Abstract
This study aims to examine the effect of Price and Service Quality on Repurchase Interest
mediated by Customer Satisfaction on Maxim application users in Banda Aceh. The sampling
method in this study used purposive sampling with 105 respondents. Methods of Analysis
using Path Analysis method or Path Analysis to determine the effect of all the variables
involved. The results showed that Price and Service Quality had a positive and significant
effect on Repurchase Interest and Customer Satisfaction had a positive and insignificant
effect on Repurchase Interest. Furthermore, Customer Satisfaction does not have a partial
mediation relationship between Price and Service Quality on Repurchase Interest.
Abstrak
Uji ini tujuannya untuk teliti tentang hubungan Harga dan Kualitas Layanan pada Minat Beli
Ulang dimediasi oleh Kepuasan Pelanggan pada pemakai aplikasi Maxim di Banda Aceh.
Cara ambil sampel di uji ini pakai Purposive Sampling dengan 105 orang. Metode Analisis
pakai cara Analisis Jalur atau Path Analysis guna mengenal ada atau tidak hubungan dari
seluruh variabel yang terlibat. Akhir karya menjelaskan bila Harga dan Kualitas layanan
berkaitan positif punya hubungan pada Minat Pembelian Ulang dan Kepuasan Pelanggan
berkaitan positif dan tidak punya hubungan pada Minat Pembelian Ulang. Lalu, Kepuasan
Pelanggan tidak punya hubungan mediasi melalui sendiri diantara Harga dan Kualitas
Layanan pada Minat Pembelian Ulang.
PENDAHULUAN
Berjalannya serta hebatnya bumi telekomunikasi sekarang dengan begitu pesat saat
ini, masyarakat di seluruh dunia berangsur-angsur juga mengalami peningkatakan taraf hidup
dengan budaya yang relatif cepat dan instan. Adanya peningkatan ini menjadikan masyarakat
mulai membiasakan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup menggunakan teknologi
informasi seperti internet. Internet sebagai sistem komunikasi global dipandang sebagai salah
satu alternatif utama dalam menyediakan berbagai kebutuhan yang diinginkan masyarakat
dikehidupan sehari-harinya (Maharama, 2018).
Gambar 1.1
Pangsa Pasar Jasa Layanan Transportasi Online Kawasan Asia Tenggara
Berdasarkan hasil riset diatas, besarnya market layanan jasa antar makanan dan digital
transpor di wilayah ASEAN pada waktu 2015 berkisar di angka total US$ 3 Miliar. Namun,
di waktu 2019 naik jadi US$ 12,7 Miliar dan serta prediksi jadi US$ 40 Miliar di tahun 2025.
Hal ini menjadi landasan kuat bila perluasan pasar kendaraan transportasi dunia maya di
bagian Asia Tenggara seperti Indonesia sangat besar dan berpotensi menjadi market terbesar
dalam membantu perkembangan perekonomian. Hingga saat ini beberapa Jasa transportasi
dunia maya paling besar yang ada di Indonesia yaitu Gojek, Grab, dan yang terbaru Maxim.
Maxim adalah salah satu perusahaan transportasi online yang hadir pada tahun 2018.
Meskipun dapat dikatakan perusahaan baru, namun eksistensi Maxim semakin dilirik oleh
pasar. Melalui laman resminya, Maxim mengukuhkan diri sebagai perusahaan transportasi
online dengan tarifnya yang terjangkau sehingga mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Sumber : id.taximmaxim.com, 2020
Gambar 1.2
Pertumbuhan Pengguna Jasa Transportasi Online Maxim
Sebagai perusahaan yang bergerak di jasa transportasi online, harga adalah faktor
yang banyak sering untuk menghubungkan pengambilan keputusan baik saat ini hingga
secara berulang dalam penggunaan layanan transportasi online (Wibowo, 2018). Penetapan
harga menjadi elemen yang sangat penting karena semua perusahaan transportasi online
memiliki strategi dalam menetapkan harga yang sesuai dengan manfaat yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan. Pengertian harga yang dimaksud yakni beberapa uang pada
sebuah produk maupun jasa, atau sejumlah nilai pada penukaran uang pada barang atas
keinginan pelanggan sesuai dengan manfaat-manfaat yang ingin didapat (Kotler dan
Amstrong, 2013:151).
Selain harga, faktor jasa yaitu pelayanan juga memiliki peran yang sangat besar dalam
pengambilan keputusan ulang, seperti memberi masukan berbentuk informasi kepada orang
lain (Tjiptono, 2014). Kualitas layanan merupakan bentuk tindakan yang dilakukan oleh
penyedia layanan perusahaan baik dengan sifat yang berwujud maupun tidak berwujud untuk
memenuhi apa yang dibutuh konsumen, yang mana akhirnya jatuh di pikiran konsumen
sendiri (Kotler & Keller, 2012). Perusahaan penyedia layanan terebut diharapkan dapat
memberi kinerja yang berkualitas dan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Hasilnya
dikemudian hari adalah pelanggan menjadikan pelayanan sebagai salah satu alasan mereka
mau membeli barang yang ditawarkan tersebut. Dalam jangka panjang, pelayanan yang
berkualitas akan mampu menarik perhatian banyak pelanggan hingga menjalin ikatan yang
kuat dengan perusahaan (Lewis & Booms dalam Tjiptono, 2011:180).
Ketika pelanggan telah merasakan manfaat atau nilai dari barang atau jasa yang sudah
digunakan, maka pelanggan tersebut akan merasa puas yang pada akhirnya menimbulkan rasa
untuk melakukan pembelian ulang dan secara komitmen akan kembali memenuhi kebutuhan
dalam jangka panjang di perusahaan yang sama (Mowen dan Minor, 2002). Yang dimaksud
pelanggan puas yakni sebuah hasil dari produk maupun jasa agar mencapai keinginan
konsumen (Kotler dan Amstrong, 2012:13). Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian
oleh Bei dan Chiao (2001) dimana konsumen bisa menunjukkan perilaku pembelian secara
ulang apabila merasa jika harganya layanan serta barang yang ditawar relatif bida diterima
dan sesuai.
TINJAUAN PUSTAKA
Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2013:151) arti harga yakni beberapa uang yang dikasi
beban pada produk serta jasa, ataupun sejumlah nilai dari uang yang ditukar pada barang atas
keinginan pelanggan sesuai dengan manfaat-manfaat yang ingin didapat. Kotler dan Keller
(2012:132) juga menjelaskan bahwa harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh
pelanggan atas produk serta jasa yang diinginkan. Dari kedua definisi tersebut, sifat nilai atau
uang yang dibebankan kepada pelanggan hanya sementara. Artinya setiap harga yang
dibebankan harus mengikuti perkembangan pasar produsen dan harus mengetahui posisi
peruasahaan dalam melihat pasar.
Lebih lanjut harga pada Alma (2011:169) harga yakni suatu variabel konsep
pemasaran dengan satuan moneter maupun ukuran lain seperti produk atau jasa yang ditukar
konsumen agar memiliki hak penggunaan dari barang atau jasa yang diinginkan. Assauri
(2014:223) menambahkan harga ialah hanya satu dari unsur konspe pemasaran yang mana
dapat memberi penghasilan dan elemen termudah dimana dapat disesuaikan, sedangkan
unsur lainnya hanya unsur ongkosnya saja.
1. Harga terjangkau
2. Harga dan kualitas barang sesuai
3. Harga dan manfaat sesuai
4. Harga dan persaingan harga sesuai
Kualitas Layanan
Menurut Kotler dan Keller (2012) kualitas layanan merupakan bentuk tindakan yang
dilakukan oleh penyedia layanan perusahaan baik dengan sifat yang berwujud maupun tidak
berwujud untuk memenuhi apa yang dibutuhkan konsumen, serta akhirnya pada pikiran
konsumen sendiri. Dalam proses tindakan tersebut, penyedia produk akan menawar dan
memberikan informasi terkait produk berupa barang atau jasa yang hendak dikonsumsi oleh
pelanggan.
Menurut Lewis dan Booms dalam Tjiptono (2011:180) kualitas jasa atau layanan
merupakan tolak ukur pelayanan dimana ditunjukkan perusahaan kepada pelanggan dengan
harapan kinerja yang dikasi dapat sama pada keinginan konsumen. Berbagai sumber dapat
diperoleh pelanggan untuk membentuk ekspektasi kualitas layanan yaitu pengalaman masa
lalu, berita dari lingkungan sosial, dan platfom digital seperti iklan.
Dimensi Dimensi kualitas layanan menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam
Ramadhan adalah (2013):
Menurut Sukmawati dan Suyono dikutip dari Anafik dan Raharjo (2012), yang
dimaksud berniat beli lagi yakni pada pelanggan akan terbentuk pemilihan produk pada
merek-merek diantara produk yang ada. Sehingga berakhir dimana pembelian dilakukan
sesuai dengan bermacam pertimbangan dan memungkin untuk kembali membeli produk
dengan merek yang sama.
Menurut Thamrin dan Francis (2012) minat pembelian ulang adalah pembelian yang
didasarkan atas pengalaman pembelian yang dilakukan pada masa lalu. Tingginya minat dari
suatu barang atau jasa mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen untuk
mengadopsi suatu barang atau jasa tersebut. Tingginya minat beli ini akan membawa dampak
positif pada keberhasilan sebuah barang atau jasa di pasar.
Dimensi minat pembelian ulang menurut Ferdinand dalam Basrah dan Samsul
(2012:7) adalah :
Indikator minat pembelian ulang menurut Finna dan Sugiharto (2015:18) adalah :
Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan, dkk (2016:3) kepuasan pelanggan adalah
tingkat perasaan konsumen baik dalam suasana senang atau kecewa yang dihasilkan dari
perbandingan kinerja produk yang dirasakan dan diharapkan oleh mereka. Biasanya kepuasan
terhadap suatu barang juga didorong atas tuntutan masyarakat terhadap kualitas produk yang
semakin meningkat. Hal inilah yang dapat menjadi kunci dari hasil pemenuhan kebutuhan
pelanggan adalah dengan menyesuaikan harapan pelanggan tersebut.
Menurut lovelock dan writz (2011:74) kepuasan adalah suatu sikap yang di putuskan
berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Sangat dibutuhkan penelitian untuk membuktikan
ada atau tidaknya harapan sebelumnya yang merupakan bagian terpenting dalam kepuasan.
Dengan adanya kepuasan konsumen, maka kelangsungan usaha usaha pun akan terjaga.
Indikator kepuasan pelanggan menurut Rondonuwu dan Komalig dalam Setyo (2017)
adalah :
METODE PENELITIAN
Data dan informasi yang akan dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner atau
angket. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik non-random sampling atau non-
probability sampling dengan jenis pengambilan sampel purposive sampling. Pertanyaan yang
disediakan di dalam kuoesiener akan diuji menggunakan skala likert. Pada penelitian ini
terdapat 21 item indikator serta mengambil batas minimal yaitu 5, sehingga menjadi 21 x 5 =
105 responden. Jumlah tersebut sudah cukup untuk mewakili populasi yang akan diteliti
karena sudah memenuhi batas maksimal sampel.
Metode Analisis
Menurut Ghozali (2013) untuk menguji variabel mediasi atau intervening digunakan
metode analisis jalur (Path Analysis), yaitu analisis yang merupakan perluasan dari analisis
regresi linear berganda untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya. Analisis data diolah menggunakan software statistik yaitu SPSS.
Berikut merupakan model jalur beserta koefisiennya berdasarkan variabel di dalam penelitian
ini :
Harga (X1) b3
b1
Kepuasan Pelanggan (Z) Minat Pembelian Ulang (Y)
e2
e1
b5
Kualitas Layanan (X2) b2
b4
Gambar 3.1
Model Analisis Jalur (Path Analysis)
Z = b1X1 + b2X2 + e1
Keterangan :
X1 = Harga
X2 = Kualitas Layanan
Z = Kepuasan Pelanggan
Y = Minat Pembelian Ulang
b1 = Koefisien jalur X1 ke Z
b2 = Koefisien jalur X2 ke Z
b3 = Koefisien jalur X1 ke Y
b4 = Koefisien jalur X2 ke Y
b5 = Koefisien jalur Z ke Y
e1 = Error sturuktur 1
e2 = Error sturuktur 2
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, terdapat 56 responden yang berjenis kelamin laki-laki
atau sebesar 53,3 %, sedangkan 49 responden berjenis kelamin perempuan atau sebesar
46,7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang mengisi kuesioner
penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, terdapat 2 responden yang berumur <17 tahun atau
sebesar 1,9%, 81 responden berumur 17 hingga 25 tahun atau sebesar 77,1%, dan baik dari
umur 26 hingga 35 tahun dan diatas 35 tahun masing-masing memperoleh 11 responden atau
sebesar 10,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang mengisi
kuesioner penelitian ini sebagian besar berumur 17 hingga 25 tahun.
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4
Uji Validitas
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan kuesioner variabel
memiliki nilai r hitung > nilai r tabel sebesar 0,191. Artinya setiap pernyataan variabel valid.
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien alpha (Cronbach
Alpha) sebesar 0,936 dan lebih besar dari 0,6. Dengan demikian, variabel harga, kualitas
layanan, minat pembelian ulang, dan kepuasan pelanggan mempunyai reliabilitas atau
kehandalan yang baik untuk dijadikan variabel dalam suatu penelian.
Tabel 4.6
Uji Normalitas
Pada tabel 4.6 diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari uji normalitas
sebesar 0,84 > 0,05, dimana data residual berdistribusi normal. Hasil dari pengujian diatas
juga didukung dengan hasil analisis grafik, yaitu grafik histogram dan grafik normal
probability plot sebagai berikut :
Gambar 4.1
Uji Grafik Histogram
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data sudah
mendekati normal dan susuai dengan hasil uji signifikansi sebelumnya.
Gambar 4.2
Uji Grafik Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa titik-titik sebaran mendekati
garis normal atau garis lurus. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan sesuai dengan hasil kedua uji diatas.
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas
Pada tabel 4.7 di atas, hasil uji menunjukkan bahwa nilai VIF berada di posisi kurang
dari 10 dan nilai tolerance nya lebih dari 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah multikolinearitas pada penelitian ini.
Tabel 4.8
Uji R2 Square
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,713 sehingga dapat
diartikan terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel
dependen (mendekati angka 1). Hasil dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,508 atau 50,8%
yang berarti bahwa variabel minat pembelian ulang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel
bebas, Sedangkan sisanya 49,2% dijelaskan pada sebab-sebab lain di luar model penelitian.
Tabel 4.9
Uji parsial t
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui hasil uji t parsial pada setiap variabel
penelitian yaitu :
Pada variabel harga diperoleh nilai t hitung 2,280 > t tabel 1,660 dan nilai signifikansi
0,025 < nilai probabilits 0,05. Artinya bahwa variabel harga memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel minat pembelian ulang.
Pada variabel kualitas layanan diperoleh nilai t hitung 2,686 > t tabel 1,660 dan nilai
signifikansi 0,009 < nilai probabilits 0,05. Artinya bahwa variabel kualitas layanan
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel minat pembelian ulang.
Pada variabel kepuasan pelanggan diperoleh nilai t hitung 0,959 < t tabel 1,660 dan
nilai signifikansi 0,340 > nilai probabilits 0,05. Artinya bahwa variabel kepuasan
pelanggan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel minat pembelian
ulang.
Kepuasan
Pelanggan
a = 0,489 b = 0,133
SE = 0,070 SE = 0,108
Gambar 4.3
Pengujian Efek Mediating Harga terhadap Minat Pembelian Ulang melalui Kepuasan
Pelanggan
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Sobel Test Harga terhadap Minat Pembelian Ulang melalui Kepuasan
Pelanggan
Dari hasil tabel 4.10 diatas, diketahui hasil yang didapat yakni 1,212 serta
signifikannya 0,225 (>0,05). Dengan demikian, berdasarkan hasil sobel test variabel
konsumen puas untuk variabel mediasi tidak berhubungan baik antara variabel harga pada
pembelian secara berulang.
Kepuasan
Pelanggan
a = 0,427 b = 0,133
SE = 0,050 SE = 0,108
Gambar 4.4
Pengujian Efek Mediating Kualitas Layanan terhadap Minat Pembelian Ulang melalui
Kepuasan Pelanggan
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Sobel Test Kualitas Layanan terhadap Minat Pembelian Ulang melalui
Kepuasan Pelanggan
Dari hasil tabel 4.11 diatas, diketahui hasil yang didapat yakni 1,218 serta
signifikansinya 0,222 (>0,05). Dengan demikian, berdasarkan hasil sobel test variabel
kepuasan pelanggan sebagai variabel mediasi tidak berhubungan baik diantara variabel
layanan berkualitas pada beli secara berulang.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Harga dan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan
Pada tabel 4.12 diatas, nilai signifikansi dari variabel harga sebesar 0,000 dan variabel
kualitas layanan sebesar 0,000 dimana kedua variabel sama-sama memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Dengan dimikian, variabel harga (X1) dan kualitas layanan (X2)
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Z).
Tabel 4.13
Hasil Uji Simultan Harga dan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan
Harga (X1) e1 =
0,50500,393
b1 = 0,489
Kepuasan Pelanggan (z)
Gambar 4.5
Konsep Pemikiran teoritis Harga dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Setelah Uji Mediasi
Berdasarkan gambar 4.5 diatas, maka dapat diketahui persamaan regresi sebagai
berikut :
Setiap terjadi kenaikan harga (X1), akan diikuti dengan kenaikan kepuasan pelanggan
(Z) sebesar 0,489.
Setiap terjadi kenaikan kualitas layanan (X2), akan diikuti dengan kepuasan
pelanggan (Z) sebesar 0,427.
Tabel 4.14
Hasil Analisis Harga, Kualitas Layanan terhadap dan Kepuasan Pelanggan Terhadap
Minat Pembelian Ulang
Sumber : Data diolah dari SPSS, 2021
Pada tabel 4.14 diatas, nilai signifikansi dari variabel harga sebesar 0,025 dan variabel
kualitas layanan sebesar 0,009 dimana kedua variabel sama-sama memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Sedangkan pada variabel kepuasan pelanggan diperoleh hasil sebesar
0,340 yang artinya memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan dimikian,
variabel harga (X1) dan kualitas layanan (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
pembelian ulang (Y), sedangkan variabel kepuasan pelanggan (Z) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel minat pembelian ulang (Y).
Tabel 4.15
Hasil Uji Simultan Harga, Kualitas Layanan terhadap dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Minat Pembelian Ulang
Pada tabel 4.15 diatas, diperoleh nilai sebesar 0,508. Artinya besarnya pengaruh
antara X1, X2, dan Z terhadap Y secara simultan sebesar 50,8%, sedangkan sisanya sebesar
49,2% merupakan kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan pada
penelitian. Sementara itu untuk mencari nilai e2 dapat dicari dengan rumus e2 = √ (1- R 2) = √
(1- 0,508) = 0,7014. Hasil bentuk dari diagram jalur dipaparkan sebagai berikut :
e1 = e2 =
Harga (X1) 0,50500,393 0,70140,393
b3 = 0,295
b2 = 0,427 b5 = 0,133
Kualitas Layanan (X2)
b4 = 0,336
Gambar 4.6
Konsep Pemikiran teoritis Harga, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Minat Pembelian Ulang Setelah Uji Mediasi
Berdasarkan gambar 4.6 diatas, maka dapat diketahui persamaan regresi sebagai
berikut :
Setiap terjadi kenaikan harga (X1), akan diikuti dengan kenaikan minat pembelian
ulang (Y) sebesar 0,295.
Setiap terjadi kenaikan kualitas layanan (X2), akan diikuti dengan kenaikan minat
pembelian ulang (Y) 0,336.
Setiap terjadi kenaikan kepuasan pelanggan (Z), tidak akan berpengaruh terhadap
minat pembelian ulang (Y).
Kesimpulan
1. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang pada
pengguna aplikasi Maxim di Banda Aceh.
2. Kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang
pada pengguna aplikasi Maxim di Banda Aceh.
6. Harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat pembelian ulang
melalui kepuasan pelanggan sebagai variabel mediasi pada pengguna aplikasi Maxim
di Banda Aceh.
7. Kualitas layanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat pembelian
ulang melalui kepuasan pelanggan sebagai variabel mediasi pada pengguna aplikasi
Maxim di Banda Aceh.
Saran
1. Diharapkan kepada para driver Maxim di Banda Aceh untuk dapat lebih memberikan
performa terbaik kepada pelanggan terutama dalam hal kualitas pelayanan agar
kedepannya pelanggan dapat merasakan kepuasan menggunakan jasa Maxim
sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar kepada driver dan perusahaan.
2. Diharapkan agar pihak dari perusahaan Maxim wilayah Banda Aceh untuk efektif dan
terukur dalam memberikan nominal harga kepada masyarakat sebagai target
penggunan aplikasi Maxim agar jangkauan pengguna Maxim di Banda Aceh lebih
luas dan berkembang. Perusahaan juga diharapakan agar lebih giat dalam memberikan
arahan dan motivasi kepada para driver Maxim sehingga driver selalu mendapatkan
energi positif dalam menjalankan pekerjaan mereka.