaan Solo
Center Point berkisar antara 0,1 sampai 0,7 yang berarti jaringan jalan dalam kondisi stabil.
Pada ruas Jalan Slamet Riyadi (node 6-5) terjadi nilai NVK tertinggi sebesar 0,7. Perubahan
volume lalu lintas tertinggi terjadi pada ruas Jalan KH. Agus Salim (node 6-108) sebesar
19,89%. Strategi penanganan secara do nothing yang dilakukan adalah pelarangan on street
parking di sepanjang ruas Slamet Riyadi (node 6-7).
Rahman, 2010, menganalisis dampak lalu lintas dengan studi kasus berupa studi
kemacetan di Jalan Ngagel Madya Surabaya. Dari analisa lalu lintas didapatkan hasil tingkat
pelayanan jalan : untuk ruas jalan (kondisi lalu lintas pukul 06.00 – 07.00 WIB didapat DS =
0.320, kondisi lalu lintas pukul 13.00 – 14.00 WIB didapat DS = 0.355), sedangkan untuk
tingkat pelayanan simpang (kondisi lalu lintas pukul 06.00 – 07.00 WIB didapat DS = 0.413,
kondisi lalu lintas pukul 13.00 – 14.00 WIB didapat DS = 0.471). Dengan kondisi tingkat
pelayanan (DS) ruas dan simpang kurang dari 0.85, disimpulkan jalan Ngagel Madya tidak
terjadi, kurang dari tingkat pelayanan (µ), kondisi ini menjelaskan kondisi antrian Jl. Ngagel
Madya masih baik atau tidak terjadi antrian yang berarti. Untuk memperbaiki kondisi lalu
lintas di masa mendatang disarankan kepada pihak Santa Clara untuk menyediakan dan
mengelolah sarana antar jemput siswa, sehingga penutupan jalan Ngagel Madya dari arah
Selatan ke Utara pada pukul 06.00 – 07.30 tidak perlu dilakukan lagi.
Syafi’i, 2012, dalam Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Pengembangan Solo Square
memodelkan tarikan dan bangkitan dengan persamaan Y = 0,0072X + 94,790 dimana Y=
tarikan pergerakan (smp/jam) dan X = luas perdagangan (m2). Dari persamaan tersebut
dengan pembangunan tambahan Solo Square didapatkan penambahan tarikan pergerakan
sebesar 113 kendaraan ringan/ jam dan 132 sepeda motor/ jam.
Studi analisis dampak lalu lintas ini juga erat kaitannya dengan tarikan dan bangkitan
suatu kawasan. Beberapa penlitian terdahulu yang berkaitan dengan tarikan dan bangkitan :
Dwijayani, 2009, melakukan anlisis pemodelan tarikan pergerakan Department Store
dimana studi kasus di wilayah Surakarta. Analisis dan pembahasan menghasilkan kesimpulan
bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi tarikan pergerakan kendaraan department store di
wilayah Surakarta dan merupakan variabel bebas yaitu jumlah karyawan, total luas dasar
bangunan, total luas bangunan, total luas komersiil dan total luas area parkir. Semua variabel
bebas mempunyai pengaruh baik terhadap tarikan kendaraan maupun variabel bebas. Variabel
bebas yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap tarikan pergerakan kendaraan adalah
totak luas bangunan. Dari analisis yang dilakukan diperoleh model terbaik tarikan pergerakan
di department store wilayah Surakarta adalah Y= 82,224 + 0,008X4, dimana Y adalah tarikan
pergerakan kendaraan (smp/ jam) dan X4 merupakan total luas bangunan (m2).
Fausi, 2009, melakukan penelitian berkaitan dengan pemodelan tarikan pergerakan
kendaraan pada pusat perbelanjaan di Kota Surakarta. Dari hasil analisis pembentukan model
tarikan pergerakan kendaraan pada pusat perbelanjaan di Kota Surakarta diperoleh model
tarikan pergerakan kendaraan motor yang dinyatakan dalam persamaan Y1=137,065 +
0,039X4, sedangkan model tarikan pergerakan mobil dinyatakan dalam persamaan
Y2=48,897 + 0,011X5 dimana Y1 adalah jumlah tarikan motor, Y2 adalah jumlah tarikan
mobil, X4 adalah variabel bebas luas areal parkir motor, X5 adalah variabel bebas luas areal
parkir mobil. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa persamaan tersebut memenuhi
persyaratan statistic yang ditetapkan. Dan hasil dari prediksi dampak lalu lintas yang
mengasumsikan Ciputra Sun Mall (diprediksi akan dibangun) beroperasi, diperoleh hasil nilai
derajat kejenuhan yang meningkat pada simpang disekitar Kusumo dari 0,64 menjadi 0,76,
sedangakan pada simpang Jl. Dr, Muwardi-Jl.Yosodipuro pendekat Utara dari 0,73 menjadi
0,76, pendekat Timur dan dari 0,61 menjadi 0,64, pendekat Selatan dari 0,81 menjadi 0,83.
Halomoan, 2009, dalam penelitannya terhadap pemodelan tarikan pergerakan pada profil
hotel berbintang di daerah Surakarta mendapatkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tarikan pergerakan ke hotel yang merupakan variabel bebas yaitu luas
lahan, luas bangunan, luas parkir, total jumlah kamar yang tersedia, jumlah ruang rapat, dan
luas maksimum ruang rapat. Luas maksimum ruang rapat merupakan faktor yang sangat kuat
berpengaruh terhadap tarikan pergerakan kendaraan ke hotel. Selain itu, diperoleh model
terbaik yang didapatkan setelah dilakukan anlisis persamaan regresi dan pengujian terhadap
masing-masing model adalah Y= 35,904 + 0,019X5, dimana Y adalah tarikan pergerakan ke
hotel yang bersangkutan (smp/ jam) dan X5 merupakan luas maksimum ruang rapat (m2).
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis dampak lalu lintas akibat beroperasinya pusat
perbelanjaan komersil Plaza Ratahan, diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan kajian
dampak lalu lintas di sekitar lokasi Plaza Ratahan sehingga menjadi pedoman penanganan
lalu lintas.
3. Alur Penelitian
Secara sistematis alur penelitian yang disusun oleh penulis tentang analisis dampak lalulintas
yang diakibatkan dengan beroperasinya Plaza Ratahan di Kota Ratahan dapat di lihat pada
gambar berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Nur Nasution, M. 2004, Manajemen Transportasi, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia
Nasution (2008). Manajemen Transportasi. Bogor, Ghalia Indonesia.
Murwono, D, 2003, “Perencanaan Lingkungan Transportasi”, Bahan Kuliah, Magister
Sistem dan Teknik Transportasi, UGM, Yogyakarta.
Jurnal
Anonim.1994. Highways and Transportation. The Journal of the Institution of Highways
and Transportation & IHIE. London.
Bonny F.Sompie dan F Jansen (2014), Analisa Dampak Lalu Lintas (Andalalin) Kawasan
Lippo Plaza Kairagi Manado, Dosen Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi,
Manado, Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.1, Juni 201 (315-327)
ISSN: 2087-9334
Dagun, Save M. Busway. 2006. Terobosan Penanganan Transportasi Jakarta. Jakarta
Pustaka Sinar Harapan.
Tamin, O.Z. (1997). “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Teknik Sipil Institut
Teknologi Bandung.
Internet
Wikipedia, 2015, Analisa Dampak Lalu Lintas. http: Id.wikipedia.org / wiki /
analisa_dampa_lalu_lintas . 07 April 2015.
Ir Tri Cahyono. Msc , 2015, Analisa Dampak Lalu Lintas. http:
perencanaankota.blogspot.com. 07 April 2015.