Anda di halaman 1dari 14

ELASTISITAS PERMINTAAN JASA TRANSPORTASI

KERETA API DI KOTA MALANG


Oleh:
Tofan Lore Firmansyah
Staff PT. Kereta Api Indonesia
E-mail/No. Hp: - /081233260260

Abstract

Method which is used in this research technique analyse elasticity, technique


analyse this represent technique with aim to to know how big mount elasticity request of
train transportation service in Malang City. From result of examination obtained
conclusion of cause the happening of Perfect Elasticity at Economic Class, because of
low price storey of society tend to to chosen cheap price as according to its production
level. So that in middle economic level downwards more opting society of Economic
class train than Business class train and also Executive. Executive class pertained
elastic in of perfection because of how price will buy. Because of the class have
different level. In this class met many middle-weight consumer to to the. While Business
class train is including level . Ing strata third class at Business class train reside in
between Economic class and Executive class. So that at this class of diffraction enjoyed
by class consumer to the and also class under.

Keywords: elasticity, transportation, and train

PENDAHULUAN bermunculan, baik itu perusahaan


Dewasa ini semakin dirasakan perseorangan maupun bersama yang
bahwa dalam melakukan berbagai bagi perusahaan sejenis akan
kegiatan sarana transportasi merupakan mempertajam persaingan dalam menarik
sarana yang sangat vital dalam konsumen.
memperlancar usaha, tidak dapat Melihat perubahan perilaku
dipungkiri bahwa dalam melakukan konsumen yang menginginkan serba
kegiatan ekonomi dunia saat ini sangat cepat dan praktis, maka para pengusaha
bergantung pada transportasi. Tanpa transportasi harus berusaha menyediakan
adanya transportasi dalam kegiatan jasa yang diharapkan dapat memenuhi
ekonomi sebagai sarana penunjang maka kebutuhan konsumen yaitu dengan
tentu saja tidak akan tercapai hasil yang menyediakan berbagai saran dan
memuaskan. Peranan jasa transportasi prasarana yang memberikan kemudahan-
menjadi sangat penting bagi kemudahan serta kenyamanan dalam
perekonomian dunia yang secara transportasi.
langsung mendukung bisnis Dalam menghadapi persaingan
internasional. yang semakin tinggi dalam bidang
Begitu majunya teknologi di transportasi dan komunikasi
bidang transportasi dewasa ini, sarana- mengakibatkan perusahaan harus
sarana pengangkutan semakin mempunyai strategi agar memiliki daya
berkembang pesat. Demikian juga saing tinggi jangka panjang dalam
perusahaan-perusahaan di bidang menghadapi persaingan global. Hanya
transportasi semakin banyak perusahan-perusahaan fleksibel dalam
Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

memenuhi kebutuhan konsumen yang sarana tersebut banyak digunakan


akan mampu bertahan dan berkembang masyarakat Indonesia, bahkan
dalam menghadapi persaingan global merupakan salah satu sarana transportasi
yang tajam. Fleksibilitas merupakan angkutan darat yang menjadi unggulan
tuntutan pasar yang senantiasa dan permintaan pasar terhadap jasa
menghendaki perusahaan untuk mampu transportasi ini sangat tinggi. Untuk
menghasilkan produk dan jasa yang dapat bertahan dalam persaingan
memenuhi kebutuhan konsumen yang penyediaan jasa angkutan darat, PT. KAI
dinamis. harus mampu memenuhi kebutuhan
Keberadaan kereta api sebagai alat pasar.
angkut di Indonesia, dimulai pada jaman PT. Kereta Api Indonesia (KAI)
kolonial Belanda tepatnya pada tanggal sebagai perusahaan transportasi darat
17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal yang tentunya tidak dapat lepas dari
Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet persaingan yang ada saat ini.
van den Beele, yang digunakan untuk Meningkatnya intensitas persaingan dan
kepentingan kolonial yaitu sebagai jumlah pesaing menurut PT. KAI akan
sarana logistik untuk kebutuhan strategi dapat diperkecil dengan selalu
guna menunjang ekonomi pemerintah memperhatikan kebutuhan dan keinginan
kolonial untuk mengekspor hasil-hasil konsumen, serta berusaha memenuhi apa
perkebunan sebanyak-banyaknya. yang konsumen harapkan dengan cara
Semenjak saat itu transportasi kereta api yang lebih baik dari para pesaingnya.
sangat besar pengaruhnya dalam Keputusan konsumen dalam
pengiriman barang maupun sebagai menggunakan jasa angkutan darat
sarana bepergian masyarakat. Semakin khususnya kereta api, dalam hal ini
lama keadaan kereta api di Indonesia penggunaan jasa angkutan darat (kereta
semakin berkembang. api) di Stasiun Kota Baru Malang akan
Seiring perkembangan jaman dan berpengaruh dan membawa dampak
kemerdekaan kereta api dijadikan sebuah yang menguntungkan bagi pihak
perusahaan oleh pemerintah. Yaitu pengelola atau dalam hal ini PT. KAI.
Perusahaan Umum Kereta Api Karena permintaan pasar yang tinggi
(PERUMKA) tetapi usia PERUMKA terhadap sarana transportasi darat di
tidak bertahan lama, dikarenakan Kota Malang, khususnya kereta api,
keinginan pemerintah melepaskan yang mengutamakan ketepatan waktu,
PERUMKA yang berupakan BUMN kecepatan serta kenyamanan, maka PT.
untuk menjadi perusahaan swasta. Tetapi KAI melakukan diversifikasi usaha
dengan perubahan tersebut pemerintah dengan mengadakan kereta api kelas
tidak serta-merta melepaskan, tetapi Ekonomi, Bisnis, Eksekutif untuk
tetap diawasi oleh pemerintah. Dengan memenuhi permintaan pasar.
kata lain PT. Kereta Api Indonesia Sehubungan dengan latar belakang
ditujukan untuk meningkatkan alat di atas, maka dalam hal ini peneliti
transportasi tanpa dukungan dari mencoba membuat perumusan masalah
pemerintah namun tetap dipantau oleh yang sedang diteliti, yaitu seberapa besar
pemerintah. tingkat elastisitas permintaan jasa
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) transportasi kereta api di Kota Malang.
merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa transportasi TINJAUAN PUSTAKA
angkutan darat yang produk jasanya Salah satu karakteristik penting
yaitu sarana transportasi kereta api, dari fungsi permintaan pasar adalah

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 138


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

derajat kepekaan jumlah permintaan dQ P1  P2


eh  x
terhadap perubahan salah satu faktor dP Q1  Q2 ,
yang mempengaruhinya. Ukuran derajat
kepekaan ini disebut elastisitas. Terdapat di mana, dQ = perubahan jumlah yang
beberapa konsep elastisitas yang diminta; dP = perubahan harga; P1 =
berhubungan dengan permintaan. harga yang pertama; P2 = harga yang
Mubyarto (1997) mengatakan kedua; Q1 = jumlah yang pertama; Q2 =
bahwa elastisitas hanya digunakan untuk jumlah yang kedua.
mengukur besar kecilnya perubahan Nilai eh penting bagi penjual
jumlah barang yang diminta konsumen karena adanya hubungan antara nilai eh
sebagai akibat perubahan harga. Konsep dengan penerimaan penjualan total (total
ini menyatakan perbandingan antara revenue), yaitu: pertama, Bila penurunan
persentase perubahan jumlah barang harga 1% menaikkan jumlah yang
yang diminta dengan persentase diminta lebih besar dari 1% (yaitu bila eh
perubahan harga dengan rumus: > 1), maka total revenue (TR) yang
diterima penjual menjadi lebih besar.
% perubahan jumlah barang yang diminta Kedua, Bila penurunan harga 1%
eh  menaikkan jumlah yang diminta sama
% perubahan harga
dengan 1% (yaitu bila eh = 1), maka total
revenue (TR) yang diterima penjual
Karena elastisitas ini merupakan
adalah tetap.
rasio dari dua ukuran maka dengan
Ketiga, Bila penurunan harga 1%
persentase perubahan harga tertentu
menaikkan jumlah yang diminta lebih
maka elastisitas akan besar atau kecil
kecil dari 1% (yaitu bila eh < 1), maka
tergantung pada besar kecilnya
total revenue (TR) yang diterima penjual
persentase perubahan jumlah barang
dengan adanya penurunan harga tersebut
yang diminta. Makin besar nilai eh
menjadi lebih kecil.
berarti permintaan makin elastis dan
Dalam kehidupan sehari-hari suatu
sebaliknya tidak atau kurang elastis bila
barang konsumsi biasanya tidak berdiri
eh kecil.
sendiri tetapi mempunyai hubungan
Menurut Boediono (1993), untuk
yang erat dengan barang lain dalam
menghitung elastisitas dapat dilakukan
fungsinya untuk memenuhi kebutuhan
dengan dua cara, yaitu: pertama,
manusia. Barnag-barang tersebut dapat
Elastisitas pada satu titik di dalam kurva
dipertukarkan. Karena manfaatnya yang
permintaan yang disebut point elasticity
dapat dipertukarkan ini, maka harga
dengan rumus:
masing-masing juga berhubungan erat
dan dalam keadaan yang demikian maka
dQ P dQ . P
eh  x  perubahan harga suatu barang akan
dP Q dP . Q , mempengaruhi jumlah barang yang
di mana, dQ = perubahan jumlah yang diminta juga jumlah permintaan barang
diminta; dP = perubahan harga; P = yang lain. Elastisitas silang dinyatakan
harga barang; Q = jumlah barang. sebagai berikut:

Persentase perubahan jumlah yang diminta atas barang X


Kedua, Elastisitas di antara dua es 
Persentase perubahan harga barang Y
titik pada kurva yang disebut arc
elasticity dengan rumus:
Elastisitas silang dapat bernilai
negatif, nol atau positif yang berarti
sebagai berikut 1) Jika elastisitas silang

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 139


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

bernilai negatif, berarti barang X dan ekonomi karena mampu menerangkan


barang Y merupakan barang perbedaan perilaku ekonomi dari
komplementer. Dengan demikian berbagai golongan pendapatan
kenaikan harga barang Y menyebabkan masyarakat dalam pembelian barang-
penurunan permintaan barang X; 2) Jika barang. Untuk permintaan bahan
elastisitas silang bernilai nol, berarti makanan terutama air minum di
barang X tidak mempunyai hubungan Indonesia, pada umumnya makin tinggi
dengan barang Y. Dengan demikian pendapatan makin rendah elastisitasnya.
kenaikan harga barang Y tidak Elastisitas permintaan dapat dipengaruhi
menyebabkan perubahan harga barang oleh berbagai faktor. Winardi (1993)
X. 3)Jika elastisitas silang bernilai menjelaskan terdapat beberapa faktor
positif, berarti barang X dan barang Y yang mempengaruhi besar kecilnya
merupakan barang substitusi. Dengan elastisitas permintaan. Elastisitas
demikian kenaikan harga barang X umumnya akan besar bila 1)Terdapat
menyebabkan kenaikan permintaan barang subsitusi yang baik.2)Harga
barang Y. barang relatif tinggi.3) Ada banyak
Elastisitas pendapatan atas kemungkinan-kemungkinan penggunaan
permintaan (income elasticity of lain
demand) didefinisikan sebagai Dan elastisitas bernilai kecil
perubahan jumlah barang yang diminta karena Barang tersebut digunakan dalam
yang disebabkan oleh perubahan kombinasi dengan barang-barang lain,
pendapatan dari konsumen, yang Barang yang bersangkutan relatif
dirumuskan sebagai berikut: terdapat dalam jumlah banyak, dan
dengan harga-harga yang rendah, Untuk
Persentase perubahan jumlah barang yang diminta barang tersebut tidak terdapat barang-
eh 
Persentase perubahan pendapatan barang substitusi yang baik, dan barang
tersebut sangat dibutuhkan.
Elastisitas pendapatan ini juga Transportasi merupakan industri
dapat bernilai negatif, nol atau positif jasa yang mengemban fungsi pelayanan
yang berarti 1)Jika elastisitas pendapatan publik dan misi pembangunan nasional,
bernilai negatif, berarti barang X yang secara umum menjalankan fungsi
merupakan barang tunai nilai, artinya sebagai katalisator pendukung
kenaikan pendapatan konsumen akan pertumbuhan ekonomi, pengembangan
mengakibatkan penurunan jumlah wilayah, dan pemersatu wilayah Negara
barang yang diminta. 2)Jika elastisitas Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
pendapatan bernilai nol, berarti barang X Pembangunan transportasi berpedoman
merupakan barang netral, artinya jika pada sistem transportasi nasional
pendapatan mengalami kenaikan atau (Sistranas), diarahkan untuk mendukung
mengalami penurunan maka tidak perwujudan Indonesia yang lebih
berpengaruh terhadap jumlah permintaan sejahtera sejalan dengan upaya
akan barang tersebut. 3)Jika elastisitas perwujudan Indonesia yang aman dan
pendapatan bernilai positif, berarti damai serta adil dan demokratis.
barang X adalah barang normal, artinya Untuk mendukung perwujudan
bahwa kenaikan pendapatan sama kesejahteraan masyarakat, penyelengga-
dengan kenaikan jumlah barang yang raan transportasi berperan mendorong
diminta. pemerataan pembangunan, melayani
Konsep elastisitas pendapatan atas kebutuhan masyarakat luas baik di
permintaan ini penting sekali dalam ilmu perkotaan maupun perdesaan dengan

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 140


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

harga terjangkau, mendukung thereby have influenced the


peningkatan kesejahteraan masyarakat di development of civilization”
wilayah pedalaman dan terpencil, serta
untuk melancarkan distribusi barang dan Walaupun kemajuan transportasi
jasa dan mendorong pertumbuhan ini memiliki korelasi erat dengan
sektor-sektor ekonomi nasional. pembangunan peradaban, namun
Transportasi merupakan salah satu keberhasilannya sangat berkaitan erat
komponen yang mutlak penting bagi dengan berbagai kompleksitas dari
pencapaian tujuan pembangunan faktor-faktor lainnya, seperti kualitas,
nasional masa kini dan mendatang. biaya dan tingkat pelayanan sistem
Berbagai studi telah menunjukkan transportasi itu sendiri. Tanpa perhatian
bahwa negara-negara yang berhasil terhadap faktor-faktor ini, maka hampir
dalam pencapaian tujuan pembangunan dipastikan kemajuan transportasi
adalah negara-negara yang memiliki nasional dapat menimbulkan berbagai
sistem transportasi yang memadai dalam biaya sosial (social costs) baik berupa
memenuhi kebutuhan dinamis kecelakaan, kemacetan, kebisingan, dan
penduduknya, vice versa. Namun polusi.
demikian, agar pembangungan Secara umum, kendala yang
transportasi nasional lebih efisien, efektif dihadapi sektor transportasi meliputi
dan memberikan nilai tambah bagi kuantitas dan kapasitas prasarana dan
sektor lain serta tidak menimbulkan sarana yang tidak memadai dan
berbagai dampak negatif bagi diperparah dengan terjadinya bencana
masyarakat dan lingkungan, maka perlu alam, kelembagaan dan peraturan,
disusun dan dirumuskan rencana sumber daya manusia, teknologi,
pembangunannya. Salah satu bentuk pendanaan/investasi, serta manajemen,
rencana yang penting untuk disusun dan operasi dan pemeliharaan. Oleh karena
dirumuskan yakni rencana dalam itu, sasaran umum pembangunan
penelitian dan pengembangan teknologi transportasi dalam kurun lima tahun
dan manajemen transportasi. mendatang adalah: 1) meningkatnya
Pengembangan teknologi dan kualitas dan kapasitas prasarana dan
manajemen transportasi merupakan salah sarana; 2) meningkatnya kualitas
satu tugas penting yang harus dilakukan pelayanan dan keselamatan transportasi;
pemerintah dalam mencapai tujuan 3) meningkatnya kualitas
pembangunan nasional. Hal ini karena penyelenggaraan transportasi yang
dengan adanya pengembangan teknologi berkesinambungan dan ramah
dan manajemen transportasi, maka lingkungan, sesuai dengan standar
perpindahan dan pergerakan barang- pelayanan yang dipersyaratkan; 4)
barang, jasa dan penduduk dari satu meningkatnya mobilitas dan distribusi
tempat ke tempat lain dapat berjalan nasional dan wilayah; 5) meningkatnya
lebih cepat, efisien dan efektif. Bahkan pemerataan dan keadilan pelayanan
Morlock (1980) dan Bruton (1985) transportasi antar golongan masyarakat
secara lebih spesifik menegaskan bahwa: dan antar wilayah, baik di perkotaan,
perdesaan, maupun daerah terpencil dan
“……advances in transport have perbatasan; 6) meningkatnya
made possible changes in the way akuntabilitas pelayanan transportasi
we live and the way in which melalui pemantapan sistem transportasi
societies are organized, and nasional, wilayah dan lokal; dan 7)
khusus untuk daerah-daerah yang

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 141


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

terkena bencana nasional akan dilakukan multimoda adalah transportasi barang


program rehabilitasi sarana dan dengan menggunakan paling sedikit 2
prasarana transportasi, pembinaan (dua) moda transportasi yang berbeda,
sumber daya manusia (SDM) yang atas dasar satu kontrak yang
terpadu dengan program-program sektor- menggunakan Dokumen Transportasi
sektor lain serta rencana pengembangan Multimoda dari suatu tempat barang
wilayah. diterima oleh operator transportasi
Untuk mencapai sasaran di atas, multimoda ke suatu tempat yang
maka disusun kebijakan umum ditentukan untuk penerimaan barang
pembangunan transportasi meliputi: 1) tersebut.
kebijakan pembangunan prasarana dan Sasaran pembangunan transportasi
sarana transportasi; 2) meningkatkan jalan adalah: 1) terpeliharanya dan
keselamatan transportasi nasional secara meningkatnya daya dukung, kapasitas,
terpadu; 3) meningkatkan mobilitas dan dan kualitas pelayanan prasarana lalu-
distribusi nasional; 4) pembangunan lintas angkutan jalan untuk daerah yang
transportasi yang berkelanjutan; 5) sudah berkembang; 2) meningkatnya
pembangunan transportasi terpadu yang aksesibilitas wilayah yang sedang dan
berbasis pengembangan wilayah; 6) belum berkembang; 3) terwujudnya
peningkatan data dan informasi serta kerjasama antar pemerintah, Badan
pengembangan audit prasarana dan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
sarana transportasi nasional; 7) swasta dalam penyelenggaraan
pembangunan dan pemantapan sistem pelayanan prasarana jalan; 4)
transportasi nasional, wilayah dan lokal menurunnya kecelakaan dan
secara bertahap dan terpadu; 8) meningkatnya kualitas pelayanan
restrukturisasi kelembagaan dan angkutan dalam hal ketertiban,
peraturan perundangan transportasi; 9) keamanan dan kenyamanan; 5)
mendorong pengembangan industri jasa meningkatnya keterpaduan antar moda
transportasi yang bersifat komersial dan efisiensi dalam mendukung
dengan melibatkan peran serta swasta mobilitas manusia, barang dan jasa; 6)
dan masyarakat serta peningkatan meningkatnya keterjangkauan pelayanan
pembinaan pelaku transportasi nasional; transportasi umum bagi masyarakat luas
dan 10) pemulihan jalur distribusi dan serta dukungan pelayanan transportasi
mobilisasi di wilayah-wilayah yang jalan perintis di wilayah terpencil untuk
terkena dampak bencana nasional secara mendukung pengembangan wilayah; 7)
terpadu. meningkatnya efisiensi dan efektivitas
Moda transportasi terdiri dari regulasi dan kelembagaan transportasi;
moda transportasi jalan, kereta api, 8) meningkatnya kesadaran masyarakat
sungai, danau dan penyeberangan, laut dalam bertransportasi; 9) penanganan
dan udara, yang dapat membentuk dampak polusi udara dan pengembangan
jaringan transportasi, dengan teknologi sarana yang ramah
karakteristik teknis yang berbeda, serta lingkungan; 10) terwujudnya penye-
pemanfaatannya disesuaikan dengan lenggaraan angkutan perkotaan yang
kondisi geografis daerah layanan. efisien, handal, ramah lingkungan
Transportasi antarmoda adalah dengan tarif terjangkau.
transportasi penumpang dan atau barang Sasaran pembangunan perkereta-
yang menggunakan lebih dari satu moda apian diprioritaskan untuk meningkatkan
transportasi dalam satu perjalanan yang kinerja pelayanan terutama keselamatan
berkesinambungan. Transportasi angkutan, melalui penurunan tingkat

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 142


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

kecelakaan dan fatalitas akibat tas/rute angkutan jalan, kereta api,


kecelakaan di perlintasan sebidang sungai dan danau, penyeberangan, laut
dengan jalan dan penanganan keamanan dan udara, dengan memperhatikan
operasi pada sepanjang lintas utama keunggulan moda berdasarkan
yang padat, serta kelancaran mobilisasi kesesuaian teknologi dan karakteristik
angkutan barang dan jasa. wilayah layanan, serta lintas tataran
Secara garis besar sasaran transportasi baik dalam Tatranas,
pembangunan perkeretaapian adalah: 1) Tatrawil, maupun Tatralok.
pulihnya kehandalan dengan prioritas Pengembangan jaringan prasarana
jalur yang strategis dan padat; 2) optimal antarmoda untuk penumpang dan atau
dan pulihnya jaringan yang ada; 3) barang, dilakukan dengan memperhati-
berkembangnya jaringan baru dan kan keunggulan masing-masing moda
peningkatan kapasitas; 4) revisi transportasi, didasarkan pada konsep
peraturan perundangan di bidang pengkombinasian antara moda utama,
perkeretaapian; 5) meningkatnya kualitas moda pengumpan dan moda lanjutan.
perencanaan dan pendanaan; 6) Kebijakan yang dijadikan
meningkatnya peran pemerintah daerah, pedoman untuk mencapai sasaran
BUMN dan swasta dalam bidang tersebut antara lain a)Standardisasi
perkeretaapian; 7) meningkatnya SDM sarana dan prasarana untuk terwujudnya
dan penguasaan teknologi; 8) pelayanan menerus (single seamless
standarisasi perkeretaapian nasional services) antar moda transportasi.
secara terpadu agar kesinambungan b)Penataan regulasi dan kelembagaan
investasi, operasi dan pemeliharaan untuk mendukung penyelenggaraan
prasarana dan sarana perkeretaapian transportasi antarmoda/multimoda yang
nasional dapat tercapai secara efisien. efektif dan efisien.c)Meningkatkan
Sasaran pengembangan transport- kualitas pelayanan mengarah kepada
tasi antarmoda/ multimoda antara lain penerapan sistem tiket terpadu/dokumen
adalah terwujudnya pelayanan menerus tunggal.
(single seamless services) antarmoda Berkaitan dengan Manajemen
transportasi yang terlibat dalam Transportasi permasalahan yang
pelayanan transportasi penumpang dan dihadapi anatara lain: pertama
barang tepat waktu dari pintu ke pintu. Rendahnya kualitas SDM sebagai pelaku
Pengembangan pelayanan transportasi transportasi. Kualitas SDM yang ada
penumpang dan barang dari pintu ke belum sesuai dengan perkembangan
pintu diarahkan pada keterpaduan teknologi transportasi.
jaringan pelayanan dan jaringan Kedua Kesisteman dan koordinasi
prasarana transportasi antarmoda/multi- antarmoda. Untuk mendukung
moda yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan transportasi antarmo-
bentuk interkoneksi pada simpul da/multimoda yang effektif dan effisien,
transportasi yang berfungsi sebagai titik dibutuhkan suatu sistem transportasi
temu yang memfasilitasi alih moda yang yang terintegrasi, yang mencakup antara
dapat disebut sebagai terminal lain manajemen dan pengaturan jaringan
antarmoda (intermodal terminal) yang transportasi multimoda/antarmoda,
memberikan nilai tambah pada sektor penerapan dokumen tunggal, dan sistem
lain. tiket terpadu.
Jaringan pelayanan transportasi Ketiga Ketidak seimbangan
antarmoda/multimoda diwujudkan penggunaan dan ketersediaan sarana
melalui keterpaduan antar trayek/lin- transportasi antarmoda juga cukup

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 143


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

dominan. Untuk transportasi jalan, terpadu seperti disajikan pada gambar


utamanya di daerah dengan koridor berikut.
padat seperti pantai utara Jawa (Pantura), Dalam mengidentifikasi, mengana-
masalah utama adalah kelebihan lisis dan merumuskan strategi, rencana
permintaan daripada fasilitas yang dan program penanganan, maka perlu
tersedia. Sarana dan prasaran dipertimbangkan perihal manfaat setiap
transportasi jalan sangat dipadati oleh rencana/program yang diusulkan.
angkutan barang maupun penumpang. Pertimbangan manfaat ekonomi ganda
Sebaliknya, untuk transportasi laut di (multiplier effects approach) merupakan
koridor yang sama, fasilitas yang ada pendekatan atau kriteria yang penting
belum dimanfaatkan secara maksimal. diperhatikan di sini. Dalam pendekatan
Diperlukan estimasi arus pergerakan ini suatu rencana, program atau proyek
barang dan manusia. Untuk itu dinilai prioritasnya, dimana yang
diperlukan suatu peta mobilitas orang memberikan manfaat ekonomi ganda
dan barang yang secara akurat dapat merupakan prioritas yang paling tinggi.
memberikan gambaran tentang arus Dengan demikian, suatu program
perpindahan orang dan barang pada yang dipilih tidak hanya memberikan
waktu-waktu tertentu. manfaat hanya sesaat dengan jangkauan
Terdapat cukup banyak lokal saja, tetapi diharapkan dapat
pendekatan konseptual yang akan memberi manfaat yang berkelanjutan
menjadi acuan dalam perencanaan dengan jangkauan luas, sehingga akan
transportasi. Adapun yang akan terus bergulir bagaikan bola salju (snow
dijelaskan berikut ini hanya merupakan bowling) yang semakin lama manfaatnya
pendekatan utama yang penting akan semakin membesar. Pemilihan
diperhatikan dalam pelaksanaan program sangat menentukan seberapa
penelitian ini. Pada dasarnya, jauh efek ekonomi ganda itu akan
pendekatan utama berikut merupakan terjadi. Berdasarkan pendekatan ini,
pendekatan yang saling terkait erat dan maka setiap rencana dan program
berhubungan, sehingga dalam penanganan Kawasan Koridor Pantura
implementasinya akan digunakan dalam Jawa akan dipilih berdasarkan kriteria
satu kesatuan kerangka pendekatan. pioritas manfaat ekonomi ganda.
Secara garis besar, konsep dasar Pendekatan sumber daya
penanganan pekerjaan akan diawali dari (resources approach) merupakan suatu
pemahaman terhadap issue permasalahan pendekatan yang mengandalkan
pokok yang menjadi latar belakang ketersediaan sumber daya atau potensi
penelitian ini. Sehubungan dengan itu, wilayah setempat yang dapat digunakan
pengelompokkan berbagai permasalahan atau perlu didukung pengembangannya
yang ada tersebut menjadi 4 (empat) melalui implementasi suatu rencana atau
kategori, yakni 1) Permasalahan program. Umumnya hal ini jarang
Kemacetan Lalu-lintas; 2) Permasalahan diperhatikan oleh pihak-pihak yang
Penurunan Fungsi Jalan Arteri Primer; 3) menentukan dalam perencanaan suatu
Permasalahan Degradasi Lingkungan; 4) kegiatan. Akibatnya adalah ketika suatu
Permasalahan Sosial dan Kemiskinan. rencana, program atau proyek itu
Dalam rangka penanganan ke-4 dilaksanakan dan dioperasikan, secara
kategori permasalahan tersebut, maka ekonomi tidak memberikan nilai tambah
akan digunakan konsepsi pendekatan yang berarti bagi wilayah atau kawasan
perencanaan transportasi dan tata ruang setempat. Hal ini tentu bertentangan

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 144


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

dengan pendekatan manfaat ekonomi jumlah penumpang; ∆n = Perubahan


ganda. rata-rata harga.
Dalam banyak kasus selama ini Dengan ketentuan hasil elastisitas
masyarakat ibarat penonton yang sebagai berikut 1) Jika nilai E > 1
menyaksikan pelaksanaan pembangunan disebut elastic Perubahan rata-rata harga
di wilayahnya. Hal ini terjadi karena tiket berpengaruh banyak terhadap
sifat dan format pembangunannya adalah permintaan jasa transportasi kereta api;
“top-down”. Maksudnya adalah mulai 2) Jika nilai E < 1 maka disebut
dari perencanaan, pelaksanaan hingga inelastic. Perubahan rata-rata harga tiket
pengoperasiannya tanpa sedikitpun tidak banyak berpengaruh terhadap
masyarakat atau Pemda setempat permintaan jasa transportasi kereta api;
dilibatkan. Kalaupun mereka terlibat 3) Jika nilai E = 1 maka disebut unitary
sekedar sebagai pekerja. Hal ini pada elastic. Perubahan rata-rata harga tiket
gilirannya membuat semakin jauhnya berpengaruh terhadap permintaan jasa
jarak antara pembangunan itu sendiri transportasi kereta api dalam proporsi
dengan masyarakat. yang sama; 4) Jika nilai E = 0 disebut in
Pendekatan dengan pelibatan elastis sempurna. Perubahan rata-rata
stakeholders (participation approach) harga tiket tidak berpengaruh terhadap
daerah sangat menentukan keberhasilan permintaan jasa transportasi kereta api;
implementasi program-program 5)Jika nilai E = ∞ disebut elastis
pembangunan. Untuk itu pelibatan sempurna.Perubahan rata-rata harga tiket
stakeholders daerah mulai dari tidak berpengaruh terhadap permintaan
perumusan kebijakan dan penetapan jasa transportasi kereta api seberapa pun
rencana dan program penanganan sangat besarnya.
penting artinya.
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Dalam hal ini perubahan harga
Untuk menganalisis permintaan mempengaruhi jumlah permintaan jasa
jasa kereta api kelas Ekonomi, Bisnis transportasi, Berdasarkan data pada
dan Eksekutif di kota Malang, maka dapat diketahui bahwa jumlah
penulis menggunakan jenis data penumpang Eksekutif pada tahun 2004
sekunder. Data tersebut bersifat time mengalami penurunan sebesar 16.282
series yang diambil mulai tahun 2003 – juta. Pada tahun 2005 terjadi
2008. peningkatan penumpang sebesar 15.250
Data sekunder adalah data yang juta, peningkatan juga terjadi terus
bukan diusahakan sendiri menerus mulai tahun 2005 – 2008.
pengumpulannya oleh peneliti. Tujuan Selain itu pada penumpang kelas Bisnis
dari data sekunder : untuk bahan analisis juga mengalami hal yang serupa, yaitu
secara kuantitatif terkait pengembangan penurunan pada tahun 2004 dan
pusat kegiatan ekonomi. kenaikan yang sangat signifikan pada
Dalam penelitian ini peneliti tahun 2005 – 2008.
menggunakan teknik analisis elastisitas : Pada kelas Ekonomi terjadi
% n kenaikan jumlah penumpang pada tahun
E= 2004 sebesar 391.406 juta, setelah itu
% g
pada tahun 2005 terjadi kemerosotan
Dimana, E = Elastisitas permintaan jasa jumlah penumpang sebesar 469.363 juta.
transportasi kereta api; ∆g = Perubahan Dari data diatas dapat dilihat bahwa
kenaikan harga tiket juga mempengaruhi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 145


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

permintaan akan jasa transportasi kereta diatas dapat diketahui kategori in elastis
api. sempurna adalah tahun 2003 bulan
Berdasarkan Gambar 1 dapat Februari sampai Desember, 2004, 2005
diketahui bahwa kategori elastisitas bulan Januari sampai September,
permintaan jasa transportasi kereta api di selanjutnya bulan November dan
Kota Malang, yaitu : Desember 2005 juga termasuk is elastis
Elastis Dari hasil penilaian pada sempurna. Pada tahun 2006 yang
kelas Eksekutif didapatkan dua kategori termasuk in elastis sempurna pada bulan
elastis yaitu pada September 2006 dan Januari sampai Agustus selanjutnya pada
Januari 2007. bulan Oktober sampai Desember. Pada
Inelastis Dari hasil penilaian pada tahun 2007 yang termasuk in elastis
kelas Eksekutif pada tabel diatas dapat sempurna yaitu pada bulan Maret sampai
diketahui bahwa kategori inelastis Desember. Sedangkan tahun 2008 dalam
terdapat pada tahun 2005 bulan Oktober satu tahun termasuk in elastis sempurna.
serta Februari 2007. Elastis Sempurna Dari hasil
Unitary Elastis Dari hasil penilaian penilaian pada kelas Eksekutif tidak
pada kelas Eksekutif didapatkan satu didapatkan satu pun yang termasuk
kategori unitary elastis pada tahun 2003 kategori elastis sempurna.
bulan Januari.
In Elastis Sempurna Dari hasil
penilaian kelas Eksekutif pada tabel

2.5

2
Elastis
Inelastis
1.5
Unitary Elastis
InElastis Sempurna
1
Elastis Sempurna

0.5

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008

Gambar 1. Kategori Elastisitas Kereta Api Kelas Eksekutif di Kota Malang

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 146


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

2.5

2 Elastis
Inelastis
1.5
Unitary Elastis

1 InElastis Sempurna
Elastis Sempurna
0.5

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008

Gambar 2. Kategori Elastisitas Kereta Api Kelas Bisnis Di Kota Malang

Berdasarkan gambar 2. dapat bulan November sampai Desember. Pada


diketahui bahwa kategori elastisitas tahun 2007 yang termasuk in elastis
permintaan jasa transportasi kereta api di sempurna yaitu pada bulan Maret sampai
Kota Malang, yaitu : Desember. Sedangkan tahun 2008 dalam
Elastis Dari hasil penilaian pada satu tahun termasuk in elastis sempurna.
kelas Bisnis tidak didapatkan satu pun Elastis Sempurna Dari hasil
kategori elastis. penilaian pada kelas Eksekutif tidak
Inelastis Dari hasil penilaian pada didapatkan satu pun yang termasuk
kelas Bisnis pada tabel diatas dapat kategori elastis sempurna.
diketahui bahwa kategori inelastis Berdasarkan Gambar 3 dapat
terdapat pada tahun 2005 bulan Oktober diketahui bahwa kategori elastisitas
dan September 2006. permintaan jasa transportasi kereta api di
Unitary Elastis Dari hasil penilaian kota malang, yaitu
pada kelas Bisnis didapatkan satu Elastis Dari hasil penilaian pada
kategori unitary elastis pada tahun 2003 kelas Ekonomi didapatkan satu kategori
bulan Januari. elastis yaitu pada bulan Desember 2004.
In Elastis Sempurna Dari hasil Inelastis Dari hasil penilaian pada
penilaian kelas Bisnis pada tabel diatas kelas Ekonomi pada tabel diatas dapat
dapat diketahui kategori in elastis diketahui bahwa kategori inelastis
sempurna adalah tahun 2003 bulan terdapat pada tahun 2005 bulan Oktober,
Februari sampai Desember, 2004, 2005 September 2006 serta pada bulan Januari
bulan Januari sampai September, dan Februari 2007.
selanjutnya bulan November dan Unitary Elastis Dari hasil penilaian
Desember 2005 juga termasuk is elastis pada kelas Ekonomi didapatkan satu
sempurna. Pada tahun 2006 yang kategori unitary elastis pada tahun 2003
termasuk in elastis sempurna pada bulan bulan Januari.
Januari sampai Agustus selanjutnya pada

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 147


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

2.5

2
Elastis
1.5 Inelastis
Unitary Elastis
1
InElastis Sempurna
0.5 Elastis Sempurna

0
2003 2004 2005 2006
2007
2008

Gambar 3. Kategori Elastisitas Kereta Api Kelas Ekonomi Di Kota Malang

In Elastis Sempurna Dari hasil dibuktikan dengan hasil penelitian yang


penilaian kelas Ekonomi pada tabel menunjukkan bahwa 3 kelas dalam
diatas dapat diketahui kategori in elastis transportasi kereta api di Kota Malang
sempurna adalah tahun 2003 bulan didominasi oleh kategori In Elastis
Februari sampai Desember, 2004 pada Sempurna.
bulan Januari sampai November, 2005 Dari hasil penilaian kelas
bulan Januari sampai September, Eksekutif dapat diketahui kategori in
selanjutnya bulan November dan elastis sempurna adalah tahun 2003
Desember 2005 juga termasuk is elastis bulan Februari sampai Desember, 2004,
sempurna. Pada tahun 2006 yang 2005 bulan Januari sampai September,
termasuk in elastis sempurna pada bulan selanjutnya bulan November dan
Januari sampai Agustus selanjutnya pada Desember 2005 juga termasuk is elastis
bulan Oktober sampai Desember. Pada sempurna. Pada tahun 2006 yang
tahun 2007 yang termasuk in elastis termasuk in elastis sempurna pada bulan
sempurna yaitu pada bulan Maret sampai Januari sampai Agustus selanjutnya pada
Desember. Sedangkan tahun 2008 dalam bulan Oktober sampai Desember. Pada
satu tahun termasuk in elastis sempurna. tahun 2007 yang termasuk in elastis
Elastis Sempurna Dari hasil sempurna yaitu pada bulan Maret sampai
penilaian pada kelas Ekonomi tidak Desember. Sedangkan tahun 2008 dalam
didapatkan satu pun yang termasuk satu tahun termasuk in elastis sempurna.
kategori elastis sempurna. Dari hasil penilaian kelas Bisnis
dapat diketahui kategori in elastis
PENUTUP sempurna adalah tahun 2003 bulan
Dari hasil penelitian yang Februari sampai Desember, 2004, 2005
dilakukan maka penulis mengambil bulan Januari sampai September,
kesimpulan bahwa rata-rata harga selanjutnya bulan November dan
mempengaruhi jumlah penumpang Desember 2005 juga termasuk is elastis
dalam proporsi yang sama. Hal ini sempurna. Pada tahun 2006 yang

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 148


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

termasuk in elastis sempurna pada bulan dinikmati oleh konsumen kelas atas
Januari sampai Agustus selanjutnya pada maupun kelas bawah.
bulan November sampai Desember. Pada
tahun 2007 yang termasuk in elastis
sempurna yaitu pada bulan Maret sampai DAFTAR PUSTAKA
Desember. Sedangkan tahun 2008 dalam
satu tahun termasuk in elastis sempurna. Arikunto, Suharsimi, 1993. Prosedur
Dari hasil penilaian kelas Ekonomi Penelitian. Cetakan Kelima. PT
pada tabel diatas dapat diketahui Rineka Cipta, Jakarta.
kategori in elastis sempurna adalah tahun
2003 bulan Februari sampai Desember, Basu Swasta dan Irawan, 1997.
2004 pada bulan Januari sampai Manajemen Pemasaran Modern.
November, 2005 bulan Januari sampai Liberty, Yogyakarta.
September, selanjutnya bulan November
dan Desember 2005 juga termasuk is Handoyo Wibisono, 1993. Manajemen
elastis sempurna. Pada tahun 2006 yang Keuangan. Edisi Keenam.
termasuk in elastis sempurna pada bulan Erlangga, Jakarta.
Januari sampai Agustus selanjutnya pada
bulan Oktober sampai Desember. Pada Nuraini, Ida, 2001. Pengantar Ekonomi
tahun 2007 yang termasuk in elastis Mikro. UMM Pres, Malang.
sempurna yaitu pada bulan Maret sampai
Desember. Sedangkan tahun 2008 dalam Kotler, Philip, 1997. Manajemen
satu tahun termasuk in elastis sempurna. Pemasaran. Buku Dua. Salemba
Dari hasil penelitian diatas dapat Empat, Jakarta.
disimpulkan penyebab terjadinya
Elastisitas Sempurna pada Kelas Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen
Ekonomi, dikarenakan pada tingkat Pemasaran dan Jasa. Teori dan
harga yang rendah masyarakat Praktek, Edisi Pertama. Salemba
cenderung memilih harga yang murah Empat, Jakarta.
sesuai dengan tingkat penghasilannya.
Sehingga dalam tingkatan ekonomi yang Miro, Fidel, Perencanaan Transportasi
menengah ke bawah masyarakat lebih untuk Mahasiswa,Perencana, dan
memilih kereta api kelas Ekonomi Praktisi. Penerbit Erlangga.
daripada kereta api kelas Bisnis maupun
Eksekutif. Mubyarto, 1991. Sistem dan Moral
Pada kelas Eksekutif tergolong in Ekonomi Indonesia. Yayasan
elastis sempurna dikarenakan seberapa LP3ES, Jakarta.
besarpun harga akan dibeli. Dikarenakan
kelas tersebut mempunyai tingkatan Sugioyono, 1999. Metode Penelitian
yang berbeda. Dalam kelas ini banyak Bisnis. Cetakan Ketiga. Alfabeta,
ditemui konsumen kelas menengah ke Bandung.
atas. Sedangkan pada kereta api kelas
Bisnis termasuk pada tingkatan sedang. Swasta, Basu, Drs., 1994. Azas-azas
Dikarenakan strata pada ketiga kelas Marketing. Edisi ketiga. Liberty,
pada kereta api kelas Bisnis berada di Yogyakarta.
antara kelas Ekonomi dan kelas
Eksekutif. Sehingga pada kelas ini bias

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 149


Elastisitas Permintaan Jasa Transportasi .… (Tofan Lore Firmansyah)

Tamin, O.Z., Perencanaan Dan


Pemodelan Transportasi. Penerbit
ITB Bandung.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 2 Desember 2009 150

Anda mungkin juga menyukai